Junita Budi Rachman | University of Padjadjaran (UNPAD) (original) (raw)

Papers by Junita Budi Rachman

Research paper thumbnail of UPAYA INDONESIA DALAM MENGATASI PERNIKAHAN ANAK SEBAGAI IMPLEMENTASI SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) TUJUAN 5 (5.3)

Research paper thumbnail of Cultural Diplomacy’s Hidden Potential: Exploring Goals through Indonesian’s Scholarship Program

Cultural Landscape Insights, Dec 11, 2023

Cultural diplomacy is a practice that many countries have long implemented. Although it has exist... more Cultural diplomacy is a practice that many countries have long implemented. Although it has existed for a long time, the concept of cultural diplomacy is still developing; that is, experts in this field continue to contribute to the improvement of the development of the concept. This study intends to add four objectives of cultural diplomacy based on testimonials of 52 Indonesian Arts and Culture Scholarship alumni in a book entitled 15 Years Indonesian Art and Culture Scholarship. Based on the responses of 52 Indonesian Arts and Culture Scholarship (IACS) alumni, we received and coded 292 citations and produced 10 themes related to cultural diplomacy in the IACS. Out of the 10 themes, we further set 10 cultural diplomacy goals, out of which 6 are aligned with the goals for cultural diplomacy set by an expert. However, we found four new interesting objectives that can benefit the country if used to their full potential. It is incredible to know that pure arts and cultural activities can produce various feelings that indicate the possibility of soft power.

Research paper thumbnail of Bandung as an International Relations Actor Through the Collaboration of Bandung and Fort Worth Sister City in International Leadership Academy Program

International journal of social science and business, Feb 16, 2022

Pemerintah Kota merupakan salah satu subjek yang mulai berkiprah di dunia internasional. Di sisi ... more Pemerintah Kota merupakan salah satu subjek yang mulai berkiprah di dunia internasional. Di sisi lain, kota dipandang sebagai lembaga dalam 'global governance' yang bekerja sama untuk memecahkan masalah global secara global. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kota Bandung dalam menampilkan dirinya sebagai subjek hubungan internasional melalui implementasi kerjasama sister city antara kota Bandung dan kota Forth Worth dalam program International Leadership Academy (ILA). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan studi pustaka. Sedangkan kerangka konseptual yang digunakan terdiri dari konsep kerjasama internasional dan konsep sister city. Sejak tahun 2010 hingga tahun 2021 delegasi kota Bandung yaitu siswa SMA didampingi oleh pengawas dan karyawan mengikuti program ILA yang diadakan setiap tahun di Kota Fort Worth. Kehadiran delegasi ini mewakili Kota Bandung sebagai subjek hubungan internasional. Melalui kegiatan ILA di kota Fort Worth dengan siswa SMA Bandung sebagai delegasinya, kota Bandung dijamin kehadirannya di kancah internasional hampir setiap tahun. Namun sayangnya, Pemerintah Kota Bandung tidak sepenuhnya mendukung kegiatan program pertukaran pemuda ILA yang diadakan di kota Fort Worth. Padahal dukungan ini penting untuk menjaga kelangsungan keberadaan Kota Bandung sebagai subjek dalam hubungan internasional.

Research paper thumbnail of Editorial: Pandemi Penyakit Menular (Covid-19) Hubungan Internasional

Intermestic : journal of international studies, May 31, 2020

Pada saat Volume 4 Nomor 2 jurnal ini terbit, situasi dunia tengah mengalami peristiwa yang sanga... more Pada saat Volume 4 Nomor 2 jurnal ini terbit, situasi dunia tengah mengalami peristiwa yang sangat luar biasa, yaitu mewabahnya suatu penyakit menular yang mematikan. Salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan menular yang disebabkan oleh virus corona novel SARS-CoV-2, dengan cepat telah berkembang menjadi pandemi global hanya dalam waktu dua bulan. World Health Organization (WHO) yang merupakan bagian dari PBB pada Maret 2020 mengumumkan nama virus itu sebagai Covid-19 beserta protokol penanggulangannya bagi negara-negara anggota. Tulisan ini sebagai tanda hirauan kami mengenai fenomena saat ini, khususnya mengenai penyakit menular dalam hubungan internasional. Penyakit menular selama ini sebagai hirauan bidang penyelidikan kesehatan masyarakat (public health), ilmu pengetahuan alam (science), dan politik. Ruang lingkup kajiannya berkembang semakin luas seiring dengan semakin meluasnya penyebaran penyakit menular itu ke banyak wilayah di seluruh dunia. Permasalahan penyakit menular yang mengglobal menuntut solusi dan kerja sama internasional untuk mengatasinya. Negara-negara semakin diharapkan untuk serius dan menganggap penting pernyakit menular sebagai masalah kebijakan luar negeri. Masalah politik internasional dari penyakit menular ini kemudian muncul sebagai tantangan bagi studi Hubungan Internasional (Fidle, 1998).

Research paper thumbnail of The Memory of Asian-African Conference as a Public Diplomacy

International Journal of Current Science Research and Review, Feb 4, 2023

This paper aims to explain the process of public diplomacy carried out by the Museum of the Asian... more This paper aims to explain the process of public diplomacy carried out by the Museum of the Asian-African Conference. This r paper focuses on the role of museums as actors of public diplomacy that can help countries fulfill their national interests. This paper also explains what activities have been carried out by the museum to fulfill its role as an actor in Indonesian public diplomacy. The Museum of the Asian-African Conference itself is a historical museum that holds important memories about the Asian-African Conference. This study used qualitative paper methods. The data sources used in this study consist of two types, namely primary data sources such as data resulting from observations and interviews at the research location, while the secondary data itself is data obtained through literature study from articles related to the Museum of the Asian-African Conference such as books, journals, and electronic news. The data analysis process from this study includes five stages, namely data collection, data sorting, recollection , data interpretation, and the conclusion. The results of this paper is about the museum's successes in carrying out Indonesian public diplomacy through events that organized by the museum. These activities also create opportunities for the Indonesian government to use them as a key for foreign policy making process. KEYWORDS: asian-african conference, collective memory, museum of asian-african conference, public diplomacy. time. This strategy has a lower risk so it is very suitable for use by countries in the world to maintain peace. Nye (2008) soft power is "the ability to influence the behavior of others to get the outcomes one wants". This strategy is the best way to achieve national interests without sacrificing the country's resources from war. Nye also emphasized that soft power is "the ability to get what you want through attraction rather than through coercion or payment". Countries can use culture, values, policies, and political institutions as tools of attraction in this strategy (Nye, 2008).Fukushima (2004) to achieve its national interests, the state can use its economic and cultural power. It can be used to carry out cooperation between countries. So war is not the only way to get what the country wants, but the path of peace can still be carried out through this strategy (Sasaki, 2006). This paper explained soft power strategy through the public diplomacy method. Public diplomacy itself is a new method of diplomacy involving actors other than the state actor. This method aims foreign communities through cultural and economic approaches. By influencing foreign public opinion, the state will receive agents who support their foreign policy (Hennida, 2018). The research object chosen in this study is the Museum of the Asian-African Conference. Unlike the other museums, this museum is a technical implementation unit of the ministry of foreign affairs (Primasanto, 2020). They maintains one of the most precious memories for countries in Asia and Africa. The memory is the event of the Asian-African Conference (AAC) on 18-25 April 1955. Located on Asian-African Street no. 65 Bandung West Java, making this museum have an easy access for local and international tourists. This museum was founded as a suggestion from Prof. Mochtar Kusumaatmadja as Minister of Foreign Affairs for the period 1978-1988, and was inaugurated on April 24, 1980 by President Soeharto. This museum operates every Tuesday-Sunday from 08.00-16.00, but specifically on Friday the museum is open from 14.00-16.00 (MAAC, 2019).

