Guru Progresif (Telaah Pemikiran Paulo Freire Tentang Pendidikan Yang Membebaskan) (original) (raw)
Related papers
Pendidikan Yang Membebaskan Menurut Paulo Freire
2019
Penulisan artikel ini dimaksudkan untuk memaparkan sistem pendidikan yang digagas oleh sang tokoh filsafat pendidikan yaitu Paulo Freire. Pendidikan yang membebaskan sebagai alternatif dalam mengatasi berbagai macam permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini. Dengan menggunakan metode studi pustaka dari berbagai sumber yang sudah didapatkan, maka saya dapat menginterpretasi dan memaparkan secara singkat latar belakang munculnya sistem pendidikan itu serta kontekstualisasinya di Indonesia. Dari filosofi sistem pendidikan yang digagas beliau serta permasalahan pendidikan yang terjadi di era sekarang ini, pendidikan multikultural serta pendidikan demokrasi sebagai bagian dari wujud alternatif pemikiran Paulo Freire. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang digagas oleh Paulo Freire relevan dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia saat ini.
Perilaku Profesional Guru Progresif
POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam
Teachers play a leading role and occupy a very crucial position in the world of education, especially education organized formally in both schools and madrasah. Therefore, the constitutional existence of teachers has been regulated in Law no. 14 of 2005 on teachers and lecturers. The law requires a number of teacher competencies as professional educators. Although formally the teacher is regarded as a professional educator, but in practice in the field various types and behavioral models presented by the teacher in realizing the duties and responsibilities of his profession as a teacher is mainly reflected in the learning activities in the classroom. There are behavioral behavior of teachers who are stagnant even tend to decline and there is also the behavior of teachers who experience improvement and progress. The latter is what is referred to as progressive professional behavior.
Pedagogi Yesus Dalam Perspektif Progresifisme Pendidikan
Jurnal Christian Humaniora, 2021
Jesus Christ is not only a founder of Christianity. Jesus is from pedagogical perspective including an educational figures with the power of charisma who until now has influenced to the world of Christianity. The charisma pedagogy of Jesus appears in authoritative teaching, the charismatic, delivery of messianic expectations and a distinctive educational pattern. A study of a gospels, reveals that the pedagogy of Jesus was not oriented toward the inculcation of religious laws as done by the Jewish rabbis. Jesus education focused on renewing the heart based on the value of the kingdom of God. Jesus did not build a formal class but made Himself and the environment around Him as a learning laboratory. This pattern shows that the pedagogy of Jesus has both parallel and contradiction with the various educational which developing in the world of education. This paper examines the richness of Jesus pedagogy as seem from a progressivism perspective of an education. The philosophical hermen...
Falsafah Pendidikan Barat: Progresivisme
Falsafah Pendidikan Barat: Progresivisme •Bermula daripada pragmatisme •Perubahan sebagai intipati realiti •Menghasilkan individu yg sedia menghadapi cabaran •Jenis kurikulum-kebebasan utk memilih mata pelajaran yg ingin dipelajari •Peranan guru-pembimbing dan merangsang minat murid •Kaedah mengajar-pendekatan induktif •Peranan murid-belajar cara mengemukan soalan Falsafah Pendidikan Barat: Esensialisme •Menekankan perkara asas sahaja-praktikal + prakmatik •Perkara asas boleh berubah •Pengajaran berbentuk fakta yg perlu dipelajari dan dihayati •Jenis kurikulum-kemahiran 3m •Peranan guru-mengawal bilik darjah dan juga sbg rol model •Kaedah mengajar-pendekatan didaktik •Peranan murid-murid perlu rajin belajar Falsafah Pendidikan Barat: Rekonstruktivisme •Sekolah sbg tempat meningkatkan kualiti hidup •Mengasaskan corak budaya dan menghapuskan penyakit sosial •Jenis kurikulum-sains sosial •Peranan guru-agen perubahan dan pembaharuan •Kaedah mengajar-berpusatkan murid dan penyelesaian masalah •Peranan murid-mengambil bahagian yang aktif dan berani mencuba Falsafah Pendidikan Barat: Perenialisme Perenial-tidak berubah Ciri2 asas manusia berbentuk sejagat Matlamat-mengajar pengetahuan yg bersifat sejagat Jenis kurikulum-kemanusiaan+sastera Peranan guru-menyampaikan ilmu, mendisiplin murid Kaedah mengajar-kaedah didaktik Peranan murid-berusaha mendapat ilmu
Helper, 2023
