Iswandi Syahputra | UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (original) (raw)
Papers by Iswandi Syahputra
Jurnal ilmu Komunikasi, 2016
Football is not only a match with entertainment and competition nuance. Football has become a rel... more Football is not only a match with entertainment and competition nuance. Football has become a religious performance in media regime era. Media regime is motivated by changes in economics, politics, culture and technology – in which the relation among people, religious figures, political elites, and media actors are contested, disputed, and used by the media industry. Religiosity in football industry is performed and presented similar to religious liturgy, with various symbols, identities, meanings, and various sites at the stadiums and matches. Football religiosity is found in several sanctified sites and various religious practices of football players. This religiosity has transformed into mass hysteria spread by media net, especially television industry. Football popularity and mass hysteria in society show on various football fans communities’ establishment. A football fan is an inseparable part of football industry system and media industry. They are established to maintain vari...
Setidaknya butuh dua tahun untuk menyelesaikan buku ini. Penulis harus dua kali mengunjungi sejum... more Setidaknya butuh dua tahun untuk menyelesaikan buku ini. Penulis harus dua kali mengunjungi sejumlah stadion di Eropa karena ada sejumlah data dan informasi yang masih perlu dilengkapi. Selain itu, stadion tersebut seperti memiliki kekuatan mistis, selalu berbisik halus minta dikunjungi. Kunjungan pertama, September 2014 bersama istri penulis, Sari Kusuma Wismaningrum. Untuk itu, ucapan terima kasih pertama penulis tujukan untuknya yang telah menemani dan mengunjungi sejumlah stadion di Manchester, Liverpool, London, Madrid, Barcelona, Milan, Turin, dan Venezia. Kunjungan kedua, Maret 2015, bersama sahabat baik penulis, Simon Pimpin Nainggolan. Seorang Lipervudlian dan Milanisti sejati, darinya penulis banyak menimba pengalaman dan pengetahuan. Wawasannya yang sangat luas tentang sepak bola telah banyak membantu menulis buku ini. Kami bersama menonton langsung sejumlah pertandingan dan mengunjungi sejumlah stadion di Prancis, Spanyol, Inggris, dan Skotlandia. Karena ini mengandung s...
This article will examine the relation between religion and religious symbol in television media ... more This article will examine the relation between religion and religious symbol in television media industry era in Indonesia. In order to understand religion thought which is transcendental, community needs religious symbol. Religious symbol contains several codes that can be interpreted socially and culturally. Television as an industry produces religious code as a comodity. Religious comodity then being used as a strategy to widen its viewer. Relation between those conditions can lead to a new mass culture and symbolic religiosity. In mass society, religion turns into an entertainment instead of guidance. In the end, religion in social life will be practiced by consuming religious symbol only. This condition shows the lack of religious spirituality. Where, religion without spirituality only leaves ritual. [Artikel ini akan membahas relasi agama dan simbol keagamaan dalam era industri media televisi di Indonesia. Untuk menghayati ajaran agama yang bersifat transenden masyarakat membu...
Corruption involving officials of political parties occurred during the year 2013 to get the most... more Corruption involving officials of political parties occurred during the year 2013 to get the most attention from the media. Among those cases, cases involving Anas Urbaningrum (Democrat Party), Lutfi Hasan Ishaaq (Social Welfare Party), and Ratu Atut Choisyah (Golkar Party) gets more attention. Not only because of the amount of cases that involve him, but also with regard to their position in the party respectively. The mass media has a point of view of each, which is called by the political news. Political news, consciously or not, the media made the construction of each in light of a case, including the reporting of corruption cases involving officials of political parties in Indonesia. This study aimed to determine: (1) How the news media tendency toward corruption case involving three political party officials (Lutfi Hasan Ishaaq, Anas Urbaningrum, and Ratu Atut Chosiyah)? And, (2) How the construction of reality that is built up of news about third parties which officials are i...