Research paper thumbnail of EDITORIAL: Kepemimpinan Regional dalam Hubungan Internasional

Intermestic: Journal of International Studies

Setelah sukses menyelenggarakan Presidensi G20 pada tahun 2022, Indonesia kembali menjalankan kep... more Setelah sukses menyelenggarakan Presidensi G20 pada tahun 2022, Indonesia kembali menjalankan kepemimpinan internasional dengan memegang tongkat kepemimpinan atau keketuaan ASEAN 2023 untuk satu tahun lamanya (1 Januari-31 Desember 2023). Kepemimpinan tersebut diserahkan dari Kamboja kepada Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Phnom Penh pada November 2022 yang menandakan kepercayaan kepada Indonesia untuk menavigasi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan di regional Asia Tenggara di tengah kondisi recovery dunia pasca pandemi, dengan tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth". Meskipun dalam organisasi regional ASEAN tidak ada satu negarapun yang secara resmi dan permanen sebagai pemimpin atau kekuatan regional, posisi keketuaan memberikan kesempatan kepadanya melaksanakan kepemimpinan regional, sekaligus peluang dan penegasan kepemimpinan yang efektif dan cara pemimpin membuat perbedaan yang berarti di arena global. Memahami kepemimpinan regional (regional leadership) sangat penting bagi para pembuat kebijakan dan penstudi/sarjana (scholars), karena membantu menjelaskan motivasi dan tindakan negara dalam hubungan internasional, dan distribusi kekuasaan antarnegara dan regional dalam dinamika politik regional dan global pada masa kini. Penegasan atau pencegahan kepemimpinan regional akan berdampak tidak hanya pada tatanan regionalnya namun juga pada tatanan global di masa depan (Acharya, 2009).

Research paper thumbnail of The Memory of Asian-African Conference as a Public Diplomacy

Zenodo (CERN European Organization for Nuclear Research), Feb 4, 2023

This paper aims to explain the process of public diplomacy carried out by the Museum of the Asian... more This paper aims to explain the process of public diplomacy carried out by the Museum of the Asian-African Conference. This r paper focuses on the role of museums as actors of public diplomacy that can help countries fulfill their national interests. This paper also explains what activities have been carried out by the museum to fulfill its role as an actor in Indonesian public diplomacy. The Museum of the Asian-African Conference itself is a historical museum that holds important memories about the Asian-African Conference. This study used qualitative paper methods. The data sources used in this study consist of two types, namely primary data sources such as data resulting from observations and interviews at the research location, while the secondary data itself is data obtained through literature study from articles related to the Museum of the Asian-African Conference such as books, journals, and electronic news. The data analysis process from this study includes five stages, namely data collection, data sorting, recollection , data interpretation, and the conclusion. The results of this paper is about the museum's successes in carrying out Indonesian public diplomacy through events that organized by the museum. These activities also create opportunities for the Indonesian government to use them as a key for foreign policy making process. KEYWORDS: asian-african conference, collective memory, museum of asian-african conference, public diplomacy. time. This strategy has a lower risk so it is very suitable for use by countries in the world to maintain peace. Nye (2008) soft power is "the ability to influence the behavior of others to get the outcomes one wants". This strategy is the best way to achieve national interests without sacrificing the country's resources from war. Nye also emphasized that soft power is "the ability to get what you want through attraction rather than through coercion or payment". Countries can use culture, values, policies, and political institutions as tools of attraction in this strategy (Nye, 2008).Fukushima (2004) to achieve its national interests, the state can use its economic and cultural power. It can be used to carry out cooperation between countries. So war is not the only way to get what the country wants, but the path of peace can still be carried out through this strategy (Sasaki, 2006). This paper explained soft power strategy through the public diplomacy method. Public diplomacy itself is a new method of diplomacy involving actors other than the state actor. This method aims foreign communities through cultural and economic approaches. By influencing foreign public opinion, the state will receive agents who support their foreign policy (Hennida, 2018). The research object chosen in this study is the Museum of the Asian-African Conference. Unlike the other museums, this museum is a technical implementation unit of the ministry of foreign affairs (Primasanto, 2020). They maintains one of the most precious memories for countries in Asia and Africa. The memory is the event of the Asian-African Conference (AAC) on 18-25 April 1955. Located on Asian-African Street no. 65 Bandung West Java, making this museum have an easy access for local and international tourists. This museum was founded as a suggestion from Prof. Mochtar Kusumaatmadja as Minister of Foreign Affairs for the period 1978-1988, and was inaugurated on April 24, 1980 by President Soeharto. This museum operates every Tuesday-Sunday from 08.00-16.00, but specifically on Friday the museum is open from 14.00-16.00 (MAAC, 2019).

