Luthfi hajan | Sebelas Maret University (original) (raw)
Address: Semarang, Central Java, Indonesia
less
Uploads
Papers by Luthfi hajan
Studies on language acquisition become the pillar of Psycholinguistics as a branch of Applied Lin... more Studies on language acquisition become the pillar of Psycholinguistics as a branch of Applied Linguistics that deals with the relationship between human's thought and language as well as how human beings comprehend, acquire and develop their language. Language acquisition does not merely involve children's first or second language development, but also temporer language disorder –which does not belong to permanent language disorder. Deviation on language development to some extent gets little attention from psycholinguists. Most references on psychology of language discuss language disorder in general, whereas the current issues on this area are still rarely found. The following article deciphers what and how language acquisition can be done and cannot be completed. Pendahuluan " Manusia berbahasa ibarat burung bersayap " , demikian kata George H. Lewis. Bahasa tak terlepas dari hakikat keberadaan manusia karena itulah yang menjadi piranti komunikasi antar manusia. Pada ungkapan di atas nampak bahwa manusia tanpa bahasa sama seperti burung tanpa sayap, karena sayaplah yang mecirikan burung dan bahasalah yang mencirikan manusia. Noam Chomsky, bapak Linguistik dunia, menyebutkan bahwa jika kita mempelajari bahasa maka pada hakikatnya kita sedang mempelajari esensi manusia, yang menjadikan keunikan manusia itu sendiri. Manusia dirancang untuk berjalan, tetapi tidak diajari agar bisa berjalan. Demikian pula dalam berbahasa, tidak seorangpun bisa diajari bahasa karena manusia diciptakan untuk berbahasa. Dalam artian bahwa pada kenyataannya manusia akan berbahasa tanpa bisa dicegah agar dia tidak memperoleh bahasa. Bahasa dikatakan menjadi keunikan yang mencirikan manusia dan membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. Pernyataan ini tidak berarti bahwa hanya manusia yang memiliki piranti komunikasi. Binatang disebut tidak berbahasa tapi tetap bisa berkomunikasi. Ocehan burung kakatua yang bisa menyerupai ucapan manusia; perintah 'duduk' atau 'kejar' yang dipahami anjing; kemampuan monyet untuk memahami perintah ujaran manusia; nyanyian burung yang berirama; tempo bunyi yang didengungkan lebah; suara-suara yang dikeluarkan ikan paus; semua itu adalah contoh piranti komunikasi binatang. Piranti ini tidak serta merta disebut bahasa walaupun memang menyerupai bahasa. Contoh piranti komunikasi di atas tidak menyandang sebutan bahasa karena tidak memenuhi prasyarat bahasa seperti: unsur pertukaran pesan dari pembicara pada pendengar dan sebaliknya; adanya umpan-balik dari pembicara; kebermaknaan dan pembedaan unit-unit kosakata; adanya proses transmisi kultural yang melatarbelakangi ujaran; munculnya kreatifitas dan kemampuan pemolaan unit bahasa; pengendalian maksud bicara dan peralihan giliran bicara, serta penggunaan ungkapan yang bukan bermakna literal. Ciri-ciri di atas dicetuskan pertama kali oleh Charles Hockett (1963) yang kemudian melahirkan pro-kontra seputar pengistilahan bahasa. Linguis lain menyebutkan bahwa
Korespondensi filsafat ilmu
Anggapan selama ini bahwa pelajaran bahasa dan sastra Indonesia itu gampang, justru menyebabkan g... more Anggapan selama ini bahwa pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia itu gampang, justru menyebabkan gagalnya beberapa siswasiswa
yang mengikuti Ujian Nasional (UN). Akibatnya terkadang siswa
tidak antusia untuk mendalami atau menggauli ilmu bahasa dan sastra
Indonesia.
Hakikatnya, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah
ditujukan untuk menumbuhkan kepedulian siswa, guru, tata usaha, dan
kepala sekolah terhadap keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai
alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa ini.
Oleh karena itu, guna mewujudkan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia yang berorientasi pada siswa, maka saatnya dilakukan inovasi
yang terkait dengan pembelajaran, antara lain: (1) inovasi kurikulum, (2)
inovasi pembelajaran, dan (3) Inovasi manajemen kelas.
Dalam berbagai referensi pembelajaran bahasa dan sastra, terdapat beraneka ragam metode atau stra... more Dalam berbagai referensi pembelajaran bahasa dan sastra, terdapat beraneka ragam metode atau strategi pembelajaran bahasa dan atau sastra. Strategi tersebut umumnya diturunkan dari pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra yang dikembangkan oleh para ahli. Berikut ini, disajikan beberapa metode atau strategi pembelajaran bahasa dan sastra.
