Gambaran Place Attachment Pada Masyarakat Daerah Makam Sunan Giri Gresik (original) (raw)
Related papers
Dinamika Ruang Wisata Religi Makam Sunan Giri di Kabupaten Gresik
Space is the product of an activity, which involves economic and technical activities owned by a group of people, so it has political and strategic nature. The relationship between space and activity is very close, where the space has a concept of a container and content. This study concerns the dynamics of space in Sunan Giri Tomb formed because of the conflict and activities in the tomb tourist site. The visitors's space dimension of Sunan Giri Tomb can not be physically limited as each visitor has his own movement space and purpose of his activities. The aim of this study is to analyze the dynamics of space for visitor's activity in the tomb. The method used is descriptive qualitative, deciphering the visitor's behavior as the research object. The finding shows that space once had a specific function, but because of the activity and condition adjustment at one time, then the dynamics in space happen. The dynamics contain changes in the function and meaning or the space character which is associated with the context of time and influenced by human activities. Ruang adalah produk aktivitas, yang melibatkan aktivitas ekonomi dan teknik yang dimiliki sekelompok masyarakat, sehingga sifatnya politis dan strategis. Hubungan aktivitas dan ruang sangat erat, dimana konsep ruang sebagai wadah (of space) dan pengisinya (in space). Penelitian ini mengenai dinamika ruang pada Makam Sunan Giri yang terbentuk karena konflik dan aktivitas di wisata religi Makam Sunan Giri. Dimensi ruang peziarah Makam Sunan Giri tidak bisa dibatasi secara fisik karena masing-masing memiliki ruang gerak Budi Santosa dkk. el Harakah Vol.16 No.2 Tahun 2014 dan maksud atas aktivitasnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis dinamika ruang terhadap aktivitas peziarah Makam Sunan Giri. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, dengan menjelaskan perilaku para peziarah sebagai objek penelitian. Hasil penelitian menemukan bahwa ruang pada awalnya memiliki fungsi tertentu, namun karena adanya aktivitas dan penyesuaian kondisi pada satu waktu terjadilah dinamika pemanfaatan ruang. Dinamika tersebut meliputi perubahan fungsi dan makna atau karakter ruang yang terkait dengan konteks waktu dan dipengaruhi aktivitas manusia.
Studi Pengembangan Kawasan Wisata Religi Makam Sunan Giri Gresik Berbasis Kearifan Lokal
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR
Destinasi Wisata Religi merupakan salah satu penggerak roda perekonomian di Kabupaten Gresik. Sebagai sebuah Kabupaten, Gresik memiliki objek wisata religi yang beragam, antara lain, Makam Sunan Giri, Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Prapen, Giri Kedaton, Makam Dewi Sekardadu, Makam Putri Cempo dan sebagainya. Sampai saat ini kondisi objek-objek tersebut belum tertata secara optimal. Permasalahan yang dihadapi adalah aksesibilitas wisatawan menuju dan dari objek Wisata Religi Sunan Giri dan objek-objek wisata di sekitarnya belum terpetakan secara komprehensif. Kurangnya efektifitas aksesibilitas menuju objek wisata. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh konstelasi dan rute antar objek. Objek-objek yang ada juga belum bisa di akses oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk para lansia dan difabel. Potensi budaya lokal juga belum optimal untuk diekspresikan dalam kawasan objek tersebut untuk memperkuat karakter kearifan lokal Gresik. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpula...