Research paper thumbnail of EDITORIAL: Tata Kelola Global dalam Hubungan Internasional

Intermestic : journal of international studies, Nov 29, 2022

Akhir kata, kami menghaturkan ucapan terima kasih tak terhingga atas kesediaan para mitra bestari... more Akhir kata, kami menghaturkan ucapan terima kasih tak terhingga atas kesediaan para mitra bestari dan para penulis sebagai kontributor dalam mewujudkan penerbitan e-Jurnal INTERMESTIC Volume 7 Nomor 1 pada November 2022 ini. Hormat kami,

Research paper thumbnail of The Memory of Asian-African Conference as a Public Diplomacy

International Journal of Current Science Research and Review

This paper aims to explain the process of public diplomacy carried out by the Museum of the Asian... more This paper aims to explain the process of public diplomacy carried out by the Museum of the Asian-African Conference. This r paper focuses on the role of museums as actors of public diplomacy that can help countries fulfill their national interests. This paper also explains what activities have been carried out by the museum to fulfill its role as an actor in Indonesian public diplomacy. The Museum of the Asian-African Conference itself is a historical museum that holds important memories about the Asian-African Conference. This study used qualitative paper methods. The data sources used in this study consist of two types, namely primary data sources such as data resulting from observations and interviews at the research location, while the secondary data itself is data obtained through literature study from articles related to the Museum of the Asian-African Conference such as books, journals, and electronic news. The data analysis process from this study includes five stages, name...

Research paper thumbnail of Psikologi dalam Hubungan Internasional : Dari Idiografi ke Neurobiologi

Intermestic: Journal of International Studies

Banyak peristiwa internasional pada saat perang atau damai, yang menjadi hirauan studi Hubungan I... more Banyak peristiwa internasional pada saat perang atau damai, yang menjadi hirauan studi Hubungan Internasional (HI), tak lepas dari dimensi psikologis di dalamnya sepanjang manusia terlibat dan terdampak baik sebagai subjek maupun objek dan secara individu, kolektif maupun yang diinstitusionalkan sebagai negara. Psikologi, seperti HI, secara inheren tertarik pada hubungan manusia. Perbedaan antara Psikologi dan HI adalah fokus analisisnya. HI secara tradisional berfokus terutama pada negara, sedangkan Psikologi secara tradisional berfokus pada individu. Namun, garis di antara keduanya tidak ditarik secara ketat, yang membuka ruang untuk fertilisasi silang dan inspirasi timbal balik.

Research paper thumbnail of Bandung as an International Relations Actor Through the Collaboration of Bandung and Fort Worth Sister City in International Leadership Academy Program

International Journal of Social Science and Business

Pemerintah Kota merupakan salah satu subjek yang mulai berkiprah di dunia internasional. Di sisi ... more Pemerintah Kota merupakan salah satu subjek yang mulai berkiprah di dunia internasional. Di sisi lain, kota dipandang sebagai lembaga dalam 'global governance' yang bekerja sama untuk memecahkan masalah global secara global. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kota Bandung dalam menampilkan dirinya sebagai subjek hubungan internasional melalui implementasi kerjasama sister city antara kota Bandung dan kota Forth Worth dalam program International Leadership Academy (ILA). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan studi pustaka. Sedangkan kerangka konseptual yang digunakan terdiri dari konsep kerjasama internasional dan konsep sister city. Sejak tahun 2010 hingga tahun 2021 delegasi kota Bandung yaitu siswa SMA didampingi oleh pengawas dan karyawan mengikuti program ILA yang diadakan setiap tahun di Kota Fort Worth. Kehadiran delegasi ini mewakili Kota Bandung sebagai subjek hubungan internasional. Melalu...

Research paper thumbnail of Psikologi dalam Hubungan Internasional

The Journal of international studies, Dec 1, 2021

Research paper thumbnail of Diaspora dalam Hubungan Internasional

Intermestic: Journal of International Studies

Perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung hingga pertengahan 2022 ini menyisakan per... more Perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung hingga pertengahan 2022 ini menyisakan perhatian pada diaspora, selain pada segala akibat perang dalam banyak hal terhadap kedua negara dan hubungan internasional. Diaspora Rusia dan diaspora Ukraina tersebar di luar negeri, baik sebagai diaspora pasif maupun sebagai diaspora transnasional dan global. Dalam banyak kepentingan mereka adalah subjek-subjek internasional yang signifikan baik bagi negara asal (home country) dan negara tuan rumah (host country) maupun bagi ragam komunitas diaspora lainnya. Namun, serangan militer Rusia ke Ukraina telah membuat diaspora Rusia dalam keadaan sosial yang tersudutkan di tempat mereka berdomisili. Sementara para pengungsi Ukraina yang mendapatkan simpati sebagai migran baru akan mengalami kehidupan diaspora di negara penerima di masa depan bila mereka menetap. Dari tempat baru, mereka dapat berfungsi sebagai saluran politik domestik dan internasional untuk konflik dan iredentisme guna &quot...

Research paper thumbnail of Sosialisasi pelestarian pencak silat sebagai warisan budaya dan soft power indonesia

Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat

Research paper thumbnail of Understanding Sports Policies in Indonesia: Caring for the Asian Games Legacy 2018

This research is intended to understand gender sports policies seen from a gender-sensitivity per... more This research is intended to understand gender sports policies seen from a gender-sensitivity perspective. The research was based on a case study method. In-depth interviews with a number of government parties formed the cornerstone of data collection. Adopting from the conception of the Organization for Security and Co-operation in Europe (OSCE) on gender sensitivity, some of the policies do not take into account or care about gender. Thus, more precisely a policy can be genderbiased, gender blind, gender-neutral or gender-sensitive. The conception was used in analyzing the extent to which sports policy in Indonesia is gender-sensitive and its implications for the treatment Indonesia accords to the 2018 Asian Games Legacy in the field of Women in Sports. The findings of this study are categorized into three parts, inter alia, Gender equality principle; The Indonesian government's partisanship in managing female athletes; and Women in sports as soft power. The practical implicat...

