Bagus Syafi'ul Huda | UIN Sunan Ampel Surabaya (original) (raw)

Uploads

Papers by Bagus Syafi'ul Huda

Research paper thumbnail of Review Masjid Sumur Gumuling

Sebuah budaya lahir dari kebudayaan yang berkembang dizaman itu, kebudayaan lahir dari rasa yang ... more Sebuah budaya lahir dari kebudayaan yang berkembang dizaman itu, kebudayaan lahir dari rasa yang tersimpan di dalam tubuh dan berinteraksi dengan alam sekitar, sehingga terbentuklah suatu produk yang dinamakan budaya dan menjadi kebudayaan. Kebudayaan bisa tercerminkan dari gaya bangunan atau arrsitekturalnya. Arsitektur suatu bangunan mencerminkan sikap dan adat yang dibawa oleh si pembangun. Di Indonesia, dengan beraneka ragam -suku, adat, dan agama- membentuk suatu ciri khas tersendri dari penampilan gaya rumah sampai pakaian adatnya yang disesuaikan dengan pertimbangan alam sekitarnya.
Dari keberagaman dan banyaknya produk yang telah dikeluarkan oleh nenek moyang kita, maka kita sebagai generasi penerusnya harus memepertahankan dan melestarikan cagar budaya tersebut. Cara dari hal tersebut salah satunya adalah mengulas seluk-beluk sejarah sampai fungsi dari cagar budaya tersebut. Karena dengan hal tersebut, cagar budaya itu akan tetap dikenang melalui tulisan yang telah dibuat sebelumnya atau terdokumentasi dengan apik.
Oleh karena itu saya selaku mahasiswa arsitektur, yang salah satu tugasnya adalah membangun yang arti khususnya membangun kembali atau menggali kembali kekayaan Nusantara dalam segala bentuk, mulai dari segi bangunan sampai sosial yang ada di situ. Warisan memang harus dijaga dan dipelihara agar eksistensinya tetap ada. Salah satunya memalui tulisan ini yang mungkin sedikit menggali kekayaan Nusantara tersebut.
Salah satu kekayaan yang akan saya bahas kali ini adalah bangunan Masjid Sumur Gumuling yang berada di kompleks pemandian keluarga Sultan Ngayogyakrta, Tamansari, Yogyakarta. Dalam pembahasan saya ini, saya menekankan pembahasan menurut Trilogi Viturvius, yakni: keindahan, fungsi, dan kekuatan. Dan tambahan sedikit tentang arsitektur islam dari bangunan tersebut.
Bangunan tersebut memiliki bentuk, filosofi, dan fungsi banyak, dan letaknya yang unik, berbeda dengan bangunan masjid yang pada umumnya di sekitar kita. Masjid ini terletak di Kawasan Tamansari, Yogyakarta, yang dibangun pada masa HB I dan rinciannya akan dibahas di bab gambaran umum. Dengan sejarah pembangunannya yang unik dan penuh misteri, mulai dari bentuk hingga tatanan letaknya menjadi alasan saya mengapa memilih objek tersebut untuk saya gali informasi yang tersimpan dari objek tersebut.

Research paper thumbnail of KUALITAS AIR SUNGAI DAWIR (TULUNGAGUNG) BERDASARKAN BIOINDIKATOR MAKROINVERTEBRATA- KIMIA ALIF WIBOWO NIS 7202 BAGUS SYAFI'UL HUDA NIS 7241 ELINDA TRIA WATI NIS 7288

Titik berat pemantauan kualitas air sungai selama ini adalah parameter fisika-kimia air. Peneliti... more Titik berat pemantauan kualitas air sungai selama ini adalah parameter fisika-kimia air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air Sungai Dawir di Kabupaten Tulungagung dengan teknik biomonitoring menggunakan bioindikator makroinvertebrata, menggunakan parameter kekayaan taksa (Taxa Richness), persentase Ephemeroptera, Plecoptera dan Trichoptera (%EPT), dan Family Biotic Index ditambah dengan pH dan suhu air. Pengambilan contoh biota dilakukan pada tiga stasiun sampling yang ditentukan dengan mempertimbangkan ragam pemanfaatan sempadan sungai dan gangguan hidrolik sungai. Satu diantara tiga stasiun diletakkan pada bagian sungai yang ekosistemnya diperkirakan masih baik sebagai pembanding. Pengambilan contoh biota dilakukan dengan handnet pada bagian kanan, kiri dan tengah sungai. Contoh biota diidentifikasi sampai tingkat famili. Berdasarkan berbagai parameter biotik yang diperiksa, Sungai Dawir mengalami pencemaran sedang.
Kata kunci : biomonitoring, kekayaan taksa, family biotic index, pH, suhu.

