Mendidik Muslim Moderat: Ketidakmemadaian Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam Membendung Radikalisme (original) (raw)

Islam Moderat sebagai Penangkal Radikalisme

2018

The radicalization of religion is a religious problem that needs to be solved. If there is no solution, religious radicalization will lead to our national divisions. Thus, it is necessary to examine the Abdurrahman Wahid and Quraish Shihab’s thought. Both figures offering a flexible, soft, and far from violent and radical Islam. The method of writing in this article is descriptive and explorative method. This paper found the conclusion that the moderate Islamic thought of Abdurrahman Wahid and Quraish Shihab is characterized by Tolerance, Compassion, plurality of interpretation and spirituality. The moderate Islamic thought of these two figures can be a deterrent to the current flow of radicalism.

Pemikiran Islam Moderat di Tengah Gencaran Radikalisme di Indonesia

2021

ABSTRAK Pemikiran Islam memposisikan teologi Islam sebagai arus utama. Dalam hal ini ruang lingkup dalam teologi Islam yaitu menyangkut aspek ketuhanan serta segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya. Sebagaimana teologi Islam adalah ilmu yang membahas seluk-beluk ajaran beragama maka diharapkan dapat memberikan landasan dan keyakinan yang kuat sehingga umat Islam tidak mudah digoyahkan oleh pengaruh dari luar. Dalam konteks Indonesia, teologi Sunni (Asy'syariah) dinilai memiliki watak moderasi sebagai jalan tengah yang sejalan dengan kebudayaan masyarakat Indonesia. Namun, seiring perkembangannya terlihat bahwa pemahaman teologi juga menjadi ancaman tersendiri terlebih di tengah derasnya arus globalisasi, salah satunya ditandai dengan munculnya gerakan radikalisme di era kontemporer yang juga disebut Neokhawarij. Berdasarkan pernyataan diatas menunjukan bahwa kehadiran Islam moderat berupaya menjadikan Islam sebagai agama yang penuh rahmat, cinta kedamaian serta dijauhkan dari sikap ekstrem. Di tengah maraknya radikalisme, pemikiran Islam moderat dapat dikatakan menjadi kontra-narasi gejala radikalisme di Indonesia. Kata kunci : teologi Islam, moderat, radikalisme

Urgensi Pendidikan Moderasi Beragama Sebagai Upaya Menangkal Radikalisme di Kalangan Mahasiswa

Jurnal Penelitian Pendidikan Islam

The phenomenon of religious radicalism among the younger generation of Indonesia is alleged to be increasing in the current digital era. In a religious context, religious radicalism can be interpreted as fanatics towards an opinion so as to reject the opinions of others, close the door to dialogue and easily marginalize groups that are different from themselves or their groups, as well as textual religious understanding without seeing and considering the essence of sharia (maqâsid al-sharî'ah). Religious radicalism originated from an exclusive religious perspective, attitude, and behavior. Therefore, the concept of moderate or 'wasathiyyah' should be the basis for policy to counter radical religious narratives. Religious moderation education will be able to become an adhesive between religious spirit and national commitment and become a form of balance in religion to avoid extremism and radicalism among the younger generation, especially students. This study aims to see...

Muhammadiyah dan Arus Radikalisme

MAARIF, 2019

Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah selalu menghadapi berbagai tantangan yang berlapis-lapis sejak masa kolonial, paska kemerdekaan, di masa rezim Orde Lama maupun Orde Baru, hingga reformasi. Pasca reformasi, Muhammadiyah semakin lebih banyak dikaji dan hal ini dikaitkan dengan fenomena gerakan radikalisme di Indonesia yang mulai tumbuh sumbur. Inti dari makalah ini ingin menguji kembali tentang bagaimana pertahanan Muhammadiyah dalam menangkal isu-isu radikalisme keagamaan yang sering dialamatkan kepada kelompok modernis ini. Kedua, mengapa ingatan bersama (collective memory) mengenai politik sektarianisme hingga isu ekstremisme seringkali dikaitkan dengan sempalan Muhammadiyah. Faktanya, hal ini sulit disangkal terkait sejarah masa lalu mengenai percaturan politik di Indonesian yang pernah melibatkan tokoh-tokoh agama, salah satunya dari Muhammadiyah. Sedangkan di sisi lain Muhammadiyah mempunyai andil yang cukup besar terhadap dunia pendidikan...

Menanamkan Islam Moderat untuk Menanggulangi Radikalisme di Indonesia

2017

Tulisan ini tentang menanamkan Islam moderat untuk menanggulangi radikalisme di indonesia. Faham radikal yang semakin marak di Indonesia menjadikan agama sebagai alat propaganda untuk melakukan perubahan atau pembaharuan sosial politik secara drastis dengan menggunakan cara kekerasan. Dengan fanatisme agama yang tinggi, aliran radikal sering menggunakan kekerasan untuk mengaktualisasikan paham keagamaan yang dianut. Radikalisme yang berujung pada terorisme menjadi masalah penting bagi umat Islam dewasa ini. Untuk menanggulanginya, keterlibatan berbagai pihak sangat diharapkan terutama peran lembaga pendidikan sangat berpeluang menjadi penangkal Islam radikal yakni dengan menanamkan Islam moderat dengan konsep aswaja yaitu al-‘adalah (keadilan), al-tawazun (keseimbangan), dan al-tasamuh (toleransi). Rumusan masalahnya adalah bagaimana cara menanamkan Islam moderat untuk menanggulangi radikalisme di Indonesia? Tulisan ini menggunakan metode library research, dalam analisanya menggu...

