kharistya amaru | University of Padjadjaran (UNPAD) (original) (raw)

Papers by kharistya amaru

Research paper thumbnail of The Potential of Hydroponic Kit-Based Growing on a Self-Fertigation System for Pagoda Mustard (Brassica narinosa L) Production

The Scientific World Journal, Nov 15, 2022

Agricultural land has been converted into settlements following the population growth in various ... more Agricultural land has been converted into settlements following the population growth in various parts of the country. Te productivity of horticulture, particularly pagoda mustard (Brassica narinosa L), decreases with the narrowing of felds. Te main milestone as a promising solution to overcoming this issue is applying the hydroponic technique. Tis study aims to analyze the potential of hydroponic kit-based growing on a self-fertigation system for pagoda mustard production. In contrast to general hydroponic, the proposed hydroponic kit is supported by a smart valve component as a unique novelty used for the automatic distribution of nutrients without electrical power (zero energy). Te mustard seeds were sown on rockwool for two to three days in a dark room and placed in the sun for seventeen days. A total of 50 pagoda mustard seeds were arranged evenly on a selffertigation system tray following a zigzag planting pattern for forty days. Te seed has the following morphological characteristics: average height of 22.88 cm, biomass width of 26.42 cm, root length of 23.4 cm, and weight of 241.5 g. Furthermore, the production requires a total fertigation consumption of 186 L (equal to 0.0935 L/plant day −1) with an actual crop coefcient between 0.01 and 0.54. Te proposed system shows good performance for mustard growth with a uniformity value between 80 and 89%. Finally, hydroponic kit-based growing on a self-fertigation system can be applied in various areas to produce and maintain a sustainable food supply.

Research paper thumbnail of Efisiensi Penggunaan Air Irigasi Menggunakan Autopot Terhadap Hasil Produksi Tanaman Tomat Cherry (Solanum L. var. Cerasiforme)

Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS, Aug 11, 2019

Ketersediaan air merupakan salah satu faktor utama di bidang pertanian. Ketersediaan air yang ter... more Ketersediaan air merupakan salah satu faktor utama di bidang pertanian. Ketersediaan air yang terbatas menjadikan penggunaan air irigasi harus lebih efisien sehingga dapat menunjang keberlanjutan pertanian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi penggunaan air irigasi dengan sistem hidroponik menggunakan autopot terhadap hasil produksi tanaman tomat cherry (Solanum L. var. Cerasiforme). Penelitian ini mengkaji interval fertigasi yang terdiri dari dua taraf yaitu interval penyiraman satu hari dan dua hari sekali dengan jumlah tanaman pada interval satu hari sebanyak 48 tanaman dan interval dua hari 96 tanaman. Pengamatan efisiensi penggunaan air dilakukan dari proses penyemaian sampai akhir masa tanam selama 140 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil panen pada interval satu hari yaitu sebesar 27431,5 kg dan interval 2 hari 63869,5 kg. Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan interval penyiraman berpengaruh terhadap jumlah produksi tomat cherry dengan efisiensi penggunaan air pada interval satu hari yaitu sebesar 7,412 kg/m 3 dan interval dua hari yaitu sebesar 10,2897 kg/m 3. Kata kunci: interval air, tomat cherry, efisiensi penggunaan air, produksi tanaman Pendahuluan Latar Belakang Ketersediaan air yang semakin berkurang dikarenakan perubahan iklim yang mengakibatkan terjadinya masalah kekeringan mempengaruhi pengembangan di bidang pertanian (Brontowijoyo dkk, 2009). Ketersediaan air yang terbatas dikarenakan perubahan iklim global dapat dilakukan dengan pemafaatan atau pemanenan air hujan secara optimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan air irigasi. Pemanenan air hujan yang dilakukan dengan menggunakan sistem roooftop dapat dimanfaatkan sebagai air irigasi pada saat musim kemarau, sehingga kebutuhan air irigasi untuk tanaman dapat terpenuhi (Afandi, 2010). Kebutuhan yang akan terpenuhi dengan pemanenan air hujan yaitu kebutuhan sebagai fertigasi atau pengairan. Sistem fertigasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

Research paper thumbnail of Analisis Interval Air Irigasi Menggunakan Autopot Terhadap Kualitas Buah Tomat Cherry (Solanum L. var. Cerasiforme)

Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS, Aug 11, 2019

Musim kemarau dengan waktu yang lama mengakibatkan persediaan air di suatu wilayah berkurang sehi... more Musim kemarau dengan waktu yang lama mengakibatkan persediaan air di suatu wilayah berkurang sehingga terjadi kekeringan terutama pada lahan pertanian. Irigasi menjadi hal penting untuk tanaman sehingga apabila kebutuhan air irigasi tidak terpenuhi dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman pada musim kemarau yaitu memanfaatkan air hujan pada musim hujan sebagai air irigasi menggunakan perlakuan interval air. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh interval air menggunakan autopot terhadap kualitas buah tomat cherry. Interval air yang digunakan pada penelitian ini yaitu satu hari pemberian air irigasi selama dua hari (interval 1 hari) tanaman dan satu hari pemberian air irigasi selama tiga hari (interval 2 hari) menggunakan autopot dengan jumlah tanaman berturut-turut yaitu 48 tanaman dan 96 tanaman. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif. Parameter kualitas buah tomat cherry yang digunakan pada penelitian ini yaitu total padatan terlarut, kekerasan, vitamin C dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh interval air terhadap kualitas buah tomat cherry dengan hasil rata-rata setiap parameter yaitu nilai total padatan terlarut buah (obriks) interval 1 hari 8,5 dan interval 2 hari 8,8; nilai kekerasan buah interval 1 hari 1,68 dan interval 2 hari 1,75; kadar vitamin C (mg/100g) buah interval 1 hari 16,06 dan interval 2 hari 19,14; kadar air buah (%) interval 1 hari 91,465 dan interval 2 hari 91,575.

Research paper thumbnail of Rancang Bangun Reaktor Biogas Dengan Pengaduk Untuk Sampah Organik Skala Rumah Tangga

Jurnal Teknotan, May 1, 2013

Untuk mengurangi kelemahan reaktor biogas yang ada dan pemanfaatan sampah organik telah dilakukan... more Untuk mengurangi kelemahan reaktor biogas yang ada dan pemanfaatan sampah organik telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk merancang bangun reaktor biogas yang mudah dibuat, relatif murah, tidak korosi, tahan lama, dan memiliki pengaduk dengan memanfaatkan sampah organik skala rumah tangga. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2011 di Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Hasil penelitian memberikan rancangan reaktor biogas berbahan dasar drum plastik High density Polyethilen (HDPE) dengan pengaduk untuk sampah organik skala rumah tangga dengan spesifikasi: volume total 500l, volume isian 400l, panjang pengaduk 750mm dengan diameter poros 20mm. Reaktor biogas dapat menghasilkan biogas sebanyak 1100l dengan proses selama 30hari, temperatur dan pH rata-rata bahan isian berkisar 28oC dan 7,23 dengan nilai kalor bersih 19,78 Joule/cm 3 . Pengaduk dapat mengaduk bahan isian di dalam reaktor biogas sehingga tidak mengalami pengeringan. Biaya investasi reaktor biogas Rp 587.000, NPV= Rp 752.906, IRR= 34,11 %, BCR= 1,59, reaktor biogas ini mencapai BEP pada produksi 1.350 l/bulan. Kata kunci : rancang bangun, reaktor biogas, pengaduk, sampah organik.

Research paper thumbnail of Application of GeoWEPP for Evaluating Sediment Yield in a Mountain Area: Agatsuma Watershed, Japan

International Journal of Erosion Control Engineering, Jun 8, 2018

Sediment discharge monitoring can be used to detect sediment disasters in upstream areas in order... more Sediment discharge monitoring can be used to detect sediment disasters in upstream areas in order to enable prompt countermeasures. Sediment disaster signals should be easily differentiated from ordinary sediment discharge. This study examined the application of the geospatial interface for the Water Erosion Prediction Project (GeoWEPP) for the assessment of baseline sediment discharge in a mountain watershed to allow early detection of upstream sediment disasters. When compared to detailed observation-based data from the Agatsuma watershed, GeoWEPP successfully reproduced continuous sediment discharge in subwatersheds of varying size, topography, and land use. GeoWEPP parameter settings corresponded to actual conditions and processes involved in water and sediment dynamics. Additionally, the introduction of a restrictive layer and improved settings for evapotranspiration rate were critical for predicting surface runoff and subsequent surface erosion in hillslope sections. The depth to non-erodible layer was important for determining the overall sediment discharge at the study site, as it was the only parameter that varied over time and could not be obtained from the actual depth of bed material. This parameter should be interpreted as a conceptual index that represents the spatial distribution of bed material and its erodibility, and requires an initial adjustment period. Therefore, GeoWEPP calculations should eliminate the first year in order to obtain optimal results in a mountain watershed with a significant depth of bed material in a channel section.

Research paper thumbnail of Spatial Analisys of Physical Characteristics of Jatiroke Water Catchment Area Jatinangor Districs

Jurnal Agrotek Ummat, Jul 31, 2022

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik daerah tangkapan air Jatiroke dan menya... more Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik daerah tangkapan air Jatiroke dan menyajikannya dalam bentuk data spasial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisis spasial dan pengamatan lapangan untuk verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas daerah tangkapan air Jatiroke sebesar 5695,8 ha. Karakteristik iklim daerah tangkapan air Jatiroke menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson dan Oldeman termasuk dalam kategori iklim yang sama yaitu tipe C (agak basah) dan tipe C3. Berdasarkan karakteristik bentuk DAS, daerah tangkapan air Jatiroke memiliki bentuk DAS bulu burung dengan pola jaringan drainase yang memanjang dan sempit. Tutupan lahan di daerah tangkapan air Jatiroke didominasi oleh perkebunan seluas 1615 ha dengan persentase 28%. Jenis tanah di daerah tangkapan air Jatiroke terdiri dari tanah Andosol dan Kambisol. Jenis tanah Kambisol mendominasi dengan luas 3245,57 ha dengan persentase sebesar 57% dari total luas keseluruhan. Kemiringan lereng di daerah tangkapan air Jatiroke didominasi oleh kelas lereng agak curam dan curam dengan luas masing-masing 3905,4 ha dan 3278,2 ha dengan persentase luas 27,75% dan 23,29%.

Research paper thumbnail of Study on the Preparation of GeoWEPP Model Input Data for Erosion Prediction in Cikeruh-Citarik Sub-watershed

Jurnal Agrotek Ummat, Oct 31, 2022

Sub-DAS Cikeruh-Citarik merupakan bagian hulu DAS Citarum yang tergolong sebagai DAS dengan kondi... more Sub-DAS Cikeruh-Citarik merupakan bagian hulu DAS Citarum yang tergolong sebagai DAS dengan kondisi kritis di Jawa Barat. Adanya alih fungsi lahan tanpa mempertimbangkan kaidah konservasi memicu terjadinya erosi yang menjadi indikator kekritisan suatu DAS. GeoWEPP merupakan salah satu model berbasis fisik yang cocok digunakan untuk memprediksi erosi untuk skala DAS. Namun, GeoWEPP memerlukan penyusunan data input yang cukup kompleks untuk dapat memprediksi tingkat erosi. Adanya ketidaksesuaian pada data input akan menyebabkan program GeoWEPP tidak berjalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji penyusunan data input yang dibutuhkan dalam model GeoWEPP untuk keperluan prediksi erosi di wilayah sub-DAS Cikeruh-Citarik. Metode penelitian yang digunakan mencakup studi literatur, analisis spasial dan survei lapang. Data input yang diperlukan dalam GeoWEPP dibagi menjadi data spasial dalam format raster (data DEM, jenis tanah dan tutupan lahan), database (iklim, jenis tanah, dan tutupan lahan) serta file-file penghubung untuk data tanah, tutupan lahan dan perhitungan evapotranspirasi. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun data input pada GeoWEPP diantaranya adalah kelengkapan untuk setiap data serta kesesuaian antara data spasial raster dengan file-file penghubungnya. Kata kunci: prediksi erosi; data input GeoWEPP; sub-DAS Cikeruh-Citarik

Research paper thumbnail of Penyuluhan Pengenalan Peta Dan Identifikasi Potensi Daerah Untuk Pembuatan Peta Potensi Desa DI Desa Jatimekar Dan Desa Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

Dharmakarya, May 2, 2013

Potensi suatu desa dapat dilihat dalam bentuk peta apabila keterangan dalam peta dilengkapi denga... more Potensi suatu desa dapat dilihat dalam bentuk peta apabila keterangan dalam peta dilengkapi dengan sumberdaya lahan maupun sumberdaya manusia yang menjadi tulang punggung perekonomian desa tersebut. Sumberdaya lahan dapat tergambarkan dalam sebaran luas penggunaan lahan didalam desa tersebut, sedangkan sumberdaya manusia dapat tergambarkan dari industri kecil atau Usaha Kecil Menengah yang ada. Peta desa yang ada terkadang merupakan gambaran wilayah dan merupakan hasil gambar dari orang yang mengenal daerah tersebut. Peta desa biasanya berisi mengenai letak atau lokasi fasilitas desa, jalan, sungai dan batas-batas dusun/ RW ataupun batas desa. Tidak kurang peta desa selalu menampilkan informasi desa tetangga sekitarnya. Kekurangan-kekurangan yang ada dalam suatu peta desa sangat mungkin terjadi karena pengetahuan pembuatan peta belum sepenuhnya dipahami oleh individu yang membuat peta. Hal ini dapat memberikan informasi yang salah, tidak akurat bagi masyarakat yang memanfaatkan peta desa. Maksud kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan mengenai pengetahuan peta kepada Peserta peyuluhan. Sedangkan tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan mengenai peta dan identifikasi potensi desa dalam pembuatan Peta Potensi desa. Adapun pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dengan metode penyuluhan dan diskusi interaktif dengan cara Focus Group Discussion. Penyuluhan dilakukan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai peta secara umum dan FGD dilakukan sebagai pemetaan partisipatif dengan cara untuk melakukan konfirmasi batas desa, fasilitas dan potensi desa. Hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah peserta telah memahami mengenai potensi desa dan pengetahuan dasar peta. Selain itu telah tersusun satu peta Potensi Desa di Desa Cijati dan Jatimekar Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Peta tersebut telah diserahkan pada pihak Desa dan perwakilan masing-masing Sekolah Dasar yang ada di kedua desa tersebut. Kata kunci : peta, potensi desa, pemetaan partisipatif

Research paper thumbnail of Kajian Erosi Aktual Dan Potensial Menggunakan Prediksi Musle (Modified Universal Soil Loss Equation) Pada Pertanian Lahan Kering Dta Citarik Hulu

Utilization of dry land is an alternative option which is expected to increase the potential for ... more Utilization of dry land is an alternative option which is expected to increase the potential for crop production in order to meet food needs, especially in West Java Province. Agricultural development on dry land has one of the main constraints, namely the high level of erosion that is produced because most of the dry land is sloping land which is prone to erosion. Erosion calculations need to be carried out so that the determination of land use and types of conservation measures is applied effectively and efficiently in accordance with field conditions. The purpose of this study is to assess the amount of erosion in the field and potential erosion using the prediction MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) on a plot measuring 22 x 1 meter with a slope of 5%, 12%, and 15%. The results of the calculation of actual erosion at a 5% slope were 94.3 tonnes / ha, 124.4 tonnes / ha, and 146.7 tonnes / ha. A slope of 12% results in erosion of 104 tonnes / ha, 90 tonnes / ha, and 99.7 tonnes / ha. A slope of 15% produces erosion of 97.6 tonnes / ha, 107.6 tonnes / ha, and 105.8 tonnes / ha. The results of the NSE statistical test (Nash Sutclife Efficiency) calculation of potential erosion before calibration showed unsatisfactory results (NSE <0.50). Therefore, it is necessary to calibrate the value of the plant management factor (C) and the value of the conservation action factor (P). The results of the NSE statistical test after calibration showed good results (0.65

Research paper thumbnail of Kajian Irigasi Interval 1 Hari di Musim Kemarau pada Sistem Pemanenan Air Limpasan

Agrotekma : jurnal agroteknologi dan ilmu pertanian, Jun 13, 2019

Permasalahan sumber daya air pada lahan kering di Kecamatan Jatinangor pada saat musim kemarau ad... more Permasalahan sumber daya air pada lahan kering di Kecamatan Jatinangor pada saat musim kemarau adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan air dengan ketersediaan air. Teknologi yang dapat membantu petani di musim kemarau yaitu dengan menggunakan sistem pemanenan air limpasan (runoff water harvesting) untuk irigasi. Interval irigasi diterapkan agar pengunaan air lebih efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kebutuhan air tanaman jagung manis (Zea mays L. Saccharata Sturt) dengan menggunakan Software Cropwat 8.0 serta untuk mengetahui penggunan sistem pemanenan air limpasan pada irigasi interval satu hari di musim kemarau. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil menunjukan bahwa berdasarkan prediksi Cropwat 8.0 kebutuhan air tanaman jagung manis adalah sebesar 300,6 mm/periode dan kolam pemanenan air limpasan dapat memenuhi kebutuhan irigasi tanaman jagung manis di musim kemarau dengan kebutuhan air irigasi aktual sebesar 56,6 m 3 pada luas areal 221 m 2. Produktivitas hasil panen jagung manis yang dihasilkan adalah sebesar 13,25 ton/ha.

Research paper thumbnail of Analisis Rasio Luas Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) dan Areal Budidaya Pertanian (Cultivated Area) dalam Desain Model Run Off Management Integrated Farming di Lahan Kering

Jurnal Teknik Sipil, Dec 1, 2014

Salah satu kendala lahan pertanian lahan kering adalah kurangnya ketersediaan air untuk tanaman p... more Salah satu kendala lahan pertanian lahan kering adalah kurangnya ketersediaan air untuk tanaman pada musim kemarau. Pada area pertanian lahan miring, potensi run off (air limpasan) masih jarang dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi. Air limpasan ini dapat ditampung dan dimanfaatkan sebagai sebagai air irigasi di musim kemarau. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis rasio luas daerah tangkapan air (catchment area) dan daerah budidaya tanaman (cultivated area) pada sistem pengelolaan run off di lahan kering. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey dan deskriptif analitik melalui pengamatan kondisi lapangan, pemetaan lokasi serta analisis potensi runoff. Lokasi penelitian adalah area lahan kering di Jatinangor. Hasil analisis runoff secara teoritis dengan metode Rasional menunjukkan bahwa jumlah kumulatif runoff dalam setahun sebesar 1160,05 m3, menunjukkan bahwa limpasan permukaan berpotensi sebagai alternatif sumber air irigasi di lahan kering. Analisis rasio daerah tangkapan dan daerah budidaya menunjukkan nilai C : CA sebesar 14,8, berarti bahwa untuk memenuhi kebutuhan air tanaman jagung pada lahan seluas 1000 m2 selama 3 kali musim tanam dalam setahun dibutuhkan daerah tangkapan air sebesar 14800 m 2. Kata-kata Kunci: Pemanenan air hujan, Run Off Management Integrated Farming, Pertanian lahan kering.

Research paper thumbnail of Study of Soil Moisture and Water Requirements of Some Varieties of Hybrid DR UNPAD

Jurnal Keteknikan Pertanian, Oct 1, 2013

This research aimed for examining the effect of soil moisture toward the amount and efficiency of... more This research aimed for examining the effect of soil moisture toward the amount and efficiency of water application of hybrid maize DR Unpad. This research was conducted in the greenhouse located in Faculty of Agriculture Padjadjaran University, which is situated at about 801 meters above mean sea level. The research method was using the experimental method of Split Plot Design with three replicates. The first factor was the hybrid corn varieties, i.e.: DR-A, DR-B, DR-F, and BISI-2. The second factor was the arrangement of soil moisture, i.e.: 100% field capacity, 90% field capacity, and 80% field capacity.The results showed that there was no interaction between the treatment of maize varieties and soil moisture. On soil moisture maintained at 90% field capacity, the plants has the highest water requiremenst is 345.45 mm/season.It has showed the best plant growth, the yield and water-use efficiency at the highest level at 1.83 g/L. Plants that showed the highest water requirement, the best in growth and yield, in a row are hybrid corn BISI-2, DR-F, DR-A, and DR-B.

Research paper thumbnail of Kajian Kemampuan Aplikasi Hidromulsa dan GeojuteTerhadap Jumlah Limpasan Permukaan pada Lahan Kering Ciparanje

Teknotan: Jurnal Industri Teknologi, Jan 12, 2022

Lahan kering untuk pertanian pada umumnya berada di daerah lereng dan perbukitan dengan kondisi t... more Lahan kering untuk pertanian pada umumnya berada di daerah lereng dan perbukitan dengan kondisi tanah yang peka terhadap pergerusan tanah akibat limpasan permukaan. Salah satu upaya konservasi pada lahan kering berlereng untuk mengurangi limpasan permukaan adalah dengan penggunaan aplikasi hidromulsa dan geojute. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan aplikasi hidromulsa dan geojute pada budidaya jagung terhadap jumlah limpasan permukaan. Penelitian ini dilakukan di Lahan Kering Ciparanje, Jatinangor. Perlakuan yang digunakan diantaranya plot A dengan menggunakan geojute mesh 5 cm dan hidromulsa, plot B dengan menggunakan geojute mesh 3 cm dan hidromulsa, plot C menggunakan hidromulsa tanpa i, dan plot D sebagai kontrol tanpa menggunakan geojute maupun hidromulsa. Pengamatan limpasan permukaan dilakukan setiap kejadian hujan. Metode yang digunakan deskriptif dengan analisis regresi dan uji-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi hidromulsa dengan geojute mesh 5 cm dapat menurunkan limpasan permukaan paling optimal sebesar 66,39%, tetapi aplikasi hidromulsa tanpa penggunaan geojute menghasilkan jumlah limpasan permukaan yang tinggi. Salah satu dampak aplikasi hidromulsa dan geojute adalah meningkatkan kualitas tanaman, hal ini terbukti bahwa pertumbuhan tanaman pada lahan yang telah diaplikasikan hidromulsa dan geojute lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman pada lahan kontrol.

Research paper thumbnail of Kajian Karakteristik Proses Pengomposan Limbah Tanaman Jagung yang Diberi Tambahan Kipahit dan Pupuk Kandang Sapi

DOAJ (DOAJ: Directory of Open Access Journals), Dec 1, 2021

Corn waste, tithonia and cattle manure are three materials that have different characteristics. T... more Corn waste, tithonia and cattle manure are three materials that have different characteristics. These charactersitics differences if used together in the composting process will complement each other and potentially produce good compost. This research was conducted to find out how the composting process characteristics by utilizing the three raw materials with different characteristics in a composting process. The composting process was carried out using a berkeley method which was stacked with a layered bioreactor. The decomposition process that occurs involving decompisted bacteria, so the composting process runs aerobically. Aerobic composting corn waste with the addition of tithonia and cattle manure finished in about 4-5 weeks to become a mature compost. The quality of the compost produced is quite good because the content contained in compost fulfills most of the quality standards regulated in SNI 7763: 2018. The addition of tithonia and cattle manure has a positive impact in the process of composting corn plants in terms of duration and good compost. Key words : aerobic, cattle manure, composting, corn waste, tithonia

Research paper thumbnail of Analisis Respon Hidrologi dan Simulasi Konservasi Tanah-Air di Sub Das Cicatih Menggunakan Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT)

A good ecosystem of the watershed could provide many benefits to living organisms around it. This... more A good ecosystem of the watershed could provide many benefits to living organisms around it. This study is to analyze various scenarios of land use to repair baseflow and lateral flow. The research was conducted in the Cicatih sub-watershed, Cimandiri watershed with an area of 562.37 km 2. Hydrology modeling used for soil and water conservation simulation is the SWAT model. The result of this study show that the NSE is 0.75 and 0.65 and the R 2 is 0.56 and 0.8 respectively. There are four scenarios to be analyzed. The best result of baseflow, runoff, and lateral flow analyses is the fourth scenario that uses soil and water conservation techniques combination. The scenario could reduce direct runoff by 381.35 mm ,increase lateral by 301.19 mm, and increase baseflow by 349.96 mm.

Research paper thumbnail of EVALUASI KESESUAIAN LAHAN SALAK SLEBONG (Salacca edulis Reinw.) DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SUMEDANG

Jurnal Teknotan, Sep 1, 2015

Mapping of Land distribution and its area in Slebong. Sumedang District for snake fruit (sa/acc a... more Mapping of Land distribution and its area in Slebong. Sumedang District for snake fruit (sa/acc a edulis Reinw') extensification was required. Research i.nltl-,oo emptoyeu was a descriptive analytic one to reveal the level of land suitability which based on growing ,eq,irer"nt, rainfalr, air temperature, and soil texture for aranging maps oi rainfall. temperature, and soil texture distributions. ln doing that a geographical information system was applied to describe and anaryze the land area appropriate to it. whereas site surveys to the respective location area were conducted to overlay the maps in order to obtain the desired land suitability Results showed that 40 81i36 hectares tano or aiou nd 26.1percent of the totalarea of sumedang District were categorized rnto the verysuitable class (sl) Keywords ; land suitability evaluation, Geographrc lrnformation system, snake fruit of slebong ABSTRAK Lahan ekstensifikasi untuk tanaman salak .slebong di Kabupaten sumedang perlu dipetakan sebaran

Research paper thumbnail of EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN UBI CILEMBU (Ipomoea batatas) DI KABUPATEN SUMEDANG MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

Research paper thumbnail of Phenology of rice-fields and dryland using enhanced vegetation index (EVI) analysis the evaluation of planting season

Citarik Sub-watershed, Cikeruh-Citarik River Basin is upstream zone of Citarum-watershed which pl... more Citarik Sub-watershed, Cikeruh-Citarik River Basin is upstream zone of Citarum-watershed which plays a role in agricultural sector at Bandung-Sumedang Regency. Limited water during the dryseason makes planting season limited 1-2 times a year. Information is needed regarding condition area with limited planting season through phenological detection using satellite image processing. Study aims provide information related to distribution ricefields and dryland, when planting season is effective. Study uses EVI analysis method from Landsat 8 image data on Google Earth Engine platform which consists of image preprocessing, analysis stage, visual interpretation 5-3-2 NIR-Green-Blue Band combination image, supervised-unsupervised classification, detecting phenology, field inspection, and accuracy test. Results analysis form land cover maps for 2019 from January to December are dominated ricefields covering an area of 50,073 hectare and dry land 42,865 hectare. Graph EVI value ricefields shows highest value 0.77 and lowest 0.21. Estimated productivity first rice planting season is December-February, second month May-June and following months do not occur due to water shortages during dry season. Accuracy agricultural land classification is indicated by overall accuracy kappa 96% and meets USGS requirements (> 90%). It shows that EVI analysis method of agricultural land phenology can be used to monitor planting season time in study area.

Research paper thumbnail of Prediksi Erosi Dengan Persamaan Modified Universal Soil Loss Equation di Lahan Pertanian Berlereng Curam

Jurnal Teknotan, 2011

Pengambilan data erosi di lapangan telah dilaksanakan di lahan penelitian Laboratorium Hijauan Fa... more Pengambilan data erosi di lapangan telah dilaksanakan di lahan penelitian Laboratorium Hijauan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran kampus Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Plot penelitian mempunyai kemiringan lahan 22 % dengan panjang lereng 22 meter dan lebar 9 meter. Berdasarkan analisis pada segitiga tekstur tanah, tanah di lahan penelitian masuk kedalam Liat Berdebu. Penelitian ini bertujuan memprediksi erosi dengan menggunakan pengembangan model prediksi erosi Modified Universal Soil Loss Equation / MUSLE dan disesuaikan dengan karakteristik daerah penelitian. Hasil pengamatan lapang menunjukkan jumlah erosi kecil, dengan intensitas berkisar antara 0.03 mm/menit sampai 0.89 mm/menit. Intensitas tersebut belum dapat mengakibatkan erosi yang tinggi. Hasil perbandingan antara data pengukuran dengan data perhitungan prediksi erosi berdasarkan metoda Sum Square Error memberikan hasil yang memuaskan dalam prediksi erosi. Sum Square Error menunjukkan nilai yang berkisar antara 0.43 hingga nol, berarti persamaan dapat digunakan di daerah penelitian. Hasil simulasi dengan variasi kategori hujan menunjukkan korelasi yang erat pada hubungan antara tinggi hujan dan erosi, hal ini dapat terlihat pada nilai korelasi yang mendekati satu. Kata kunci : Prediksi erosi, MUSLE, Lahan kemiringan curam, Lahan pertanian

Research paper thumbnail of Kajian Kelembaban Tanah dan Kebutuhan Air Beberapa Varietas Hibrida DR UNPAD

Jurnal Keteknikan Pertanian, 2013

This research aimed for examining the effect of soil moisture toward the amount and efficiency of... more This research aimed for examining the effect of soil moisture toward the amount and efficiency of water application of hybrid maize DR Unpad. This research was conducted in the greenhouse located in Faculty of Agriculture Padjadjaran University, which is situated at about 801 meters above mean sea level. The research method was using the experimental method of Split Plot Design with three replicates. The first factor was the hybrid corn varieties, i.e.: DR-A, DR-B, DR-F, and BISI-2. The second factor was the arrangement of soil moisture, i.e.: 100% field capacity, 90% field capacity, and 80% field capacity.The results showed that there was no interaction between the treatment of maize varieties and soil moisture. On soil moisture maintained at 90% field capacity, the plants has the highest water requiremenst is 345.45 mm/season.It has showed the best plant growth, the yield and water-use efficiency at the highest level at 1.83 g/L. Plants that showed the highest water requirement, the best in growth and yield, in a row are hybrid corn BISI-2, DR-F, DR-A, and DR-B.