Drafts by Luthfi hajan
Analisis Artikel Ilmiah dalam jurnal
analisis artikel ilmiah hasil penelitian dalam jurnal
Studies on language acquisition become the pillar of Psycholinguistics as a branch of Applied Lin... more Studies on language acquisition become the pillar of Psycholinguistics as a branch of Applied Linguistics that deals with the relationship between human's thought and language as well as how human beings comprehend, acquire and develop their language. Language acquisition does not merely involve children's first or second language development, but also temporer language disorder –which does not belong to permanent language disorder. Deviation on language development to some extent gets little attention from psycholinguists. Most references on psychology of language discuss language disorder in general, whereas the current issues on this area are still rarely found. The following article deciphers what and how language acquisition can be done and cannot be completed. Pendahuluan " Manusia berbahasa ibarat burung bersayap " , demikian kata George H. Lewis. Bahasa tak terlepas dari hakikat keberadaan manusia karena itulah yang menjadi piranti komunikasi antar manusia. Pada ungkapan di atas nampak bahwa manusia tanpa bahasa sama seperti burung tanpa sayap, karena sayaplah yang mecirikan burung dan bahasalah yang mencirikan manusia. Noam Chomsky, bapak Linguistik dunia, menyebutkan bahwa jika kita mempelajari bahasa maka pada hakikatnya kita sedang mempelajari esensi manusia, yang menjadikan keunikan manusia itu sendiri. Manusia dirancang untuk berjalan, tetapi tidak diajari agar bisa berjalan. Demikian pula dalam berbahasa, tidak seorangpun bisa diajari bahasa karena manusia diciptakan untuk berbahasa. Dalam artian bahwa pada kenyataannya manusia akan berbahasa tanpa bisa dicegah agar dia tidak memperoleh bahasa. Bahasa dikatakan menjadi keunikan yang mencirikan manusia dan membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. Pernyataan ini tidak berarti bahwa hanya manusia yang memiliki piranti komunikasi. Binatang disebut tidak berbahasa tapi tetap bisa berkomunikasi. Ocehan burung kakatua yang bisa menyerupai ucapan manusia; perintah 'duduk' atau 'kejar' yang dipahami anjing; kemampuan monyet untuk memahami perintah ujaran manusia; nyanyian burung yang berirama; tempo bunyi yang didengungkan lebah; suara-suara yang dikeluarkan ikan paus; semua itu adalah contoh piranti komunikasi binatang. Piranti ini tidak serta merta disebut bahasa walaupun memang menyerupai bahasa. Contoh piranti komunikasi di atas tidak menyandang sebutan bahasa karena tidak memenuhi prasyarat bahasa seperti: unsur pertukaran pesan dari pembicara pada pendengar dan sebaliknya; adanya umpan-balik dari pembicara; kebermaknaan dan pembedaan unit-unit kosakata; adanya proses transmisi kultural yang melatarbelakangi ujaran; munculnya kreatifitas dan kemampuan pemolaan unit bahasa; pengendalian maksud bicara dan peralihan giliran bicara, serta penggunaan ungkapan yang bukan bermakna literal. Ciri-ciri di atas dicetuskan pertama kali oleh Charles Hockett (1963) yang kemudian melahirkan pro-kontra seputar pengistilahan bahasa. Linguis lain menyebutkan bahwa
Korespondensi filsafat ilmu
Anggapan selama ini bahwa pelajaran bahasa dan sastra Indonesia itu gampang, justru menyebabkan g... more Anggapan selama ini bahwa pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia itu gampang, justru menyebabkan gagalnya beberapa siswasiswa
yang mengikuti Ujian Nasional (UN). Akibatnya terkadang siswa
tidak antusia untuk mendalami atau menggauli ilmu bahasa dan sastra
Indonesia.
Hakikatnya, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah
ditujukan untuk menumbuhkan kepedulian siswa, guru, tata usaha, dan
kepala sekolah terhadap keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai
alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa ini.
Oleh karena itu, guna mewujudkan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia yang berorientasi pada siswa, maka saatnya dilakukan inovasi
yang terkait dengan pembelajaran, antara lain: (1) inovasi kurikulum, (2)
inovasi pembelajaran, dan (3) Inovasi manajemen kelas.
Dalam berbagai referensi pembelajaran bahasa dan sastra, terdapat beraneka ragam metode atau stra... more Dalam berbagai referensi pembelajaran bahasa dan sastra, terdapat beraneka ragam metode atau strategi pembelajaran bahasa dan atau sastra. Strategi tersebut umumnya diturunkan dari pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra yang dikembangkan oleh para ahli. Berikut ini, disajikan beberapa metode atau strategi pembelajaran bahasa dan sastra.
Analisis Artikel Ilmiah dalam jurnal
analisis artikel ilmiah hasil penelitian dalam jurnal