Badar Ilham Anggawijaya | Diponegoro University (original) (raw)
Uploads
Papers by Badar Ilham Anggawijaya
Abstrak Nata de coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih hingga be... more Abstrak Nata de coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih hingga bening dan bertekstur kenyal. Nata termasuk dalam produk fermentasi. Bakteri yang ditumbuhkan dalam pembuatan nata yaitu Acetobacter xylinum. Tujuan percobaan mengkaji proses pembuatan nata dari air buah kelapa muda dan air buah kelapa tua dengan cara fermentasi, mengkaji hasil yang diperoleh dengan bahan baku, nutrisi, jenis gula, dan jenis penutup yang digunakan. Perlakuan yang diterapkan dalam percobaan ini adalah perbedaan jenis gula yaitu gula jawa 8%w dan glukosa anhidrit, serta perbedaan jenis penutup yaitu koran dan daun pisang dan perbedaan penambahan MgSO 4. Dari praktikum yang dilakukan, didapatkan kadar glukosa (%S) akhir pada variabel 1 dan 3 mengalami penurunan dan pada variabel 2, 4, 5, dan 6 mengalami peningkatan dari kadar glukosa (%S) awal. Densitas akhir pada masing-masing variabel mengalami peningkatan dari densitas awal. Selain itu, terjadi penurunan pH pada masing-masing variabel. Nata yang dihasilkan pada medium yang ditutupi dengan daun pisang memiliki ketebalan yang lebih baik dibanding nata pada medium yang ditutupi koran. Nata dengan ketebalan yang lebih baik juga didapatkan pada medium yang diberi glukosa anhidris, dibanding nata pada medium yang diberi gula jawa karena kandungan sukrosa yang lebih tinggi. Abstract [Effect of Cover, Sources of Sugar and Addition of MgSO 4 In The Making of Nata de Coco With Fermentation Process by Acetobacter xylinum] Nata de coco is a dessert that looks like jelly, white to translucent and chewy texture. Nata included in fermented products. The bacteria were grown in making nata is Acetobacter xylinum. Assessing experimental purposes the process of making nata from young coconut water and old coconut water by fermentation. Treatment used in this experiment are different types of sugars that are 8% w of brown sugar and glucose anhydrite, as well as different types of cover that is newspapers and banana leaves and differences in the addition of MgSO4. From the experiments, obtained glucose concentration (% S) late in the variable 1 and 3 decreased and the variable 2, 4, 5, and 6 increased from glucose (% S) early. The final density in each variable increased from the initial density. In addition, there is a decrease in the pH of each variable. Nata generated on the medium are covered with banana leaves has a better thickness that is better than nata on a medium that is covered paper. Nata with better thickness was also found in a medium that was given glucose anhidris, compared nata on a medium which was given sugar as sucrose higher.