Ada enam alasan buku ini ditulis dan penting untuk dibaca, setidaknya oleh praktisi public relati... more Ada enam alasan buku ini ditulis dan penting untuk dibaca, setidaknya oleh praktisi public relations, pelaku media relations, konsultan media/komunikasi, dosen ilmu komunikasi, dan mahasiswa atau siapa saja yang ingin memahami relasi baru antara korporasi atau institusi dengan media massa dan media sosial. Enam hal tersebut—kendati terpisah, tetapi sesungguhnya saling terhubung dan terkait menjadi satu hal yang kompleks dan dinamis. Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan refleksi akademik dan refleksi empiris saya terhadap keilmuan komunikasi, khususnya Media Relations. Sebagai pengajar mata kuliah Media Relations, saya merasakan mahasiswa dan dosen perlu literatur yang ditulis dari sebuah refleksi akademik dan empiris tersebut. Berbagai diskusi saya di kelas dengan mahasiswa turut pula memberi motivasi untuk menulis buku ini. Karenanya, saya ingin menyampaikan terima kasih pada mahasiswa dan segenap kolega saya di Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Human...
Tulisan ini menjelaskan pada kita pergesaran peran berbagai media penyebaran agama seperti madras... more Tulisan ini menjelaskan pada kita pergesaran peran berbagai media penyebaran agama seperti madrasah, pesantren, mesjid, Kiyai dan Ustadz yang selama ini dipahami secara luas sudah diambil alih oleh televisi yang kental dengan aroma kaptalisme. Agama dikomodifikasi sedemikian rupa untuk menghasilkan profit bagi industri televisi. Sebagian jama'ah Masjid Fathul Qorib yang menonton sinetron religius menjadikan muatan yang tersaji dalam sinetron religius tersebut tidak hanya memberi hiburan, tetapi mampu memberi manfaat untuk menambah pengetahuan keislaman mereka dan sebagai rujukan bagi sikap hidup dalam konteks keagamaan mereka.
Sebagai pendekatan dalam khazanah keilmuan komunikasi, komunikasi profetik memang masih baru. Mas... more Sebagai pendekatan dalam khazanah keilmuan komunikasi, komunikasi profetik memang masih baru. Masih banyak kalangan, terutama mahasiswa ilmu komunikasi di berbagai perguruan tinggi Islam kesulitan untuk memahaminya. Beberapa pandangan awal menilai komunikasi profetik sebagai komunikasi Islam, sebagian lain memahaminya sebagai komunikasi dakwah. Padahal, filosofi dan metode keilmuan keduanya sama sekali berbeda. Berbagai literatur yang membahas khusus komunikasi profetik secara komprehensif juga tidak ditemukan. Komunikasi profetik merupakan suatu tawaran bagi pengembangan keilmuan baru dalam tradisi ilmu komunikasi yang luas, bersifat multiperspektif, multidimensional, dan multidisiplin ilmu pengetahuan. Atas dasar pemikiran dan pertimbangan tersebut, buku ini disusun sehingga penulisan buku ini setidaknya memiliki dua tujuan pokok. Pertama, ikhtiar pengembangan keilmuan dalam tradisi ilmu komunikasi berbasis integrasi dan interkoneksi. Kedua, bahan ajar Komunikasi Profetik sebagai ...
Jurnal ilmu Komunikasi, 2014
Simulation of mystic in mystical-religious ‘Rahasia Ilahi’ television movie, broadcasted by TPI, ... more Simulation of mystic in mystical-religious ‘Rahasia Ilahi’ television movie, broadcasted by TPI, is the main focus of this article. Simulation is a thought from Jean Baudrillard (1929- 2007) about production of media text which does not have any reality background. Theoretically, a simulation ended when human, as the subject, has no control over sign, as the object, which in the end, the both merge and turn into a new reality. The merger of the subject and the object mark the emergence of an implosion. Implosion is an inward explosion as a result of the merger of several thoughts through simulation practice. Mystical simulation in ‘Rahasia Ilahi’ television movie could deliver a new and shallow meaning of religious because it had set off from the truth of text and reality as the context. The new meaning could be that the image of God is cruel. There could also be newmeaning of religiosity that faith is constructed by fear, not by the truth of the religious thought. Thereby, simulati...
This article discusses the perspective of the Indonesian Ulema Council (Majelis Ulama Indonesia –... more This article discusses the perspective of the Indonesian Ulema Council (Majelis Ulama Indonesia – MUI) regarding social media activities and the 212 Movement, referring to the Aksi Bela Islam (Action to Defend Islam) in Jakarta. MUI’s perspective is of utmost importance as MUI is seen as playing an important role in triggering the 212 Movement, which was carried out as a protest against the perceived religious blasphemy committed by the Jakarta Special Capital Region Governor at the time, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). MUI’s fatwa on Ahok subsequently led to a disagreement in defending religion or defending the state, and it had been openly and unrestrictedly debated among netizens on social media. Social media activities (chiefly Twitter) relating to this case had positioned MUI’s fatwa in numerous discussions that were littered with various expressions of hatred. This article aims to contribute a novel understanding pertaining to the relations between religion, ulema, fatwa, and s...