Research paper thumbnail of Editorial: Kekuasaan Naratif (Narrative Power) dalam Hubungan Internasional

The Journal of international studies, 2020

Pada masa dunia dilanda krisis global yang disebabkan oleh bencana alam (seperti wabah penyakit m... more Pada masa dunia dilanda krisis global yang disebabkan oleh bencana alam (seperti wabah penyakit menular, gelombang tinggi pasang laut Tsunami) maupun bencana yang disebabkan oleh ulah manusia (seperti peperangan antarnegara, aksi-aksi teroris internasional), negara-negara dan para pelaku internasional lainnya sudah tentu akan berusaha untuk mengatasi krisis dan memulihkan keadaan. Dalam situasi krisis yang serba tidak menentu dan terbatas ini, isu-isu baru dapat muncul mengenai apa, bagaimana serta mengapa dan siapa yang paling bertanggungjawab yang dikomunikasikan melalui narasi-narasi yang kerap mengarah kepada adu narasi (battle of narrative). Negara-negara sebagai institusi yang memiliki otoritas dalam hubungan internasional dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengukuhkan dan memastikan kekuasaannya di dunia melalui kekuatan naratif. Untuk memahami proses politik pada hubungan internasional dalam memanfaatkan kekuasaan naratif di saat krisis global dapat diamati pada masa dunia dilanda krisis pandemi Virus Corona-19 (Covid-19) sejak akhir Desember 2019. Dalam upaya mencegah dan mengatasi ancaman virus ini di wilayah masing-masing negara, muncul isu belum tersedianya obat atau vaksin penyembuh, dan cara-cara dalam menekan daya penularan penyakit, serta siapa yang paling bertanggung jawab atas penyebarannya. Isu global pandemi Covid-19 kemudian menjadi wacana yang dinarasikan di sepanjang waktu melalui diplomasi dan ragam media massa/publik baru masa kini ke seluruh dunia. Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) tampak sebagai negara terkemuka dalam adu narasi yang tercipta dari krisis Covid-19. Narasi-narasi kedua negara ini menurut Chang

Research paper thumbnail of Human Security In The Sustainable Development Goal 5 (SDGs 5) And Its Implementation In Indonesia

Proceedings of the 2nd International Conference on Social and Political Development (ICOSOP 2017), 2018

This paper is a concern with human security, women matters, and the Sustainable Development Goals... more This paper is a concern with human security, women matters, and the Sustainable Development Goals numbered 5. The United Nations addressing gender equality and empower all women and girls in SDGs 5 that must be implemented and achieved by all its members in their countries, including Indonesia. Since global attention to security issues focuses more on human beings than on the state, therefore sex and gender are important aspects. Women are one of the human beings, who are as sex and gender very vulnerable to insecurity issues in various areas of life. The areas of life in human security defined by UNDP in 1994 include economy, food, environment, personal, community and politics. Using human security approaches in international relations study, the purpose of this paper is to identify whether these areas of human security are represented in SDGs Goal 5 and to know how they are organized and implemented in Indonesia. It is argued that gender equality for women in accordance with The Sustainable Development Goal 5 and its implementation in Indonesia can be achieved when considering the areas of human security thoroughly.

Research paper thumbnail of EDITORIAL: Kepentingan Nasional dalam Hubungan Internasional

Kepentingan nasional-atau dalam ungkapan Prancis yaitu raison d'État-adalah tujuan dan ambisi neg... more Kepentingan nasional-atau dalam ungkapan Prancis yaitu raison d'État-adalah tujuan dan ambisi negara, baik ekonomi, militer, atau budaya. Menurut aliran arus utama dalam Studi Hubungan Internasional, konsep ini penting sebagai dasar bagi negara dalam melakukan hubungan internasional. Argumentasi Machiaveli mengenai kepentinga n nasional banyak dirujuk dalam praktik maupun pengembangan teoretis, sebagai pembenaran bagi perilaku internasional negara yang mengabaikan kepentingan utama pada masa purba sebelumnya, yaitu agama dan moralitas. Negara diturunkan dari tatanan ilahi dan tunduk pada kebutuhan khususnya sendiri, yaitu kepentingan nasional. Kepentingan nasional sangat erat kaitannya dengan power negara sebagai tujuan maupun instrumen, khususnya yang bersifat destruktif (hard power). Ketika kepentingan nasional bertujuan untuk mengejar power dan power dipergunakan sebagai instrumen untuk mencapai kepentingan nasional, maka konsekuensinya dalam sistem internasional yang dipersepsikan anarki-kecuali kekuasaannya sendiri-adalah kompetisi, kemuncula n perimbangan kekuasaan, konflik dan perang Praktik sejarah yang mengutamakan kepentingan nasional beserta konsekuensinya, dapat ditelusuri melalui kisah hubungan internasional yang bersifat kompetitif dan konfliktual selama berabad-abad, khususnya di Eropa. Seperti, Perang Tiga Puluh Tahun, perang-perang perimbangan kepentingan nasional, Perang-perang Dunia, Perang Dingin, sampai praktik kolonisasi berbasis merkantilisme (kepentinga n

Research paper thumbnail of Covid-19 dan Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pandemi Bayangan (The Shadow Pandemic)

Sampai saat ini, setiap orang di seluruh dunia masih berbicara tentang pandemi Covid-19 dan kesul... more Sampai saat ini, setiap orang di seluruh dunia masih berbicara tentang pandemi Covid-19 dan kesulitan ekonomi global. Apa yang tidak atau jarang didiskusikan banyak orang adalah pandemi jahat lainnya yang membayangi yaitu: peningkatan kekerasan terhadap perempuan (KTP) atau violence against women (VAW). Di tengah kombinasi dari sistem kesehatan yang kewalahan, karantina wilayah yang diberlakukan secara ketat, ketakutan akan virus dan efek vaksinasi, dan ketidakpastian ekonomi, di saat itu pula KTP telah menemukan peluang kotor untuk berkembang bersamaan dengan meluasnya pandemi Covid-19. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut fenomena KTP pada masa pendemi ini sebagai “ the shadow pandemic” (pandemi bayangan) (United Nations, 2020). Upaya penghapusan KTP sebagai pandemi bayangan oleh PBB bersama dengan negara-negara anggota di seluruh dunia menemui masa krisisnya selama pandemi Covid-19 masih mendominasi dunia.

Research paper thumbnail of Editorial: Pandemi Penyakit Menular (Covid-19) Hubungan Internasional

Intermestic: Journal of International Studies

Pada saat Volume 4 Nomor 2 jurnal ini terbit, situasi dunia tengah mengalami peristiwa yang sanga... more Pada saat Volume 4 Nomor 2 jurnal ini terbit, situasi dunia tengah mengalami peristiwa yang sangat luar biasa, yaitu mewabahnya suatu penyakit menular yang mematikan. Salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan menular yang disebabkan oleh virus corona novel SARS-CoV-2, dengan cepat telah berkembang menjadi pandemi global hanya dalam waktu dua bulan. World Health Organization (WHO) yang merupakan bagian dari PBB pada Maret 2020 mengumumkan nama virus itu sebagai Covid-19 beserta protokol penanggulangannya bagi negara-negara anggota. Tulisan ini sebagai tanda hirauan kami mengenai fenomena saat ini, khususnya mengenai penyakit menular dalam hubungan internasional.