The Study of Place Attachment at Kampung Pecinan Tambak Bayan Tengah, City of Surabaya
Abstrak Sungai Kalimas bersama dengan sungai Pegirikan merupakan dua struktur yang berperan penting dalam membentuk permukiman di Kota Surabaya. Di sepanjang tepian sungai Kalimas dan sungai Pegirikan ini terdapat permukiman-permukiman awal yang kini disebut sebagai kampung lama. kampung lama (permukiman awal) di kota Surabaya pada mulanya mengandalkan keberadaan sungai Kalimas dan sungai Pegirikan sebagai sumber kehidupan dan transportasi. Salah satu dari kampung lama tersebut adalah Tambak Bayan, Tambak Bayan merupakan kampung dengan etnis tionghoa yang masih bertahan di tengah perkembangan jaman. Kampung yang terbentuk setelah ratusan tahun ini masih bertahan dalam pesatnya pertumbuhan perekonomian pada Kota Surabaya. Di dalam kampung Tambak Bayan banyak masyarakat yang memiliki keterikatan emosi yang kuat terhadap kampung. Tujuan penelitian ini yaitu identifikasi nilai sosial-budaya, budaya bermukim masyarakat, dan keterkaitan antara struktur dan fungsi bagian wilayah Kota Surabaya. metode penelitian yang digunakan yaitu mengunakan analisis deskriptif – kualitatif yang diperoleh melalui index chart untuk mengetahui aspek keterkaitan warga kampung terhadap Tambak Bayan dan teknik analisis diachronic reading digunakan untuk menelusuri aspek perubahan kampung. Dari serangkaian hasil analisis menunjukkan bahwa keterikatan tempat dipengaruhi oleh faktor kekerabatan berupa akar keluarga dan kedekatan posisi kampung terhadap faktor tarikan, antara lain : pasar dan tempat bekerja. Abstract Kalimas along with Pegirikan rivers are the two structures which plays an important role to create human settlement in Surabaya. Throughtout kalimas and pegirikan rivers existed the initial settlements which is called old kampong. in the early time old kampong (the initial settlement) depend on the presence of Kalimas and Pegirikan rivers as the source of life and trasportation. One of those old kampong is Tambak Bayan. Tambak Bayan is the Tionghoa etnich kampong which is still survive in modernization. Kampong which formed after a hundreds is still survive during the fast economic development. Many communities who lives inside kampong have strong emotional relationship related to their place. The research aim are : indentification of socio-culture value, community living culture and the relation between structure and function in Surabaya. research methode which is used, consist of : descriptive – qualitative which was gained from index chart for knowning community relationship aspect related to Tambak Bayan and diachronic is used for tracking of kampong transformation. From all analyis series shown that the place relation is influenced by kinsip factor in the form of family root and the position of kampong against attract factor, among them are : traditional market and working place
Hubungan Antara Place Attachment Dengan Kepuasan Hidup Pada Warga Di Sukawinatan
2018
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara place attachment dengan kepuasan hidup pada warga di Sukawinatan yang pemukimannya sangat dekat dengan tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan antara place attachment dengan kepuasan hidup pada warga di Sukawinatan. Penelitian ini menggunakan populasi warga di Sukawinatan sebanyak 200 orang dengan menggunakan teknik incidental. Skala yang digunakan adalah skala kepuasan hidup dan place attachment. Skala kepuasan hidup dimodifikasi dari skala unidimensional kepuasan hidup Diener dkk, (1985). Sedangkan skala place attachment mengacu pada dimensi dari Livingston, Bailey dan Kearns (2008). Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi produk momen. Hasil penelitian didapatkan nilai signifikansi 0.000 dan nilai korelasi sebesar 0.532. Hal ini menunjukan bahwa place attachment memiliki hubungan yang sifatnya positif dengan kepuasan hidup. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima.
Place Attachment Abdi Dan Masyarakat Terhadap Puri Ubud DI Kabupaten Gianyar, Bali
Nature: National Academic Journal of Architecture
Abstrak_Place attachment sebagai bentuk keterikatan individu terhadap suatu tempat pada umumnya bisa diwujudkan ke dalam ikatan batin, makna, kepuasan, serta ikatan sosial yang dapat dilihat dari perlakuan seseorang terhadap objek yang berada di sekitarnya. Puri Saren Agung Ubud sebagai salah satu destinasi pariwisata berskala internasional memiliki kecenderungan untuk berkembang dan berubah mengikuti kebutuhannya, termasuk ancaman invasi terhadap karakter dan identitas budaya lokal di kawasan Ubud. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji sejauh mana place attachment terhadap Puri Saren Agung Ubud masih dimiliki oleh abdi (pegawai puri) dan masyarakat di sekitarnya, beserta jenis keterikatannya. Penentuan responden dilakukan dengan pendekatan purposive sampling pada dua kategori yang berbeda, yaitu internal user (abdi) dan surrounding community (masyarakat) yang memiliki keragaman jenis kelamin, usia, tugas dan tanggung jawab/ pekerjaan, serta lama bekerja/ tinggal di sekitar Puri Saren Agung Ubud berdasarkan variabel Place Attachment, meliputi: Place Identity, Place Dependence, Social Bond, dan Architecture. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterikatan terhadap Puri Saren Agung Ubud lebih banyak dipengaruhi oleh makna dan keterikatannya; keindahan, kenyamanan, dan kepuasan; serta kenangan dan ikatan khusus yang dihadirkan oleh Puri Saren Agung Ubud. Selain itu ikatan yang terbentuk pada masing-masing penggunanya memiliki tingkatan yang berbeda. Jenis keterikatan abdi terhadap Puri Saren Agung Ubud lebih bersifat ikatan batin dan emosional, sementara keterikatan yang dimiliki oleh masyarakat lebih bersifat kepentingan ekonomi dari keberadaan Puri Saren Agung Ubud sebagai salah satu destinasi pariwisata. Sekalipun demikian, tanggung jawab secara adat untuk menjaga kelestarian dan eksistensi Puri Saren Agung Ubud masih dimiliki oleh abdi dan masyarakat di sekitarnya.