Research paper thumbnail of The Potential of Hydroponic Kit-Based Growing on a Self-Fertigation System for Pagoda Mustard (Brassica narinosa L) Production

The Scientific World Journal, Nov 15, 2022

Agricultural land has been converted into settlements following the population growth in various ... more Agricultural land has been converted into settlements following the population growth in various parts of the country. Te productivity of horticulture, particularly pagoda mustard (Brassica narinosa L), decreases with the narrowing of felds. Te main milestone as a promising solution to overcoming this issue is applying the hydroponic technique. Tis study aims to analyze the potential of hydroponic kit-based growing on a self-fertigation system for pagoda mustard production. In contrast to general hydroponic, the proposed hydroponic kit is supported by a smart valve component as a unique novelty used for the automatic distribution of nutrients without electrical power (zero energy). Te mustard seeds were sown on rockwool for two to three days in a dark room and placed in the sun for seventeen days. A total of 50 pagoda mustard seeds were arranged evenly on a selffertigation system tray following a zigzag planting pattern for forty days. Te seed has the following morphological characteristics: average height of 22.88 cm, biomass width of 26.42 cm, root length of 23.4 cm, and weight of 241.5 g. Furthermore, the production requires a total fertigation consumption of 186 L (equal to 0.0935 L/plant day −1) with an actual crop coefcient between 0.01 and 0.54. Te proposed system shows good performance for mustard growth with a uniformity value between 80 and 89%. Finally, hydroponic kit-based growing on a self-fertigation system can be applied in various areas to produce and maintain a sustainable food supply.

Research paper thumbnail of Efisiensi Penggunaan Air Irigasi Menggunakan Autopot Terhadap Hasil Produksi Tanaman Tomat Cherry (Solanum L. var. Cerasiforme)

Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS, Aug 11, 2019

Ketersediaan air merupakan salah satu faktor utama di bidang pertanian. Ketersediaan air yang ter... more Ketersediaan air merupakan salah satu faktor utama di bidang pertanian. Ketersediaan air yang terbatas menjadikan penggunaan air irigasi harus lebih efisien sehingga dapat menunjang keberlanjutan pertanian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi penggunaan air irigasi dengan sistem hidroponik menggunakan autopot terhadap hasil produksi tanaman tomat cherry (Solanum L. var. Cerasiforme). Penelitian ini mengkaji interval fertigasi yang terdiri dari dua taraf yaitu interval penyiraman satu hari dan dua hari sekali dengan jumlah tanaman pada interval satu hari sebanyak 48 tanaman dan interval dua hari 96 tanaman. Pengamatan efisiensi penggunaan air dilakukan dari proses penyemaian sampai akhir masa tanam selama 140 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil panen pada interval satu hari yaitu sebesar 27431,5 kg dan interval 2 hari 63869,5 kg. Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan interval penyiraman berpengaruh terhadap jumlah produksi tomat cherry dengan efisiensi penggunaan air pada interval satu hari yaitu sebesar 7,412 kg/m 3 dan interval dua hari yaitu sebesar 10,2897 kg/m 3. Kata kunci: interval air, tomat cherry, efisiensi penggunaan air, produksi tanaman Pendahuluan Latar Belakang Ketersediaan air yang semakin berkurang dikarenakan perubahan iklim yang mengakibatkan terjadinya masalah kekeringan mempengaruhi pengembangan di bidang pertanian (Brontowijoyo dkk, 2009). Ketersediaan air yang terbatas dikarenakan perubahan iklim global dapat dilakukan dengan pemafaatan atau pemanenan air hujan secara optimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan air irigasi. Pemanenan air hujan yang dilakukan dengan menggunakan sistem roooftop dapat dimanfaatkan sebagai air irigasi pada saat musim kemarau, sehingga kebutuhan air irigasi untuk tanaman dapat terpenuhi (Afandi, 2010). Kebutuhan yang akan terpenuhi dengan pemanenan air hujan yaitu kebutuhan sebagai fertigasi atau pengairan. Sistem fertigasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

Research paper thumbnail of Analisis Interval Air Irigasi Menggunakan Autopot Terhadap Kualitas Buah Tomat Cherry (Solanum L. var. Cerasiforme)

Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS, Aug 11, 2019

Musim kemarau dengan waktu yang lama mengakibatkan persediaan air di suatu wilayah berkurang sehi... more Musim kemarau dengan waktu yang lama mengakibatkan persediaan air di suatu wilayah berkurang sehingga terjadi kekeringan terutama pada lahan pertanian. Irigasi menjadi hal penting untuk tanaman sehingga apabila kebutuhan air irigasi tidak terpenuhi dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman pada musim kemarau yaitu memanfaatkan air hujan pada musim hujan sebagai air irigasi menggunakan perlakuan interval air. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh interval air menggunakan autopot terhadap kualitas buah tomat cherry. Interval air yang digunakan pada penelitian ini yaitu satu hari pemberian air irigasi selama dua hari (interval 1 hari) tanaman dan satu hari pemberian air irigasi selama tiga hari (interval 2 hari) menggunakan autopot dengan jumlah tanaman berturut-turut yaitu 48 tanaman dan 96 tanaman. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif. Parameter kualitas buah tomat cherry yang digunakan pada penelitian ini yaitu total padatan terlarut, kekerasan, vitamin C dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh interval air terhadap kualitas buah tomat cherry dengan hasil rata-rata setiap parameter yaitu nilai total padatan terlarut buah (obriks) interval 1 hari 8,5 dan interval 2 hari 8,8; nilai kekerasan buah interval 1 hari 1,68 dan interval 2 hari 1,75; kadar vitamin C (mg/100g) buah interval 1 hari 16,06 dan interval 2 hari 19,14; kadar air buah (%) interval 1 hari 91,465 dan interval 2 hari 91,575.

Research paper thumbnail of Rancang Bangun Reaktor Biogas Dengan Pengaduk Untuk Sampah Organik Skala Rumah Tangga

Jurnal Teknotan, May 1, 2013

Untuk mengurangi kelemahan reaktor biogas yang ada dan pemanfaatan sampah organik telah dilakukan... more Untuk mengurangi kelemahan reaktor biogas yang ada dan pemanfaatan sampah organik telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk merancang bangun reaktor biogas yang mudah dibuat, relatif murah, tidak korosi, tahan lama, dan memiliki pengaduk dengan memanfaatkan sampah organik skala rumah tangga. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2011 di Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Hasil penelitian memberikan rancangan reaktor biogas berbahan dasar drum plastik High density Polyethilen (HDPE) dengan pengaduk untuk sampah organik skala rumah tangga dengan spesifikasi: volume total 500l, volume isian 400l, panjang pengaduk 750mm dengan diameter poros 20mm. Reaktor biogas dapat menghasilkan biogas sebanyak 1100l dengan proses selama 30hari, temperatur dan pH rata-rata bahan isian berkisar 28oC dan 7,23 dengan nilai kalor bersih 19,78 Joule/cm 3 . Pengaduk dapat mengaduk bahan isian di dalam reaktor biogas sehingga tidak mengalami pengeringan. Biaya investasi reaktor biogas Rp 587.000, NPV= Rp 752.906, IRR= 34,11 %, BCR= 1,59, reaktor biogas ini mencapai BEP pada produksi 1.350 l/bulan. Kata kunci : rancang bangun, reaktor biogas, pengaduk, sampah organik.

Research paper thumbnail of Application of GeoWEPP for Evaluating Sediment Yield in a Mountain Area: Agatsuma Watershed, Japan

International Journal of Erosion Control Engineering, Jun 8, 2018

Sediment discharge monitoring can be used to detect sediment disasters in upstream areas in order... more Sediment discharge monitoring can be used to detect sediment disasters in upstream areas in order to enable prompt countermeasures. Sediment disaster signals should be easily differentiated from ordinary sediment discharge. This study examined the application of the geospatial interface for the Water Erosion Prediction Project (GeoWEPP) for the assessment of baseline sediment discharge in a mountain watershed to allow early detection of upstream sediment disasters. When compared to detailed observation-based data from the Agatsuma watershed, GeoWEPP successfully reproduced continuous sediment discharge in subwatersheds of varying size, topography, and land use. GeoWEPP parameter settings corresponded to actual conditions and processes involved in water and sediment dynamics. Additionally, the introduction of a restrictive layer and improved settings for evapotranspiration rate were critical for predicting surface runoff and subsequent surface erosion in hillslope sections. The depth to non-erodible layer was important for determining the overall sediment discharge at the study site, as it was the only parameter that varied over time and could not be obtained from the actual depth of bed material. This parameter should be interpreted as a conceptual index that represents the spatial distribution of bed material and its erodibility, and requires an initial adjustment period. Therefore, GeoWEPP calculations should eliminate the first year in order to obtain optimal results in a mountain watershed with a significant depth of bed material in a channel section.

Research paper thumbnail of Spatial Analisys of Physical Characteristics of Jatiroke Water Catchment Area Jatinangor Districs

Jurnal Agrotek Ummat, Jul 31, 2022

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik daerah tangkapan air Jatiroke dan menya... more Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik daerah tangkapan air Jatiroke dan menyajikannya dalam bentuk data spasial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisis spasial dan pengamatan lapangan untuk verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas daerah tangkapan air Jatiroke sebesar 5695,8 ha. Karakteristik iklim daerah tangkapan air Jatiroke menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson dan Oldeman termasuk dalam kategori iklim yang sama yaitu tipe C (agak basah) dan tipe C3. Berdasarkan karakteristik bentuk DAS, daerah tangkapan air Jatiroke memiliki bentuk DAS bulu burung dengan pola jaringan drainase yang memanjang dan sempit. Tutupan lahan di daerah tangkapan air Jatiroke didominasi oleh perkebunan seluas 1615 ha dengan persentase 28%. Jenis tanah di daerah tangkapan air Jatiroke terdiri dari tanah Andosol dan Kambisol. Jenis tanah Kambisol mendominasi dengan luas 3245,57 ha dengan persentase sebesar 57% dari total luas keseluruhan. Kemiringan lereng di daerah tangkapan air Jatiroke didominasi oleh kelas lereng agak curam dan curam dengan luas masing-masing 3905,4 ha dan 3278,2 ha dengan persentase luas 27,75% dan 23,29%.

Research paper thumbnail of Study on the Preparation of GeoWEPP Model Input Data for Erosion Prediction in Cikeruh-Citarik Sub-watershed

Jurnal Agrotek Ummat, Oct 31, 2022

Sub-DAS Cikeruh-Citarik merupakan bagian hulu DAS Citarum yang tergolong sebagai DAS dengan kondi... more Sub-DAS Cikeruh-Citarik merupakan bagian hulu DAS Citarum yang tergolong sebagai DAS dengan kondisi kritis di Jawa Barat. Adanya alih fungsi lahan tanpa mempertimbangkan kaidah konservasi memicu terjadinya erosi yang menjadi indikator kekritisan suatu DAS. GeoWEPP merupakan salah satu model berbasis fisik yang cocok digunakan untuk memprediksi erosi untuk skala DAS. Namun, GeoWEPP memerlukan penyusunan data input yang cukup kompleks untuk dapat memprediksi tingkat erosi. Adanya ketidaksesuaian pada data input akan menyebabkan program GeoWEPP tidak berjalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji penyusunan data input yang dibutuhkan dalam model GeoWEPP untuk keperluan prediksi erosi di wilayah sub-DAS Cikeruh-Citarik. Metode penelitian yang digunakan mencakup studi literatur, analisis spasial dan survei lapang. Data input yang diperlukan dalam GeoWEPP dibagi menjadi data spasial dalam format raster (data DEM, jenis tanah dan tutupan lahan), database (iklim, jenis tanah, dan tutupan lahan) serta file-file penghubung untuk data tanah, tutupan lahan dan perhitungan evapotranspirasi. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun data input pada GeoWEPP diantaranya adalah kelengkapan untuk setiap data serta kesesuaian antara data spasial raster dengan file-file penghubungnya. Kata kunci: prediksi erosi; data input GeoWEPP; sub-DAS Cikeruh-Citarik

Research paper thumbnail of Penyuluhan Pengenalan Peta Dan Identifikasi Potensi Daerah Untuk Pembuatan Peta Potensi Desa DI Desa Jatimekar Dan Desa Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

Dharmakarya, May 2, 2013

Potensi suatu desa dapat dilihat dalam bentuk peta apabila keterangan dalam peta dilengkapi denga... more Potensi suatu desa dapat dilihat dalam bentuk peta apabila keterangan dalam peta dilengkapi dengan sumberdaya lahan maupun sumberdaya manusia yang menjadi tulang punggung perekonomian desa tersebut. Sumberdaya lahan dapat tergambarkan dalam sebaran luas penggunaan lahan didalam desa tersebut, sedangkan sumberdaya manusia dapat tergambarkan dari industri kecil atau Usaha Kecil Menengah yang ada. Peta desa yang ada terkadang merupakan gambaran wilayah dan merupakan hasil gambar dari orang yang mengenal daerah tersebut. Peta desa biasanya berisi mengenai letak atau lokasi fasilitas desa, jalan, sungai dan batas-batas dusun/ RW ataupun batas desa. Tidak kurang peta desa selalu menampilkan informasi desa tetangga sekitarnya. Kekurangan-kekurangan yang ada dalam suatu peta desa sangat mungkin terjadi karena pengetahuan pembuatan peta belum sepenuhnya dipahami oleh individu yang membuat peta. Hal ini dapat memberikan informasi yang salah, tidak akurat bagi masyarakat yang memanfaatkan peta desa. Maksud kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan mengenai pengetahuan peta kepada Peserta peyuluhan. Sedangkan tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan mengenai peta dan identifikasi potensi desa dalam pembuatan Peta Potensi desa. Adapun pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dengan metode penyuluhan dan diskusi interaktif dengan cara Focus Group Discussion. Penyuluhan dilakukan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai peta secara umum dan FGD dilakukan sebagai pemetaan partisipatif dengan cara untuk melakukan konfirmasi batas desa, fasilitas dan potensi desa. Hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah peserta telah memahami mengenai potensi desa dan pengetahuan dasar peta. Selain itu telah tersusun satu peta Potensi Desa di Desa Cijati dan Jatimekar Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Peta tersebut telah diserahkan pada pihak Desa dan perwakilan masing-masing Sekolah Dasar yang ada di kedua desa tersebut. Kata kunci : peta, potensi desa, pemetaan partisipatif

Research paper thumbnail of Kajian Erosi Aktual Dan Potensial Menggunakan Prediksi Musle (Modified Universal Soil Loss Equation) Pada Pertanian Lahan Kering Dta Citarik Hulu

Utilization of dry land is an alternative option which is expected to increase the potential for ... more Utilization of dry land is an alternative option which is expected to increase the potential for crop production in order to meet food needs, especially in West Java Province. Agricultural development on dry land has one of the main constraints, namely the high level of erosion that is produced because most of the dry land is sloping land which is prone to erosion. Erosion calculations need to be carried out so that the determination of land use and types of conservation measures is applied effectively and efficiently in accordance with field conditions. The purpose of this study is to assess the amount of erosion in the field and potential erosion using the prediction MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) on a plot measuring 22 x 1 meter with a slope of 5%, 12%, and 15%. The results of the calculation of actual erosion at a 5% slope were 94.3 tonnes / ha, 124.4 tonnes / ha, and 146.7 tonnes / ha. A slope of 12% results in erosion of 104 tonnes / ha, 90 tonnes / ha, and 99.7 tonnes / ha. A slope of 15% produces erosion of 97.6 tonnes / ha, 107.6 tonnes / ha, and 105.8 tonnes / ha. The results of the NSE statistical test (Nash Sutclife Efficiency) calculation of potential erosion before calibration showed unsatisfactory results (NSE <0.50). Therefore, it is necessary to calibrate the value of the plant management factor (C) and the value of the conservation action factor (P). The results of the NSE statistical test after calibration showed good results (0.65

Research paper thumbnail of Kajian Irigasi Interval 1 Hari di Musim Kemarau pada Sistem Pemanenan Air Limpasan

Agrotekma : jurnal agroteknologi dan ilmu pertanian, Jun 13, 2019

Permasalahan sumber daya air pada lahan kering di Kecamatan Jatinangor pada saat musim kemarau ad... more Permasalahan sumber daya air pada lahan kering di Kecamatan Jatinangor pada saat musim kemarau adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan air dengan ketersediaan air. Teknologi yang dapat membantu petani di musim kemarau yaitu dengan menggunakan sistem pemanenan air limpasan (runoff water harvesting) untuk irigasi. Interval irigasi diterapkan agar pengunaan air lebih efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kebutuhan air tanaman jagung manis (Zea mays L. Saccharata Sturt) dengan menggunakan Software Cropwat 8.0 serta untuk mengetahui penggunan sistem pemanenan air limpasan pada irigasi interval satu hari di musim kemarau. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil menunjukan bahwa berdasarkan prediksi Cropwat 8.0 kebutuhan air tanaman jagung manis adalah sebesar 300,6 mm/periode dan kolam pemanenan air limpasan dapat memenuhi kebutuhan irigasi tanaman jagung manis di musim kemarau dengan kebutuhan air irigasi aktual sebesar 56,6 m 3 pada luas areal 221 m 2. Produktivitas hasil panen jagung manis yang dihasilkan adalah sebesar 13,25 ton/ha.

Research paper thumbnail of Analisis Rasio Luas Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) dan Areal Budidaya Pertanian (Cultivated Area) dalam Desain Model Run Off Management Integrated Farming di Lahan Kering

Jurnal Teknik Sipil, Dec 1, 2014

Salah satu kendala lahan pertanian lahan kering adalah kurangnya ketersediaan air untuk tanaman p... more Salah satu kendala lahan pertanian lahan kering adalah kurangnya ketersediaan air untuk tanaman pada musim kemarau. Pada area pertanian lahan miring, potensi run off (air limpasan) masih jarang dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi. Air limpasan ini dapat ditampung dan dimanfaatkan sebagai sebagai air irigasi di musim kemarau. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis rasio luas daerah tangkapan air (catchment area) dan daerah budidaya tanaman (cultivated area) pada sistem pengelolaan run off di lahan kering. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey dan deskriptif analitik melalui pengamatan kondisi lapangan, pemetaan lokasi serta analisis potensi runoff. Lokasi penelitian adalah area lahan kering di Jatinangor. Hasil analisis runoff secara teoritis dengan metode Rasional menunjukkan bahwa jumlah kumulatif runoff dalam setahun sebesar 1160,05 m3, menunjukkan bahwa limpasan permukaan berpotensi sebagai alternatif sumber air irigasi di lahan kering. Analisis rasio daerah tangkapan dan daerah budidaya menunjukkan nilai C : CA sebesar 14,8, berarti bahwa untuk memenuhi kebutuhan air tanaman jagung pada lahan seluas 1000 m2 selama 3 kali musim tanam dalam setahun dibutuhkan daerah tangkapan air sebesar 14800 m 2. Kata-kata Kunci: Pemanenan air hujan, Run Off Management Integrated Farming, Pertanian lahan kering.

Research paper thumbnail of Study of Soil Moisture and Water Requirements of Some Varieties of Hybrid DR UNPAD

Jurnal Keteknikan Pertanian, Oct 1, 2013

This research aimed for examining the effect of soil moisture toward the amount and efficiency of... more This research aimed for examining the effect of soil moisture toward the amount and efficiency of water application of hybrid maize DR Unpad. This research was conducted in the greenhouse located in Faculty of Agriculture Padjadjaran University, which is situated at about 801 meters above mean sea level. The research method was using the experimental method of Split Plot Design with three replicates. The first factor was the hybrid corn varieties, i.e.: DR-A, DR-B, DR-F, and BISI-2. The second factor was the arrangement of soil moisture, i.e.: 100% field capacity, 90% field capacity, and 80% field capacity.The results showed that there was no interaction between the treatment of maize varieties and soil moisture. On soil moisture maintained at 90% field capacity, the plants has the highest water requiremenst is 345.45 mm/season.It has showed the best plant growth, the yield and water-use efficiency at the highest level at 1.83 g/L. Plants that showed the highest water requirement, the best in growth and yield, in a row are hybrid corn BISI-2, DR-F, DR-A, and DR-B.

Research paper thumbnail of Kajian Kemampuan Aplikasi Hidromulsa dan GeojuteTerhadap Jumlah Limpasan Permukaan pada Lahan Kering Ciparanje

Teknotan: Jurnal Industri Teknologi, Jan 12, 2022

Lahan kering untuk pertanian pada umumnya berada di daerah lereng dan perbukitan dengan kondisi t... more Lahan kering untuk pertanian pada umumnya berada di daerah lereng dan perbukitan dengan kondisi tanah yang peka terhadap pergerusan tanah akibat limpasan permukaan. Salah satu upaya konservasi pada lahan kering berlereng untuk mengurangi limpasan permukaan adalah dengan penggunaan aplikasi hidromulsa dan geojute. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan aplikasi hidromulsa dan geojute pada budidaya jagung terhadap jumlah limpasan permukaan. Penelitian ini dilakukan di Lahan Kering Ciparanje, Jatinangor. Perlakuan yang digunakan diantaranya plot A dengan menggunakan geojute mesh 5 cm dan hidromulsa, plot B dengan menggunakan geojute mesh 3 cm dan hidromulsa, plot C menggunakan hidromulsa tanpa i, dan plot D sebagai kontrol tanpa menggunakan geojute maupun hidromulsa. Pengamatan limpasan permukaan dilakukan setiap kejadian hujan. Metode yang digunakan deskriptif dengan analisis regresi dan uji-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi hidromulsa dengan geojute mesh 5 cm dapat menurunkan limpasan permukaan paling optimal sebesar 66,39%, tetapi aplikasi hidromulsa tanpa penggunaan geojute menghasilkan jumlah limpasan permukaan yang tinggi. Salah satu dampak aplikasi hidromulsa dan geojute adalah meningkatkan kualitas tanaman, hal ini terbukti bahwa pertumbuhan tanaman pada lahan yang telah diaplikasikan hidromulsa dan geojute lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman pada lahan kontrol.

