Zaimatun Ni'mah | UNISMA MALANG (original) (raw)

Uploads

Papers by Zaimatun Ni'mah

Research paper thumbnail of METODE DISCOVERY INQUIRY

METODE DISCOVERY INQUIRY, 2019

(2006:12) bahwa prinsip metode discovery dapat dijelaskan sebagai sebuah prosedur mengajar yang m... more (2006:12) bahwa prinsip metode discovery dapat dijelaskan sebagai sebuah prosedur mengajar yang menekankan pada belajar perseorangan. Adapun prinsip discoverysebagai sebuah metode yaitu: 1) proses pelajaran pindah bergerak dari suatu prasangka ke tingkat analisis terhadap segala sesuatu dan kemudian langsung meloncat ke pengetahuan yang mendasar dan kuat, yaitu dibuktikan dalam bentuk dokumen. 2) kelas berfungsi sebagai suatu laboratorium mini dan fenomena dalam masyarakat menjadi suatu laboratorium besar yang dapat digunakan untuk eksplorasi dan memperoleh temuan. 3) anak-anak belajar dari hasil pengamatan mereka dan segala sesuatu yang dialami. 4) anak-anak menemukan hubungan dan membuat generalisasi secara individual. Metode discovery menuntut penangguhan verbalisme atau penjelasan-penjelasan verbal yang dilontarkan guru tentang penemuan penting sampai siswa sadar akan suatu konsep. Metode discoverymerupakan bagian dari suatu praktik pendidikan yang lebih besar, yang sering disebut pengajaran yang heuristic, atau sejenis pengajaran yang mencakup metode-metode yang direncanakan untuk memajukan cara belajar yang aktif, yang berorientasi pada proses, diarahkan sendiri, menekankan temuan dari siswa, dan reflektif. Discovery inquiry itu sebenarnya dalam pengertian terpisah, namun tidak bisa dipisahkan karena dalam penerapannya harus senantiasa berdampingan bergandengan makna. Discovery merupakan metode penemuan, sedangkan inquiry adalah pemecahan masalah. Menurut pandangan Jerome Bruner dalam Herman J.Waluyo (2006:13) bahwa metode discoverysemakin efektif apabila di dalamnya difokuskan suatu pemecahan masalah. Pemecahan melalui discoveryatau penemuan ini mengembangkan daya berinquiryatau pemecahan masalah yang merupakan dasar dari segala tugas yang amat bermanfaat bagi kehidupan. Dikatakan pula bahwa banyak guru mengharapkan akan dapat menyederhanakan dan menjelaskan lebih rinci tentang metode discovery atau penemuan ini, tetapi dalam riset yang telah dilakukan oleh para ahli, ditemui hal-hal yang membingungkan tentang metode ini, antara lain sebagai berikut: 1) penemuan sering dipakai berganti-ganti denganinquiry dan pemecahan masalah. 2) beberapa ahli melihat perbedaan yang cukup nyata antara penemuan atau discovery dengan inquiry. 3) ahli lain melihat discovery sebagai bagian dari inquiry. 4) ahli yang lain lagi memandang inquiry sebagai bagian dari discovery. 5) ahli lain menulis tentang model heuristic sebagai mencakup discovery dan inquiry. Secara ringkas, walaupun metode ini sering dihubungkan dengan kebingungan-kebingungan, tetapi metode ini pantas menjadi salah satu metode yang harus dimiliki oleh guru jika ingin bekerja secara efektif dengan berbagai gaya belajar siswa yang berbeda. Jenis-jenis dari metode discovery adalah: 1) self-discovery, yaitu siswa dibantu untuk menemukan sosuli pemecahan masalah.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Latar Belakang CTL

CTL, 2019

Sistem pembelajaran konvensional hanya menekan pada transfer of knowledge yang berimplikasi pada ... more Sistem pembelajaran konvensional hanya menekan pada transfer of knowledge yang berimplikasi pada pembelajan di kelas dan buku pelajaran, dengan demikian sistem hapalan berorientasi dalam pendekatan ini. Sehingga siswa yang belajar hanya mengenal teori dan jauh dari realitas yang di ajarkan. Berdasarkan pengalaman di atas maka berbagai macam model pembelajaran di terapkan oleh para ahli guna membuat siswa secara langsung mengenal dunia yang mereka pelajari. Dengan demikian lahirlah apa yang kita kenal saat ini dengan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) yang berakar pada pendekatan konstruktivisme. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari konsep tersebut, minimal tiga hal yang terkandung di dalamnya. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan akan tetapi segala bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata. Dari ketiga kandungan CTL di atas model pembelajaran ini bertujuan untuk membuat siswa lebih anteraktif dalam pembelajaran, karena mereka ukan lagi sebagai objek

