fakkar dafin naufan | Diponegoro University (original) (raw)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta"ala, atas rahmatNya penulis dapat ... more Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta"ala, atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah dengan tema IPTEK dan Seni dalam Islam yang berjudul "Telaah IPTEK dan Seni dalam Islam". Makalah ini disusun guna memenuhi nilai tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini, khususnya penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Nur Fahmi, M.Ag, yang sudah memberikan tugas dan pengarahan dalam penyusunan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini, 2. Keluarga yang telah memberikan dukungan moral dan material, serta memberikan pengertian yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini, 3. Teman teman kelas 05 Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro 2014, 4. Serta pihak-pihak lain yang sudah memberikan bantuan, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbang pikir dalam pengembangan khazanah ilmu pengetahuan Agama Islam terlebih lagi dalam bidang perkembangan IPTEK dan Seni dalam Islam, serta dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosio-religius di sekitar, khususnya di Indonesia. Penulis menyadari dan meyakini bahwa kebenaran dan kesempurnaan hanyalah milik Allah Subhanahu wa Ta"ala, oleh karena itu pastilah banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini baik dari segi teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu, penulis memohon maaf dengan hal yang kurang berkenan dalam pembuatan maupun subsansi makalah ini, dan penulis juga mengharap dan menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semarang, Desember 2014 Penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau sering kita sebut dengan IPTEK adalah sesuatu yang selalu berkembang, dan tidak akan pernah berhenti berkembang. Sejak zaman peradaban awal, hingga kini, manusia tidak terlepas dari berkembangnya IPTEK tersebut. Inovasi-inovasi baru dari IPTEK kian hari pun kian berwarna-warni. Bahkan, berkembangnya kebudayaan manusia pun turut dipengaruhi oleh berkembangnya inovasi-inovasi IPTEK tersebut. Lalu, apakah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi itu? Ilmu adalah satuan pengetahuan yang sistematis mengenai dunia fisis maupun material (Banhart, 1958:1086). Selain itu The Liang Gie (1995: 85-86) mengemukakan istilah ilmu itu sebagai perkataan yang bermakna jamak, yaitu sebagai berikut, 1. Ilmu merupakan istilah umum untuk menunjuk pada segala pengetahuan ilmiah yang merujuk kepada ilmu umum (science in general) 2. Pengertian ilmu yang menunjuk pada salah satu bidang pengetahuan ilmiah tertentu, seperti biologi, antropologi, psikologi, geografi, sejarah, ekonomi, dan sebagainya. Sebenarnya, ilmu dalam pengertian yang kedua inilah yang lebih tepat digunakan khususnya pada lingkungan akademis. Dengan demikian, ilmu adalah satu kesatuan pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan dalam suatu kajian ilmiah. Sedangkan, teknologi adalah segala sesuatu yang dapat berpengaruh dan memberi manfaat pada kehidupan manusia. Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi diartikan sebagai "kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis". Teknologi tidak hanya berwujud peralatan-peralatan canggih saja, namun segala sesuatu yang dapat membantu manusia dalam melaksanakan kegiatannya disebut dengan teknologi. Perkembangan teknologi pun kini dapat kita lihat dengan sangat signifikan. Sebagai contoh, perkembangan dari alat memotong atau pisau. Pada peradaban dahulu, manusia menggunakan alat pemotong dari batu yang berbentuk kasar, lalu mulai diperhalus, lalu mulai menemukan perunggu sebagai bahan dasarnya, hingga akhirnya berkembang lagi menjadi seperti sekarang yang memiliki berbagai macam inovasi bentuk dan teknisnya. Tidak hanya ilmu saja, seni pun menjadi salah satu yang mewarnai kehidupan masyarakat dan selalu berkembang. Bahkan seni tidak pernah berhenti termakan oleh perkembangan zaman. Baik seni lukis, seni tari, seni ukir dan seni musik memiliki sejarah dan perkembangannya masing-masing. Dan hingga kini pun, seni adalah sesuatu yang digemari masyarakat untuk dikonsumsi baik secara public maupun privat. 1.2. Rumusan Masalah Berkaca pada latar belakang di atas, IPTEK dan Seni sangat berpengaruh dalam aktivitas manusia secara "duniawi", oleh karena itu, penulis mengkaji makalah ini dengan memberikan penekanan perumusan masalah pada seperti apa pandangan Islam dalam mengatur dan mengkaji IPTEK dan Seni. 2.1. IPTEK dalam Islam Banyak kontroversi dari perkembangan IPTEK khususnya dari sudut pandang Islam. Ada sumber yang menyebutkan itu hanyalah karangan Barat, sesuatu yang tidak syar"i, banyak bersifat mudharat, dan lain sebagainya. Melihat opini-opini tersebut, orang awam akhirnya hanya akan merasa Islam begitu kolot dan sempit, tidak mau berkembang beriringan dengan perkembangan zaman, dan akhirnya dengan batasan-batasan tersebut, orang yang tidak memiliki iman yang kuat akan merasa malas dan mulai menembus batas-batas yang ada. Apabila demikian, idealnya orang akan jarang untuk berbondongbondong masuk Islam, namun, jika dilihat dari kenyataan sejarah, mengapa manusia pada zaman dahulu banyak yang berbondong-bondong masuk Islam? Dan mengapa Islam malah disebut sebagai agama yang universal? Pada kenyataannya, Allah Subhanahu wa Ta"ala telah mengatur segalanya. Termasuk dalam hal IPTEK dan Seni. Pandangan Al-Qur"an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya" (Q.S. Al-A"laq;1-5) Lalu pada ayat yang lain, "Dan dia ajarkan kepada Adam namanama (benda) semuanya, kemudian diperintahkan kepada malaikat-malaikat, seraya berfirman "Sebutkan kepadaku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar" QS. Al Baqarah (2):31 Kedua ayat di atas memperlihatkan kita bahwa Allah Subhanahu wa Ta"ala telah merahmati manusia dengan memberikan pengajaran kepada kita tentang berbagai macam hal. Allah lah Sang Pemilik jagad raya ini, tentu saja Allah Maha Mengetahui apa apa saja yang terjadi dan apa apa saja yang ada pada jagad raya ini. Dari ayat di atas juga, kita diajak untuk melihat alam beserta fenomenanya, dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam semesta. Adanya potensi tersebut, dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta ketidakmampuan alam untuk membangkang pada perintah dan hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya, semua itu menghantarkan pada manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam itu merupakan buah dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Al-Qur"an memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya dengan memanfaatkan alam sebagai pembelajaran bagi manusia. Sungguh Maha Pemurah Allah… Hal ini dapat menjadi pemicu manusia untuk terus mengembangkan teknologi dengan memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya. Karena itu, laju IPTEK memang tidak dapat dibendung, hanya saja manusia dapat berusaha mengarahkan diri agar tidak diperturutkan nafsunya untuk mengumpulkan harta dan IPTEK yang dapat membahayakan dirinya dan yang lainnya.