Research paper thumbnail of Kajian Karakteristik Proses Pengomposan Limbah Tanaman Jagung yang Diberi Tambahan Kipahit dan Pupuk Kandang Sapi

DOAJ (DOAJ: Directory of Open Access Journals), Dec 1, 2021

Corn waste, tithonia and cattle manure are three materials that have different characteristics. T... more Corn waste, tithonia and cattle manure are three materials that have different characteristics. These charactersitics differences if used together in the composting process will complement each other and potentially produce good compost. This research was conducted to find out how the composting process characteristics by utilizing the three raw materials with different characteristics in a composting process. The composting process was carried out using a berkeley method which was stacked with a layered bioreactor. The decomposition process that occurs involving decompisted bacteria, so the composting process runs aerobically. Aerobic composting corn waste with the addition of tithonia and cattle manure finished in about 4-5 weeks to become a mature compost. The quality of the compost produced is quite good because the content contained in compost fulfills most of the quality standards regulated in SNI 7763: 2018. The addition of tithonia and cattle manure has a positive impact in the process of composting corn plants in terms of duration and good compost. Key words : aerobic, cattle manure, composting, corn waste, tithonia

Research paper thumbnail of Analisis Respon Hidrologi dan Simulasi Konservasi Tanah-Air di Sub Das Cicatih Menggunakan Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT)

A good ecosystem of the watershed could provide many benefits to living organisms around it. This... more A good ecosystem of the watershed could provide many benefits to living organisms around it. This study is to analyze various scenarios of land use to repair baseflow and lateral flow. The research was conducted in the Cicatih sub-watershed, Cimandiri watershed with an area of 562.37 km 2. Hydrology modeling used for soil and water conservation simulation is the SWAT model. The result of this study show that the NSE is 0.75 and 0.65 and the R 2 is 0.56 and 0.8 respectively. There are four scenarios to be analyzed. The best result of baseflow, runoff, and lateral flow analyses is the fourth scenario that uses soil and water conservation techniques combination. The scenario could reduce direct runoff by 381.35 mm ,increase lateral by 301.19 mm, and increase baseflow by 349.96 mm.

Research paper thumbnail of EVALUASI KESESUAIAN LAHAN SALAK SLEBONG (Salacca edulis Reinw.) DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SUMEDANG

Jurnal Teknotan, Sep 1, 2015

Mapping of Land distribution and its area in Slebong. Sumedang District for snake fruit (sa/acc a... more Mapping of Land distribution and its area in Slebong. Sumedang District for snake fruit (sa/acc a edulis Reinw') extensification was required. Research i.nltl-,oo emptoyeu was a descriptive analytic one to reveal the level of land suitability which based on growing ,eq,irer"nt, rainfalr, air temperature, and soil texture for aranging maps oi rainfall. temperature, and soil texture distributions. ln doing that a geographical information system was applied to describe and anaryze the land area appropriate to it. whereas site surveys to the respective location area were conducted to overlay the maps in order to obtain the desired land suitability Results showed that 40 81i36 hectares tano or aiou nd 26.1percent of the totalarea of sumedang District were categorized rnto the verysuitable class (sl) Keywords ; land suitability evaluation, Geographrc lrnformation system, snake fruit of slebong ABSTRAK Lahan ekstensifikasi untuk tanaman salak .slebong di Kabupaten sumedang perlu dipetakan sebaran

Research paper thumbnail of EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN UBI CILEMBU (Ipomoea batatas) DI KABUPATEN SUMEDANG MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

Research paper thumbnail of Phenology of rice-fields and dryland using enhanced vegetation index (EVI) analysis the evaluation of planting season

Citarik Sub-watershed, Cikeruh-Citarik River Basin is upstream zone of Citarum-watershed which pl... more Citarik Sub-watershed, Cikeruh-Citarik River Basin is upstream zone of Citarum-watershed which plays a role in agricultural sector at Bandung-Sumedang Regency. Limited water during the dryseason makes planting season limited 1-2 times a year. Information is needed regarding condition area with limited planting season through phenological detection using satellite image processing. Study aims provide information related to distribution ricefields and dryland, when planting season is effective. Study uses EVI analysis method from Landsat 8 image data on Google Earth Engine platform which consists of image preprocessing, analysis stage, visual interpretation 5-3-2 NIR-Green-Blue Band combination image, supervised-unsupervised classification, detecting phenology, field inspection, and accuracy test. Results analysis form land cover maps for 2019 from January to December are dominated ricefields covering an area of 50,073 hectare and dry land 42,865 hectare. Graph EVI value ricefields shows highest value 0.77 and lowest 0.21. Estimated productivity first rice planting season is December-February, second month May-June and following months do not occur due to water shortages during dry season. Accuracy agricultural land classification is indicated by overall accuracy kappa 96% and meets USGS requirements (> 90%). It shows that EVI analysis method of agricultural land phenology can be used to monitor planting season time in study area.

Research paper thumbnail of Prediksi Erosi Dengan Persamaan Modified Universal Soil Loss Equation di Lahan Pertanian Berlereng Curam

Jurnal Teknotan, 2011

Pengambilan data erosi di lapangan telah dilaksanakan di lahan penelitian Laboratorium Hijauan Fa... more Pengambilan data erosi di lapangan telah dilaksanakan di lahan penelitian Laboratorium Hijauan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran kampus Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Plot penelitian mempunyai kemiringan lahan 22 % dengan panjang lereng 22 meter dan lebar 9 meter. Berdasarkan analisis pada segitiga tekstur tanah, tanah di lahan penelitian masuk kedalam Liat Berdebu. Penelitian ini bertujuan memprediksi erosi dengan menggunakan pengembangan model prediksi erosi Modified Universal Soil Loss Equation / MUSLE dan disesuaikan dengan karakteristik daerah penelitian. Hasil pengamatan lapang menunjukkan jumlah erosi kecil, dengan intensitas berkisar antara 0.03 mm/menit sampai 0.89 mm/menit. Intensitas tersebut belum dapat mengakibatkan erosi yang tinggi. Hasil perbandingan antara data pengukuran dengan data perhitungan prediksi erosi berdasarkan metoda Sum Square Error memberikan hasil yang memuaskan dalam prediksi erosi. Sum Square Error menunjukkan nilai yang berkisar antara 0.43 hingga nol, berarti persamaan dapat digunakan di daerah penelitian. Hasil simulasi dengan variasi kategori hujan menunjukkan korelasi yang erat pada hubungan antara tinggi hujan dan erosi, hal ini dapat terlihat pada nilai korelasi yang mendekati satu. Kata kunci : Prediksi erosi, MUSLE, Lahan kemiringan curam, Lahan pertanian

Research paper thumbnail of Kajian Kelembaban Tanah dan Kebutuhan Air Beberapa Varietas Hibrida DR UNPAD

Jurnal Keteknikan Pertanian, 2013

This research aimed for examining the effect of soil moisture toward the amount and efficiency of... more This research aimed for examining the effect of soil moisture toward the amount and efficiency of water application of hybrid maize DR Unpad. This research was conducted in the greenhouse located in Faculty of Agriculture Padjadjaran University, which is situated at about 801 meters above mean sea level. The research method was using the experimental method of Split Plot Design with three replicates. The first factor was the hybrid corn varieties, i.e.: DR-A, DR-B, DR-F, and BISI-2. The second factor was the arrangement of soil moisture, i.e.: 100% field capacity, 90% field capacity, and 80% field capacity.The results showed that there was no interaction between the treatment of maize varieties and soil moisture. On soil moisture maintained at 90% field capacity, the plants has the highest water requiremenst is 345.45 mm/season.It has showed the best plant growth, the yield and water-use efficiency at the highest level at 1.83 g/L. Plants that showed the highest water requirement, the best in growth and yield, in a row are hybrid corn BISI-2, DR-F, DR-A, and DR-B.