Research paper thumbnail of UPAYA INDONESIA DALAM MENGATASI PERNIKAHAN ANAK SEBAGAI IMPLEMENTASI SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) TUJUAN 5 (5.3)

Research paper thumbnail of Cultural Diplomacy’s Hidden Potential: Exploring Goals through Indonesian’s Scholarship Program

Cultural Landscape Insights, Dec 11, 2023

Cultural diplomacy is a practice that many countries have long implemented. Although it has exist... more Cultural diplomacy is a practice that many countries have long implemented. Although it has existed for a long time, the concept of cultural diplomacy is still developing; that is, experts in this field continue to contribute to the improvement of the development of the concept. This study intends to add four objectives of cultural diplomacy based on testimonials of 52 Indonesian Arts and Culture Scholarship alumni in a book entitled 15 Years Indonesian Art and Culture Scholarship. Based on the responses of 52 Indonesian Arts and Culture Scholarship (IACS) alumni, we received and coded 292 citations and produced 10 themes related to cultural diplomacy in the IACS. Out of the 10 themes, we further set 10 cultural diplomacy goals, out of which 6 are aligned with the goals for cultural diplomacy set by an expert. However, we found four new interesting objectives that can benefit the country if used to their full potential. It is incredible to know that pure arts and cultural activities can produce various feelings that indicate the possibility of soft power.

Research paper thumbnail of Bandung as an International Relations Actor Through the Collaboration of Bandung and Fort Worth Sister City in International Leadership Academy Program

International journal of social science and business, Feb 16, 2022

Pemerintah Kota merupakan salah satu subjek yang mulai berkiprah di dunia internasional. Di sisi ... more Pemerintah Kota merupakan salah satu subjek yang mulai berkiprah di dunia internasional. Di sisi lain, kota dipandang sebagai lembaga dalam 'global governance' yang bekerja sama untuk memecahkan masalah global secara global. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kota Bandung dalam menampilkan dirinya sebagai subjek hubungan internasional melalui implementasi kerjasama sister city antara kota Bandung dan kota Forth Worth dalam program International Leadership Academy (ILA). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan studi pustaka. Sedangkan kerangka konseptual yang digunakan terdiri dari konsep kerjasama internasional dan konsep sister city. Sejak tahun 2010 hingga tahun 2021 delegasi kota Bandung yaitu siswa SMA didampingi oleh pengawas dan karyawan mengikuti program ILA yang diadakan setiap tahun di Kota Fort Worth. Kehadiran delegasi ini mewakili Kota Bandung sebagai subjek hubungan internasional. Melalui kegiatan ILA di kota Fort Worth dengan siswa SMA Bandung sebagai delegasinya, kota Bandung dijamin kehadirannya di kancah internasional hampir setiap tahun. Namun sayangnya, Pemerintah Kota Bandung tidak sepenuhnya mendukung kegiatan program pertukaran pemuda ILA yang diadakan di kota Fort Worth. Padahal dukungan ini penting untuk menjaga kelangsungan keberadaan Kota Bandung sebagai subjek dalam hubungan internasional.

Research paper thumbnail of Editorial: Pandemi Penyakit Menular (Covid-19) Hubungan Internasional

Intermestic : journal of international studies, May 31, 2020

Pada saat Volume 4 Nomor 2 jurnal ini terbit, situasi dunia tengah mengalami peristiwa yang sanga... more Pada saat Volume 4 Nomor 2 jurnal ini terbit, situasi dunia tengah mengalami peristiwa yang sangat luar biasa, yaitu mewabahnya suatu penyakit menular yang mematikan. Salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan menular yang disebabkan oleh virus corona novel SARS-CoV-2, dengan cepat telah berkembang menjadi pandemi global hanya dalam waktu dua bulan. World Health Organization (WHO) yang merupakan bagian dari PBB pada Maret 2020 mengumumkan nama virus itu sebagai Covid-19 beserta protokol penanggulangannya bagi negara-negara anggota. Tulisan ini sebagai tanda hirauan kami mengenai fenomena saat ini, khususnya mengenai penyakit menular dalam hubungan internasional. Penyakit menular selama ini sebagai hirauan bidang penyelidikan kesehatan masyarakat (public health), ilmu pengetahuan alam (science), dan politik. Ruang lingkup kajiannya berkembang semakin luas seiring dengan semakin meluasnya penyebaran penyakit menular itu ke banyak wilayah di seluruh dunia. Permasalahan penyakit menular yang mengglobal menuntut solusi dan kerja sama internasional untuk mengatasinya. Negara-negara semakin diharapkan untuk serius dan menganggap penting pernyakit menular sebagai masalah kebijakan luar negeri. Masalah politik internasional dari penyakit menular ini kemudian muncul sebagai tantangan bagi studi Hubungan Internasional (Fidle, 1998).

Research paper thumbnail of The Memory of Asian-African Conference as a Public Diplomacy

International Journal of Current Science Research and Review, Feb 4, 2023

This paper aims to explain the process of public diplomacy carried out by the Museum of the Asian... more This paper aims to explain the process of public diplomacy carried out by the Museum of the Asian-African Conference. This r paper focuses on the role of museums as actors of public diplomacy that can help countries fulfill their national interests. This paper also explains what activities have been carried out by the museum to fulfill its role as an actor in Indonesian public diplomacy. The Museum of the Asian-African Conference itself is a historical museum that holds important memories about the Asian-African Conference. This study used qualitative paper methods. The data sources used in this study consist of two types, namely primary data sources such as data resulting from observations and interviews at the research location, while the secondary data itself is data obtained through literature study from articles related to the Museum of the Asian-African Conference such as books, journals, and electronic news. The data analysis process from this study includes five stages, namely data collection, data sorting, recollection , data interpretation, and the conclusion. The results of this paper is about the museum's successes in carrying out Indonesian public diplomacy through events that organized by the museum. These activities also create opportunities for the Indonesian government to use them as a key for foreign policy making process. KEYWORDS: asian-african conference, collective memory, museum of asian-african conference, public diplomacy. time. This strategy has a lower risk so it is very suitable for use by countries in the world to maintain peace. Nye (2008) soft power is "the ability to influence the behavior of others to get the outcomes one wants". This strategy is the best way to achieve national interests without sacrificing the country's resources from war. Nye also emphasized that soft power is "the ability to get what you want through attraction rather than through coercion or payment". Countries can use culture, values, policies, and political institutions as tools of attraction in this strategy (Nye, 2008).Fukushima (2004) to achieve its national interests, the state can use its economic and cultural power. It can be used to carry out cooperation between countries. So war is not the only way to get what the country wants, but the path of peace can still be carried out through this strategy (Sasaki, 2006). This paper explained soft power strategy through the public diplomacy method. Public diplomacy itself is a new method of diplomacy involving actors other than the state actor. This method aims foreign communities through cultural and economic approaches. By influencing foreign public opinion, the state will receive agents who support their foreign policy (Hennida, 2018). The research object chosen in this study is the Museum of the Asian-African Conference. Unlike the other museums, this museum is a technical implementation unit of the ministry of foreign affairs (Primasanto, 2020). They maintains one of the most precious memories for countries in Asia and Africa. The memory is the event of the Asian-African Conference (AAC) on 18-25 April 1955. Located on Asian-African Street no. 65 Bandung West Java, making this museum have an easy access for local and international tourists. This museum was founded as a suggestion from Prof. Mochtar Kusumaatmadja as Minister of Foreign Affairs for the period 1978-1988, and was inaugurated on April 24, 1980 by President Soeharto. This museum operates every Tuesday-Sunday from 08.00-16.00, but specifically on Friday the museum is open from 14.00-16.00 (MAAC, 2019).

