Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pemecahan Masalah Dan Konvensional (original) (raw)
Related papers
2013
Abstract: This study aims to determine the ratio between the problem solving ability of students to use learning model Creative Problem Solving ( CPS ) with Conventional of the students SMAN 19 Garut . The method used in this study is quasi-experimental method with two groups of students, as the experimental group is the group of students who get teaching Creative Problem Solving (CPS) and the control group is the group of students who received conventional learning . The instrument used in this study is a written test with a description of the subject form the Turunan Fungsi. The population in this study were all students of class XI of SMAN 19 Garut with the sample selected class XI IPA-3 and XI IPA-4 . From the results of preliminary tests of normality test (pretest), initial test scores obtained in the experimental class are not normally distributed so that the test followed by Mann Whitney test and obtained z hitung = 2.73 and z tabel = 1.96 thus z hitung > z tabel , or zhit...
Perbedaan Model Problem Based Learning dan Konvensional terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2019
This study aims to determine the differences in the ability to think critic of elementary school students by applying the model of Problem Based Learning (PBL) and Conventional. This type of research that is a quasi-experimental design Nonequivalent Control Group Design. Number of respondents 72 students, 36 students in grade control (conventional) and the experimental class of 36 students (PBL). Instruments used the descriptions written tests. Based on research results using the Independent Sample T-Test results obtained 0.000 <0.05. This means that there are difference significant between critical thinking skills in the classroom with the conventional model and PBL. These results are supported by the acquisition of the average yield of critical thinking skills acquisition experimental class with a mean = 14.2, while the control class to get mean = 12.4. So it could be concluded that there were significant differences of critical thinking skills class with PBL and conventional models. Abstrak: Penelitian ini bertujuan guna mengetahui perbedaan kemampuan berpikir ktitis siswa SD dengan menerapakan model Problem Baased Learning (PBL) dan Konvensional. Jenis penelitian ini yakni kuasi eksperimen berdesain Nonequivalent Control Group Design. Jumlah responden 72 siswa, 36 siswa kelas kontrol (dengan konvensional) dan 36 siswa kelas eksperimen (dengan PBL). Instrumen yang dipakai yakni tes tulis uraian. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan Independent Sample T-Test diperoleh hasil 0,000 < 0,05. Hal tersebut berarti ada perbedaan yang significan antara kemampuan berpikir kritis pada kelas dengan model konvensional dan PBL. Hasil tersebut didukung dengan perolehan hasil rata-rata keterampilan berpikir kritis kelas eksperimen dengan perolehan rerata = 14,2 sedangkan kelas kontrol mendapatkan rerata = 12,4. Sehingga bisa disimpulkan ada perbedaan signifikan keterampilan berpikir kritis kelas dengan model PBL dan Konvensional.
2014
Penelitian ini dilakukan atas dasar pentingnya kemampuan pemecahan masalah yang menjadi fokus utama dalam pembelajaran matematika sekolah saat ini yang menghendaki dimulainya pembelajaran dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi ( Contextual Problem ). Salah satu pendekatan yang memulai pembelajarannya dengan masalah kontekstual agar siswa aktif untuk menemukan dan merekonstruksi kembali konsep-konsep matematika adalah Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dalam matematika yang mendapat PMR lebih baik daripada dengan pembelajaran konvensional.
Metode Pembelajaran Konvensional
A. Pendahuluan Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metodepun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Metode Konvensional sering dikatakan adalah metode traditional. Dalam makalah ini akan dibahas apa-apa saja yang termasuk dalam metode konvensional dan kelebihan serta kelemahan masing-masing metode. Pemakalah masih memiliki banyak kekurangan dalam isi makalah ini, termasuk pengetahuan dan sumber yang dimiliki pemakalah. Dalam hal ini, pemakalah mengharapkan kritikan serta saran yang menambah wawasan bagi kita semua sehingga dapat membangun isi makalah ini. B. Pengertian Metode Konvensional Metode belajar dengan " cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya) " atau " cara kerja yang berssitem memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan " Sebagaimana menurut Harsanto bahwa, mengajar konvensional adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa, yakni memberikan ilmu sebanyak mungkin kepada siswa, dan disini siswa dianggap sebagai guci yang kosong, dan pengajar pengajar bertugas mengisi guci sepenuhnya. Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan pesrta didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran konvensional terlihat bahwa proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai " pen-transfer " ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai " penerima " ilmu. Secara umum ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah: • Siswa dalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar. • Belajar secara individual. • Pembelajaran abstrak dan teoritis • Perilaku dibangun atas kebiasaan, • Kebenaran bersifat absolute dan pengetahuan bersifat final. • Guru adalah penetu jalannya proses pembelajaran • Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik. • Interaksi di antara siswa kurang • Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif • Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan. • Pemantauan melalui onservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.