Place Attachment Masyarakat Tana Luwu pada Ruang Publik Dekker
Abstrak Keterikatan pada tempat (place attachment) merupakan ikatan kognitif, emosional dan perilaku antara manusia dan lingkungan. Hubungan emosi yang menyebabkan adanya keterikatan antara manusia dan tempat, karena tempat tersebut tidak hanya merupakan sebagai tempat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari namun juga pemberi makna dan identitas bagi manusianya. Pada penelitian ini, dilakukan penelitian studi kasus pada masyarakat Tana Luwu dan ruang publik Dekker. Dekker merupakan suatu bangunan publik yang digunakan masyarakat untuk kegiatan berkumpul atau musyawarah masyarakat, yang hanya dapat ditemui pada permukiman masyarakat Luwu. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi place attachment masyarakat Tana Luwu terhadap ruang publik Dekker melalui pemaknaan yang diberikan terhadapnya. Adapun cara untuk mengidentifikasi pemaknaan tersebut ialah dengan melihat proses kognisi, afeksi dan perilaku pengguna terhadap ruang publik Dekker. Lebih lanjut diidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya keterikatan tersebut. Hasil dari penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dan kemudian dianalisis menggunakan teori yang digunakan. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa terlihat bahwa adanya usaha pengidentifikasian diri, perasaan emosional dan perilaku rekonstruksi pada masyarakat terhadap ruang publik Dekker. Keterikatan masyarakat terhadap ruang publik Dekker, menghasilkan bentuk Dekker yang baru secara fisik dan dalam wujud virtual. Adapun faktor yang mempengaruhi terbentuknya keterikatan tersebut ialah makna yang dibagi secara bersama oleh masyarakat dan makna kebersamaan yang direpresentasikan oleh ruang publik Dekker. Hasil dari penelitian ini dapat berkontribusi dalam penyusunan kriteria pemukiman yang ideal untuk masyarakat lokal yang berbasis pada nilai-nilai sosial budaya lokal. Kata Kunci: Place Attachment, Ruang Publik Dekker, Masyarakat Tana Luwu PENDAHULUAN Place merupakan suatu rona yang didefinisikan berbeda dengan space atau ruang. Place merupakan sebuah ruang yang memiliki makna kebudayaan dan proses sosial (Altman dan Low, 1992). Suatu rona berubah dari ruang menjadi tempat, ketika terdapat ikatan sosial, perasaan dan emosi penggunanya (Stedman, 2003). Ikatan yang terjadia antara manusia dengan tempat tersebut oleh beberapa peneliti disebut dengan istilah place attachment. Place attachment merupakan suatu konsep yang menjelaskan keterikatan manusia pada tempat tinggalnya yang tumbuh seiring dengan panjangnya waktu manusia beraktivitas di tempat tersebut. Ikatan ini terjadi secara alami, diawali dengan adanya kebiasaan, rasa familiaritas hingga terjadi perasaan memiliki. Proses terbentuknya pun melibatkan perasaan emosional, emosi, kognisi, dan tingkah laku antara manusia dan lingkungan. Penelitian mengenai konsep place attachment di Indonesia sendiri belum cukup berkembang. Beberapa peneliti cenderung menggunakan kerangka penelitian yang sama untuk berbagai objek penelitian yang berbeda. Padahal karakteristik masyarakat yang berbeda dan objek tempat yang berbeda tentu akan memiliki konsep keterikatannya sendiri. Penelitian mengenai konsep place attachment pada budaya timur, khususnya Indonesia seharusnya mempertimbangkan perspektif lokal, sehingga peneliti dapat lebih memahami karakteristik lokal Place Attachment Masyarakat Tana Luwu pada Ruang Publik Dekker
TATALOKA
Tinggal dalam kerentanan merupakan salah satu dampak dari hidup bersama bencana bagi warga Desa Glagaharjo di Kawasan Bencana Erupsi Merapi. Meskipun demikian, warga secara persisten menolak program relokasi yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten. Warga Glagaharjo membangun mekanisme menghadapi risiko erupsi dengan memperkuat hubungan sosial-kultural dan membangun kewaspadaan terhadap bencana. Dengan kata lain, merancang lingkungan hunian yang sesuai bagi warga yang terdampak bencana dapat tercapai apabila karakteristik budaya dan kebutuhan warga menjadi pertimbangan utama dalam perencanaan. Sikap penolakan warga terhadap program relokasi disebabkan oleh faktor spesifik yang mendasari adanya ikatan emosional yang kuat warga terhadap Glagaharjo terhadap tempat tinggalnya. Penelitian bertujuan untuk memahami karakteristik dan kebutuhan warga Glagaharjo menuju pada pembangunan ruang huni yang ideal setelah erupsi tahun 2010. Metode analitik penelitian dikombinasikan dengan pendekata...
