Teknostres dalam kalangan Warga Pendidik di Institut Pendidikan Guru Kampus Raja Melewar ketika Pandemik COVID-19 (Technostress among Educators at the Institut Pendidikan Guru Kampus Raja Melewar during the COVID-19 Pandemic (original) (raw)
Related papers
Jurnal Pembangunan Sosial, 2020
Pada masa kini, perkembangan teknologi yang berkembang begitu pesat telah memberi kesan dalam semua kehidupan manusia termasuk dalam sektor pekerjaan. Kegagalan mengadaptasi penggunaan teknologi telah menyebabkan berlakunya teknostres dalam kalangan pekerja. Oleh itu, kajian tinjauan ini telah dilaksanakan bagi meninjau tahap teknostres dalam kalangan pegawai pengurusan dan profesional. Populasi bagi kajian ini adalah terdiri daripada pegawai kumpulan pengurusan dan profesional (bukan akademik) Gred 41 ke atas sama ada tetap, kontrak atau sambilan yang sedang berkhidmat. Borang soal selidik Technostress Creators telah diedarkan kepada seramai 160 orang pekerja yang telah dipilih secara rawak. Data dari soal selidik dianalisis dengan menggunakan Statistical Package for Social Science 11.3 for Windows (SPSS) untuk mendapatkan skor min dan peratusan. Hasil kajian menunjukkan tahap teknostres dalam kalangan pegawai pengurusan dan profesional Universiti Awam (UA) berada pada tahap sederh...
JAMP : Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan
This study aims to determine the effect of technostress, work environment and work motivation on teacher performance. The research method is explanatory research with a quantitative approach where the variables are measured using a Likert scale. The population in this study were all public elementary school teachers in Tuntang District, with a sample of 145 people. The variables of this study consisted of three independent variables, namely: technostress (X1), work environment (X2), work motivation (X3) and one dependent variable, namely: teacher performance (Y). Data was collected by distributing questionnaires. The results of data collection were then analyzed using multiple linear regression analysis techniques. The results showed that: (1) the technostress variable partially affected the performance of State Elementary School teachers in Tuntang District; (2) partially the work environment variables affect the performance of public elementary school teachers in Tuntang District; (3) partially the work motivation variable affects the performance of public elementary school teachers in Tuntang District; (4) simultaneously there is a positive influence between the variables technostress, work environment and work motivation on the performance of elementary school teachers in Tuntang District.
Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, 2019
Salah satu dampak negatif dari TIK adalah Stress yang ditimbulkan karena ketidakmampuan beradaptasi dengan lingkungan yang penuh dengan teknologi, dimana prilaku tersebut dapat mempengaruhin mental dan tingkah laku dalam bekerja yang berdampak menurunnya kinerja . Technostress secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan mental yang di alami karyawan karena penggunaan TIK di tempat kerja (Weil & Rosen, 1997). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dari Teori penelitian sebelumnya tentang analisis dampak penyebab technostress Dosen dan staff karyawan yang berpengaruh terhadap kinerja di organisasi. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi usia dan factor utama pemicu technostress di dalam organsiasi terhadap penggunaan TIK yang ada. Dimana penelitian ini menggunakan metode pengambilan kuesioner dan wawancara secara langsung. Berdasarkan hasil penelitian ternyata perbedaan usia tidak bepengaruh signifikan terhadap TechnoStress. Karena variabel tersebut di uji kepa...
Jurnal Kewidyaiswaraan
Pandemi COVID-19 membawa perubahan di beberapa bidang termasuk penyelenggaraan pelatihan. Untuk mencegah penyebaran COVID-19, penyelenggaraan pelatihan banyak dialihkan ke dalam bentuk nonklasikal. Hal ini ditempuh sebagai alternatif agar pengembangan kompetensi tetap berjalan sembari tetap mengupayakan keselamatan. Namun apakah Widyaiswara sebagai tenaga pengajar dalam pelatihan memiliki kompetensi yang cukup dalam penguasaan teknologi khususnya aplikasi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan apa dampaknya untuk pencapaian kompetensi peserta. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak tingkat penguasaan teknologi oleh Widyaiswara dalam pelatihan daring dilihat dari capaian kompetensi peserta dan tingkat penguasaan teknologi pada pembelajaran daring oleh Widyaiswara. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data primer berupa hasil capaian kompetensi peserta dan hasil pengukuran tingkat penguasaan teknologi pada pembelajaran darin...
