Novita Effendi | University of Padjadjaran (UNPAD) (original) (raw)

Novita Effendi

Uploads

Papers by Novita Effendi

Research paper thumbnail of Blood type determination from extracted deciduous teeth

Journal of Dentistry and Oral Hygiene, Jul 31, 2014

This study investigated the feasibility and accuracy of blood types identification through decidu... more This study investigated the feasibility and accuracy of blood types identification through deciduous teeth, using absorption-elution. A total of 15 deciduous teeth extracted from 15 children were used to identify blood types which were compared with the blood types of the children's parents. The blood types of 5 (of 5) samples were fully-identified whose agglutination process took place less than a week. The blood types of four samples (of 5 samples) were identified if the agglutination process took place more than a week. The blood types of two samples (of 5 samples) were identified if the agglutination process took place more than a month. Taken together, our results suggest that deciduous teeth can be used to identify blood types using absorption-elution method for forensic odontology and the accuracy of blood types identification depends on the duration of agglutination.

Research paper thumbnail of PENANGANAN PERIOPERATIF ANESTESI PADA RESEKSI FEOKROMOSITOMA

Definitive therapy of pheochromocytoma is a surgical resection. Anesthetic perioperative manageme... more Definitive therapy of pheochromocytoma is a surgical resection. Anesthetic perioperative management toward pheochromocytoma resection plays a very important role in decreasing morbidity and mortality. This management includes preoperative preparations, intraoperative management and postoperative management. The preoperative preparations involving multidiscipline approaches have several objectives: controlling blood pressure, creating an adequate intravascular volume, assessing effects of the disease to end-organs, recognizing conditions pertaining to pheochromocytoma, and controlling blood glucose and electrolyte levels. The intraoperative management is a continuation of the preoperative preparations. Its main objective is to preclude the event of hypertension crisis. The postoperative management is aimed to anticipate important complications which possibly occur in the early postoperative period, such as: hypertension, hypotension, and hypoglycemia. Abstrak: Terapi definitif terhadap feokromositoma adalah reseksi. Penanganan perioperatif anestesi pada reseksi feokromositoma sangat berperan dalam menekan morbiditas dan mortalitas. Penanganan ini meliputi persiapan preoperatif, penangananan intraoperatif dan penanganan pasca bedah. Persiapan preoperatif dilakukan secara multidisiplin dan bertujuan untuk mengendalikan tekanan darah, mencukupi volum intravaskuler, menilai pengaruh penyakit terhadap end-organ, mengenali dampak dari kondisi-kondisi yang terkait dengan feokromositoma, serta normalisasi kadar glukosa dan elektrolit. Penanganan intraoperatif merupakan kesinambungan dari persiapan preoperatif dan bertujuan utama menghindari terjadinya krisis hipertensi. Penanganan pasca bedah bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya komplikasi penting pada periode pasca bedah dini yakni hipertensi, hipotensi dan hipoglikemi.

Drafts by Novita Effendi

Research paper thumbnail of Penilaian dari keterlibatan Furkasi

Penilaian dari keterlibatan Furkasi Dalam perkembangan dari periodontitis di sepanjang akar gigi,... more Penilaian dari keterlibatan Furkasi Dalam perkembangan dari periodontitis di sepanjang akar gigi, proses penghancuran melibatkan struktur penyangga dari area yang terkena furkasi (gambar 26-12). untuk merencanakan perawatan keterlibatan seperti itu, sangat penting untuk diagnosis dan identifikasi yang rinci dan tepat dari keberadaan dan perluasan kerusakan jaringan periodontal dalam area furkasi. Keterlibatan furkasi diamati dari semua pintu masuk yang kemungkinan terbesar adalah dari luka periodontal multirooted teeth yaitu rongga mulut atau pintu masuk lingual dari mandibular molars. Maxillary molars dan premolars diamati dari pintu buccal, disto palatal dan mesio palatal. Dikarenakan posisi dari maxilare molars pertama di dalam proses alveolar, furkasi antara mesio buccal dan akar palatal lebih baik di eksplore dari palatal aspect (gambar 26-13) Keterlibatan furkasi di eksplor menggunakan curved periodontal probe graduated dari 3 mm (naber furcation Probe) (fig 26-14). Bergantung dari kedalaman penetrasi, FI diklasifikasi sebagai superficial atau deep • Pemeriksaan Horizontal dengan kedalaman kurang dari 3 mm dari satu atau dua pintu masuk diklasifikasikan sebagai tingkat I FI • Horizontal probing dengan kedalaman diatas 3 mm di maksimal satu pintu masuk furkasi dan/atau di kombinasikan dengan tingkat I FI diklasifikaskan sebagai tingkat II FI • Pemeriksaan horizontal dengan kedalaman di atas 3 mm di dua atau lebih area pintu masuk furkasi biasanya diwakili sebagai Through and through destruction (hancur berulang kali) dari supporting tissues di dalam furkasi dan diklasifikasikan sebagai tingkat III FI Tingkat FI di sajikan di dalam periodontal chart no 26-15 bersama dengan deskripsi dari permukaan gigi mana yang sudah diidentifikasi berhubungan. Diskusi menyeluruh tentang manajemen dari keterlibatan furkasi disajikan di chapter 39.

Research paper thumbnail of Blood type determination from extracted deciduous teeth

Journal of Dentistry and Oral Hygiene, Jul 31, 2014

This study investigated the feasibility and accuracy of blood types identification through decidu... more This study investigated the feasibility and accuracy of blood types identification through deciduous teeth, using absorption-elution. A total of 15 deciduous teeth extracted from 15 children were used to identify blood types which were compared with the blood types of the children's parents. The blood types of 5 (of 5) samples were fully-identified whose agglutination process took place less than a week. The blood types of four samples (of 5 samples) were identified if the agglutination process took place more than a week. The blood types of two samples (of 5 samples) were identified if the agglutination process took place more than a month. Taken together, our results suggest that deciduous teeth can be used to identify blood types using absorption-elution method for forensic odontology and the accuracy of blood types identification depends on the duration of agglutination.

Research paper thumbnail of PENANGANAN PERIOPERATIF ANESTESI PADA RESEKSI FEOKROMOSITOMA

Definitive therapy of pheochromocytoma is a surgical resection. Anesthetic perioperative manageme... more Definitive therapy of pheochromocytoma is a surgical resection. Anesthetic perioperative management toward pheochromocytoma resection plays a very important role in decreasing morbidity and mortality. This management includes preoperative preparations, intraoperative management and postoperative management. The preoperative preparations involving multidiscipline approaches have several objectives: controlling blood pressure, creating an adequate intravascular volume, assessing effects of the disease to end-organs, recognizing conditions pertaining to pheochromocytoma, and controlling blood glucose and electrolyte levels. The intraoperative management is a continuation of the preoperative preparations. Its main objective is to preclude the event of hypertension crisis. The postoperative management is aimed to anticipate important complications which possibly occur in the early postoperative period, such as: hypertension, hypotension, and hypoglycemia. Abstrak: Terapi definitif terhadap feokromositoma adalah reseksi. Penanganan perioperatif anestesi pada reseksi feokromositoma sangat berperan dalam menekan morbiditas dan mortalitas. Penanganan ini meliputi persiapan preoperatif, penangananan intraoperatif dan penanganan pasca bedah. Persiapan preoperatif dilakukan secara multidisiplin dan bertujuan untuk mengendalikan tekanan darah, mencukupi volum intravaskuler, menilai pengaruh penyakit terhadap end-organ, mengenali dampak dari kondisi-kondisi yang terkait dengan feokromositoma, serta normalisasi kadar glukosa dan elektrolit. Penanganan intraoperatif merupakan kesinambungan dari persiapan preoperatif dan bertujuan utama menghindari terjadinya krisis hipertensi. Penanganan pasca bedah bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya komplikasi penting pada periode pasca bedah dini yakni hipertensi, hipotensi dan hipoglikemi.

Research paper thumbnail of Penilaian dari keterlibatan Furkasi

Penilaian dari keterlibatan Furkasi Dalam perkembangan dari periodontitis di sepanjang akar gigi,... more Penilaian dari keterlibatan Furkasi Dalam perkembangan dari periodontitis di sepanjang akar gigi, proses penghancuran melibatkan struktur penyangga dari area yang terkena furkasi (gambar 26-12). untuk merencanakan perawatan keterlibatan seperti itu, sangat penting untuk diagnosis dan identifikasi yang rinci dan tepat dari keberadaan dan perluasan kerusakan jaringan periodontal dalam area furkasi. Keterlibatan furkasi diamati dari semua pintu masuk yang kemungkinan terbesar adalah dari luka periodontal multirooted teeth yaitu rongga mulut atau pintu masuk lingual dari mandibular molars. Maxillary molars dan premolars diamati dari pintu buccal, disto palatal dan mesio palatal. Dikarenakan posisi dari maxilare molars pertama di dalam proses alveolar, furkasi antara mesio buccal dan akar palatal lebih baik di eksplore dari palatal aspect (gambar 26-13) Keterlibatan furkasi di eksplor menggunakan curved periodontal probe graduated dari 3 mm (naber furcation Probe) (fig 26-14). Bergantung dari kedalaman penetrasi, FI diklasifikasi sebagai superficial atau deep • Pemeriksaan Horizontal dengan kedalaman kurang dari 3 mm dari satu atau dua pintu masuk diklasifikasikan sebagai tingkat I FI • Horizontal probing dengan kedalaman diatas 3 mm di maksimal satu pintu masuk furkasi dan/atau di kombinasikan dengan tingkat I FI diklasifikaskan sebagai tingkat II FI • Pemeriksaan horizontal dengan kedalaman di atas 3 mm di dua atau lebih area pintu masuk furkasi biasanya diwakili sebagai Through and through destruction (hancur berulang kali) dari supporting tissues di dalam furkasi dan diklasifikasikan sebagai tingkat III FI Tingkat FI di sajikan di dalam periodontal chart no 26-15 bersama dengan deskripsi dari permukaan gigi mana yang sudah diidentifikasi berhubungan. Diskusi menyeluruh tentang manajemen dari keterlibatan furkasi disajikan di chapter 39.

Log In