Kajian Place Attachment DI Kampung Pecinan Tambak Bayan Tengah, Kota Surabaya
Region: Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif, 2017
Sungai Kalimas bersama dengan sungai Pegirikan merupakan dua struktur yang berperan penting dalam membentuk permukiman di Kota Surabaya. Di sepanjang tepian sungai Kalimas dan sungai Pegirikan ini terdapat permukiman-permukiman awal yang kini disebut sebagai kampung lama. kampung lama (permukiman awal) di kota Surabaya pada mulanya mengandalkan keberadaan sungai Kalimas dan sungai Pegirikan sebagai sumber kehidupan dan transportasi. Salah satu dari kampung lama tersebut adalah Tambak Bayan, Tambak Bayan merupakan kampung dengan etnis tionghoa yang masih bertahan di tengah perkembangan jaman. Kampung yang terbentuk setelah ratusan tahun ini masih bertahan dalam pesatnya pertumbuhan perekonomian pada Kota Surabaya. Di dalam kampung Tambak Bayan banyak masyarakat yang memiliki keterikatan emosi yang kuat terhadap kampung. Tujuan penelitian ini yaitu identifikasi nilai sosial-budaya, budaya bermukim masyarakat, dan keterkaitan antara struktur dan fungsi bagian wilayah Kota Surabaya. me...
Jurnal Akuntansi Unesa, 2014
According to the Law of the Republic of Indonesia Number 28 Year 2009 about Regional Taxes and Regional Retribution is one of local revenue sources.One of them is Gresik District takes retribution of tourism places and sport.The formulation of this problem is how many contribution retribution of religious tourism Sunan Giri on Own Local Revenue start from 2009-2013 and what are the factors that cause contribution changes every year.This research of methods by using qualitative descriptive method.The results showed that there is an increase of fare start from Rp500 on 2009-2010 become Rp1000 on 2011,it will also increase retribution revenue of religious tourism Sunan Giri that gives contribution for about 22,15% on Own Local Revenue.However,in 2012 contribution revenue was decrease become 18,71% due to the growing proportion of Own Local Revenue increase than last year.While in 2013 increased to 20,89% because there is an increase total visitors.
Kontruksi sosial masyarakat desa terhadap keberadaan Makam Mbah Sinari
2019
Desa Manting merupakan salah satu desa yang masuk pada konservasi situs purbakala dan merupakan salah satu desa dari kecamatan jatirejo samping kecamatan trowulan. Yang menarik dari riset ini adalah ditemukan makam yang belum jelas identitasnya dalam kepustakaan zaman dulu, dan makam ini mempunyai keistimewaan sendiri sehingga banyak didatangi oleh peziarah dari berbagai daerah untuk mencari berkah dari adanya makam tersebut. Nama makam tersebut adalah Syekh Sayyid Marzuki atau terkenal dengan sebutan Mbah Sinari. Tujuan dari riset ini sendiri adalah untuk mengetahui 1) pandangan masyarakat desa terhadap keberadaan makam, 2) kontruksi sosial maasyarakat desa terhadapa keberadaan makam dan 3) dampak keberadaan makam terhadap kehidupan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat desa. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan feomenologi, dan untuk sumber datanya adalah masyarakat desa setempat dan para peziarah dengan penggolongan identitas sesuai santri dan abang...