Abstrak Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triester dari gliserol. Zat ini berada pada min... more Abstrak Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triester dari gliserol. Zat ini berada pada minyak jarak. Untuk mendapatkan asam lemak bebas dari trigliserida minyak jarak, dilakukan hidrolisa dengan katalis asam. Hidrolisa dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel mol pereaktan terhadap konversi dan konstanta kecepatan reaksi pada proses hidrolisa. Bahan yang digunakan saat hidrolisa antara lain minyak jarak, aquadest, HCl, NaOH, PP, alkohol, dan surfaktan (sunlight). Langkah pertama percobaan adalah menentukan densitas dari minyak jarak dan katalis (HCl). Kemudian dilanjutkan dengan analisis kadar asam lemak awal yang ada dalam minyak jarak. Setelah itu, dilakukan proses hidrolisa yang diikuti dengan analisa kadar asam lemak hasil hidrolisa setiap 5 menit dengan variabel bebas suhu operasi yaitu 55°C, 65°C, dan 75°C. Pada percobaan dapat disimpulkan bahwa kenaikan suhu operasi mengakibatkan energi kinetik reaktan meningkat dan mampu mengatasi energi aktivasinya, sehingga dapat meningkatkan konstanta kecepatan reaksi dan nilai konversi. Selain itu juga ada hubungan berbanding lurus antara konversi dan konstanta kecepatan reaksi. Saran pada percobaan ini adalah pada proses hidrolisa dijaga agar suhu konstan setiap variabel dan titrasi tidak dilakukan pada suhu yang sama dengan kondisi operasi karena hidrolisa pada minyak akan terus berlanjut menyebabkan data yang didapat tidak sesuai, serta teliti dalam mengamati TAT. Abstract [Effect of Temperature on Conversion, Value of Reactions Constant (k), and Equilibrium Constant (K) in Hydrolysis of Castor Oil ] Fat and oil is triglyceride or triester from glycerol. For obtained free fatty acid (FFA) from triglyceride jarak oil must do hydrolysis with catalyst. The purpose of this experiment is learning influence variable mole ratio of reactants to moles of water mole of jarak oil to conversion and reaction rate constant for hydrolysis process. Materials are used on hydrolysis are: jarak oil, aquadest, HCl (catalyst), NaOH, PP, alcohol and surfactant. First, determine density of oil jarak and catalyst. Then, analyzed the percentage of initial fatty acid on jarak oil. After that, the process of hydrolysis followed by analysis of fatty acid hydrolysis results every 5 minutes with a free variable operating temperature of 55 ° C, 65°C and 75°C. In experiments it can be concluded that the increase in operating temperature resulted in increased kinetic energy of the reactants and able to overcome the activation energy, so as to increase the reaction rate constants and conversion value. There was also a proportional relationship between the conversion and the reaction rate constants. Suggestions in this experiment is the hydrolysis process are kept to a constant temperature of each variable and titration is not carried out at the same temperature as the operating conditions for hydrolysis on oil will continue to cause the data obtained is not appropriate, as well as meticulous in observing the TAT.
Laporan Resmi Potensiometri Praktikum Dasar Tenik Kimia I Universitas Diponegoro
Abstrak Nata de coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih hingga be... more Abstrak Nata de coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih hingga bening dan bertekstur kenyal. Nata termasuk dalam produk fermentasi. Bakteri yang ditumbuhkan dalam pembuatan nata yaitu Acetobacter xylinum. Tujuan percobaan mengkaji proses pembuatan nata dari air buah kelapa muda dan air buah kelapa tua dengan cara fermentasi, mengkaji hasil yang diperoleh dengan bahan baku, nutrisi, jenis gula, dan jenis penutup yang digunakan. Perlakuan yang diterapkan dalam percobaan ini adalah perbedaan jenis gula yaitu gula jawa 8%w dan glukosa anhidrit, serta perbedaan jenis penutup yaitu koran dan daun pisang dan perbedaan penambahan MgSO 4. Dari praktikum yang dilakukan, didapatkan kadar glukosa (%S) akhir pada variabel 1 dan 3 mengalami penurunan dan pada variabel 2, 4, 5, dan 6 mengalami peningkatan dari kadar glukosa (%S) awal. Densitas akhir pada masing-masing variabel mengalami peningkatan dari densitas awal. Selain itu, terjadi penurunan pH pada masing-masing variabel. Nata yang dihasilkan pada medium yang ditutupi dengan daun pisang memiliki ketebalan yang lebih baik dibanding nata pada medium yang ditutupi koran. Nata dengan ketebalan yang lebih baik juga didapatkan pada medium yang diberi glukosa anhidris, dibanding nata pada medium yang diberi gula jawa karena kandungan sukrosa yang lebih tinggi. Abstract [Effect of Cover, Sources of Sugar and Addition of MgSO 4 In The Making of Nata de Coco With Fermentation Process by Acetobacter xylinum] Nata de coco is a dessert that looks like jelly, white to translucent and chewy texture. Nata included in fermented products. The bacteria were grown in making nata is Acetobacter xylinum. Assessing experimental purposes the process of making nata from young coconut water and old coconut water by fermentation. Treatment used in this experiment are different types of sugars that are 8% w of brown sugar and glucose anhydrite, as well as different types of cover that is newspapers and banana leaves and differences in the addition of MgSO4. From the experiments, obtained glucose concentration (% S) late in the variable 1 and 3 decreased and the variable 2, 4, 5, and 6 increased from glucose (% S) early. The final density in each variable increased from the initial density. In addition, there is a decrease in the pH of each variable. Nata generated on the medium are covered with banana leaves has a better thickness that is better than nata on a medium that is covered paper. Nata with better thickness was also found in a medium that was given glucose anhidris, compared nata on a medium which was given sugar as sucrose higher.