Research paper thumbnail of EDITORIAL: Kepemimpinan Regional dalam Hubungan Internasional

Intermestic: Journal of International Studies

Setelah sukses menyelenggarakan Presidensi G20 pada tahun 2022, Indonesia kembali menjalankan kep... more Setelah sukses menyelenggarakan Presidensi G20 pada tahun 2022, Indonesia kembali menjalankan kepemimpinan internasional dengan memegang tongkat kepemimpinan atau keketuaan ASEAN 2023 untuk satu tahun lamanya (1 Januari-31 Desember 2023). Kepemimpinan tersebut diserahkan dari Kamboja kepada Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Phnom Penh pada November 2022 yang menandakan kepercayaan kepada Indonesia untuk menavigasi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan di regional Asia Tenggara di tengah kondisi recovery dunia pasca pandemi, dengan tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth". Meskipun dalam organisasi regional ASEAN tidak ada satu negarapun yang secara resmi dan permanen sebagai pemimpin atau kekuatan regional, posisi keketuaan memberikan kesempatan kepadanya melaksanakan kepemimpinan regional, sekaligus peluang dan penegasan kepemimpinan yang efektif dan cara pemimpin membuat perbedaan yang berarti di arena global. Memahami kepemimpinan regional (regional leadership) sangat penting bagi para pembuat kebijakan dan penstudi/sarjana (scholars), karena membantu menjelaskan motivasi dan tindakan negara dalam hubungan internasional, dan distribusi kekuasaan antarnegara dan regional dalam dinamika politik regional dan global pada masa kini. Penegasan atau pencegahan kepemimpinan regional akan berdampak tidak hanya pada tatanan regionalnya namun juga pada tatanan global di masa depan (Acharya, 2009).

Research paper thumbnail of The Memory of Asian-African Conference as a Public Diplomacy

Zenodo (CERN European Organization for Nuclear Research), Feb 4, 2023

This paper aims to explain the process of public diplomacy carried out by the Museum of the Asian... more This paper aims to explain the process of public diplomacy carried out by the Museum of the Asian-African Conference. This r paper focuses on the role of museums as actors of public diplomacy that can help countries fulfill their national interests. This paper also explains what activities have been carried out by the museum to fulfill its role as an actor in Indonesian public diplomacy. The Museum of the Asian-African Conference itself is a historical museum that holds important memories about the Asian-African Conference. This study used qualitative paper methods. The data sources used in this study consist of two types, namely primary data sources such as data resulting from observations and interviews at the research location, while the secondary data itself is data obtained through literature study from articles related to the Museum of the Asian-African Conference such as books, journals, and electronic news. The data analysis process from this study includes five stages, namely data collection, data sorting, recollection , data interpretation, and the conclusion. The results of this paper is about the museum's successes in carrying out Indonesian public diplomacy through events that organized by the museum. These activities also create opportunities for the Indonesian government to use them as a key for foreign policy making process. KEYWORDS: asian-african conference, collective memory, museum of asian-african conference, public diplomacy. time. This strategy has a lower risk so it is very suitable for use by countries in the world to maintain peace. Nye (2008) soft power is "the ability to influence the behavior of others to get the outcomes one wants". This strategy is the best way to achieve national interests without sacrificing the country's resources from war. Nye also emphasized that soft power is "the ability to get what you want through attraction rather than through coercion or payment". Countries can use culture, values, policies, and political institutions as tools of attraction in this strategy (Nye, 2008).Fukushima (2004) to achieve its national interests, the state can use its economic and cultural power. It can be used to carry out cooperation between countries. So war is not the only way to get what the country wants, but the path of peace can still be carried out through this strategy (Sasaki, 2006). This paper explained soft power strategy through the public diplomacy method. Public diplomacy itself is a new method of diplomacy involving actors other than the state actor. This method aims foreign communities through cultural and economic approaches. By influencing foreign public opinion, the state will receive agents who support their foreign policy (Hennida, 2018). The research object chosen in this study is the Museum of the Asian-African Conference. Unlike the other museums, this museum is a technical implementation unit of the ministry of foreign affairs (Primasanto, 2020). They maintains one of the most precious memories for countries in Asia and Africa. The memory is the event of the Asian-African Conference (AAC) on 18-25 April 1955. Located on Asian-African Street no. 65 Bandung West Java, making this museum have an easy access for local and international tourists. This museum was founded as a suggestion from Prof. Mochtar Kusumaatmadja as Minister of Foreign Affairs for the period 1978-1988, and was inaugurated on April 24, 1980 by President Soeharto. This museum operates every Tuesday-Sunday from 08.00-16.00, but specifically on Friday the museum is open from 14.00-16.00 (MAAC, 2019).

