Fitri Anita Sari El-multazimah | UIN SUSKA Riau (original) (raw)

Uploads

Papers by Fitri Anita Sari El-multazimah

Research paper thumbnail of KEPEMIMPINAN WANITA DALAM PERSPEKTIF SYARIAT ISLAM

At the Arab pre-Islamic era—often called the era of ignorance and barbarity—women are treated unf... more At the Arab pre-Islamic era—often called the era of ignorance and barbarity—women are treated unfairly and very painful. The arrival of Islam provide the space and life is very beautiful and satisfying. Elevating women equal to men, as God Almighty says that only taqwa which distinguishes humans from each other. So a woman is considered irregularities if only as a supplement when a woman can give that might exceed its share of men. Therefore, women need to get an education equal to men and equal opportunities in activities including engage in the political world and become a leader, according to their talents and abilities. Kata kunci : Pemimpin, wanita dan Syari'ah Islam Pendahuluan Kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menggerakkan orang lain dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Maka kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out), artinya berhasil tidaknya seorang pemimpin tidak terlepasdari kepribadian maupun ilmu pengetahuan yang dimilikinya dan didorong oleh keinginan untuk melakukan suatu perubahan dan perbaikan dalam masyarakatnya. Maka peran dan fungsi wanita pada dasarnya sama dengan laki-laki bahkan dalam pandangan Islam didudukan secara sama dalam hukum. Uraian ini sangat jelas dalam Alquran surah An-Nisa ayat 1:

Research paper thumbnail of KEPEMIMPINAN WANITA DALAM PERSPEKTIF SYARIAT ISLAM

At the Arab pre-Islamic era—often called the era of ignorance and barbarity—women are treated unf... more At the Arab pre-Islamic era—often called the era of ignorance and barbarity—women are treated unfairly and very painful. The arrival of Islam provide the space and life is very beautiful and satisfying. Elevating women equal to men, as God Almighty says that only taqwa which distinguishes humans from each other. So a woman is considered irregularities if only as a supplement when a woman can give that might exceed its share of men. Therefore, women need to get an education equal to men and equal opportunities in activities including engage in the political world and become a leader, according to their talents and abilities. Kata kunci : Pemimpin, wanita dan Syari'ah Islam Pendahuluan Kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menggerakkan orang lain dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Maka kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out), artinya berhasil tidaknya seorang pemimpin tidak terlepasdari kepribadian maupun ilmu pengetahuan yang dimilikinya dan didorong oleh keinginan untuk melakukan suatu perubahan dan perbaikan dalam masyarakatnya. Maka peran dan fungsi wanita pada dasarnya sama dengan laki-laki bahkan dalam pandangan Islam didudukan secara sama dalam hukum. Uraian ini sangat jelas dalam Alquran surah An-Nisa ayat 1:

Log In