Abstrak Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triester dari gliserol. Zat ini berada pada min... more Abstrak Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triester dari gliserol. Zat ini berada pada minyak jarak. Untuk mendapatkan asam lemak bebas dari trigliserida minyak jarak, dilakukan hidrolisa dengan katalis asam. Hidrolisa dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel mol pereaktan terhadap konversi dan konstanta kecepatan reaksi pada proses hidrolisa. Bahan yang digunakan saat hidrolisa antara lain minyak jarak, aquadest, HCl, NaOH, PP, alkohol, dan surfaktan (sunlight). Langkah pertama percobaan adalah menentukan densitas dari minyak jarak dan katalis (HCl). Kemudian dilanjutkan dengan analisis kadar asam lemak awal yang ada dalam minyak jarak. Setelah itu, dilakukan proses hidrolisa yang diikuti dengan analisa kadar asam lemak hasil hidrolisa setiap 5 menit dengan variabel bebas suhu operasi yaitu 55°C, 65°C, dan 75°C. Pada percobaan dapat disimpulkan bahwa kenaikan suhu operasi mengakibatkan energi kinetik reaktan meningkat dan mampu mengatasi energi aktivasinya, sehingga dapat meningkatkan konstanta kecepatan reaksi dan nilai konversi. Selain itu juga ada hubungan berbanding lurus antara konversi dan konstanta kecepatan reaksi. Saran pada percobaan ini adalah pada proses hidrolisa dijaga agar suhu konstan setiap variabel dan titrasi tidak dilakukan pada suhu yang sama dengan kondisi operasi karena hidrolisa pada minyak akan terus berlanjut menyebabkan data yang didapat tidak sesuai, serta teliti dalam mengamati TAT. Abstract [Effect of Temperature on Conversion, Value of Reactions Constant (k), and Equilibrium Constant (K) in Hydrolysis of Castor Oil ] Fat and oil is triglyceride or triester from glycerol. For obtained free fatty acid (FFA) from triglyceride jarak oil must do hydrolysis with catalyst. The purpose of this experiment is learning influence variable mole ratio of reactants to moles of water mole of jarak oil to conversion and reaction rate constant for hydrolysis process. Materials are used on hydrolysis are: jarak oil, aquadest, HCl (catalyst), NaOH, PP, alcohol and surfactant. First, determine density of oil jarak and catalyst. Then, analyzed the percentage of initial fatty acid on jarak oil. After that, the process of hydrolysis followed by analysis of fatty acid hydrolysis results every 5 minutes with a free variable operating temperature of 55 ° C, 65°C and 75°C. In experiments it can be concluded that the increase in operating temperature resulted in increased kinetic energy of the reactants and able to overcome the activation energy, so as to increase the reaction rate constants and conversion value. There was also a proportional relationship between the conversion and the reaction rate constants. Suggestions in this experiment is the hydrolysis process are kept to a constant temperature of each variable and titration is not carried out at the same temperature as the operating conditions for hydrolysis on oil will continue to cause the data obtained is not appropriate, as well as meticulous in observing the TAT.
Laporan Resmi Potensiometri Praktikum Dasar Tenik Kimia I Universitas Diponegoro