Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal Air Limbah Batik dari Industri Kecil Menengah di Kota Pekalongan (original) (raw)
Related papers
2018
The increasing number of small-scale batik industry players in Pekalongan district resulted in increasing of liquid waste of production which has an impact on the decrease of environmental quality. Waste water management policy is a strategic policy in order to realize sustainable environmental development as an effort to maintain water quality, as well as to improve the quality of waste water to prevent impacts that can damage the environment. This study aims are to determine the results of government policies on waste water management and to examine the participation and compliance of small batik industry actors against local regulation no. 5 year 2014. The researcher used mixed qualitative and quantitative research methods involving philosophical assumptions and mixing the research in one study. Data collection techniques are conducted through documentation, interviews, questionnaires and then the data are analyzed with mixed models of qualitative and quantitative analysis. The p...
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pada Industri Pembuatan Tahu Skala Kecil
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah
Pabrik Tahu Kumpai Kecil merupakan salah satu industri skala kecil di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, yang menghasilkan air limbah tahu yang dibuang ke badan air tanpa diolah dahulu. Sampel air limbah diambil dengan cara komposit waktu. Debit air limbah diukur secara volumetrik dengan menampung air limbah pada gelas takar sehingga diperoleh debit rata-rata harian air limbah untuk perencanaan sebesar 1,8 m3/hari. Hasil uji kualitas air limbah tahu menunjukkan semua parameter tidak memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2014, yaitu BOD 1.190 mg/liter, COD 1.830 mg/liter, TSS 951 mg/liter, serta pH 3,71. Berdasarkan kualitas dan debit air limbah, direncanakan sistem pengolahan berupa Anaerobic Baffled Reactor (ABR) (6,1 x 0,8 x 1,5 m), Saringan Pasir Lambat (1,6 x 0,8 x 1,5 m) serta Bak Pengendap Akhir (1 x 0,5 x 1,5 m). Luas lahan untuk membangun unit IPAL sebesar 6,7 m2 serta biaya direncanakan sebesar Rp. 11.757.371,00.
JPP IPTEK (Jurnal Pengabdian dan Penerapan IPTEK), 2021
Mitra Produk Teknologi yang Didesiminasikan ke Masyarakat (PTDM) adalah UMKM Zulpah Batik Madura (Mitra 1) dan Kelompok Pembatik Rumahan, Pemasok Bahan, dan Penjahit Dusun Kramat (Mitra 2). Permasalahan ditinjau dari aspek produksi ada dua. Pasca proses produksi batik-tulis khususnya yang menggunakan bahan-bahan kimia, pengrajin Mitra 1 biasanya langsung membuang air limbah begitu saja ke selokan atau sungai terdekat tanpa melalui proses pengolahan limbah sebelumnya. Wilayah Desa Paseseh Kecamatan Tanjung Bumi sebagai lokasi Mitra 1 dan 2 sering mangalami pemadaman listrik ketika periode beban puncak pada malam hari. Dampaknya pembuangan limbah batik oleh Mitra 1 langsung ke lingkungan dapat mencemari lingkungan sekitarnya yaitu air dan tanah. Pompa IPAL Mitra 1 tidak berfungsi sehingga mengganggu proses pengolahan limbah. Mitra 2 tidak dapat melakukan aktivitas membatik sehingga menurunkan produk batik-tulis. Tujuan program adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas batik-tulis T...
Analisis Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) Komunal Kelurahan Pekat
2022
daerah padat penduduk terutama Lingkungan karya bakti yang menjadi salah satu kawasan kumuh di Kelurahan pekat Sumbawa besar. Isu lingkungan seperti kondisi pengolahan air limbah dan sanitasi yang buruk pada kawasan ini mengakibatkan lingkungan yang kurang sehat. Perencanaan sanitasi yang tidak sesuai standar kerap terjadi pada daerah-daerah padat penduduk seperti Lingkungan Karya Bakti. Berdasarkan observasi menunjukkan bahwa jarak Septictank dan sumur air bersih warga ternyata ada yang kurang dari 5 m sehingga air sumur bisa saja terkontaminasi oleh air dari Septictank masyarakat yang mengandung zat dan mikroba berbahaya. Jika tidak cepat di atasi menjadi salah satu dampak yang sangat berbahaya terhadap lingkungan masyarakat maupun makhluk hidup lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan besarnya anggaran biaya untuk pembangunan IPAL Komunal di Kelurahan Pekat Lingkungan Perikanan dan Karya Bakti khususnya. IPAL adalah bangunan yang digunakan untuk memproses air limbah buangan penduduk yang difungsikan secara komunal (digunakan oleh sejumlah rumah tangga) agar lebih aman pada saat dibuang ke lingkungan atau lebih sesuai dengan baku mutu lingkungan (Karyadi,2010). Baku mutu lingkungan di sesuaikan dengan syarat kandungan yang terdapat di dalam air limbah seperti chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD) dan total suspended solid (TSS). COD adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik yang sulit terurai dengan menggunakan oksidator kimia. BOD adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme untuk mengoksidasi bahan-bahan yang terlarut dalam air limbah. Sedangkan TSS adalah total limbah cair yang mempunyai kandungan zat tersuspensi tinggi tidak boleh dibuang langsung ke badan air. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan konsentrasi COD, BOD dan TSS secara umum penurunan konsentrasi air limbah untuk COD dari 353,43 mg/l menjadi 12,37 mg/l, BOD dari 615,01 mg/l menjadi 35,42 mg/l dan TSS dari 183 mg/l menjadi 1,85 mg/l dengan jumlah 10 bak kontrol, 1 bak equalizer, 1 Bak pengendap dan 6 kompartemen dengan diameter pipa inlet 110 mm dan sistem pipa penyaluran 100 mm. Dimensi panjang, lebar, dan ketinggian ABR yakni 12,9 meter, 2,6 meter, dan 2,6 meter. Bangunan instalasi pengolahan air limbah yang direncanakan dengan kapasitas pengolahan untuk 401 rumah dengan biaya total pembangunan sebesar Rp 158.595.000. Dengan adanya pengelolaan air limbah domestik ini, diharapkan pencemaran lingkungan dapat dikurangi dan taraf kesehatan masyarakat dapat meningkat.
Inovasi Pengolahan Limbah Cair Batik dengan IPAL Ekonomis di Desa Maos Kidul Cilacap
Madani : Indonesian Journal of Civil Society, 2021
Wastewater resulted from the batik dying process is known for its environmentally hazardous substances including hazardous natural and synthetic organic matter, suspended particles, and hazardous metal. But in the micro and medium scale batik textile business, wastewater treatment is mostly not carried because it does not give benefit for the owner. Economical wastewater treatment constructions can be an alternative for the business owner for their free operational cost. Batik wastewater treatment ought to be carried out to meet government standards but most importantly to decrease hazardous pollutant’s concentrations so it does not harm the environment. This society service project aims to provide alternatively economical wastewater treatment for batik business owners by applying simples and cheapest yet effective treatment methods to reduce pollutant concentrations in wastewater. Methods applied in this project including sedimentation, filtration, and landfill-bioremediation. The ...
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Agar-agar
Aptech Proceeding International Seminar on Applied Technology, Science & Arts : Development of Green Agro-Industry to Support Human Life Sustainability, 2017
Industri agar-agar merupakan salah satu industri pangan yang menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar terutama dari proses pencucian bahan baku. Berdasarkan Pergub Jatim no. 72 tahun 2013 terdapat 6 parameter baku mutu air limbah yang harus dipenuhi sebelum membuang limbah ke badan air, yaitu BOD, COD, TSS, pH, ammonia dan sisa klor. Pada study ini digunakan data primer yang berasal dari industri agaragar X yang berlokasi di Kabupaten Malang. Sampel diambil dengan menggunakan metode Integrated Sampling. Data acuan perencanaan berasal dari outlet 1 dan 2 yang tidak memenuhi ambang baku mutu dengan nilai BOD 514,4 mg/l, COD 1710,59 mg/l, dan TSS 269,26 mg/l. Sedangkan untuk parameter pencemar lainnya sudah memenuhi baku mutu. Unit IPAL yang direncanakan merupakan unit-unit pengolahan fisik-kimia yang terdiri dari bar screen, bak ekualisasi, prasedimentasi, koagulasi-flokulasi, sedimentasi dan filter dengan media zeolite. Perhitungan BOQ dan RAB menggunakan HSPK Kota Malang 2015 dan didapatkan angka sebesar Rp 141.665.444,00 untuk pembangunan seluruh unit IPAL.
Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Sebagai Salah Satu Percontohan Ipal Batik DI Yogyakarta
ECOTROPHIC : Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental Science), 2018
Abstrak Dewan Kerajinan Dunia (Word Craft Council) telah menganugrahkan sebuah predikat pada Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia. Peningkatan industri batik di Yogyakarta disamping memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu masalah lingkungan tersebut adalah munculnya limbah cair industri batik dalam kuantitas yang cukup besar. Oleh karena diperlukan suatu model percontohan IPAL agar industri batik di Yogyakarta sehingga pelaku industri batik mendapatkan suatu rujukan teknis sistem pengolahan limbah batik. Dalam penelitian ini diperkenalkan sistem pengolahan limbah cair batik dengan beberapa perlakuan secara fisika, kimia dan biologi. Sehingga diharapkan limbah cair industri batik yang diolah melalui percontohan IPAL ini dapat memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sesuai dengan SK Gubernur DIY No 7 tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Batik. Sehingga limbah ...
Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan
Central Processing Plant (CPP) Gundih merupakan salah satu fasilitas produksi pengolahan gas alam Blok Gundih PT. Pertamina EP Asset 4 Cepu Field dari strukrur Kedungtuban, Randublatung, dan Kedunglusi. Kegiatan utama CPP Gundih terdiri dari kegiatan produksi dan kegiatan operasional. Kegiatan produksi menghasilkan air limbah berupa air terproduksi. Pengolahan air terproduksi terintegrasi dengan sistem dan proses produksi. Sedangkan kegiatan operasional menghasilkan air limbah yang berasal dari kegiatan domestik (perkantoran) oleh 161 pekerja/hari. Kuantitas air limbah domestik 21,896 m3/hari dengan kualitas Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Total Suspended Solid (TSS) adalah 9,8 mg/L, 100 mg/L, dan 33 mg/L. Air limbah domestik berupa grey water dan black water saat ini ditampung dalam tangki septik. Air limpasan dari tangki septik dialirkan melalui saluran drainase tanpa pengolahan. Perlu direncanakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik y...
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sentra Wisata Kuliner Bratang Binangun, Surabaya
Jurnal Teknik ITS, 2022
Abstrak-Sentra Wisata Kuliner (SWK) Bratang Binangun merupakan salah satu dari 25 SWK di Surabaya yang masih belum memiliki IPAL. Dalam kegiatan sehari-hari, air limbah yang dihasilkan dari SWK Bratang Binangun berasal dari kegiatan memasak, proses pencucian, serta dari toilet. Air limbah yang dihasilkan tersebut, apabila tidak diolah dengan baik dapat mencemari lingkungan di sekitar SWK Bratang Binangun. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan IPAL & SPAL meliputi biaya investasi yang diperlukan beserta prosedur operasional yang tepat guna memastikan pengolahan limbah berjalan dengan baik. Perencanaan pembangunan IPAL mempertimbangkan aspek teknis di SWK Bratang Binangun. Diperlukan pengumpulan data primer ataupun data sekunder guna menunjang perencanaan pembangunan IPAL. Data primer dapat diperoleh secara langsung dengan melakukan observasi maupun analisis terhadap kondisi lapangan serta pengambilan sampel air limbah. Data sekunder yang digunakan dihimpun dari berbagai sumber. Air limbah SWK di Kota Surabaya memiliki kandungan minyak dan lemak serta beban organik yang tinggi. Dirancang unit Pre-Treatment berupa Unit Grease Trap guna menampung air limbah non kakus untuk menyisihkan kandungan minyak dan lemak. 1 Unit Bak Pengumpul untuk mengatur debit pengolahan air limbah. 1 Unit Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dilengkapi tanki pengendapan dan 4 kompartemen dirancang untuk mengendapkan partikel padatan tersuspensi dan mengolah beban organik air limbah. Unit Biological Aerated Filter dengan 2 kompartemen dioptimalisasikan untuk mendegradasi Ammonia dalam air limbah. Kemudian lapisan biomassa yang terbawa dalam aliran air diendapkan pada Unit Bak Pengendap. Unit pengolahan terakhir yakni Unit UV Disinfection untuk menonaktifkan mikroorganisme patogen yang terkandung dalam air limbah. Guna mendukung pengolahan air limbah yang maksimal, maka dilakukan perancangan Sistem Penyaluran Air Limbah (SPAL) sepanjang 148,7 m guna menyalurkan seluruh air limbah yang dihasilkan. Total estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan IPAL sebesar Rp 182.290.000 dan pembangunan SPAL sebesar Rp 78.741.000. Total estimasi biaya operasional IPAL yang dibutuhkan sebesar Rp 12.453.000 setiap tahunnya.
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Kota Palembang
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat (2,13% tiap tahun) dan didukung dengan peningkatan di sektor pembangunan perekonomian telah memicu terjadinya perubahan terhadap kualitas lingkungan di Kota Palembang. Salah satu permasalahan yang akan dihadapi ialah peningkatan jumlah timbulan air buangan domestik. Selama ini sarana pembuangan air limbah domestik yang ada berupa pemakaian tangki septik bahkan ada yang langsung dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke badan air penerima yakni Sungai Musi. Perilaku ini akan berpotensi untuk menurunkan kualitas lingkungan.Oleh karena itu, diperlukan suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik terpusat. Melalui sistem pengelolaan ini diharapkan akan mengurangi beban pencemaran yang terjadinya bada air Sungai Musi. Direncananakan IPAL akan melayani hingga 70% total populasi pada tahap II dengan debit mencapai 1,373 m3/detik. Jumlah penduduk akan diproyeksikan dengan menggunakan metode logaritmik, diperoleh sebesar 1.052.722 jiwa pada tahun 2028. Parameter utama yang diolah pada IPAL ini adalah BOD5 dan TSS sesuai KepMenLH No.112 tahun 2003, yakni BOD5 sebesar 273 mg/l dan TSS sebesar 248 mg/l. Sistem IPAL yang akan digunakan ialah pengolahan fisika dan biologi dengan kapasitas maksimum pada Tahap I yakni 1,114 m3/detik dan Tahap II sebesar 2,279 m3/detik. Dalam pengolahan biologi terdapat beberapa sistem unit yang akan dijadikan alternatif pemilihan yakni Complete Mixed Activated Sludge, Oxydation Ditch, dan Aerated Lagoon. Pemilihan alternatif terbaik dilakukan dengan melihat efektifitas pengolahan dan present value annual cost. Dari pertimbangan-pertimbangan ini maka dipilih sistem Complete Mixed Activated Sludge sebagai sistem pengolahan biologi yang memiliki efektifitas terbaik. Unit-unit yang digunakan pada IPAL ini antara lain bar screen dan grit chamber sebagai pengolahan primer, tangki aerasi dan clarifier sebagai pengolahan sekunder, gravity thickener dan sludge digester sebagai pengolahan lumpur dan bak klorinasi sebagai unit desinfeksi. Total biaya yang diperlukan untuk membangun sistem IPAL ini adalah Rp. 27 milyar atau Rp 17 juta per m3 per detik debit air buangan. Kata kunci : IPAL, CMAS, BOD5, TSS