Sandy Allifiansyah | State University of Jakarta (original) (raw)
Papers by Sandy Allifiansyah
INTERNATIONAL JOURNAL OF MULTIDISCIPLINARY: APPLIED BUSINESS AND EDUCATION RESEARCH, 2022
This paper aims to portrait the contemporary situation of Indonesian local game industry regardin... more This paper aims to portrait the contemporary situation of Indonesian local game industry regarding the working-class issues and state approach to the development and sustainability. As Indonesian local game industry began a new era after state recognition in 2014, the industrial durability in the national creative sector is often questioned. A case study method is applied to response and diagnose one of the newest creative economic sectors in Indonesia. Interviewing various parties such as two related state ministries, twelve founders of local game studios, ten local game workers, and representative of labor union. The result exposes a liberal approach from the state in nurturing local game industry such as free-market competition, nescience, and quasi-patronage. This particular style of state's cultural policy to local gaming industry has resulted in precarious situation among local game labors as the state's instruments in contemporary creative industry.
Journal of Positive School Psychology, 2022
Indonesian government through The Ministry of Tourism and Creative Economy has recognized video g... more Indonesian government through The Ministry of Tourism and Creative Economy has recognized video game to be one of the national creative economy sectors. This initiative was the first ingenuity made by Southeast Asian country foreseeing a great potency of video game industry for years to come. Nevertheless, Indonesian local game industry only contributed less than 3% of the national GDP. Numerous problems such as unsupportive state policy, dry investment and mediocre talents' skills are among major causes. Those difficulties have forced local game developers to create their own supportive system to sustain their existences. Consequently, their loyalty to stay in the local game industry is very much in questioned. Three independent variables of self-authorship, job insecurity and patronage trust are applied to assess the level of adaptability and measure the career loyalty among local game developers in contemporary Indonesia. The result can forecast the sustainability of Indonesian local game industry particularly from the human resource point of view.
Interaksi Online, Aug 30, 2013
Editorial Cartoons has a unique position in mass media. As a pictoral editorial, it can stimulate... more Editorial Cartoons has a unique position in mass media. As a pictoral editorial, it can stimulate the readers to see and represent it. In journalism, editorial cartoon were also known as political cartoon. This term based on the politics issues that often represented in editorial cartoons of several mass media. In Indonesia some editorial cartoon were also appear with a strong aspect of politics and policy. Neverthelss, Bola has a special theme of their editorial cartoons. The editors always represent the issue of the national sport affairs in their editorial cartoons, especially football issues. Indonesian football affairs in 2012 became the main focus in this research. This consideration based on the situation of Indonesian football affairs in 2012 intself. As the the most popular sport in Indonesia, football has became the medium to get a power and interest. Beside that, football also became the favorite entertainment for society and the people needs in Indonesia. This research used several theory for the basic ideas to reveal and examine how editorial cartoons in Bola represented The Indonesia football affairs in 2012. Several theories used in this research are the representation by Stuart Hall, Ellis Cashmore notable ideas about sport and values, and the way Seno Gumira Ajidarma thoughts about editorial cartoon from humorous and critical side. All editorial cartoons in this research are examined by semiotic approach from Roland Barthes and Saussure with syntagmatic, paradigmatic and the aspect of denotation and conotation. This semiotic approach used to understand how the Indonesian football affairs were represented in editorial cartoons of Bola in the 2012. This research reveals that Bola's editorial cartoons represented the delapidated conditions of Indonesian football affairs. Neverthless, this editorial cartoons also gave the support for Indonesian national team and represented how the society means football in their everyday life.
ISKI, 2017
Penelitian tentang ekologi media yang memasukkan unsur politainment (politics & entertainment) se... more Penelitian tentang ekologi media yang memasukkan unsur politainment (politics & entertainment) sebagai dasar studi termasuk dalam kajian komunikasi kontemporer. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa saat ini fenomena talk show politik maupun dialog yang menyangkut tokoh politik di Indonesia, selalu diselipi unsur hiburan. Seperti hal-hal non-teknis misalnya lagu kesukaan politisi, hubungan politisi dengan keluarganya dan lain sebagainya, menjadi lazim. Penyatuan aspek politik dan hiburan menarik untuk diteliti karena menyangkut kepentingan dua belah pihak, yakni media khususnya televisi dan politisi yang bersangkutan. Dengan melihat landasan empiris tersebut, kita sanggup mengetahui ekologi semacam apa yang terbentuk dan dipelihara oleh kedua belah pihak dalam memperebutkan perhatian publik di layar kaca. Penelitian yang berlandaskan metode observasi redaksional ini berhasil membahas tentang pergeseran konsep politik, dari yang semula sulit dan berat, menjadi ringan dan menghibur. Ekologi ini adalah konsekuensi dari sistem demokrasi yang Indonesia anut. Relasi antara politik, media, dan popularitas, tidak mungkin bisa dihindari. Politisi harus bertindak layaknya penghibur di layar kaca televisi nasional sebagai strategi komunikasi politiknya.
.
Tulisan ini pernah dimuat dalam webzine houtskools.com tahun 2015
Internet menjadi medium baru kaum muda untuk membentuk wacana dan mengartikulasikannya ke dalam s... more Internet menjadi medium baru kaum muda untuk membentuk wacana dan mengartikulasikannya ke dalam sebuah bentuk yang unik, yakni internet meme. Di Indonesia, meme digunakan sebagai ekspresi lelucon sekaligus refleksi kaum muda terhadap kehidupan sehari-hari menyangkut aspek-aspek demokrasi, sosial, dan politik. Adu wacana antar kaum muda via meme yang tersebar di internet mengenai isu-isu sosial politik, memperluas spektrum demokrasi. Riset ini melihat dinamika wacana dalam internet meme mengenai dua isu politik besar di Indonesia pada tahun 2014 dengan menggunakan pendekatan stukturasi milik Anthony Giddens.
Kata Kunci: demokrasi, kaum muda, media baru, meme internet, wacana
Isu tentang moral adalah isu yang paling sering diperdebatkan dalam sejarah peradaban manusia. Se... more Isu tentang moral adalah isu yang paling sering diperdebatkan dalam sejarah peradaban manusia. Sesuatu yang dianggap benar pada masa lalu, belum tentu benar pula pada masa yang akan datang. Begitu pula sebaliknya. Di Indonesia, isu moral dirasa begitu sensitif karena selalu bersinggungan dengan aspek-aspek seperti SARA, pilihan ideologi politik, dan yang paling terbaru adalah orientasi seksual. Terbukanya arus informasi membuka pula suara-suara kelompok dengan orientasi seksual yang dianggap kaum heteroseksual sebagai orientasi yang menyimpang. Indonesia sebagai negara yang iklim masyarakatnya cenderung konservatif, menganggap kelompok LGBT sebagai benalu dan harus direhabilitasi secara seksual setelah sebelumnya dikutuk secara moral. Fenomena pengkutukan itu muncul pula lewat tangan-tangan lembaga otoritas media yang memberlakukan pembatasan ketat terhadap kelompok LGBT atau terduga LGBT di media massa.
Kata kunci: media, moral panic, otoritas, konflik, LGBT
Saat kita bersorak-sorai menyaksikan pertandingan sepak bola, kita tidak berada di dalam ruang ya... more Saat kita bersorak-sorai menyaksikan pertandingan sepak bola, kita tidak berada di dalam ruang yang netral dari berbagai bentuk eksploitasi. Justru pada saat itulah khalayak sebagai penonton mengalami bentuk eksploitasi dan komodifikasi bertubi-tubi. Pemodal dan pemegang hak siar adalah pemain utama dari kompleksnya proses ini. Jangan lupakan pula peran negara sebagai pemberi izin bagi para agen ini agar mampu menyulap tayangan pertandingan sepak bola menjadi tambang uang di tengah riuh teriakan suporter.
Kata Kunci: komodifikasi, spectator, sepak bola, khalayak, televisi, ekonomi politik
Sepanjang sejarahnya, media dan pers selalu menjadi bagian penting dari sebuah peradaban. Di Indo... more Sepanjang sejarahnya, media dan pers selalu menjadi bagian penting dari sebuah peradaban. Di Indonesia, media alternatif selalu identik dengan perlawanan, karena memiliki kecenderungan untuk menyuarakan kabar-kabar yang tidak tersaji atau ditutupi oleh rezim. Sejak zaman kolonial hingga pasca reformasi, kecenderungan itu selalu berulang. Media-media alternatif ini beredar dibawah tanah dan dinikmati oleh kalangan tertentu yang tak jarang memicu pergolakan, baik secara hukum maupun etika. Di era reformasi, media alternatif perlu didefiniskan ulang karena dampak derasnya arus informasi menjadikan keran informasi kian terbuka luas. Kini informasi-informasi yang semula terpendam, menjadi lebih mungkin untuk kita dengar, sehingga saluran informasi bawah tanah lebih mudah untuk muncul ke permukaan. Saat ini, media-media di pedalaman Indonesia memiliki posisi yang unik. Kehadirannya menjadi alternatif karena mengabarkan apa yang tidak dikabarkan oleh media arus utama, mengingat permasalahan ketimpangan akses yang masih lebar terjadi di Indonesia.
Sebuah produk teknologi media baru bernama Podcast berhasil menarik minat masa dalam jumlah besar... more Sebuah produk teknologi media baru bernama Podcast berhasil menarik minat masa dalam jumlah besar untuk menggunakan aplikasi ini. Pakar sosial memprediksi bahwa keberadaannya mampu menggeser eksistensi radio. Sebuah pertanyaan muncul, bagaimana fenomena Podcast yang populer diakses melalui perangkat iPod ini bila dikaji dengan menggunakan pendekatan teori Uses and Gratifications yang menempatkan khalayak sebagai pihak yang aktif terhadap media. Faktor-faktor seperti budaya, akses, kebutuhan, tekanan sosial dan gelombang budaya pop juga menjadi perhatian khusus dalam menyikapi segala pilihan khalayak terhadap konten dan media itu sendiri.
Kata Kunci: Podcast, new media, khalayak, budaya, informasi, konvergensi
Video game adalah bentuk permainan berupa simulasi atas realitas yang dimainkan oleh individu ata... more Video game adalah bentuk permainan berupa simulasi atas realitas yang dimainkan oleh individu atau sekelompok orang. Jenis permainan semacam ini identik dengan anak-anak atau kaum muda (youth) yang ditengarai sanggup membentuk pola pikir dan perilaku para pemainnya. Memasuki era media baru yang ditandai dengan menjamurnya online game dan fitur game melalui smartphone atau andorid, varian dari game menjadi semakin banyak dan masif penyebarannya. Di Indonesia, video game melalui gadget bahkan digunakan beberapa orang bahkan institusi sekelas KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) untuk menanamkan semangat anti-korupsi dengan cara membuat game bertemakan anti-korupsi. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri mengingat game yang sebelumnya selalu identik budaya pop dan kegiatan leisure remeh-temeh, kini telah menjadi alat yang resisten terhadap sebuah sistem dan otoritas yang menjadi musuh bersama.
Kata kunci: game, pop culture, resistensi, anti-corruption, simulasi, rule, youth
Conference Presentations by Sandy Allifiansyah
IBRAF Proceedings, 2017
The issues about moral and regulations are the most debatable issues in the history of human civi... more The issues about moral and regulations are the most debatable issues in the history of human civilization. In Indonesia, the moral issue always emerged as a controversial topic among wider society. Especially when it related to SARA (Suku, Ras, Agama, Antar Golongan), ideological point of view, and the new one about sexual orientation. Indonesia with the conservative climate condemned the moral of LGBT people. The LGBT became the new moral panic among Indonesian society. The media institutions and regulators have also banned the LGBT activities in mass media rashly.
Keywords: moral panic, media regulator, LGBT, sexuality
INTERNATIONAL JOURNAL OF MULTIDISCIPLINARY: APPLIED BUSINESS AND EDUCATION RESEARCH, 2022
This paper aims to portrait the contemporary situation of Indonesian local game industry regardin... more This paper aims to portrait the contemporary situation of Indonesian local game industry regarding the working-class issues and state approach to the development and sustainability. As Indonesian local game industry began a new era after state recognition in 2014, the industrial durability in the national creative sector is often questioned. A case study method is applied to response and diagnose one of the newest creative economic sectors in Indonesia. Interviewing various parties such as two related state ministries, twelve founders of local game studios, ten local game workers, and representative of labor union. The result exposes a liberal approach from the state in nurturing local game industry such as free-market competition, nescience, and quasi-patronage. This particular style of state's cultural policy to local gaming industry has resulted in precarious situation among local game labors as the state's instruments in contemporary creative industry.
Journal of Positive School Psychology, 2022
Indonesian government through The Ministry of Tourism and Creative Economy has recognized video g... more Indonesian government through The Ministry of Tourism and Creative Economy has recognized video game to be one of the national creative economy sectors. This initiative was the first ingenuity made by Southeast Asian country foreseeing a great potency of video game industry for years to come. Nevertheless, Indonesian local game industry only contributed less than 3% of the national GDP. Numerous problems such as unsupportive state policy, dry investment and mediocre talents' skills are among major causes. Those difficulties have forced local game developers to create their own supportive system to sustain their existences. Consequently, their loyalty to stay in the local game industry is very much in questioned. Three independent variables of self-authorship, job insecurity and patronage trust are applied to assess the level of adaptability and measure the career loyalty among local game developers in contemporary Indonesia. The result can forecast the sustainability of Indonesian local game industry particularly from the human resource point of view.
Interaksi Online, Aug 30, 2013
Editorial Cartoons has a unique position in mass media. As a pictoral editorial, it can stimulate... more Editorial Cartoons has a unique position in mass media. As a pictoral editorial, it can stimulate the readers to see and represent it. In journalism, editorial cartoon were also known as political cartoon. This term based on the politics issues that often represented in editorial cartoons of several mass media. In Indonesia some editorial cartoon were also appear with a strong aspect of politics and policy. Neverthelss, Bola has a special theme of their editorial cartoons. The editors always represent the issue of the national sport affairs in their editorial cartoons, especially football issues. Indonesian football affairs in 2012 became the main focus in this research. This consideration based on the situation of Indonesian football affairs in 2012 intself. As the the most popular sport in Indonesia, football has became the medium to get a power and interest. Beside that, football also became the favorite entertainment for society and the people needs in Indonesia. This research used several theory for the basic ideas to reveal and examine how editorial cartoons in Bola represented The Indonesia football affairs in 2012. Several theories used in this research are the representation by Stuart Hall, Ellis Cashmore notable ideas about sport and values, and the way Seno Gumira Ajidarma thoughts about editorial cartoon from humorous and critical side. All editorial cartoons in this research are examined by semiotic approach from Roland Barthes and Saussure with syntagmatic, paradigmatic and the aspect of denotation and conotation. This semiotic approach used to understand how the Indonesian football affairs were represented in editorial cartoons of Bola in the 2012. This research reveals that Bola's editorial cartoons represented the delapidated conditions of Indonesian football affairs. Neverthless, this editorial cartoons also gave the support for Indonesian national team and represented how the society means football in their everyday life.
ISKI, 2017
Penelitian tentang ekologi media yang memasukkan unsur politainment (politics & entertainment) se... more Penelitian tentang ekologi media yang memasukkan unsur politainment (politics & entertainment) sebagai dasar studi termasuk dalam kajian komunikasi kontemporer. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa saat ini fenomena talk show politik maupun dialog yang menyangkut tokoh politik di Indonesia, selalu diselipi unsur hiburan. Seperti hal-hal non-teknis misalnya lagu kesukaan politisi, hubungan politisi dengan keluarganya dan lain sebagainya, menjadi lazim. Penyatuan aspek politik dan hiburan menarik untuk diteliti karena menyangkut kepentingan dua belah pihak, yakni media khususnya televisi dan politisi yang bersangkutan. Dengan melihat landasan empiris tersebut, kita sanggup mengetahui ekologi semacam apa yang terbentuk dan dipelihara oleh kedua belah pihak dalam memperebutkan perhatian publik di layar kaca. Penelitian yang berlandaskan metode observasi redaksional ini berhasil membahas tentang pergeseran konsep politik, dari yang semula sulit dan berat, menjadi ringan dan menghibur. Ekologi ini adalah konsekuensi dari sistem demokrasi yang Indonesia anut. Relasi antara politik, media, dan popularitas, tidak mungkin bisa dihindari. Politisi harus bertindak layaknya penghibur di layar kaca televisi nasional sebagai strategi komunikasi politiknya.
.
Tulisan ini pernah dimuat dalam webzine houtskools.com tahun 2015
Internet menjadi medium baru kaum muda untuk membentuk wacana dan mengartikulasikannya ke dalam s... more Internet menjadi medium baru kaum muda untuk membentuk wacana dan mengartikulasikannya ke dalam sebuah bentuk yang unik, yakni internet meme. Di Indonesia, meme digunakan sebagai ekspresi lelucon sekaligus refleksi kaum muda terhadap kehidupan sehari-hari menyangkut aspek-aspek demokrasi, sosial, dan politik. Adu wacana antar kaum muda via meme yang tersebar di internet mengenai isu-isu sosial politik, memperluas spektrum demokrasi. Riset ini melihat dinamika wacana dalam internet meme mengenai dua isu politik besar di Indonesia pada tahun 2014 dengan menggunakan pendekatan stukturasi milik Anthony Giddens.
Kata Kunci: demokrasi, kaum muda, media baru, meme internet, wacana
Isu tentang moral adalah isu yang paling sering diperdebatkan dalam sejarah peradaban manusia. Se... more Isu tentang moral adalah isu yang paling sering diperdebatkan dalam sejarah peradaban manusia. Sesuatu yang dianggap benar pada masa lalu, belum tentu benar pula pada masa yang akan datang. Begitu pula sebaliknya. Di Indonesia, isu moral dirasa begitu sensitif karena selalu bersinggungan dengan aspek-aspek seperti SARA, pilihan ideologi politik, dan yang paling terbaru adalah orientasi seksual. Terbukanya arus informasi membuka pula suara-suara kelompok dengan orientasi seksual yang dianggap kaum heteroseksual sebagai orientasi yang menyimpang. Indonesia sebagai negara yang iklim masyarakatnya cenderung konservatif, menganggap kelompok LGBT sebagai benalu dan harus direhabilitasi secara seksual setelah sebelumnya dikutuk secara moral. Fenomena pengkutukan itu muncul pula lewat tangan-tangan lembaga otoritas media yang memberlakukan pembatasan ketat terhadap kelompok LGBT atau terduga LGBT di media massa.
Kata kunci: media, moral panic, otoritas, konflik, LGBT
Saat kita bersorak-sorai menyaksikan pertandingan sepak bola, kita tidak berada di dalam ruang ya... more Saat kita bersorak-sorai menyaksikan pertandingan sepak bola, kita tidak berada di dalam ruang yang netral dari berbagai bentuk eksploitasi. Justru pada saat itulah khalayak sebagai penonton mengalami bentuk eksploitasi dan komodifikasi bertubi-tubi. Pemodal dan pemegang hak siar adalah pemain utama dari kompleksnya proses ini. Jangan lupakan pula peran negara sebagai pemberi izin bagi para agen ini agar mampu menyulap tayangan pertandingan sepak bola menjadi tambang uang di tengah riuh teriakan suporter.
Kata Kunci: komodifikasi, spectator, sepak bola, khalayak, televisi, ekonomi politik
Sepanjang sejarahnya, media dan pers selalu menjadi bagian penting dari sebuah peradaban. Di Indo... more Sepanjang sejarahnya, media dan pers selalu menjadi bagian penting dari sebuah peradaban. Di Indonesia, media alternatif selalu identik dengan perlawanan, karena memiliki kecenderungan untuk menyuarakan kabar-kabar yang tidak tersaji atau ditutupi oleh rezim. Sejak zaman kolonial hingga pasca reformasi, kecenderungan itu selalu berulang. Media-media alternatif ini beredar dibawah tanah dan dinikmati oleh kalangan tertentu yang tak jarang memicu pergolakan, baik secara hukum maupun etika. Di era reformasi, media alternatif perlu didefiniskan ulang karena dampak derasnya arus informasi menjadikan keran informasi kian terbuka luas. Kini informasi-informasi yang semula terpendam, menjadi lebih mungkin untuk kita dengar, sehingga saluran informasi bawah tanah lebih mudah untuk muncul ke permukaan. Saat ini, media-media di pedalaman Indonesia memiliki posisi yang unik. Kehadirannya menjadi alternatif karena mengabarkan apa yang tidak dikabarkan oleh media arus utama, mengingat permasalahan ketimpangan akses yang masih lebar terjadi di Indonesia.
Sebuah produk teknologi media baru bernama Podcast berhasil menarik minat masa dalam jumlah besar... more Sebuah produk teknologi media baru bernama Podcast berhasil menarik minat masa dalam jumlah besar untuk menggunakan aplikasi ini. Pakar sosial memprediksi bahwa keberadaannya mampu menggeser eksistensi radio. Sebuah pertanyaan muncul, bagaimana fenomena Podcast yang populer diakses melalui perangkat iPod ini bila dikaji dengan menggunakan pendekatan teori Uses and Gratifications yang menempatkan khalayak sebagai pihak yang aktif terhadap media. Faktor-faktor seperti budaya, akses, kebutuhan, tekanan sosial dan gelombang budaya pop juga menjadi perhatian khusus dalam menyikapi segala pilihan khalayak terhadap konten dan media itu sendiri.
Kata Kunci: Podcast, new media, khalayak, budaya, informasi, konvergensi
Video game adalah bentuk permainan berupa simulasi atas realitas yang dimainkan oleh individu ata... more Video game adalah bentuk permainan berupa simulasi atas realitas yang dimainkan oleh individu atau sekelompok orang. Jenis permainan semacam ini identik dengan anak-anak atau kaum muda (youth) yang ditengarai sanggup membentuk pola pikir dan perilaku para pemainnya. Memasuki era media baru yang ditandai dengan menjamurnya online game dan fitur game melalui smartphone atau andorid, varian dari game menjadi semakin banyak dan masif penyebarannya. Di Indonesia, video game melalui gadget bahkan digunakan beberapa orang bahkan institusi sekelas KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) untuk menanamkan semangat anti-korupsi dengan cara membuat game bertemakan anti-korupsi. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri mengingat game yang sebelumnya selalu identik budaya pop dan kegiatan leisure remeh-temeh, kini telah menjadi alat yang resisten terhadap sebuah sistem dan otoritas yang menjadi musuh bersama.
Kata kunci: game, pop culture, resistensi, anti-corruption, simulasi, rule, youth
IBRAF Proceedings, 2017
The issues about moral and regulations are the most debatable issues in the history of human civi... more The issues about moral and regulations are the most debatable issues in the history of human civilization. In Indonesia, the moral issue always emerged as a controversial topic among wider society. Especially when it related to SARA (Suku, Ras, Agama, Antar Golongan), ideological point of view, and the new one about sexual orientation. Indonesia with the conservative climate condemned the moral of LGBT people. The LGBT became the new moral panic among Indonesian society. The media institutions and regulators have also banned the LGBT activities in mass media rashly.
Keywords: moral panic, media regulator, LGBT, sexuality