Gejala Teknostres: Faktor dan Tahap Teknostres yang Dialami oleh Guru Sekolah
Prosiding Seminar Kebangsaan Mengubah Destini Anak Bangsa 2012, 2012
Abstrak: Kajian ini dijalankan untuk mengenalpasti faktor penyebab berlakunya teknostres dan tahap teknostres yang dialami oleh setiap guru di sekolah rendah kebangsaan daerah Melaka Tengah. Seramai 331 orang guru daripada 54 buah sekolah di sekitar daerah Melaka Tengah telah dipilih berdasarkan persampelan bukan kebarangkalian (non-probability sampling) jenis persampelan bertujuan sebagai responden kajian. Borang soal selidik telah digunakan untuk mengumpul data kajian. Instrumen kajian ini berasaskan kepada instrumen Inventori Teknostres Peribadi (Personal Technostress Inventory, PTSI) yang telah dibangunkan dan digunapakai oleh Rosen dan Weil pada tahun 1998 dan 1999. Selain itu, penyelidik juga menggabungkan instrumen kajian yang dibangunkan dan digunapakai oleh Tarafdar et el. (2007) dan membuat penambahan soalan yang berbentuk pola penggunaan teknologi. Hasil kajian menunjukkan bahawa secara keseluruhannya, wujud teknostres tahap tinggi di kalangan guru sekolah rendah yang dikaji. Hanya sebilangan kecil sahaja yang mengalami teknostres pada tahap sederhana. Ini amat membimbangkan kerana gejala ini mampu mengganggu emosi para guru seterusnya menjejaskan proses pengajaran dan pembelajaran. 1. Pengenalan Penggunaan ICT di sekolah telah dipengaruhi oleh pelbagai faktor seperti pengetahuan dan kemahiran serta kemudahan dan kekangan di sekolah. Namun, beberapa kajian telah menunjukkan bahawa kepercayaan guru berkaitan penggunaan teknologi dalam kerja-kerja seharian mereka di sekolah merupakan faktor penentu dalam kemampuan guru mengintergrasikan teknologi tersebut. Para guru juga masih berada pada tahap perlu belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan kemahiran dalam penggunaan teknologi (Mohd Zaaba, Zurida & Pajares, 2002). Dalam konteks ini, tidak semua guru boleh menerima atau mengikuti perubahan sesuatu teknologi dengan hati yang terbuka. Sudah tentu ada di kalangan mereka yang sukar untuk menerima teknologi baru di persekitaran mereka dan menyebabkan mereka mengalami teknofobia. Selain itu, ia juga mungkin disebabkan kerana mereka telah serik, takut, atau fobia daripada menggunakan teknologi. Perasaan takut, bimbang, rungsing, serik, atau fobia ini merupakan antara impak negatif teknologi ke atas tindakan, fikiran, tingkahlaku, dan fisiologi badan individu dan menurut Rosen dan Weil (1997) ianya adalah petanda kepada gejala teknostres. Pada peringkat awal, istilah khusus yang menunjukkan tekanan akibat teknologi dirujuk sebagai teknofobia (technophobia), siber fobia (cyberphobia), komputer fobia (computerphobia), kebimbangan komputer (computer anxiety), tekanan komputer (computer stress), dan juga perubahan sikap negatif terhadap komputer. Istilah teknostres hanya mula diperkenalkan oleh Brod pada tahun 1984 di dalam bukunya yang bertajuk
Tingkat Stress Mahasiswa Selama Pembelajaran Daring DI Masa Pandemi COVID-19
Jurnal Keperawatan Priority
As an effort to prevent and spread Covid-19, the government has implemented online learning activities from home. Online learning causes problems for students due to the availability of internet access, internet quota, the number of assignments given, and a lack of understanding of the material provided. These problems can trigger students to experience stress. The purpose of this study was to determine the stress level of students during online learning during the Covid-19 pandemic. The research method is descriptive. The sample in this study was 171 nursing students using a proportionate stratified random sampling technique. The sampling technique used is proportionate stratified random sampling. The results showed that 52 (30.4%) students experienced mild stress, 115 (67.3%) moderate stress, and 4 (2.3%) severe stress. In this study, it can be concluded that the stress level of students during online learning during the Covid-19 pandemic is moderate level. This research is expect...
Technostress: Pengertian, Penyebab dan Koping Pustakawan
Pustabiblia: Journal of Library and Information Science, 2018
Nowadays, technology is growing so fast which cause all of the human life. Library is a kind of work which can’t lost from the impact of technological progress. Nevertheless, not all librarians are able to adapt quickly with the change and development of technology, so it can cause the problem for them, one of them is technostress. Technostress is an uncomfortable condition which which caused by the inability of individuals to adapt with the technological changes or a condition of individual dependency on technology which cause the uncomfortable both physical and psychic. Technostress is caused by several factors that is the development of technology, the lack of standardization, the lack of individual training (librarians) against the technology and equipment used, the technology reliability, the increased of work load which given to each librarian, the appearance of role change from the librarian. Another opinion says that which resulted in the occurrence of technostress there are...
