Sengsara membawa Nikmat???? (original) (raw)
Related papers
Konflik Tokoh Utama Novel “Sengsara Membawa Nikmat” Karya Sutan Sati
LOCANA, 2019
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah konflik tokoh utama novel “Sengsara Membawa Nikmat” karya Sutan Sati. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik fisik, konflik batin, dan untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya konflik dalam novel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik fisik yang dialami oleh tokoh utama terbagi menjadi konflik dengan lingkungan yaitu lingkungan penjara dan konflik yang terjadi dengan orang lain yaitu konflik dengan Kacak, Haji Abbas, Pak Inuh, Tuanku Laras, Sipir dan Tukang Kunci, Ganjil, Mandur Saman, tiga orang hukuman, Syekh Abdullah Al-Hadramut dan Serdadu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian lain serta dijadikan tambahan pengajaran sastra di sekolah secara lebih mendalam. Di samping itu, dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umum.
belok itu pun tak kedengaran di telinganya, karena angan-angannya sedang sibuk berkisar-kisar. "Belumkah ia datang? Sakitkah dia? Apakah sebabnya ia sekian lama tak kulihat?" tanya perempuan itu berulang-ulang dalam hatinya.
TRADISI MAESA ESAAN DI MINAHASA DALAM PERSPEKTIF BERNEGARA
State life cannot be separated from a country. The state is a static organ in which there are systems, in which there is a life experienced by the persona or individuals. Likewise, it is known that the state is an organization that gets power from the community and already has a certain territory. In a country, of course it has a public policy, because it is very necessary to respond to the aspirations of diverse populations, as well as guarantee pluralism and respect for the basic rights of every person. We all agree that a public policy basically departs from certain cultural foundations. Or in other words, it exists because there is a culture that is lived. In the context of this research, the foundation of Minahasa local culture, namely the spirit of maesaesaan, is the standard or basis for realizing a peaceful and unified life as a nation. This happens, because basically the essence of public policy is to provide conditions that are conducive to a system of governance. From here, the Minahasa tradition or culture which is embodied in the maesa-esan tradition, finds the right place to strengthen a civilization-society.
Carta peratusan agama di Malaysia berdasarkan bancian tahun 2010 Islam 61.3% Buddhism 19.8% Kristian 9.2% Hinduism 6.3% Agama masyarakat Cina 1.3% Tiada agama 0.7% Lainlain/Tiada maklumat terperinci 0.5% Masjid Kampung Laut yang didirikan seawal awal abad ke-18 diTumpat, Kelantan adalah antara masjid yang tertua di Malaysia. Perlembagaan Malaysia menjamin kebebasan beragama, sungguhpun Islam selaku agama yang paling ramai penganutnya merupakan agama rasmi Malaysia. Menurut perangkaan Banci Penduduk dan Perumahan 2000, kira-kira 60.4% penduduk menganut agama Islam; 19.2%Buddha; 9.1% Kristian; 6.3% Hindu; dan 2.6% yang lain mengamalkan Konfusianisme, Taoismedan agama Cina tradisional yang lain. Yang selebihnya dikira menganut kepercayaan animisme,agama rakyat, dan Sikhisme, melainkan 0.9% yang tidak beragama atau tidak memberikan maklumat. Rujukan : http://ms.wikipedia.org/wiki/Malaysia Al-Quran.