2020
laborasi terhadap hasil belajar siswa pada materi optika geometris di SMA Budi Murni 2 Medan T.A. 2018/2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 8 kelas. Sampel di pilih menjadi dua kelas dengan cara cluster random sampling yakni kelas XD sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran elaborasi dan kelas XG sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, yang masing-masing terdiri dari 40 orang. Instrumen penelitian ini menggunakan tes pilihan berganda dengan jumlah soal 20 item yang sebelumnya telah diuji cobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen dan berdistribusi normal. Hasil penelitian ini diperoleh nilai rata – rata pretes untuk kelas eksperimen adalah 3,7 dengan standar deviasi 0,6...
2020
Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil belajar matematika siswa yang masih di bawah KKM serta proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa antara model pembelajaran Quantum Teaching dan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan tipe penelitian eksperimental (Experimental Research). Dengan desain penelitian yang digunakan adalah post test only control group design. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari dua kelas dimana satu kelas sebagai kontrol dan kelas lainnya sebagai kelas eksperimen yang masing-masing berjumlah 42 siswa. Hasil belajar siswa pada penelitian ini dilihat dari nilai post test. Melalui serangkaian uji statistik dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial yang salah satunya menggunakan uji beda rata-rata atau uji-t. intstrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa tentang Operasi Bentuk Aljabar. Hasil menunjukan bahawa, terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dan model pembelajaran konvensional pada materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VII SMP Negeri 7 ambon. Dengan bukti rata-rata hasil belajar pada kelas yang diajarkan dengan model Quantum Teaching yaitu 60.00 dan kelas dengan model konvensional yaitu 48.48 Kata Kunci : hasil belajar, konvensional, quantum teaching,
Asimetris: Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 2021
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Taniwel kelas IX pada materi peluang yang menggunakan model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran kooperatif tipe number head together. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen (Experimental Research), dengan desain penelitiannya Posttest Only Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 2 Taniwel, Jl. KH. Dewantara, kecamatan Taniwel Timur, kabupaten Seram Bagian Barat yang berjumlah 40 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX1 dan siswa kelas IX2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes akhir. Soal tes hasil belajara yang diberikan terdiri atas 5 soal dalambentuk uraian. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statitistik deskritif dan analisis statistik inferensial (uji-t) atau uji beda rata-rata. Hasil analisis deskritif menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar ...
2016
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang masih rendah, dimana siswa kelas III SDN 3 Jambangan yang mendapat nilai di atas KKM hanya 9 dari 30 siswa, sedangkan untuk SDN 4 Jambangan yang mendapat nilai di atas KKM hanya 8 dari 31 siswa. Selain itu guru dalam melakukan pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan saja sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Serta adanya keragu-raguan peneliti dengan keampuhan model pembelajaran penemuan terbimbing dan model pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika menggunakan model penemuan terbimbing dengan model pemecahan masalah pada siswa kelas III SDN 3 Jambangan dan SDN 4 Jambangan semester II tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 3 Jambangan dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas eksper...
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2017
This is quasy experiments research aimed to find out the differences of physics study result through problem based learning model with comic physics assist and conventional learning on students of grade VIII SMPN 1 Labuapi in academic year 2013/2014. This research used design of Posttest Only Control Group Design, while the sampling technique used is cluster and purposive sampling. Population of this research is students SMPN 1 Labuapi of grade VIII while the sampling are the students of grade VIII B as experiment group and the students of grade VIII C as control group. The data of this study is analyzed by using two tail ttest of polled varians, those are 6,25 for thint and 2,0294 for ttable with degree of freedom 36 and significantce 5%. This result (thint > ttable) H0 will be rejected and Ha will be accepted which indicates that the physics study result through problem based learning model with comic assist is different from that through conventional learning on students of grade VIII SMPN 1 Labuapi in academic year 2013/2014.