Research paper thumbnail of EDITORIAL: Tata Kelola Global dalam Hubungan Internasional

Intermestic : journal of international studies, Nov 29, 2022

Akhir kata, kami menghaturkan ucapan terima kasih tak terhingga atas kesediaan para mitra bestari... more Akhir kata, kami menghaturkan ucapan terima kasih tak terhingga atas kesediaan para mitra bestari dan para penulis sebagai kontributor dalam mewujudkan penerbitan e-Jurnal INTERMESTIC Volume 7 Nomor 1 pada November 2022 ini. Hormat kami,

Research paper thumbnail of The Memory of Asian-African Conference as a Public Diplomacy

International Journal of Current Science Research and Review

This paper aims to explain the process of public diplomacy carried out by the Museum of the Asian... more This paper aims to explain the process of public diplomacy carried out by the Museum of the Asian-African Conference. This r paper focuses on the role of museums as actors of public diplomacy that can help countries fulfill their national interests. This paper also explains what activities have been carried out by the museum to fulfill its role as an actor in Indonesian public diplomacy. The Museum of the Asian-African Conference itself is a historical museum that holds important memories about the Asian-African Conference. This study used qualitative paper methods. The data sources used in this study consist of two types, namely primary data sources such as data resulting from observations and interviews at the research location, while the secondary data itself is data obtained through literature study from articles related to the Museum of the Asian-African Conference such as books, journals, and electronic news. The data analysis process from this study includes five stages, name...

Research paper thumbnail of Psikologi dalam Hubungan Internasional : Dari Idiografi ke Neurobiologi

Intermestic: Journal of International Studies

Banyak peristiwa internasional pada saat perang atau damai, yang menjadi hirauan studi Hubungan I... more Banyak peristiwa internasional pada saat perang atau damai, yang menjadi hirauan studi Hubungan Internasional (HI), tak lepas dari dimensi psikologis di dalamnya sepanjang manusia terlibat dan terdampak baik sebagai subjek maupun objek dan secara individu, kolektif maupun yang diinstitusionalkan sebagai negara. Psikologi, seperti HI, secara inheren tertarik pada hubungan manusia. Perbedaan antara Psikologi dan HI adalah fokus analisisnya. HI secara tradisional berfokus terutama pada negara, sedangkan Psikologi secara tradisional berfokus pada individu. Namun, garis di antara keduanya tidak ditarik secara ketat, yang membuka ruang untuk fertilisasi silang dan inspirasi timbal balik.

Research paper thumbnail of Bandung as an International Relations Actor Through the Collaboration of Bandung and Fort Worth Sister City in International Leadership Academy Program

International Journal of Social Science and Business

Pemerintah Kota merupakan salah satu subjek yang mulai berkiprah di dunia internasional. Di sisi ... more Pemerintah Kota merupakan salah satu subjek yang mulai berkiprah di dunia internasional. Di sisi lain, kota dipandang sebagai lembaga dalam 'global governance' yang bekerja sama untuk memecahkan masalah global secara global. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kota Bandung dalam menampilkan dirinya sebagai subjek hubungan internasional melalui implementasi kerjasama sister city antara kota Bandung dan kota Forth Worth dalam program International Leadership Academy (ILA). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan studi pustaka. Sedangkan kerangka konseptual yang digunakan terdiri dari konsep kerjasama internasional dan konsep sister city. Sejak tahun 2010 hingga tahun 2021 delegasi kota Bandung yaitu siswa SMA didampingi oleh pengawas dan karyawan mengikuti program ILA yang diadakan setiap tahun di Kota Fort Worth. Kehadiran delegasi ini mewakili Kota Bandung sebagai subjek hubungan internasional. Melalu...

Research paper thumbnail of Psikologi dalam Hubungan Internasional

The Journal of international studies, Dec 1, 2021

Research paper thumbnail of Diaspora dalam Hubungan Internasional

Intermestic: Journal of International Studies

Perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung hingga pertengahan 2022 ini menyisakan per... more Perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung hingga pertengahan 2022 ini menyisakan perhatian pada diaspora, selain pada segala akibat perang dalam banyak hal terhadap kedua negara dan hubungan internasional. Diaspora Rusia dan diaspora Ukraina tersebar di luar negeri, baik sebagai diaspora pasif maupun sebagai diaspora transnasional dan global. Dalam banyak kepentingan mereka adalah subjek-subjek internasional yang signifikan baik bagi negara asal (home country) dan negara tuan rumah (host country) maupun bagi ragam komunitas diaspora lainnya. Namun, serangan militer Rusia ke Ukraina telah membuat diaspora Rusia dalam keadaan sosial yang tersudutkan di tempat mereka berdomisili. Sementara para pengungsi Ukraina yang mendapatkan simpati sebagai migran baru akan mengalami kehidupan diaspora di negara penerima di masa depan bila mereka menetap. Dari tempat baru, mereka dapat berfungsi sebagai saluran politik domestik dan internasional untuk konflik dan iredentisme guna &quot...

Research paper thumbnail of Sosialisasi pelestarian pencak silat sebagai warisan budaya dan soft power indonesia

Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat

Research paper thumbnail of Understanding Sports Policies in Indonesia: Caring for the Asian Games Legacy 2018

This research is intended to understand gender sports policies seen from a gender-sensitivity per... more This research is intended to understand gender sports policies seen from a gender-sensitivity perspective. The research was based on a case study method. In-depth interviews with a number of government parties formed the cornerstone of data collection. Adopting from the conception of the Organization for Security and Co-operation in Europe (OSCE) on gender sensitivity, some of the policies do not take into account or care about gender. Thus, more precisely a policy can be genderbiased, gender blind, gender-neutral or gender-sensitive. The conception was used in analyzing the extent to which sports policy in Indonesia is gender-sensitive and its implications for the treatment Indonesia accords to the 2018 Asian Games Legacy in the field of Women in Sports. The findings of this study are categorized into three parts, inter alia, Gender equality principle; The Indonesian government's partisanship in managing female athletes; and Women in sports as soft power. The practical implicat...