2010
Kajian ini dilakukan untuk mengenal pasti masalah stres dalam kalangan guru pelatih Fakulti Pendidikan Universiti Teknologi Malaysia semasa menjalani latihan mengajar. Kajian ini juga bertujuan mengenal pasti faktor-faktor yang menyebabkan stres dan cara-cara guru pelatih menangani stres tersebut. Seramai 269 orang pelajar tahun tiga dan empat Fakulti Pendidikan daripada 14 program pengajian yang telah menjalani latihan mengajar telah diambil sebagai sampel kajian. Set soal selidik mengandungi 49 item telah diedarkan kepada responden dan dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan nilai kekerapan, peratusan dan min menggunakan perisian Statistical Package For Social Science (SPSS). Nilai kebolehpercayaan instrumen kajian ialah α = 0.960. Analisis data dinyatakan dalam bentuk jadual. Secara keseluruhannya, dapatan kajian menunjukkan wujudnya masalah stres dalam kalangan guru pelatih dan berada pada tahap yang sederhana iaitu 3.11. Manakala faktor utama yang menyebabkan stres ialah faktor kewangan dengan nilai min 3.77. Majoriti guru pelatih menangani stres dengan berfikir secara positif terhadap bebanan yang dihadapi dengan nilai min 4.34. Antara cadangan kajian ini ialah pihak fakulti sewajarnya memberikan pendedahan awal kepada bakal guru pelatih mengenai pengurusan stres yang betul. Katakunci : stress, guru pelatih, latihan mengajar Pengenalan Profesion perguruan adalah bidang yang memberi perkhidmatan yang unik dan diperlukan oleh masyarakat. Keunikannya hanya akan dirasai dan diketahui oleh mereka yang terlibat dalam profesion ini. Hanya warga profesion ini sahaja yang berkemampuan memberi perkhidmatan pendidikan terbaik kepada masyarakat dan memberi kesan yang besar terhadap perkembangan personaliti, mental dan fizikal setiap insan (Noran Fauziah dan Ahmad Mahdzan, dalam Abd Rahim Hamdan, 2006: 1). Menurut Musgrave dalam Amir Hasan Dawi (2006: 212), tugas yang dianggap profesion ialah hanya menggunakan ilmu yang dimiliki untuk faedah pelanggannya. Sungguhpun begitu untuk menterjemahkan konsep profesion perguruan dalam satu ayat yang lengkap bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan kerana ia perlu dijelaskan daripada pelbagai perspektif. Namun terdapat ciri-ciri umum untuk menerima sesuatu pekerjaan sebagai profesion iaitu mempunyai ilmu pengetahuan dan kepakaran dalam bidang yang khusus, mempunyai latihan khas dan sebagainya. Profesion perguruan dianggap satu profesion yang mencabar. Guru memainkan pelbagai peranan untuk menjadikan dirinya seorang pendidik yang berkesan. Bagi Shahid Jumri (2006: 85) "Guru yang terhebat ialah apabila muridnya lebih hebat daripadanya". Justeru guru hendaklah sentiasa berusaha untuk menambahkan ilmu pengetahuan dan kemahiran demi menjadi pendidik yang terhebat. Oleh yang demikian, kajian ini dijalankan terhadap guru pelatih yang telah menjalani latihan mengajar bagi mengenal pasti masalah stres dalam kalangan guru pelatih, faktor-faktor stres yang berlaku, serta cara guru pelatih menangani stress tersebut.
Human Care Journal
The Covid-19 pandemic that has hit Indonesia has made many companies continue to adapt to new policies set by the government itself with the aim of reducing the spread of COVID-19 in the workplace. Some of these incidents lead to a sense of boredom that causes work stress for educators (lecturers) and educators who work at home. The purpose of this study is to describe the description of work stress on educators during the pandemic. This study uses a descriptive quantitative design with a correlational research approach. The population used by all educators of the Faculty of Health UNUSA is 19 people. The total sample of all educators from the Faculty of Health UNUSA is 19 people using the total sampling method. The variables of this research are individual factors (age, gender, marital status, number of children, interpersonal conflicts, and family problems) and work stress. The instrument used was a questionnaire sheet and analyzed using a cross tabulation test. The results showed that the teaching staff of the Faculty of Health, UNUSA, based on the characteristics of workers experienced stress in the low category (68.4%). Results based on family problems showed experiencing stress in the low category (52.6%). Results based on interpersonal conflict experienced low stress category (52.6%). The conclusion in this study was that the majority of educators from the Faculty of Health UNUSA were female, aged 30-40 years, married, had 1-2 children, had worked for 3-5 years and experienced low category work stress. The advice given is to reward educators who are able to complete their tasks well, hold refreshing activities, further researchers can add research samples.