This article discusses expressions of hatred as a political category that has become a topic of d... more This article discusses expressions of hatred as a political category that has become a topic of discourse among Indonesian netizens on Twitter. The Twitter conversations data used in this analysis were obtained through a Twitter thread reader application operated by DEA (Drone Emprit Academic). As a political category, hatred is considered new. It emerged as and became a conversational topic for netizens on Twitter due to various political promises President Joko Widodo has made during his campaign and has not fulfilled. Political hatred has spread extensively owing to Twitter leading to absolute freedom of expression. On Twitter, political hatred has increased because of two main clusters during the 2019 Presidential Election campaign. The two clusters represent two pairs of presidential and vice-presidential candidates, namely Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Number 01/JKW-MA) and Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Number 02/PS-SU). This study may have implications on broader hatred-based pol...
Sistematika buku ini sedekat mungkin mengacu pada urutan materi yang akan disajikan pada mahasisw... more Sistematika buku ini sedekat mungkin mengacu pada urutan materi yang akan disajikan pada mahasiswa di ruang perkuliahan. Hal pertama yang hendak disampaikan adalah pendahuluan yang akan menyajikan berbagai konsep umum tentang opini, opini publik, dan sejarah opini publik. Pada bab berikutnya, mahasiswa akan diajak memahami dan dapat membedakan konsep dasar dari massa, kerumunan, publik, private, dan kepentingan publik. Selanjutnya pada bab ketiga, akan diulas berbagai sifat dari opini publik, karakteristik opini publik, elemen opini publik, serta kekuatan opini publik dalam berbagai relasinya dengan media dan kebijakan negara. Bab keempat buku ini merupakan hal terpenting karena membahas tentang bagaimana tahap atau proses terbentuknya opini publik. Pada bab berikutnya akan diulas peran media massa dan berbagai relasi konsesi dalam proses pembentukan opini publik. Sementara pada bab keenam, akan diketengahkan model pengukuran opini publik. Pengukuran ini sangat penting diketahui, te...
Idealisme media terletak di dalam perannya sebagai pilar demokrasi. Media dianggap berperan menye... more Idealisme media terletak di dalam perannya sebagai pilar demokrasi. Media dianggap berperan menyebarkan nilai kebebasan dan kesetaraan kepada masyarakat, sehingga orang menyadari akan hakhaknya. Harapan masyarakat begitu tinggi terhadap peran media, sehingga orang berharap bahwa media bisa menjadi pelopor budaya yang berkualitas dan memberi informasi yang kredibel. Harapan itu menciptakan idealisme dalam masyarakat agar media menjadi sarana pendidikan kritis, mandiri, dengan pemikiran yang dalam. Dengan demikian media mampu meningkatkan mutu debat publik dan kematangan politik warga negara. Semua harapan dan idealisme peran media itu dibongkar oleh Iswandi Syahputra, penulis buku Rezim Media ini. Optimisme terhadap peran media, terutama televisi, dipertanyakan, bahkan didemistifikasi. Pragmatisme media, yang tecermin dalam mengejar rating demi keuntungan finansial, memaksa media mengadopsi logika pasar yang diidentikkan dengan hal-hal yang sensasional dan spektakuler. Akibatnya, med...
Judul ini saya pilih sebagai refleksi ilmiah saya, selaku intelektual yang baru mengabdi 14 tahun... more Judul ini saya pilih sebagai refleksi ilmiah saya, selaku intelektual yang baru mengabdi 14 tahun di UIN Sunan Kalijaga. Selama mengabdi sebagai dosen dan peneliti, berbagai interaksi saya dengan mahasiswa, kolega, dan pegawai turut mempengaruhi pikiran saya. Sebagai kampus besar yang melahirkan banyak pemikir besar, UIN Sunan Kalijaga tentu tidak saja mempengaruhi jalan pikiran saya, tetapi juga jalan pemikiran bangsa Indonesia. Mereka dibesarkan oleh UIN Sunan Kalijaga, dan saat ini UIN Sunan Kalijaga juga telah menghantarkan saya sebagai salah satu Guru Besar. Walau merasa bangga, tapi sejujurnya saya merasa bukan siapa-siapa dibanding para tokoh besar yang telah dilahirkan oleh UIN Sunan Kalijaga. Saya hanya dosen biasa yang melangkah di jalan takdir yang kuasa. Sebagai dosen biasa, saya juga memiliki keinginan menyumbangkan pemikiran saya untuk bangsa dan negara Indonesia yang lahir batin saya cintai sepenuh jiwa dan raga.
