Adinda Anindita | Unesa - Academia.edu (original) (raw)

Uploads

Papers by Adinda Anindita

Research paper thumbnail of Surga dan Neraka

dalam Al Qur'an dimana Allooh ‫الى‬ ‫وتع‬ ‫بحانه‬ ‫س‬ mengingatkan manusia tentang hal tersebut, ... more dalam Al Qur'an dimana Allooh ‫الى‬ ‫وتع‬ ‫بحانه‬ ‫س‬ mengingatkan manusia tentang hal tersebut, yaitu antara lain adalah Surat Aali 'Imroon (3) ayat 185 sebagai berikut: Surga dan Neraka (Bagian-1) SURGA DAN NERAKA (BAGIAN-1) ‫الرحيم‬ ‫الرحمن‬ ‫ال‬ ‫بسم‬ ‫وبركاته‬ ‫ال‬ ‫ورحمة‬ ‫عليكم‬ ‫السل م‬ Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allooh ‫وتعالى‬ ‫,سبحانه‬ Berkenaan dengan masalah Surga dan Neraka, maka dari Kitab Al Yaumul Aakhir(Ensiklopedia Kiamat) yang ditulis oleh Syeikh Dr. 'Umar Sulaiman Al Asyqor ‫ال‬ ‫,حفظه‬ insya Allooh akan dinukilkan beberapa halaman yang diharapkan dengan pemaparan nukilan dari Kitab tersebut, kita akan menjadi bertambah valid dan jelas didalam mengkaji tentang Al Jannah Wan Naar (Surga dan Neraka), khususnya berkaitan dengan bab Pembukaan atau Pengantar. Bahasan ini tidak kurang dari 4 masalah, yakni: 1. Adanya Surga dan Neraka itu adalah dengan sesungguhnya, jadi bukan sesuatu yang fiktif. 2. Surga dan Neraka itu sekarang sudah tercipta dan sudah ada. 3. Surga dan Neraka adalah dua makhluk Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ yang ditetapkan menjadi makhluk yang abadi dan tidak rusak. 4. Surga yang semoga Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ berkenan memasukkan kita kedalamnya itu adalah Surga yang pernah dinikmati oleh Nabi Adam ‫السل م‬ ‫.عليه‬ Hendaknya kaum Muslimin mendasari bahasan ini dengan kesadaran penuh bahwa masuknya seseorang kedalam Surga dan selamatnya seseorang dari Neraka itulah sesungguhnya merupakan kesuksesan yang hakiki. Seandainya ada manusia yang menganggap dirinya sudah sukses di dunia ini dengan banyaknya harta atau istri dan anak yang dimilikinya, tingginya kedudukan / jabatannya dan sebagainya, lalu dengan itu semua maka ia merasa dirinya sudah final, lalu ia puas dan terbuai dengannya seolah tidak ada lagi unsur rugi dan untung setelah itu; maka ketahuilah bahwa sungguh orang yang demikian itu adalah jaahil(bodoh) atau ia adalah kaafir. Oleh karena seorang Mu'min adalah seorang yang memiliki kesadaran penuh bahwa hidup di dunia ini hanyalah ladang untuk beramal shoolih, sehingga dia tidak menjadikan kehidupan di dunia ini sebagai kesuksesan yang hakiki, tetapi dirinya meyakini bahwa ia harus berjuang dengan perjuangan