Model Penelitian Kalam; Teologi Islam (Ilmu Kalam) Ahmad Hanafi (original) (raw)

Hubungan Tasawuf Dengan Ilmu Kalam

Ilmu kalam merupakan disiflin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Pembicaraan materi-materi yang tecakup dalam ilmu kalam terkesan tidak menyentuh dzauq (rasa rohaniah). Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan definisinya, serta kemunafikan dan batasannya. Sementara pada ilmu tasawuf ditemikan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman. Allah berfirman : Artinaya: Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

PEMIKIRAN TEOLOGIS KAUM SALAFÎ: Studi atas Pemikiran Kalam Ibn Taymiyah

ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam

In the field of kalam (Islamic theology), some major themes, like attributes of Allah, will of Allah and human freedom, or Quran as words of Allah, have become debate topics between thought schools of kalam in Islam. Because of the complexity of those topics, the debate becomes eternal, without an agreed end. Among those thought schools of kalam in Islam involved in the debate is salaf school, held by Ibn Taymiyah. In his opinion, the school is the right one because it quite conforms to Quran and sunna. By way of thought (manhaj) of salaf school, Ibn Taymiyah also takes part in explaining those major themes in his works. In the case of the will of Allah and human freedom, for example, he doesn't agree with the Qadarite school's thought and the Jabarite school's thought although in this he hasn't yet stretched out a convincing explanation. This essay will analyze the way of thought (manhaj) of salaf school and Ibn Taymiyah's opinion about those major themes, especially in his book Majmû' al-Fatâwâ. Dalam bidang kalam (teologi Islam), beberapa tema utama, seperti sifatsifat Allah, kehendak Allah dan kebebasan manusia, atau Alquran sebagai perkataan Allah, telah menjadi topik perdebatan di antara mazhab pemikiran kalam dalam Islam. Karena peliknya, perdebatan itu seolah menjadi perdebatan abadi tanpa ujung yang disepakati. Di antara mazhab pemikiran kalam yang terlibat dalam perdebatan itu adalah mazhab salaf,

Model Penelitian Agama Islam I (Tafsir, Hadis, dan Fiqh

"Penelitian Agama" adalah penelitian tentang hubungan timbal balik antara Agama dan Masyarakat, sedangkan "penelitian keagamaan" adalah Agama sebagai gejala sosial. Adanya ilmu Ushul Fiqh sebagai metode untuk mengistinbatkan hukum dalam agama islam dan ilmu Mustalah Hadits sebagai metode untuk menilai akurasi dan kekuatan Sabda Nabi Muhammad SAW merupakan bukti adanya keinginan untuk mengembangkan metodologi penelitian, meskipun masih ada perdebatan dikalangan para ahli tentang setuju dan tidaknya terhadap materi kedua ilmu. Dalam pandangan Juhaya S. Praja penelitian agama adalah penelitian tentang asal-usul agama, pemikiran serta pemahaman penganut ajaran agama tersebut terhadap ajaran yang terkandung di dalamnya a. sumber ajaran agama yang telah melahirkan disiplin ilmu tafsir dan ilmu hadis b. pemikiran dan pemahaman terhadap ajaran agama yang terkandung dalam sumber ajaran agama penelitian tentang hidup keagamaan (penelitian keagamaan) adalah penelitian tentang praktik-praktik ajaran agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan kolektif. Penelitian keagamaan ini meliputi: a. Perilaku individu dan hubungannya dengan masyarakatnya yang didasarkan atas agama yang dianutnya. b. Perilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik perilaku politik, budaya maupun yang lainnya yang mendefinisikan dirinya sebagai penganut suatu agama. c. Ajaran agama yang membentuk pranata sosial, corak perilaku, dan budaya masyarakat beragama.

PENDEKATAN FILSAFAT DAN KALAM (TEOLOGI) DALAM STUDI ISLAM

Islam merupakan agama samawi (langit) yang diturunkan kepada Muhammad SAW sebagai jalan keluar atas berbagai masalah kemanusiaan. Islam telah diajarkan sejak berabad-abad yang lalu dari beberapa orang terdekat Muhammad SAW hingga kini dianut oleh manusia di berbagai belahan dunia. Islam mengandung ajaran-ajaran kemanusiaan.

MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM

Sayyid Quthb adalah seorang ilmuwan, sastrawan, ahli tafsir sekaligus pemikir dari Mesir. Ia banyak menulis dalam berbagai bidang. Ia mempunyai nama lengkap Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili. Ia lahir di daerah Asyut, Mesir tahun 1906, di sebuah desa dengan tradisi agama yang kental. Dengan tradisi yang seperti itu,maka tak heran jika Qutb kecil menjadi seorang anak yang pandai dalam ilmu agama. Tak hanya itu, saat usianya masih belia, ia sudah hafal Qur'an. Bakat dan kepandaian menyerap ilmu yang besar itu tak disia-siakan terutama oleh kedua orang tua Qutb. Selama hidupnya selain aktif menulis, ia juga aktif dalam gerakan Islam yang dipimpin oleh Hasan Al-Banna.

Ilmu Kalam dalam Sorotan Filsafat Ilmu

RELIGIA, 2015

Melihat ilmu kalam dari sisi epistemologi, secara umum akan ditemukan tiga persoalan pokok, yaitu tentang sumber-sumber ilmu kalam itu, bagaimana pengetahuan itu dapat diketahui dan apa ukuran suatu pengetahuan itu disebut benar atau valid. Berkaitan dengan pertanyaan ketiga, sejarah telah mencatat bahwa di antara para penganut aliran-aliran kalam yang ada selalu mengklaim bahwa aliran yang dianutnya adalah yang benar sementara aliran yang lain adalah salah. Maka dalam penelitian ini penulis akan mencoba melihat kembali aliran-aliran kalam yang ada dengan menggunakan pendekatan tiga teori kebenaran, yaitu korespondensi, koherensi dan pragmatism. Tujuannya adalah untuk melihat ilmu kalam tidak hanya dari sisi epistemologi tapi juga dari sisi aksiologi sehingga sekarang ini tidak perlu lagi memperdebatkan mana yang lebih benar di antara aliran-aliran kalam yang ada, tetapi melihat mana yang lebih cocok untuk dipegang sesuai dengan situasi dan kondisi zaman. Understanding Islamic theology from an epistemological perspective could result in three main problems. The first problem lies on the Islamic theology itself, the second on the method to derive the epistemology of the Islamic theology and the third on indicators or parameters to assess the validity of the epistemology. Pertaining to the third problem, historical records Ilmu Kalam dalam Sorotan Filsafat Ilmu (Amat Zuhri, dkk.) 163 demonstrate that there are adherents of certain genres of Islamic theology who unilaterally claim that their genre is true whereas others are false. Drawing on this problem, we in the current paper reviews the various genres of Islamic theology in the lens of three truth theories: correspondence, coherence, and pragmatism. The main goal of the current paper is to look at Islamic theology not only on the basis of epistemology but also axiology. With this analysis, we argue that debating which genres of the Islamic theology are true and which ones are false is unnecessary. The most relevant issue is gauging which genres of the Islamic theology are in keeping with the situational development in the current era.

Kritik Teologi Salafiyah Terhadap Ahli Kalam dalam Memahami Sifat-Sifat Allah

NUKHBATUL 'ULUM: Jurnal Bidang Kajian Islam

This study aimed to examine the various interpretations of al-Mutakallimun on the attributes of Allah from the point of view of Salafiyah Theology, then the reasons behind the occurence of these interpretations as well as the Salafiyah Theological criticism against that understanding. The method used in this study was library research referring to classical and modern literature. The research conducted in this study shows that there are several Salafiyah Theological criticisms against these various interpretations of al-Mutakallimun on the attributes of Allah. Among other things, there is a fallacious perception that if one were to define the attributes of Allah in accordance with their meanings, one would fall on tasybih on those attibutes or on the consequences of those attribute. Therefore, some al-Mutakallimun find solutions in Tafwidh and Ta’wil, and claim that the two are the way to purify and glorify Allah. Besides, there is a mistake in understanding Arabic expressions accor...

MAKALAH PEMIKIRAN TEOLOGI ABUL HASAN AL-ASYARI (Sejarah Pemikiran Kalam

Yunan Firdaus Haqqy, 2020

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2020 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya serta Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas UAS mata kuliah Sejarah Pemikiran Kalam ini dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah kepada zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat sekarang ini. Adapun disini saya akan menguraikan tentang Pemikiran Teologi Abul Hasan Al-Asyari. Harus diakui bahwa teologi dan politik dalam pemikiran Abū al-Ĥasan al-Asy`arī (W. 324/935) berhubungan secara reciprocal sehingga keduanya saling memberikan inspirasi dan membentuk struktur teologi politik tersendiri. Hal mendasar yang mendorong perumusan teologi politiknya adalah realitas politik pada waktu itu yaitu perebutan pengaruh ideologi tertentu terhadap penguasa. Ia tidak memiliki motif politik pribadi untuk mendapatkan kedudukan dan kekuasaan, melainkan bersifat sosial-ideologis yaitu bagaimana ideologi masyarakat diterima oleh penguasa dan mendapatkan perlindungannya.