This article discusses how to comprehend “hoax logic” as a political category in the conversation... more This article discusses how to comprehend “hoax logic” as a political category in the conversations of Indonesian netizens on Twitter. The discussion on hoax logic explores four elements of social media logic proposed by José Van Dijck and Thomas Poell (2013). Research data was obtained by observing conversations of netizens considered as opinion makers on Twitter and from survey results about hoax along with netizen conversations. This study found that hoaxes are disseminated by using political buzzers as well as bots that are mutually connected and stimulate one another. Hoax logic can subsequently be accepted as truth. This study may help us understand hoaxes within the context of netizens’ political activities on social media. However, as a political category, this study may have implications on the obscure boundaries between hoax, satire and criticism that netizens convey to the government on social media, particularly Twitter.
Buku ini memberikan pemahaman baru mengenai relasi antara korporasi atau institusi dengan media m... more Buku ini memberikan pemahaman baru mengenai relasi antara korporasi atau institusi dengan media massa dan media sosial. Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi telah memberi pengaruh terhadap perubahan berbagai relasi, termasuk relasi korporasi atau institusi dengan industri media. Media di sini kemudian tidak lagi sederhana dimaknai dengan cara pandang lama sebagai media massa. Perubahan tersebut telah menghantarkan relasi baru karena kehadiran media baru. Kehadiran media sosial sebagai salah satu bentuk media baru telah memberi pengaruh terhadap terciptanya opini warga melalui berbagai platform seperti twitter, facebook atau instagram. Kuatnya opini netizen melalui media sosial tersebut bukan saja penting bagi korporasi atau institusi, tapi kerap pula menjadi sumber berita media massa konvensional.
This article discusses the perspective of the Indonesian Ulema Council (Majelis Ulama Indonesia –... more This article discusses the perspective of the Indonesian Ulema Council (Majelis Ulama Indonesia – MUI) regarding social media activities and the 212 Movement, referring to the Aksi Bela Islam ( Action to Defend Islam ) in Jakarta. MUI’s perspective is of utmost importance as MUI is seen as playing an important role in triggering the 212 Movement, which was carried out as a protest against the perceived religious blasphemy committed by the Jakarta Special Capital Region Governor at the time, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). MUI’s fatwa on Ahok subsequently led to a disagreement in defending religion or defending the state, and it had been openly and unrestrictedly debated among netizens on social media. Social media activities (chiefly Twitter) relating to this case had positioned MUI’s fatwa in numerous discussions that were littered with various expressions of hatred. This article aims to contribute a novel understanding pertaining to the relations between religion, ulema, fatwa, and...
This article explains how the presence of social media as one of the forms of new media has promp... more This article explains how the presence of social media as one of the forms of new media has prompted changes in the relations and communications between ulama and the public. The relationship between ulama, religious teachings, and the ummah (Muslim community/the public) undoubtedly undergoes constant changes. In the current era of new media, this relationship experiences mediatization of differing features compared to past era of traditional media. The era of new media ushered in participative, open, interactive characteristics encouraging development of virtual communities, and interconnectedness, consequently positioning ulama in two particular positions. Firstly, ulama have full control over the contents they intend to post and the choice of whom they wish to communicate with on social media. Secondly, due to the aforementioned characteristics of social media, ulama who actively post religious contents on social media had come to experience cyberstalking. Despite having to endur...
IDENTITAS UMUMNYA didasarkan pada persamaan, 'sense' sejarah, budaya. bahasa, bukan agama... more IDENTITAS UMUMNYA didasarkan pada persamaan, 'sense' sejarah, budaya. bahasa, bukan agama. Agama harus ditekankan tidak bisa menunjuk basis persamaan (kebersamann) dnlam membangun sebuah identitas. Agama harus diingat, masuk dalam wilayah kategori moral dan spritual.