yang panjang untuk berusaha meraih cinta dan ridho Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ agar kelak sesudah matinya ia mendapat rahmat Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ untuk menjadi orang yang selamat dari Neraka dan masuk kedalam Surga-Nya. Maka barulah dikala itu ia terkategorikan sebagai seorang yang sukses, dengan kesuksesan yang sebenar-benarnya. Setidaknya ada tiga ayat di Artinya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." Jadi akhir dari kehidupan kita yang disebut dengan untung (sukses) yang hakiki itu adalah jika kita sudah selamat dari Neraka dan sudah masuk ke dalam Surga. Kalau itu belum kita jangkau, belum kita capai, maka yakinilah bahwa kita masih dalam keadaan spekulatif. Mungkin untung atau mungkin rugi. Oleh karena itu tidak boleh diantara kita merasa tenang dalam hidup ini, harus selalu berada diantara dua keadaan: Khauuf dan Rojaa'. Khauuf artinya adalah takut pada hukuman yang Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ janjikan, dan Rojaa' artinya adalah berharap bahwa Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ akan memasukkan kita ke dalam Surga-Nya. Kalau dalam beberapa bahasan yang lalu pernah kita kaji tentang perkara Ni'mat Kubur atau 'Adzab Kubur, itu adalah masih sementara. Karena setelah di alam Kubur kita masih akan mengalami itu semua dapat dilalui oleh seseorang dengan baik dan setelah itu ia dimasukkan kedalam Surga, maka barulah itu yang disebut Beruntung (Sukses). Sadarilah wahai kaum Muslimin, alangkah panjang perjalanan yang masih harus kita tempuh untuk mencapai apa yang disebut "Beruntung / Sukses" menurut Allooh ‫سبحانه‬ ‫وتعالى‬ itu. Walaupun seseorang itu merasa bahwa dirinya banyak berbuat amal kebajikan yang ia berharap pahala / ganjaran dari amal shoolih-nya tersebut, namun belum tentu di Hari Akhirat ia akan memasuki Surga; karena hendaknya ia perlu khawatir dengan adanya perkara Al Qishoshdimana mungkin segala pahala dan ganjaran yang ia peroleh masih akan dikurangi. Bahkan bisa saja ia malah menjadi orang yang bangkrut di Hari Kiamat, karena pahala / ganjaran yang dimilikinya itu habis untuk membayar orang-orang yang pernah disakiti / dianiayanya selama hidupnya di dunia. Maka keberuntungan yang hakiki itu adalah apabila seseorang itu sudah benar-benar masuk ke dalam Surga Allooh ‫وتعالى‬ ‫.سبحانه‬ Perhatikan firman Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ yang lain di dalam Al Qur'an, yakni Surat At Taubah (9) ayat 72 : Artinya:

Research paper thumbnail of Surga dan Neraka

dalam Al Qur'an dimana Allooh ‫الى‬ ‫وتع‬ ‫بحانه‬ ‫س‬ mengingatkan manusia tentang hal tersebut, ... more dalam Al Qur'an dimana Allooh ‫الى‬ ‫وتع‬ ‫بحانه‬ ‫س‬ mengingatkan manusia tentang hal tersebut, yaitu antara lain adalah Surat Aali 'Imroon (3) ayat 185 sebagai berikut: Surga dan Neraka (Bagian-1) SURGA DAN NERAKA (BAGIAN-1) ‫الرحيم‬ ‫الرحمن‬ ‫ال‬ ‫بسم‬ ‫وبركاته‬ ‫ال‬ ‫ورحمة‬ ‫عليكم‬ ‫السل م‬ Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allooh ‫وتعالى‬ ‫,سبحانه‬ Berkenaan dengan masalah Surga dan Neraka, maka dari Kitab Al Yaumul Aakhir(Ensiklopedia Kiamat) yang ditulis oleh Syeikh Dr. 'Umar Sulaiman Al Asyqor ‫ال‬ ‫,حفظه‬ insya Allooh akan dinukilkan beberapa halaman yang diharapkan dengan pemaparan nukilan dari Kitab tersebut, kita akan menjadi bertambah valid dan jelas didalam mengkaji tentang Al Jannah Wan Naar (Surga dan Neraka), khususnya berkaitan dengan bab Pembukaan atau Pengantar. Bahasan ini tidak kurang dari 4 masalah, yakni: 1. Adanya Surga dan Neraka itu adalah dengan sesungguhnya, jadi bukan sesuatu yang fiktif. 2. Surga dan Neraka itu sekarang sudah tercipta dan sudah ada. 3. Surga dan Neraka adalah dua makhluk Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ yang ditetapkan menjadi makhluk yang abadi dan tidak rusak. 4. Surga yang semoga Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ berkenan memasukkan kita kedalamnya itu adalah Surga yang pernah dinikmati oleh Nabi Adam ‫السل م‬ ‫.عليه‬ Hendaknya kaum Muslimin mendasari bahasan ini dengan kesadaran penuh bahwa masuknya seseorang kedalam Surga dan selamatnya seseorang dari Neraka itulah sesungguhnya merupakan kesuksesan yang hakiki. Seandainya ada manusia yang menganggap dirinya sudah sukses di dunia ini dengan banyaknya harta atau istri dan anak yang dimilikinya, tingginya kedudukan / jabatannya dan sebagainya, lalu dengan itu semua maka ia merasa dirinya sudah final, lalu ia puas dan terbuai dengannya seolah tidak ada lagi unsur rugi dan untung setelah itu; maka ketahuilah bahwa sungguh orang yang demikian itu adalah jaahil(bodoh) atau ia adalah kaafir. Oleh karena seorang Mu'min adalah seorang yang memiliki kesadaran penuh bahwa hidup di dunia ini hanyalah ladang untuk beramal shoolih, sehingga dia tidak menjadikan kehidupan di dunia ini sebagai kesuksesan yang hakiki, tetapi dirinya meyakini bahwa ia harus berjuang dengan perjuangan yang panjang untuk berusaha meraih cinta dan ridho Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ agar kelak sesudah matinya ia mendapat rahmat Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ untuk menjadi orang yang selamat dari Neraka dan masuk kedalam Surga-Nya. Maka barulah dikala itu ia terkategorikan sebagai seorang yang sukses, dengan kesuksesan yang sebenar-benarnya. Setidaknya ada tiga ayat di Artinya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." Jadi akhir dari kehidupan kita yang disebut dengan untung (sukses) yang hakiki itu adalah jika kita sudah selamat dari Neraka dan sudah masuk ke dalam Surga. Kalau itu belum kita jangkau, belum kita capai, maka yakinilah bahwa kita masih dalam keadaan spekulatif. Mungkin untung atau mungkin rugi. Oleh karena itu tidak boleh diantara kita merasa tenang dalam hidup ini, harus selalu berada diantara dua keadaan: Khauuf dan Rojaa'. Khauuf artinya adalah takut pada hukuman yang Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ janjikan, dan Rojaa' artinya adalah berharap bahwa Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ akan memasukkan kita ke dalam Surga-Nya. Kalau dalam beberapa bahasan yang lalu pernah kita kaji tentang perkara Ni'mat Kubur atau 'Adzab Kubur, itu adalah masih sementara. Karena setelah di alam Kubur kita masih akan mengalami itu semua dapat dilalui oleh seseorang dengan baik dan setelah itu ia dimasukkan kedalam Surga, maka barulah itu yang disebut Beruntung (Sukses). Sadarilah wahai kaum Muslimin, alangkah panjang perjalanan yang masih harus kita tempuh untuk mencapai apa yang disebut "Beruntung / Sukses" menurut Allooh ‫سبحانه‬ ‫وتعالى‬ itu. Walaupun seseorang itu merasa bahwa dirinya banyak berbuat amal kebajikan yang ia berharap pahala / ganjaran dari amal shoolih-nya tersebut, namun belum tentu di Hari Akhirat ia akan memasuki Surga; karena hendaknya ia perlu khawatir dengan adanya perkara Al Qishoshdimana mungkin segala pahala dan ganjaran yang ia peroleh masih akan dikurangi. Bahkan bisa saja ia malah menjadi orang yang bangkrut di Hari Kiamat, karena pahala / ganjaran yang dimilikinya itu habis untuk membayar orang-orang yang pernah disakiti / dianiayanya selama hidupnya di dunia. Maka keberuntungan yang hakiki itu adalah apabila seseorang itu sudah benar-benar masuk ke dalam Surga Allooh ‫وتعالى‬ ‫.سبحانه‬ Perhatikan firman Allooh ‫وتعالى‬ ‫سبحانه‬ yang lain di dalam Al Qur'an, yakni Surat At Taubah (9) ayat 72 : Artinya: