Prevalensi Masalah Mental Emosional Remaja DI Kota Pekanbaru (original) (raw)

Fenomenologi Literasi Media Pada Remaja DI Kota Pekanbaru

Jurnal Ranah Komunikasi (JRK), 2019

The 4.0 of industrial revolution had a considerable impact on the advancement of media and information technology. The flow of information that can no longer be dammed causes anyone, as a media user, to be ready and have a filter to use it. The impact of the media has a great influence on the younger generation. The ease of access makes this media an inseparable important part of adolescents, including teenagers in Pekanbaru City. However, in today’s reality not a few teenagers who are trapped in the nature of access. This phenomenon is of concern to researchers to find out how media literacy experiences among teenagers in Pekanbaru City by Individual Competence Framework. Adolescents referred to in this study are students who sit in the Senior High School in the City of Pekanbaru, which is a representation of the teenagers. The research method used is qualitative with a phenomenological approach. The results of this study indicate that media literacy experience in adolescents in Pe...

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Masalah Mental Emosional Remaja DI Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta Se Kota Padang Panjang Tahun 2018

Jurnal Keperawatan Abdurrab, 2019

Adolescent's uncontrolled mental and emotional conditions can affect adolescent behavior and cause problems in the teen's mental and emotional health. This study aims to find out what are the factors that influence the mental emotional problems of adolescents. The study was conducted in Private Vocational Schools (SMK) throughout the city of Padang Panjang in 2018. The research design was descriptive. The sample amounted to 124 adolescents, with a total sampling technique after screening. The instruments used in this study were the SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire) questionnaire and questionnaires factors that influenced adolescent mental emotional problems. The results of this study indicate that, parenting factors are one of the factors that influence the mental emotional problems of adolescents. Most of the parenting styles applied by the respondents' parents were authoritarian and permissive parenting ie 58.4%. Both of these parenting styles have an impa...

Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Pengendalian Emosi Pada Remaja DI Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II Pekanbaru

2020

ABSTRAK Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Pengendalian Emosi pada Remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II Pekanbaru Oleh : Diyana Pangastutik Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan sosial terhadap pengendalian emosi pada remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II Pekanbaru. Penelitian ini dilatarbelakangi karena sebagian besar remaja mengalami berbagai alasan konflik seperti penghinaan, ancaman maupun tekanan rasa sakit hati dan mudah tersinggung itu membuat kebanyakan remaja mengalami emosi dan tidak memperhatikan keadaan sekitar. Sebanyak 86 responden remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II Pekanbaru dalam penelitian ini. Data diambil dengan menggunakan penyebaran angket dan pengolahan data melalui SPSS (Statistical Product and Solusion)17.0 for windows. Dengan r tabel 0.215 sehingga r hitung 0.631 sehingga didapat r hitung lebih besar dari r tabel. Dari hasil analisis diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.631 pada Sig (2-tailed) = 0.0...

Psikoedukasi Regulasi Emosi Remaja Pada Siswa SMP Negeri DI Makassar

Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS, 2023

Kegiatan Pengabdian ini bertujuan untuk memperlihatkan efektivitas kegiatan psikoedukasi regulasi emosi remaja pada siswa SMP Negeri di Makassar. Partisipan dalam kegiatan ini adalah siswa kelas 7 dan 8 dengan rentang usia 14-15 tahun yang berjumlah 27 orang. Sampel ditentukan dengan teknik purposive ramdom sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre and posttest design. Treatment yang diberikan kepada partisipan adalah psikoedukasi regulasi emosi dan alat ukur yang digunakan adalah lembar evaluasi pemahaman terkait regulasi emosi. Tingkat pencapaian tersebut terdiri atas pemahaman atas fase transisi emosi remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi emosi dan cara untuk melakukan regulasi emosi. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis paired sample t-test. Adapun hasil yang diperoleh adalah nilai sig. (2-tailed) pada pretest dan posttest sebesar 0,01 (p < 0,05). Artinya, terdapat perbedaan pemahaman partisipan sebelum dan sesudah dilakukan psikoedukasi regulasi emosi. Psikoedukasi regulasi emosi ini dinilai bermanfaat bagi kesejahteraan pribadi dan hubungan sosial yang lebih baik pada siswa SMP. Adapun saran pengabdian terkait topik ini, yakni intensitas psikoedukasi regulasi emosi diharapkan diperbanyak di setiap sekolah serta edukasinya ditingkatkan dengan pemberian perlakuan aktivitas lebih nyata dalam praktek regulasi emosi.

Faktor Risiko Masalah Mental Emosional Pada Anak Prasekolah Di Kota Sukabumi

Buletin Penelitian Sistem Kesehatan

Impairment of mental and emotional development in children can be an early sign of crime at a young age. Risk factors for mental and emotional disorders in children are influenced by external and internal factors. This study aims to determine the prevalence and factors influencing mental-emotional problems in pre-school children in Sukabumi City in 2020. The study design was cross-sectional. The number of samples of pre-school children is 385 children. The data was collected with the help of a checklist and a questionnaire on psychological emotional problems (KMME). Logistic regression was used in the data analysis. The result of the prevalence of mental emotional disorders is 25.7% (99 children). The results of the multivariate analysis showed that emotional psychological problems in children caused by authoritarian upbringing [OR = 5.88 (95% CI; 3.45-10.02)], birth complications [OR = 3.36 (95% CI); 1.95-5.81)] is affected. , divorced parents [OR = 3.00 (95% CI; 1.09–8.23)], worki...

Mengelola Kecemasan Remaja DI Masa Pandemi COVID-19 Dengan “Beraksi”

2021

COVID-19 merupakan wabah dunia yang berkembang menjadi pandemi global yang mengancam kesehatan fisik dan berdampak luas pada kesehatan mental dan mempengaruhi semua kelompok usia khususnya remaja. Remaja mengalami kekhawatiran, ketakutan, dan kecemasan yang berlebih dengan terinfeksi COVID-19. Pandemi COVID-19 berlarut-larut, sehingga menyebabkan remaja di RW. 03 Manukan Kulon mulai bosan hingga mereka mengabaikan protokol kesehatan. Selain itu kebijakan pemerintah untuk physical distancing atau sosial distancing membuat remaja merasa cemas dan jarak fisik telah menyebabkan individu memutuskan interaksi sosial secara tidak sengaja karena individu memiliki kecenderungan untuk menghindari percakapan, membatasi pertemuan, dan melakukan karantina dirumah. Kecemasan yang dialami remaja seperti sering berkeringat, nafsu makan menurun, sering merasa sedih sendiri, ketakutan tanpa alsan, sering gemetar, sering takut tertular, merasa panik jika ada yang terkonfirmasi positif atau ada tetangga yang meninggal akibat COVID-19. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menberikan pengetahuan tentang COVID-19 dan pelatihan tata cara pengelolahan kecemasan di masa pandemic COVID-19 dengan model BERAKSI: berpikir positif, expressive writing therapy, relaksasi, adapatasi kebiasaan baru dan selektif terhadap informasi. Model BERAKSI adalah tata cara yang mudah dilakukan remaja dan tidak memerlukan biaya. Kegiatan ini dilakukan melalui zoom meeting dengan remaja dalam jangka waktu 1 bulan (Mei-Juni 2021) dengan metode ceramah dan pelatihan. Dari kegiatan ini didapatkan hasil pre test peserta berpengetahuan baik sebesar 15(14.5%) dan setelah diberikan penyuluhan dan demonstrasi responden berpengetahuan baik menjadi 99(96.1%). Model ini sangat bagus dalam mengelola kecemasan remaja sehingga bisa digunakan sebagai tindakan nonfarmakologis perawat dalam menurunkan kecemasan remaja.

Gangguan Mental Emosional Pada Pelajar SMP DI Bekasi Pada Masa Pandemi COVID-19 Dan Potensial Dampaknya Terhadap Ketahanan Keluarga