Jurnal ilmu Komunikasi, 2016
Football is not only a match with entertainment and competition nuance. Football has become a rel... more Football is not only a match with entertainment and competition nuance. Football has become a religious performance in media regime era. Media regime is motivated by changes in economics, politics, culture and technology – in which the relation among people, religious figures, political elites, and media actors are contested, disputed, and used by the media industry. Religiosity in football industry is performed and presented similar to religious liturgy, with various symbols, identities, meanings, and various sites at the stadiums and matches. Football religiosity is found in several sanctified sites and various religious practices of football players. This religiosity has transformed into mass hysteria spread by media net, especially television industry. Football popularity and mass hysteria in society show on various football fans communities’ establishment. A football fan is an inseparable part of football industry system and media industry. They are established to maintain vari...
Setidaknya butuh dua tahun untuk menyelesaikan buku ini. Penulis harus dua kali mengunjungi sejum... more Setidaknya butuh dua tahun untuk menyelesaikan buku ini. Penulis harus dua kali mengunjungi sejumlah stadion di Eropa karena ada sejumlah data dan informasi yang masih perlu dilengkapi. Selain itu, stadion tersebut seperti memiliki kekuatan mistis, selalu berbisik halus minta dikunjungi. Kunjungan pertama, September 2014 bersama istri penulis, Sari Kusuma Wismaningrum. Untuk itu, ucapan terima kasih pertama penulis tujukan untuknya yang telah menemani dan mengunjungi sejumlah stadion di Manchester, Liverpool, London, Madrid, Barcelona, Milan, Turin, dan Venezia. Kunjungan kedua, Maret 2015, bersama sahabat baik penulis, Simon Pimpin Nainggolan. Seorang Lipervudlian dan Milanisti sejati, darinya penulis banyak menimba pengalaman dan pengetahuan. Wawasannya yang sangat luas tentang sepak bola telah banyak membantu menulis buku ini. Kami bersama menonton langsung sejumlah pertandingan dan mengunjungi sejumlah stadion di Prancis, Spanyol, Inggris, dan Skotlandia. Karena ini mengandung s...
This article will examine the relation between religion and religious symbol in television media ... more This article will examine the relation between religion and religious symbol in television media industry era in Indonesia. In order to understand religion thought which is transcendental, community needs religious symbol. Religious symbol contains several codes that can be interpreted socially and culturally. Television as an industry produces religious code as a comodity. Religious comodity then being used as a strategy to widen its viewer. Relation between those conditions can lead to a new mass culture and symbolic religiosity. In mass society, religion turns into an entertainment instead of guidance. In the end, religion in social life will be practiced by consuming religious symbol only. This condition shows the lack of religious spirituality. Where, religion without spirituality only leaves ritual. [Artikel ini akan membahas relasi agama dan simbol keagamaan dalam era industri media televisi di Indonesia. Untuk menghayati ajaran agama yang bersifat transenden masyarakat membu...
Corruption involving officials of political parties occurred during the year 2013 to get the most... more Corruption involving officials of political parties occurred during the year 2013 to get the most attention from the media. Among those cases, cases involving Anas Urbaningrum (Democrat Party), Lutfi Hasan Ishaaq (Social Welfare Party), and Ratu Atut Choisyah (Golkar Party) gets more attention. Not only because of the amount of cases that involve him, but also with regard to their position in the party respectively. The mass media has a point of view of each, which is called by the political news. Political news, consciously or not, the media made the construction of each in light of a case, including the reporting of corruption cases involving officials of political parties in Indonesia. This study aimed to determine: (1) How the news media tendency toward corruption case involving three political party officials (Lutfi Hasan Ishaaq, Anas Urbaningrum, and Ratu Atut Chosiyah)? And, (2) How the construction of reality that is built up of news about third parties which officials are i...