Research paper thumbnail of Review Masjid Sumur Gumuling

Sebuah budaya lahir dari kebudayaan yang berkembang dizaman itu, kebudayaan lahir dari rasa yang ... more Sebuah budaya lahir dari kebudayaan yang berkembang dizaman itu, kebudayaan lahir dari rasa yang tersimpan di dalam tubuh dan berinteraksi dengan alam sekitar, sehingga terbentuklah suatu produk yang dinamakan budaya dan menjadi kebudayaan. Kebudayaan bisa tercerminkan dari gaya bangunan atau arrsitekturalnya. Arsitektur suatu bangunan mencerminkan sikap dan adat yang dibawa oleh si pembangun. Di Indonesia, dengan beraneka ragam -suku, adat, dan agama- membentuk suatu ciri khas tersendri dari penampilan gaya rumah sampai pakaian adatnya yang disesuaikan dengan pertimbangan alam sekitarnya.
Dari keberagaman dan banyaknya produk yang telah dikeluarkan oleh nenek moyang kita, maka kita sebagai generasi penerusnya harus memepertahankan dan melestarikan cagar budaya tersebut. Cara dari hal tersebut salah satunya adalah mengulas seluk-beluk sejarah sampai fungsi dari cagar budaya tersebut. Karena dengan hal tersebut, cagar budaya itu akan tetap dikenang melalui tulisan yang telah dibuat sebelumnya atau terdokumentasi dengan apik.
Oleh karena itu saya selaku mahasiswa arsitektur, yang salah satu tugasnya adalah membangun yang arti khususnya membangun kembali atau menggali kembali kekayaan Nusantara dalam segala bentuk, mulai dari segi bangunan sampai sosial yang ada di situ. Warisan memang harus dijaga dan dipelihara agar eksistensinya tetap ada. Salah satunya memalui tulisan ini yang mungkin sedikit menggali kekayaan Nusantara tersebut.
Salah satu kekayaan yang akan saya bahas kali ini adalah bangunan Masjid Sumur Gumuling yang berada di kompleks pemandian keluarga Sultan Ngayogyakrta, Tamansari, Yogyakarta. Dalam pembahasan saya ini, saya menekankan pembahasan menurut Trilogi Viturvius, yakni: keindahan, fungsi, dan kekuatan. Dan tambahan sedikit tentang arsitektur islam dari bangunan tersebut.
Bangunan tersebut memiliki bentuk, filosofi, dan fungsi banyak, dan letaknya yang unik, berbeda dengan bangunan masjid yang pada umumnya di sekitar kita. Masjid ini terletak di Kawasan Tamansari, Yogyakarta, yang dibangun pada masa HB I dan rinciannya akan dibahas di bab gambaran umum. Dengan sejarah pembangunannya yang unik dan penuh misteri, mulai dari bentuk hingga tatanan letaknya menjadi alasan saya mengapa memilih objek tersebut untuk saya gali informasi yang tersimpan dari objek tersebut.

Research paper thumbnail of KUALITAS AIR SUNGAI DAWIR (TULUNGAGUNG) BERDASARKAN BIOINDIKATOR MAKROINVERTEBRATA- KIMIA ALIF WIBOWO NIS 7202 BAGUS SYAFI'UL HUDA NIS 7241 ELINDA TRIA WATI NIS 7288

Titik berat pemantauan kualitas air sungai selama ini adalah parameter fisika-kimia air. Peneliti... more Titik berat pemantauan kualitas air sungai selama ini adalah parameter fisika-kimia air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air Sungai Dawir di Kabupaten Tulungagung dengan teknik biomonitoring menggunakan bioindikator makroinvertebrata, menggunakan parameter kekayaan taksa (Taxa Richness), persentase Ephemeroptera, Plecoptera dan Trichoptera (%EPT), dan Family Biotic Index ditambah dengan pH dan suhu air. Pengambilan contoh biota dilakukan pada tiga stasiun sampling yang ditentukan dengan mempertimbangkan ragam pemanfaatan sempadan sungai dan gangguan hidrolik sungai. Satu diantara tiga stasiun diletakkan pada bagian sungai yang ekosistemnya diperkirakan masih baik sebagai pembanding. Pengambilan contoh biota dilakukan dengan handnet pada bagian kanan, kiri dan tengah sungai. Contoh biota diidentifikasi sampai tingkat famili. Berdasarkan berbagai parameter biotik yang diperiksa, Sungai Dawir mengalami pencemaran sedang.
Kata kunci : biomonitoring, kekayaan taksa, family biotic index, pH, suhu.