PERTUMBUHAN KACANG HIAS (Arachis pintoi) PADA MEDIA TANAH PASCA PENAMBANGAN BATUBARA YANG DIPERKAYA MIKORIZA, KAPUR DAN PUPUK NPK (original) (raw)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaeaL. Var. Kelinci) PADA BERBAGAI TINGKAT DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK ORGANIK CAIR

PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN, 2020

Permintaan terhadap kacang tanah semakin meningkat, tetapi tidak diikuti produksinya yang semakin menurun, hal ini disebabkan oleh karena teknik budidaya, penyakit, varietas, persaingan dengan komoditas lain, dan luas lahan yang semakin sempit. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi kacang tanah dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan dengan pemberian pupuk kandang dan organik cair. Rancangan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok) faktorial dengan dua faktor.Faktor pertama adalah pupuk kandang sapi (S) dengan 3 taraf perlakuan, yaitu : S0 = 0 kg/plot (tanpa pupuk kandang sapi), S1 = 2 kg/plot 20 tHa-. 1 dan S2 = 4 kg/plot 40 tHa-. 1 Faktor kedua adalah pupuk organikcair (P) dengan 3 taraf perlakuan, yaitu : P0 = 0 ml/liter air, P1 = 2 ml/liter air dan P2 = 4 ml/liter air. Dari kedua faktor tersebut didapatkan 9 kombinasi perlakuan diulang sebnayak 3 kali, sehingga didapat 27 percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan. Dosis pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan, dan kombinasi dosis pupuk kandang dan organik cair berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah dan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong dan bobot polong.

PENGARUH JENIS INOKULAN DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) KULTIVAR KELINCI

2017

 The purpose of this research is studying the effect of inoculants type and fertilizer phosphorus on the growth and yield of peanut ( Arachis hypogaea ) cultivars Rabbit. In addition, to determine the relationship between the component parts of crop growth with peanut ( Arachis hypogaea ) cultivars Kelinci. The experiment was conducted in Sampih village, Block Kosambi Susukan Lebak District, Cirebon, West Java, from October until January 2013. Experimental design used was Randomized Block Design (RBD). The treatment in this study is a combination of types of inoculant Arbuskula Mycorhiza Fungi (AMF), Rhizobium bacteria and phosphorus fertilizers, namely A (AMF and 30 kg/ha SP-36), B (AMF and 60 kg/ha SP-36), C (AMF and 90 kg/ha SP-36), D ( Rhizobium and 30 kg/ha SP-36), E ( Rhizobium and 60 kg/ha SP-36), F ( Rhizobium and 90 kg/ha SP-36), G (AMF + Rhizobium and 30 kg/ha SP-36), H (AMF + Rhizobium and 60 kg/ha SP-36, and I (AMF + Rhizobium and 90 kg/ha SP-36). Each treatm...

PENGARUH MIKORIZA DAN ARANG PADA MEDIA TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI MAHONI ( Swietenia macrophylla King.)

2016

Mahogany ( Swietania macruphylla King) is an introduced timber species and a priority in the current development of plantation forests. This species has a quite good market in the timber trade in indonesia. It is used as material for furniture, building and construction. Charcoal contains C (carbon) elements, and pores containing hydrocarbons and other organic compounds, i.e. water, nitrogen , and sulfur. The objective of this study was to determine the effect of mycorrhizal and charcoal on growth media on the mahogany (Swietenia macrophylla King.) seedling growth. The study was conducted from March to May 2014 in Permanent Nursery of BPDAS Palu-Poso- Tadulako University, Palu, Central Sulawesi. This study was organized with a completely randomized design (CDR), which consisted of 7 treatments, namely: MO = top soil media without mycorrhiza (control); M1= top soil + micorrhiza; AK = top soil + wood charcol; AT = top soil + coconut shell charcoal; MAK = top soil + mycorrhiza + wood ...

PENGARUH PEMBERIAN JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR, JENIS PUPUK FOSFAT DAN TAKARAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TEBU (Saccharum officinarum L.) PADA MEDIA PASIR PANTAI

2014

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jamur mikoriza arbuskular (JMA), jenis pupuk fosfat, dan takaran kompos yang tepat terhadap pertumbuhan bibit tebu ( Saccharum officinarum L.) pada media pasir pantai. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Banguntapan milik Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta mulai bulan November 2012 sampai Maret 2013. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) tiga faktor dengan 3 blok. Faktor pertama adalah perlakuan JMA yang terdiri dari 2 aras, yaitu kontrol tanpa pemberian JMA (M0) dan dengan pemberian JMA (M1). Faktor kedua adalah takaran kompos yang terdiri dari 2 aras, yaitu 10 ton/ha kompos (K1) dan 20 ton/ha kompos (K2). Faktor ketiga adalah jenis pupuk fosfat yang terdiri dari 2 aras, yaitu pupuk SP-36 300 kg/ha (P1) dan batuan fosfat yang setara dengan 300 kg/ha SP-36 (P2). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian dengan α = 5 %. Apabila perlakuan me...