Ada enam alasan buku ini ditulis dan penting untuk dibaca, setidaknya oleh praktisi public relati... more Ada enam alasan buku ini ditulis dan penting untuk dibaca, setidaknya oleh praktisi public relations, pelaku media relations, konsultan media/komunikasi, dosen ilmu komunikasi, dan mahasiswa atau siapa saja yang ingin memahami relasi baru antara korporasi atau institusi dengan media massa dan media sosial. Enam hal tersebut—kendati terpisah, tetapi sesungguhnya saling terhubung dan terkait menjadi satu hal yang kompleks dan dinamis. Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan refleksi akademik dan refleksi empiris saya terhadap keilmuan komunikasi, khususnya Media Relations. Sebagai pengajar mata kuliah Media Relations, saya merasakan mahasiswa dan dosen perlu literatur yang ditulis dari sebuah refleksi akademik dan empiris tersebut. Berbagai diskusi saya di kelas dengan mahasiswa turut pula memberi motivasi untuk menulis buku ini. Karenanya, saya ingin menyampaikan terima kasih pada mahasiswa dan segenap kolega saya di Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Human...
Tulisan ini menjelaskan pada kita pergesaran peran berbagai media penyebaran agama seperti madras... more Tulisan ini menjelaskan pada kita pergesaran peran berbagai media penyebaran agama seperti madrasah, pesantren, mesjid, Kiyai dan Ustadz yang selama ini dipahami secara luas sudah diambil alih oleh televisi yang kental dengan aroma kaptalisme. Agama dikomodifikasi sedemikian rupa untuk menghasilkan profit bagi industri televisi. Sebagian jama'ah Masjid Fathul Qorib yang menonton sinetron religius menjadikan muatan yang tersaji dalam sinetron religius tersebut tidak hanya memberi hiburan, tetapi mampu memberi manfaat untuk menambah pengetahuan keislaman mereka dan sebagai rujukan bagi sikap hidup dalam konteks keagamaan mereka.
Sebagai pendekatan dalam khazanah keilmuan komunikasi, komunikasi profetik memang masih baru. Mas... more Sebagai pendekatan dalam khazanah keilmuan komunikasi, komunikasi profetik memang masih baru. Masih banyak kalangan, terutama mahasiswa ilmu komunikasi di berbagai perguruan tinggi Islam kesulitan untuk memahaminya. Beberapa pandangan awal menilai komunikasi profetik sebagai komunikasi Islam, sebagian lain memahaminya sebagai komunikasi dakwah. Padahal, filosofi dan metode keilmuan keduanya sama sekali berbeda. Berbagai literatur yang membahas khusus komunikasi profetik secara komprehensif juga tidak ditemukan. Komunikasi profetik merupakan suatu tawaran bagi pengembangan keilmuan baru dalam tradisi ilmu komunikasi yang luas, bersifat multiperspektif, multidimensional, dan multidisiplin ilmu pengetahuan. Atas dasar pemikiran dan pertimbangan tersebut, buku ini disusun sehingga penulisan buku ini setidaknya memiliki dua tujuan pokok. Pertama, ikhtiar pengembangan keilmuan dalam tradisi ilmu komunikasi berbasis integrasi dan interkoneksi. Kedua, bahan ajar Komunikasi Profetik sebagai ...
Jurnal ilmu Komunikasi, 2014
Simulation of mystic in mystical-religious ‘Rahasia Ilahi’ television movie, broadcasted by TPI, ... more Simulation of mystic in mystical-religious ‘Rahasia Ilahi’ television movie, broadcasted by TPI, is the main focus of this article. Simulation is a thought from Jean Baudrillard (1929- 2007) about production of media text which does not have any reality background. Theoretically, a simulation ended when human, as the subject, has no control over sign, as the object, which in the end, the both merge and turn into a new reality. The merger of the subject and the object mark the emergence of an implosion. Implosion is an inward explosion as a result of the merger of several thoughts through simulation practice. Mystical simulation in ‘Rahasia Ilahi’ television movie could deliver a new and shallow meaning of religious because it had set off from the truth of text and reality as the context. The new meaning could be that the image of God is cruel. There could also be newmeaning of religiosity that faith is constructed by fear, not by the truth of the religious thought. Thereby, simulati...
This article discusses the perspective of the Indonesian Ulema Council (Majelis Ulama Indonesia –... more This article discusses the perspective of the Indonesian Ulema Council (Majelis Ulama Indonesia – MUI) regarding social media activities and the 212 Movement, referring to the Aksi Bela Islam (Action to Defend Islam) in Jakarta. MUI’s perspective is of utmost importance as MUI is seen as playing an important role in triggering the 212 Movement, which was carried out as a protest against the perceived religious blasphemy committed by the Jakarta Special Capital Region Governor at the time, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). MUI’s fatwa on Ahok subsequently led to a disagreement in defending religion or defending the state, and it had been openly and unrestrictedly debated among netizens on social media. Social media activities (chiefly Twitter) relating to this case had positioned MUI’s fatwa in numerous discussions that were littered with various expressions of hatred. This article aims to contribute a novel understanding pertaining to the relations between religion, ulema, fatwa, and s...
This article discusses expressions of hatred as a political category that has become a topic of d... more This article discusses expressions of hatred as a political category that has become a topic of discourse among Indonesian netizens on Twitter. The Twitter conversations data used in this analysis were obtained through a Twitter thread reader application operated by DEA (Drone Emprit Academic). As a political category, hatred is considered new. It emerged as and became a conversational topic for netizens on Twitter due to various political promises President Joko Widodo has made during his campaign and has not fulfilled. Political hatred has spread extensively owing to Twitter leading to absolute freedom of expression. On Twitter, political hatred has increased because of two main clusters during the 2019 Presidential Election campaign. The two clusters represent two pairs of presidential and vice-presidential candidates, namely Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Number 01/JKW-MA) and Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Number 02/PS-SU). This study may have implications on broader hatred-based pol...
Sistematika buku ini sedekat mungkin mengacu pada urutan materi yang akan disajikan pada mahasisw... more Sistematika buku ini sedekat mungkin mengacu pada urutan materi yang akan disajikan pada mahasiswa di ruang perkuliahan. Hal pertama yang hendak disampaikan adalah pendahuluan yang akan menyajikan berbagai konsep umum tentang opini, opini publik, dan sejarah opini publik. Pada bab berikutnya, mahasiswa akan diajak memahami dan dapat membedakan konsep dasar dari massa, kerumunan, publik, private, dan kepentingan publik. Selanjutnya pada bab ketiga, akan diulas berbagai sifat dari opini publik, karakteristik opini publik, elemen opini publik, serta kekuatan opini publik dalam berbagai relasinya dengan media dan kebijakan negara. Bab keempat buku ini merupakan hal terpenting karena membahas tentang bagaimana tahap atau proses terbentuknya opini publik. Pada bab berikutnya akan diulas peran media massa dan berbagai relasi konsesi dalam proses pembentukan opini publik. Sementara pada bab keenam, akan diketengahkan model pengukuran opini publik. Pengukuran ini sangat penting diketahui, te...
Idealisme media terletak di dalam perannya sebagai pilar demokrasi. Media dianggap berperan menye... more Idealisme media terletak di dalam perannya sebagai pilar demokrasi. Media dianggap berperan menyebarkan nilai kebebasan dan kesetaraan kepada masyarakat, sehingga orang menyadari akan hakhaknya. Harapan masyarakat begitu tinggi terhadap peran media, sehingga orang berharap bahwa media bisa menjadi pelopor budaya yang berkualitas dan memberi informasi yang kredibel. Harapan itu menciptakan idealisme dalam masyarakat agar media menjadi sarana pendidikan kritis, mandiri, dengan pemikiran yang dalam. Dengan demikian media mampu meningkatkan mutu debat publik dan kematangan politik warga negara. Semua harapan dan idealisme peran media itu dibongkar oleh Iswandi Syahputra, penulis buku Rezim Media ini. Optimisme terhadap peran media, terutama televisi, dipertanyakan, bahkan didemistifikasi. Pragmatisme media, yang tecermin dalam mengejar rating demi keuntungan finansial, memaksa media mengadopsi logika pasar yang diidentikkan dengan hal-hal yang sensasional dan spektakuler. Akibatnya, med...
Judul ini saya pilih sebagai refleksi ilmiah saya, selaku intelektual yang baru mengabdi 14 tahun... more Judul ini saya pilih sebagai refleksi ilmiah saya, selaku intelektual yang baru mengabdi 14 tahun di UIN Sunan Kalijaga. Selama mengabdi sebagai dosen dan peneliti, berbagai interaksi saya dengan mahasiswa, kolega, dan pegawai turut mempengaruhi pikiran saya. Sebagai kampus besar yang melahirkan banyak pemikir besar, UIN Sunan Kalijaga tentu tidak saja mempengaruhi jalan pikiran saya, tetapi juga jalan pemikiran bangsa Indonesia. Mereka dibesarkan oleh UIN Sunan Kalijaga, dan saat ini UIN Sunan Kalijaga juga telah menghantarkan saya sebagai salah satu Guru Besar. Walau merasa bangga, tapi sejujurnya saya merasa bukan siapa-siapa dibanding para tokoh besar yang telah dilahirkan oleh UIN Sunan Kalijaga. Saya hanya dosen biasa yang melangkah di jalan takdir yang kuasa. Sebagai dosen biasa, saya juga memiliki keinginan menyumbangkan pemikiran saya untuk bangsa dan negara Indonesia yang lahir batin saya cintai sepenuh jiwa dan raga.
This article discusses how to comprehend “hoax logic” as a political category in the conversation... more This article discusses how to comprehend “hoax logic” as a political category in the conversations of Indonesian netizens on Twitter. The discussion on hoax logic explores four elements of social media logic proposed by José Van Dijck and Thomas Poell (2013). Research data was obtained by observing conversations of netizens considered as opinion makers on Twitter and from survey results about hoax along with netizen conversations. This study found that hoaxes are disseminated by using political buzzers as well as bots that are mutually connected and stimulate one another. Hoax logic can subsequently be accepted as truth. This study may help us understand hoaxes within the context of netizens’ political activities on social media. However, as a political category, this study may have implications on the obscure boundaries between hoax, satire and criticism that netizens convey to the government on social media, particularly Twitter.
Buku ini memberikan pemahaman baru mengenai relasi antara korporasi atau institusi dengan media m... more Buku ini memberikan pemahaman baru mengenai relasi antara korporasi atau institusi dengan media massa dan media sosial. Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi telah memberi pengaruh terhadap perubahan berbagai relasi, termasuk relasi korporasi atau institusi dengan industri media. Media di sini kemudian tidak lagi sederhana dimaknai dengan cara pandang lama sebagai media massa. Perubahan tersebut telah menghantarkan relasi baru karena kehadiran media baru. Kehadiran media sosial sebagai salah satu bentuk media baru telah memberi pengaruh terhadap terciptanya opini warga melalui berbagai platform seperti twitter, facebook atau instagram. Kuatnya opini netizen melalui media sosial tersebut bukan saja penting bagi korporasi atau institusi, tapi kerap pula menjadi sumber berita media massa konvensional.
This article discusses the perspective of the Indonesian Ulema Council (Majelis Ulama Indonesia –... more This article discusses the perspective of the Indonesian Ulema Council (Majelis Ulama Indonesia – MUI) regarding social media activities and the 212 Movement, referring to the Aksi Bela Islam ( Action to Defend Islam ) in Jakarta. MUI’s perspective is of utmost importance as MUI is seen as playing an important role in triggering the 212 Movement, which was carried out as a protest against the perceived religious blasphemy committed by the Jakarta Special Capital Region Governor at the time, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). MUI’s fatwa on Ahok subsequently led to a disagreement in defending religion or defending the state, and it had been openly and unrestrictedly debated among netizens on social media. Social media activities (chiefly Twitter) relating to this case had positioned MUI’s fatwa in numerous discussions that were littered with various expressions of hatred. This article aims to contribute a novel understanding pertaining to the relations between religion, ulema, fatwa, and...
This article explains how the presence of social media as one of the forms of new media has promp... more This article explains how the presence of social media as one of the forms of new media has prompted changes in the relations and communications between ulama and the public. The relationship between ulama, religious teachings, and the ummah (Muslim community/the public) undoubtedly undergoes constant changes. In the current era of new media, this relationship experiences mediatization of differing features compared to past era of traditional media. The era of new media ushered in participative, open, interactive characteristics encouraging development of virtual communities, and interconnectedness, consequently positioning ulama in two particular positions. Firstly, ulama have full control over the contents they intend to post and the choice of whom they wish to communicate with on social media. Secondly, due to the aforementioned characteristics of social media, ulama who actively post religious contents on social media had come to experience cyberstalking. Despite having to endur...
IDENTITAS UMUMNYA didasarkan pada persamaan, 'sense' sejarah, budaya. bahasa, bukan agama... more IDENTITAS UMUMNYA didasarkan pada persamaan, 'sense' sejarah, budaya. bahasa, bukan agama. Agama harus ditekankan tidak bisa menunjuk basis persamaan (kebersamann) dnlam membangun sebuah identitas. Agama harus diingat, masuk dalam wilayah kategori moral dan spritual.