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of METODE DISCOVERY INQUIRY

METODE DISCOVERY INQUIRY, 2019

(2006:12) bahwa prinsip metode discovery dapat dijelaskan sebagai sebuah prosedur mengajar yang m... more (2006:12) bahwa prinsip metode discovery dapat dijelaskan sebagai sebuah prosedur mengajar yang menekankan pada belajar perseorangan. Adapun prinsip discoverysebagai sebuah metode yaitu: 1) proses pelajaran pindah bergerak dari suatu prasangka ke tingkat analisis terhadap segala sesuatu dan kemudian langsung meloncat ke pengetahuan yang mendasar dan kuat, yaitu dibuktikan dalam bentuk dokumen. 2) kelas berfungsi sebagai suatu laboratorium mini dan fenomena dalam masyarakat menjadi suatu laboratorium besar yang dapat digunakan untuk eksplorasi dan memperoleh temuan. 3) anak-anak belajar dari hasil pengamatan mereka dan segala sesuatu yang dialami. 4) anak-anak menemukan hubungan dan membuat generalisasi secara individual. Metode discovery menuntut penangguhan verbalisme atau penjelasan-penjelasan verbal yang dilontarkan guru tentang penemuan penting sampai siswa sadar akan suatu konsep. Metode discoverymerupakan bagian dari suatu praktik pendidikan yang lebih besar, yang sering disebut pengajaran yang heuristic, atau sejenis pengajaran yang mencakup metode-metode yang direncanakan untuk memajukan cara belajar yang aktif, yang berorientasi pada proses, diarahkan sendiri, menekankan temuan dari siswa, dan reflektif. Discovery inquiry itu sebenarnya dalam pengertian terpisah, namun tidak bisa dipisahkan karena dalam penerapannya harus senantiasa berdampingan bergandengan makna. Discovery merupakan metode penemuan, sedangkan inquiry adalah pemecahan masalah. Menurut pandangan Jerome Bruner dalam Herman J.Waluyo (2006:13) bahwa metode discoverysemakin efektif apabila di dalamnya difokuskan suatu pemecahan masalah. Pemecahan melalui discoveryatau penemuan ini mengembangkan daya berinquiryatau pemecahan masalah yang merupakan dasar dari segala tugas yang amat bermanfaat bagi kehidupan. Dikatakan pula bahwa banyak guru mengharapkan akan dapat menyederhanakan dan menjelaskan lebih rinci tentang metode discovery atau penemuan ini, tetapi dalam riset yang telah dilakukan oleh para ahli, ditemui hal-hal yang membingungkan tentang metode ini, antara lain sebagai berikut: 1) penemuan sering dipakai berganti-ganti denganinquiry dan pemecahan masalah. 2) beberapa ahli melihat perbedaan yang cukup nyata antara penemuan atau discovery dengan inquiry. 3) ahli lain melihat discovery sebagai bagian dari inquiry. 4) ahli yang lain lagi memandang inquiry sebagai bagian dari discovery. 5) ahli lain menulis tentang model heuristic sebagai mencakup discovery dan inquiry. Secara ringkas, walaupun metode ini sering dihubungkan dengan kebingungan-kebingungan, tetapi metode ini pantas menjadi salah satu metode yang harus dimiliki oleh guru jika ingin bekerja secara efektif dengan berbagai gaya belajar siswa yang berbeda. Jenis-jenis dari metode discovery adalah: 1) self-discovery, yaitu siswa dibantu untuk menemukan sosuli pemecahan masalah.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Latar Belakang CTL

CTL, 2019

Sistem pembelajaran konvensional hanya menekan pada transfer of knowledge yang berimplikasi pada ... more Sistem pembelajaran konvensional hanya menekan pada transfer of knowledge yang berimplikasi pada pembelajan di kelas dan buku pelajaran, dengan demikian sistem hapalan berorientasi dalam pendekatan ini. Sehingga siswa yang belajar hanya mengenal teori dan jauh dari realitas yang di ajarkan. Berdasarkan pengalaman di atas maka berbagai macam model pembelajaran di terapkan oleh para ahli guna membuat siswa secara langsung mengenal dunia yang mereka pelajari. Dengan demikian lahirlah apa yang kita kenal saat ini dengan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) yang berakar pada pendekatan konstruktivisme. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari konsep tersebut, minimal tiga hal yang terkandung di dalamnya. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan akan tetapi segala bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata. Dari ketiga kandungan CTL di atas model pembelajaran ini bertujuan untuk membuat siswa lebih anteraktif dalam pembelajaran, karena mereka ukan lagi sebagai objek

Bookmarks Related papers MentionsView impact