KEEFEKTIFAN BIOMULSA Arachis pintoi Karp. & Greg. UNTUK KONSERVASI TANAH DAN PENGENDALIAN GULMA PADA PERTANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING (Effectiveness of Arachis pintoi Karp. & Greg. as Biomulch for Soil Conservation and Weed Control on Upland Maize Cultivation)

Mulch can be used for land conservation and weeds control on agricultural lands. Beside plastic and straw that are often used as mulch, cover crops or biomulch are also widely used because of its adventage in crop cultivation, especially in upland agriculture. The objectives of this research were to study growth and development of A. pintoi, to study the effectiveness of A. pintoi for land conservation and weeds control and to study the effect of A. pintoi as biomulch on maize growth and production. Two experiments were conducted at Cikabayan Farm, Dramaga, Bogor from August 2013 until May 2014. The first experiment was study of growth and development of A. pintoi and the second one was study of effectiveness of A. pintoi for land conservation and weeds control on maize cultivation. On first experiment, observation was done every week up to 12 weeks, each observation used ten plants. Stolons of A. pintoi with 4 internodes were used and planted 1 stolon for each 0.25 m2. The second experiment used nested-randomized block design with the first factor was slopes of land consisted of 2 levels (flat and sloped land) and the second factor was the types of mulch consisted of 5 levels (without mulch without weeding, without mulch with weeding, plastic mulch, straw mulch and A. pintoi biomulch). Types of mulch nested on slope factor. Each experimental unit was replicated three times. The results of fisrt experiment showed that root initiation of A. pintoi occured at 3 weeks after planting (wap) and produced 42.4 roots with average of root lenght was 17.10 cm on 12 wap. A. pintoi had slow growth and development rate with average of nett assimilation rate was 0.0023 g cm-2 day-1 and relative growth rate was 0.052 g day-1. With this growth rate, A. pintoi covered 58% of land and produced biomass 10.08 g plant-1 at 12 wap. A. pintoi produced flowers at 4 wap and pods at 7 wap. A. pintoi could produce root nodules through mutualism symbiosis with local Rhizobium. The second experiment showed that A. pintoi reduced erosion more than 70% compared to without mulch with weeding treatment. A. pintoi could increas soil phosphor (P) but could not increase other soil macronutrients. Use of A. pintoi could also suppress weeds more than 58% compared to without mulch without weeding treatment. In addition, A. pintoi effectively suppressed sedges and broadleaves weeds but did not suppress grasses. The results also showed that A. pintoi biomulch on first season maize cultivation supressed growth and yield of maize compared to without mulch with weeding treatment (control).

PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK PADA TANAH PASCA PENAMBANGAN GALIAN C TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SERAPAN HARA P TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

Jurnal Agrotek Tropika

Tanah pasca galian C merupakan tanah yang bermasalah karena rendahnya unsur hara dan C-organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inokulasi FMA dan penambahan bahan organik dalam meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara P tanaman jagung pada tanah pasca penambangan galian C. Perlakuan disusun secara faktorial 3×4 dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kelompok. Faktor pertama, inokulasi FMA dengan 3 taraf, yaitu: tanpa FMA (0 spora), 250 spora, dan 500 spora. Faktor kedua, penambahan bahan organik dengan 4 taraf, yaitu: tanpa bahan organik (0%), 20%, 40%,dan 60% dari volume tanah. Data diuji dengan analisis ragam kemudian dilanjutkan dengan uji nilai tengah menggunakan BNT pada á=5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi akar dan pertumbuhan tanaman jagung melalui volume akar. Hasil infeksi akar meningkat setelah diberikan FMA (250 spora dan 500 spora), sedangkan volume akar tertinggi adalah pada inokulasi dosis 250 spora. Pena...

PENGARUH PEMBERIAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) DAN PUPUK N, P DAN K PADA LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA TERHADAP KANDUNGAN MINERAL MAKRO RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) CV. TAIWAN

Pastura

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan CMA dan pupuk N, P dan K terhadap kandungan mineral makro pada lahan kritis bekas tambang batubara. Perlakuan yang diberikan terdiri dari A = 100% pupuk N, P dan K tanpa CMA, B = 100% pupuk N, P dan K + CMA, C = 75% pupuk N, P dan K + CMA, D = 50% pupuk N, P dan K + CMA, dan E = 25% pupuk N, P dan K + CMA. Analisa data menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 5 perlakuan dan 4 ulangan. Parameter yang diamati adalah kandungan mineral makro (P, Ca, Mg dan S). Hasil analisis RAK dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh antar perlakuan berbeda tidak nyata (P>0.05) terhadap kandungan mineral makro rumput Gajah CV. Taiwan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemakaian pupuk N, P dan K pada perlakuan E (25% pupuk N, P da K + CMA) yang mana kandungan mineral P = 0,30%, Ca = 1,23%, Mg = 1.55% dan S = 0.30% memberikan hasil yang relatif sama terhadap kandungan mineral makro rumput Gajah cv. Taiwan dengan...