Research paper thumbnail of Editorial: Kekuasaan Naratif (Narrative Power) dalam Hubungan Internasional

The Journal of international studies, 2020

Pada masa dunia dilanda krisis global yang disebabkan oleh bencana alam (seperti wabah penyakit m... more Pada masa dunia dilanda krisis global yang disebabkan oleh bencana alam (seperti wabah penyakit menular, gelombang tinggi pasang laut Tsunami) maupun bencana yang disebabkan oleh ulah manusia (seperti peperangan antarnegara, aksi-aksi teroris internasional), negara-negara dan para pelaku internasional lainnya sudah tentu akan berusaha untuk mengatasi krisis dan memulihkan keadaan. Dalam situasi krisis yang serba tidak menentu dan terbatas ini, isu-isu baru dapat muncul mengenai apa, bagaimana serta mengapa dan siapa yang paling bertanggungjawab yang dikomunikasikan melalui narasi-narasi yang kerap mengarah kepada adu narasi (battle of narrative). Negara-negara sebagai institusi yang memiliki otoritas dalam hubungan internasional dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengukuhkan dan memastikan kekuasaannya di dunia melalui kekuatan naratif. Untuk memahami proses politik pada hubungan internasional dalam memanfaatkan kekuasaan naratif di saat krisis global dapat diamati pada masa dunia dilanda krisis pandemi Virus Corona-19 (Covid-19) sejak akhir Desember 2019. Dalam upaya mencegah dan mengatasi ancaman virus ini di wilayah masing-masing negara, muncul isu belum tersedianya obat atau vaksin penyembuh, dan cara-cara dalam menekan daya penularan penyakit, serta siapa yang paling bertanggung jawab atas penyebarannya. Isu global pandemi Covid-19 kemudian menjadi wacana yang dinarasikan di sepanjang waktu melalui diplomasi dan ragam media massa/publik baru masa kini ke seluruh dunia. Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) tampak sebagai negara terkemuka dalam adu narasi yang tercipta dari krisis Covid-19. Narasi-narasi kedua negara ini menurut Chang

Research paper thumbnail of Human Security In The Sustainable Development Goal 5 (SDGs 5) And Its Implementation In Indonesia

Proceedings of the 2nd International Conference on Social and Political Development (ICOSOP 2017), 2018

This paper is a concern with human security, women matters, and the Sustainable Development Goals... more This paper is a concern with human security, women matters, and the Sustainable Development Goals numbered 5. The United Nations addressing gender equality and empower all women and girls in SDGs 5 that must be implemented and achieved by all its members in their countries, including Indonesia. Since global attention to security issues focuses more on human beings than on the state, therefore sex and gender are important aspects. Women are one of the human beings, who are as sex and gender very vulnerable to insecurity issues in various areas of life. The areas of life in human security defined by UNDP in 1994 include economy, food, environment, personal, community and politics. Using human security approaches in international relations study, the purpose of this paper is to identify whether these areas of human security are represented in SDGs Goal 5 and to know how they are organized and implemented in Indonesia. It is argued that gender equality for women in accordance with The Sustainable Development Goal 5 and its implementation in Indonesia can be achieved when considering the areas of human security thoroughly.

Research paper thumbnail of EDITORIAL: Kepentingan Nasional dalam Hubungan Internasional

Kepentingan nasional-atau dalam ungkapan Prancis yaitu raison d'État-adalah tujuan dan ambisi neg... more Kepentingan nasional-atau dalam ungkapan Prancis yaitu raison d'État-adalah tujuan dan ambisi negara, baik ekonomi, militer, atau budaya. Menurut aliran arus utama dalam Studi Hubungan Internasional, konsep ini penting sebagai dasar bagi negara dalam melakukan hubungan internasional. Argumentasi Machiaveli mengenai kepentinga n nasional banyak dirujuk dalam praktik maupun pengembangan teoretis, sebagai pembenaran bagi perilaku internasional negara yang mengabaikan kepentingan utama pada masa purba sebelumnya, yaitu agama dan moralitas. Negara diturunkan dari tatanan ilahi dan tunduk pada kebutuhan khususnya sendiri, yaitu kepentingan nasional. Kepentingan nasional sangat erat kaitannya dengan power negara sebagai tujuan maupun instrumen, khususnya yang bersifat destruktif (hard power). Ketika kepentingan nasional bertujuan untuk mengejar power dan power dipergunakan sebagai instrumen untuk mencapai kepentingan nasional, maka konsekuensinya dalam sistem internasional yang dipersepsikan anarki-kecuali kekuasaannya sendiri-adalah kompetisi, kemuncula n perimbangan kekuasaan, konflik dan perang Praktik sejarah yang mengutamakan kepentingan nasional beserta konsekuensinya, dapat ditelusuri melalui kisah hubungan internasional yang bersifat kompetitif dan konfliktual selama berabad-abad, khususnya di Eropa. Seperti, Perang Tiga Puluh Tahun, perang-perang perimbangan kepentingan nasional, Perang-perang Dunia, Perang Dingin, sampai praktik kolonisasi berbasis merkantilisme (kepentinga n

Research paper thumbnail of Covid-19 dan Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pandemi Bayangan (The Shadow Pandemic)

Sampai saat ini, setiap orang di seluruh dunia masih berbicara tentang pandemi Covid-19 dan kesul... more Sampai saat ini, setiap orang di seluruh dunia masih berbicara tentang pandemi Covid-19 dan kesulitan ekonomi global. Apa yang tidak atau jarang didiskusikan banyak orang adalah pandemi jahat lainnya yang membayangi yaitu: peningkatan kekerasan terhadap perempuan (KTP) atau violence against women (VAW). Di tengah kombinasi dari sistem kesehatan yang kewalahan, karantina wilayah yang diberlakukan secara ketat, ketakutan akan virus dan efek vaksinasi, dan ketidakpastian ekonomi, di saat itu pula KTP telah menemukan peluang kotor untuk berkembang bersamaan dengan meluasnya pandemi Covid-19. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut fenomena KTP pada masa pendemi ini sebagai “ the shadow pandemic” (pandemi bayangan) (United Nations, 2020). Upaya penghapusan KTP sebagai pandemi bayangan oleh PBB bersama dengan negara-negara anggota di seluruh dunia menemui masa krisisnya selama pandemi Covid-19 masih mendominasi dunia.

Research paper thumbnail of Editorial: Pandemi Penyakit Menular (Covid-19) Hubungan Internasional

Intermestic: Journal of International Studies

Pada saat Volume 4 Nomor 2 jurnal ini terbit, situasi dunia tengah mengalami peristiwa yang sanga... more Pada saat Volume 4 Nomor 2 jurnal ini terbit, situasi dunia tengah mengalami peristiwa yang sangat luar biasa, yaitu mewabahnya suatu penyakit menular yang mematikan. Salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan menular yang disebabkan oleh virus corona novel SARS-CoV-2, dengan cepat telah berkembang menjadi pandemi global hanya dalam waktu dua bulan. World Health Organization (WHO) yang merupakan bagian dari PBB pada Maret 2020 mengumumkan nama virus itu sebagai Covid-19 beserta protokol penanggulangannya bagi negara-negara anggota. Tulisan ini sebagai tanda hirauan kami mengenai fenomena saat ini, khususnya mengenai penyakit menular dalam hubungan internasional.