Artikel ini berisi tentang pandangan aliran filsafat progresivisme dan kaitannya dengan pendidikan inklusi untuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau hambatan, baik dari segi fisik, mentalintelektual, sosial, maupun emosional, yang kemudian berdampak secara signifikan pada proses perkembangannya dibandingkan dengan anak normal lain seusianya. Negara Indonesia telah menjamin pendidikan untuk ABK melalui pendidikan inklusif agar mereka dapat memaksimalkan kemampuan belajarnya dan menggali potensi dirinya. Artikel ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menelaah buku, literatur, catatan dan jurnal yang berkaitan dengan pandangan aliran progresivisme terhadap anak berkebutuhan khusus dan pandangan mengenai pendidikan inklusi. Data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, verifikasi, dan penarikan kesimpulan. Oleh karena itu, pembahasan mengenai aliran filsafat progresivisme dan kaitannya dengan pendidikan inklusi untuk anak berkebutuhan khusus dalam jurnal ini tercermin pada lima komponen yakni tenaga pendidik, kurikulum, pengelolaan kelas, system evaluasi dan aksesibilitas. Dengan menerapkan aliran progresivisme dalam pendidikan inklusi untuk anak berkebutuhan khusus, harapannya dapat membawa perubahan dan kemajuan pendidikan di Indonesia ke arah yang lebih baik dan lebih berkualitas, sehingga dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia Kata Kunci: progresivisme, pendidikan inklusi, anak berkebutuhan khusus
An-Nidzam : Jurnal Manajemen Pendidikan dan Studi Islam
The Implementation of Progressivism in learning according to the philosophy of Education and curriculum development in Indonesia aims to make readers understand the implementation of Progressivism and examples of its curriculum which are explained in detail in the Education curriculum in Indonesia. The method used in this article is a qualitative method using a library research approach. In this stage, the researcher tries to select data (books) that are related to the flow of progressivism and its characters. The results of this study indicate that the flow of progressivism is a school of educational philosophy that supports the changes and progress of education in accordance with the changing times. This flow was influenced by William James, John Dewey, and Hans Vaihinger. The goal of the flow of progressivism is to produce students who can think practically, and can solve problems effectively in an increasingly developing and advanced environment by using their experiences. Educa...
Teori dan Implikasi Progresivisme dalam Pendidikan Oleh Urip Tisngati, STKIP PGRI Pacitan (2016
Progresivisme merupakan sebuah aliran filsafat pendidikan yang lahir dari dunia barat (Amerika) sehingga corak progresivisme memiliki epistimologi khas barat. Namun, bukan berarti progresivisme tidak dapat diterapkan di dunia timur. Hal ini karena aliran progresivisme mendorong perubahan-perubahan yang ada dalam dunia pendidikan. Aliran ini mampu mempengaruhi pandangan intelektual tokoh-tokoh dunia sehingga memicu perkembangan teori-teori pendidikan yang berbasis mordenisasi di dalamnya. Dunia pendidikan yang dapat menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat dunia dengan laju pertumbuhan ilmu pengetahuan, teknologi informasi, dan komunikasi yang pesat. Konteks ini menuntut pendidikan harus lebih cepat untuk maju dan survive sebagai kerangka solutif dari problematika kehidupan.
CIVIS, 2012
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara membawa implikasi besar, yakni bahwa Pancasila perlu dijabarkan baik sebagai sumber dari segala sumber hukum, sebagai pandangan hidup, maupun sebagai filsafat negara (philosofisch grondslag). Namun demikian, permasalahan besar justru muncul di era reformasi inikarena kenyataannya Pancasila justru semakin jauh ditinggalkan. Faktor pendidikan menjadi faktor yang memiliki peran besar dalam persoalan ini. Berdasarkan kajian fenomenologis yang penulis lakukan terhadap pelaksanaan pendidikan Pancasila di Indonesia, khususnya di tingkat pendidikan dasar dan menengah, satu persoalan besar yang menyebabkan "gagalnya" pendidikan Pancasila adalah karena pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat. Metode ini oleh karenanya perlu disempurnakan dengan "belajar" pada aliran progresivisme pendidikan yang menekankan pentingnya pengalaman dalam proses belajar. Proses belajar perlu mengakomodasi peran pengalaman tersebut dengan menghadirkan contoh kasus yang konkret dan empiris, sehingga dengan mengalami, peserta didik akan lebih mengerti dan memahami. Kata kunci: pendidikan Pancasila, metode pembelajaran, pengalaman, progresivisme,
FILSAFAT PENDIDIKAN PROGRESSIVISME
Progressivisme merupakan salah satu aliran filsafat pendidikan yang berkembang dengan pesat pada permulaan abad ke XX dan sangat berpengaruh dalam pembaharuan pendidikan yang didorong oleh aliran naturalisme dan experimentalisme, instrumentalisme, evironmentalisme dan pragmatisme sehingga penyebutan nama progressivisme sering disebut salah satu dari nama-nama aliran tadi. Progressivisme dalam pandangannya selalu berhubungan dengan pengertian " the liberal road to cultural " yakni liberal dimaksudkan sebagai fleksibel (lentur dan tidak kaku), toleran dan bersikap terbuka, serta ingin mengetahui dan menyelidiki demi pengembangan pengalaman. Progressivisme disebut sebagai naturalisme yang mempunyai pandangan bahwa kenyataan yang sebenarnya adalah alam semesta ini (bukan kenyataan spiritual dari supernatural). Oleh sebab itu akan dikaji lebih jauh bagaimana dasar konsep progressivisme yang terus berkembang, yang mana hasil tersebut akan menjadi bahan acuan pembaharuan-pembaharuan pendidikan dalam setiap bidangnya.