PENGARUH PENAMBAHAN CANGKANG KUACI BIJI BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L.) PADA MEDIA TANAM TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN KACANG HIJAU (Vigna radiata)

Anis Nida Hanifah, 2019

Kata kunci: kuaci biji bunga matahari (Helianthus annuus L.), kacang hijau (Vigna radiata), laju pertumbuhan tanaman. Biji bunga matahari mengandung beberapa mineral yang berperan dalam kelangsungan pertumbuhan tanaman. Diantaranya zat besi, kalsium, magnesium, zink, tembaga, mangan, kalium, natrium,dan fosfor (USDA nutrients database). Penelitian ini mengamati pengaruh penambahan cangkang kuaci biji bunga matahari pada media tanam terhadap laju pertumbuhan tanaman. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode pengukuran kuantitatif yaitu pengukuran terhadap tinggi tanaman. Percobaan dirancang menjadi tiga perlakuan berbeda yaitu kelompok kontrol, perlakuan dengan dosis I, perlakuan dengan dosis II, dan pelakuan dengan dosis III. Data hasil penelitian diuji dengan uji statistik T-Test two tailed nilai t hitung untuk perlakuan I, II dan III dibandingkan dengan kontrol secara berturut turut yaitu 1,95, 1,1659, dan 0,2 lebih kecil daripada t tabel yaitu 4,303. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan secara signifikan antara data untuk ketiga perlakuan dibandingkan dengan data kontrol secara statistik dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

PENGARUH MIKORIZA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMBU METE MUDA

ABSTRAK Penelitian pengaruh fungi mikoriza asbuskula (FMA) dan pupuk NPK pada pertumbuhan dan produksi tanaman jambu mete muda dilaksanakan di KP. Cikampek, Jawa Barat dari bulan Januari sampai Desember 2011. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok, terdiri dari dua faktor, yang diulang 4 kali dengan ukuran plot 4 tanaman/perlakuan. Faktor I adalah aplikasi FMA, yaitu tanpa FMA dan aplikasi 12 kaplet FMA/tanaman. Faktor II adalah pupuk NPK (g/tan.) yang terdiri dari: (a) dosis pupuk NPK rekomendasi (100 g N, 80 g P 2 O 5 , 100 g K 2 O/tan.), (b) 3/4 dosis pupuk NPK rekomendasi, dan (c) 1/2 dosis pupuk NPK rekomendasi. Parameter pengamatan meliputi penambahan jumlah daun, tinggi tanaman, diameter cabang, lilit batang utama, lebar kanopi, panjang cabang, jumlah cabang tersier, jumlah tandan bunga, jumlah buah per tandan, dan jumlah gelondong per pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan dosis pemupukan NPK sampai 50% dari dosis rekomendasi yang disertai dengan pemberian mikoriza (FMA) tidak mengakibatkan penurunan pertumbuhan dan produksi jambu mete varietas BO2 hasil grafting. Sebagai implikasi, adanya respon positif pada pertumbuhan dan produksi jambu mete dapat dijadikan petunjuk bahwa penggunaan mikoriza mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk NPK.. ABSTRACT Effect of Mycorrhizal and NPK Fertilizer on Young Cashew Growth and Production. A study of the application of arbuscular mycorrhiza fungi (AMF) and reduction of NPK fertilizer rates was carried out on grafted young cashew trees grown at Cikampek Research Station, West Java, from January to December 2011. Experimetal design used was a randomized block design, consisting of two factors, repeated 4 times with plot size of 4 plants. The first factor was application of AMF, consisting of without AMF and with inoculation of 12 AMF caplets/plant. The second factor was application of NPK fertilizer, consisting of: (a) Full recommended of NPK fertilizer rates (100 g N, 80 g P 2 O 5 , 100 g K 2 O/plant.), (b) 3/4 recommended NPK fertilizer rate, and (c) 1/2 recommended NPK fertilizer rate. Parameters observed included the increase of number of leave, plant height, diameters of branch, main girth and canopy, branch length, number of tertiary branches, number of bunches of flowers, the number of fruits per bunch, and the number of nuts per tree. Results showed that the reduction of NPK fertilizer application upto 50% of recommended fertilizer rates combined with the application of AMF on the young cashew trees (2.5 years old) did not result in any reduction of plant growth measured significantly. As an amplication, the application of micorhizal fungus is likely able to increase efficiency of fertilizer use to the crop indicated by comparable growth of the treated ones.