Jurnal Kajian Lemhannas RI, 2021

ABSTRAK. Pendemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak bulan April tahun 2020, mengkondisikan Pemerintah menetapkan kebijakan pembelajaran dalam jaringan (daring) pada semua jenjang pendidikan. Adaptasi budaya baru belajar di rumah tanpa kehadiran guru secara fisik, bagi siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang memasuki usia remaja, menjadi tantangan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengkaji faktor penentu yang menyebabkan gangguan mental emosional (GME) pada remaja SMP di masa pandemi Covid-19, dan potensial dampaknya terhadap ketahanan nasional bidang sosial budaya. Penelitian dilakukan pada pelajar SMP di Bekasi pada bulan Mei-Agustus 2020, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitataif, menggunakan rancangan cross sectional. Sampel sebesar 95 siswa diambil secara purposive, GME diukur menggunakan instrument strength and difficulties questionaire (SDQ). Analisis data diskriptif dengan person chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan 40 % siswa mengalami GME. Variabel yang dominan menyebabkan GME adalah pola asuh dari orang tua. GME yang tidak tertangani potensial berdampak pada ketahanan keluarga bidang sosial budaya, diantaranya perilaku bullying dan intoleransi. Kata kunci : sosial budaya, ganguan mental, ketahanan nasional, generasi muda. ABSTRACT. The Covid-19 pandemic that has hit Indonesia since April 2020, has forced the Government to establish an online learning policy at all levels of education. Adaptation to a new culture of learning at home without the physical presence of a teacher, for junior high school (SMP) students entering adolescence is a challenge. This research was conducted with the aim of examining the determinants that cause mental emotional disorders (MED) in junior high school adolescents during the Covid-19 pandemic, and their potential impact on national resilience in the socio-cultural sector. The study was conducted at junior high school students in Bekasi from May to August 2020, with a quantitative and qualitative approach, using a cross sectional design. A sample of 95 students was taken purposively, GME was measured using an instrument strength and difficulties questionaire (SDQ). Descriptive data analysis using chi square and multiple logistic regression. The results showed that 40% of students experienced MED. The dominant variable that causes MED is the parenting style. Untreated MED causes the potential to impact family resilience in the socio-cultural sector, bullying behavior and intolerance.

Fenomena Komunikasi Remaja Perempuan Bertato DI Pekanbaru

2016

Tattooing is a form of expression of someone who poured through the medium of the body and has a meaning for their owners. the phenomenon of tattoos among women has begun implicated. This is due to a shift in lifestyle that mimics the habit in a big city. Tattooed women in Pekanbaru assume that the tattoo is part of the appreciation of the art form. Most teenage girls with tattoos have a habit of hanging out with friends of the opposite sex until late at night, drinking alcohol, and smoking. Although not all the girls who do it but their behavior gets skewed responses from the public. This type of research uses qualitative method with phenomenological approach. Determination of research subjects and informants using purposive sampling considerations. Activity data collection can be done to no more than ten people informant. Criteria informants in this study were: (1) The informant are young women aged 18 -21 years of age or student and student who tattooed his body. (2) The informan...

Gambaran Kesehatan Mental Emosional Remaja

Jurnal Kesehatan

Masa remaja merupakan masa dari anak-anak menuju dewasa. Hal ini berdampak pada berbagai masalah kesehatan jiwa pada remaja seperti masalah mental emosianal, masalah dengan orang tua dan teman, kecemasan dan depresi sehingga perlunya identifikasi masalah kesehatan jiwa remaja melalui deteksi dini. Penelitian bertujuan mengidentifikasi status kesehatan mental emosional remaja. Data dianalisis dengan analisis deskriptif. Populasi dan sampel penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Pontianak yang berjumlah 478 orang. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner Strength and Difficult Questionaire-SDQ. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas remaja memiliki masalah perilaku normal (62,1%), masalah emosi normal (92,9 %), masalah teman sebaya normal (54,4%), dan kemampuan prososial normal (83,5%). Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dalam pengembangan upaya kegiatan peningkatan dan pencegahan masalah kesehatan jiwa remaja.

Perilaku Phubbing Dengan Kualitas Persahabatan Remaja Di Pekanbaru

MEDIAPSI

Kualitas persahabatan merupakan sebuah ikatan hubungan yang terbentuk dan memiliki berbagai aspek dukungan, konflik, dan aspek kualitatif pertemanan yang dapat menentukan bagaimana sebuah hubungan persahabatan dapat berjalan dengan baik serta mampu menyelesaikan berbagai konflik yang dihadapi. Tinggi rendahnya kualitas persahabatan salah satunya dapat dipengaruhi oleh perilaku phubbing. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi hubungan antara perilaku phubbing dengan kualitas persahabatan di Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis pearson product moment. Total sampel pada penelitian ini berjumlah 348 responden yang diambil menggunakan teknik quota sampling. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa terdapat hubungan negatif antara perilaku phubbing dengan kualitas persahabatan remaja di Kota Pekanbaru dengan nilai signifikan sebesar 0,115 dan koefisien kolerasi -0,463, artinya semakin tinggi perilaku phubbing, maka semakin rendah ku...