Muhammadiyah dan NU: Penjaga Moderatisme Islam di Indonesia

Islam has been expressed through its adherents in many ways. Sometimes the expression has been judged as hard and even arrogant. This is not the case with Islam in Indonesia which has been shown more friendly expression of Islam. However, the radical movements have challenged this peaceful image of Islam in Indonesian. The research which mainly utilized the library sources has concludes that Islam in Indonesia is still considered to be a moderate Islam and in this case, Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama are two organizations which can be seen as the guardians of Islamic moderatism in Indonesia. Abstrak Wajah Islam di di berbagai belahan dunia kadang terlihat keras dan bahkan arogant. Hal ini berbeda dengan Iskam di Indonesia yang cenderung ramah. Namun demikian, gambaran Islam yang ramah ini sempat terganggu dengan adanya gerakan radikal. Penelitian studi pustaka ini menunjukkan bahwa Islam di Indonesia masih tetap dapat dinilai sebagai Islam yang moderat, dalam hal ini, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama adalah dua organisasi yang menjadi penjaga moderatisme Islam di Indonesia Kata Kunci: Moderatisme, Islam Indonesia, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama Pendahuluan Islam adalah agama rahmat yang diturunkan di antaranya untuk mengajarkan perilaku yang santun. Namun demikian, cintra Islam sebagai agama yang penuh rahmat kadang tercoreng dengan adanya gerakan atau gelompok yang mengatasnamakan Islam, namun kemudian berperilaku menyimpang atau tidak sejalan dengan ajaran Islam. Kelompok-kelompok teroris yang mengatasnamakan agama sebagai justifikasi gerakan mereka adalah contoh nyata tantangan ini. Di Indonesia, tantangan ini berupaya diredam oleh dua organisasi Muslim terbesar, yakni, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Tulisan ini berupaya menyajikan kembali bahasan tentang moderatisme agama dan bagaimana contohnya diaplikasikan oleh dua organisasi Muslim terbesar di Indonesia.

Revitalisasi Amaliah Nahdlatul Ulama (NU) dalam Menangkal Faham Radikalisme di Madrasah Aliyah

Indonesian Journal of Islamic Education Studies (IJIES)

The spread of radicalism in education requires students to fortify and strengthen their beliefs to not fall into radicalism. The researcher aims to discover the revitalization of NU’s practice in countering radicalism in schools. In this study, the type of field research is descriptive analysis. This study resulted in research findings, namely the implementation of NU’s Islamic tradition in the form of grave pilgrimage of Walisanga and Asmaul Husna reading, as well as a form of revitalization in countering radicalism through NU’s Islamic tradition practice for strengthening Aswaja’s theology.

Penguatan Moderasi Beragama di Pesantren untuk Mencegah Tumbuhnya Radikalisme

ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat

Radikalisme agama telah masuk dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam ranah pendidikan. Paham radikal akan berkembang di tengah masyarakat ketika terjadi ketidakadilan sosial dan hukum, kondisi kemiskinan, serta penyimpangan paham Islam yang dimaknai secara sempit. Oleh karena itu dibutuhkan keterlibatan semua pihak dalam mencegahnya. Pesantren sebagai pusat pendidikan Islam harus mengambil peran dalam upaya pengarusutamaan ide-ide dan sikap moderat dalam beragama yang sesuai dengan nilai luhur Islam yang rahmatan li al-alamin (rahmat bagi semesta alam). Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberi penguatan tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai moderasi beragama untuk mencegah radikalisme agar tidak tumbuh di lingkungan pesantren. Penanaman nilai moderasi beragama ini sangat penting untuk menghindari sikap intoleransi, munculnya berbagai konflik, terjadinya perpecahan, serta bersikap ekstrim dalam praktik beragama. Metode dalam kegiatan pengabdian ini menggunakan com...

Moderasi Beragama Untuk Mencegah Radikalisme Pada Anak Usia Dini

2021

Abstract: Radicalism penetrates early childhood. Actions of radicalism have involved early childhood. Efforts to instil religious moderation in early childhood need to be carried out in educational institutions to have moderate values and prevent children from having radical ideas later in life. The purpose of the study was to find out how to strengthen religious moderation in early childhood to prevent radicalism. The research method uses a qualitative approach with the type of case study—data collection techniques through observation, interviews and documentation. The data analysis technique uses the Miles and Huberman model, namely data reduction, display, and verification. The results showed that religious moderation given to early childhood includes national commitment, tolerance, anti-violence, and application of culture and tradition. Instilling religious moderation in children needs to be delivered from an early age so that children will have a moderate nature and prevent ra...