Reduplikasi Bahasa Dayak Ngaju Dalam Cerita-Cerita Tambun Dan Bungai Serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia DI Sma (original) (raw)

Strategi dan Sejarah Penerjemahan Alkitab Dayak Ngaju

Dari mimbar seorang presbiter mengajukan pertanyaan mengenai istilah sakatik yang sering dijumpai dalam Alkitab Dayak Ngaju. Pertanyaannya itu menunjukkan keraguannya apakah kata itu masih dipahami oleh jemaat. Dan rupanya tidak banyak yang tahu mengenai kata itu. Bahkan orang Dayak Ngaju sendiri! Selain itu, persoalan yang digumulinya itu tidak lain dari problematika penerjemahan Alkitab. Keingintahuan itu didorong oleh pertanyaan yang lebih mendasar: Apakah terjemahan Alkitab akan selalu dimengerti? Tulisan ini bermaksud menguraikan sejarah lahirnya Surat Barasih, yaitu Alkitab Dayak Ngaju, dan menyajikan sedikit pengamatan menyangkut strategi penerjemahannya. Kita akan melihat bagaimana Surat Barasih menjadi model strategi penerjemahan yang hingga sekarang masih dilakukan: menghasilkan terjemahan formal yang tetap wajar dalam bahasa sasaran. Tentu harus diakui bahwa temuan di bawah ini sebatas hasil pengamatan teks, sehingga tidak ada maksud mengungkapkan apa yang di pikiran penerjemah Surat Barasih di abad ke-19.

Pengenalan Sastra untuk Siswa Taman Kanak-kanak (Studi Kasus pada Tradisi Gawai Dayak)

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini

Memperkenalkan pendidikan sastra untuk anak usia dini masih menjadi pendidikan yang langka, padahal pendidikan sastra mempunyai tujuan agar anak mampu beradaptasi ditengah-tengah keberagaman budaya dan tradisi yang berkembang di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana menanamkan tradisi Gawai Dayak sebagai warisan budaya kepada anak usia dini. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Penanaman pembelajaran tradisi lisan pada anak usia dini dapat dilakukan dengan cara, menyaksikan tradisi secara langsung dan didampingi oleh para guru dan orang tua, serta ikut langsung berpartisipasi pada berbagai program seperti pawai budaya. Pembelajaran tradisi Gawai Dayak pada anak dapat berfokus pada rangkaian kegiatan tradisi, tarian tradisi dan benda-benda asesoris perlengkapan tradisi Gawai Dayak seperti sajian tradisi, dan gendang. Fokus tersebut dapat diperkenalkan dengan metode bercerita dan metode bermain yang dapat dikembangan dengan permainan t...

Afiksasi Bahasa Dayak Ahe Pada Cerita Rakyat

2020

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan afiksasi pada Bahasa Dayak Ahe pada Cerita Rakyat. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk dan makna konfiks, sufiks, infiks, dan prefiks dalam bahasa Dayak Ba’ahe. Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah pendeskripsian bentuk dan makna konfiks, sufiks, infiks, dan prefiks bahasa Dayak Ahe. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini ialah data lisan, data berupa kata-kata yang mengandung afiks. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik pencatatan lapangan sedangkan alat pengumpul data yang digunakan alat perekam dan kartu data atau catatan lapangan.Pengecekan keabsahan data ketekunan pengamat, trianggulasi, dan kecukupan referensial. Hasil penelitian Afiksasi Bahasa Dayak Ahe ditemukan delapan konfiks yaitu, /ma-kan/ /di-kan/, /ka-nya/, /di-i/, /ka-atn/, /ba-atn/, /sa-nya/ dan /pa-atn/; empat bentuk sufiks /-n...

MAKNA LEKSIKAL DAN KULTURAL PADA TRADISI GERET SAPU DI DESA JAMBUWOK SERTA RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

MATAPENA: Jurnal Keilmuan Bahasa Sastra dan Pengajarannya, 2018

This study aims to describe the implementation of the tradition of Geret Sapu in Jambuwok Village, the lexical and cultural meaning of Geret Sapu, as well as the relevance of Geret Sapu's traditional study of Indonesian Language and Literature learning in Senior High Schools. In this study took the tradition of Geret Sapu in Jambuwok Village, Mojokerto Regency. Research data can be obtained using documentation and interview methods. The subjects in this study were the Jambuwok Village community. The type of research used in this study uses qualitative descriptive research methods. Data validation techniques used are triangulation of data sources and methods. There are three data analysis techniques used, namely, data reduction, data verification, and data display. The results of the study indicate that there are two processes in the implementation of Geret Sapu tradition in Jambuwok Village. The first process is preparation and the second process is implementation. The form of goods in Geret Sapu carried out in Jambuwok Village has six forms which include broom sticks, jugs, mats, pillows, bolsters, and soil. The meaning of semantic aspects is analyzed using lexical meaning and cultural meaning. Geret Sapu tradition studies can be used as a relevance to the learning of Indonesian Language and Literature in High School, namely as a reference for teaching materials. Keywords: Ethnolinguistics, Geret Sapu Tradition, Indonesian Language and Literature Learning in High School.

DAMPAK PENGGUNAAN BAHASA GAUL DI KALANGAN REMAJA TERHADAP BAHASA INDONESIA

ABSTRAK Bahasa adalah bagian dari kebudayaan dan bahasalah yang memungkinkan pengembangan kebudayaan sebagaimana kita kenal sekarang. Bahasa dapat pula berperan sebagai alat integrasi sosial sekaligus alat adaptasi sosial, hal ini mengingat bahwa Bangsa Indonesia memiliki bahasa yang majemuk. Bahasa gaul adalah bahasa khas remaja (kata-katanya diubah-ubah sedemikian rupa, sehingga hanya bisa dimengerti di antara mereka) bisa dipahami oleh hampir seluruh remaja di tanah air yang terjangkau oleh media massa, padahal istilah-istilah itu berkembang, berubah dan bertambah hampir setiap hari. bahasa gaul adalah bahasa yang mempunyai istilah yang unik, sedangkan defenisi yang kedua diperjelas lagi bahwa yang menggunakan bahasa tersebut adalah para remaja dan bahasa tersebut akan terus berkembang. Adapun ciri-ciri bahasa gaul, faktor-faktor pendukung maraknya bahasa gaul di kalangan remaja, pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa indonesia dan dampak dari penggunaan bahasa gaul.

Ekologi Bahasa dan Jihad Reformasi Agraria: Belajar dari Local Genius Masyarakat Dayak Ngaju

Briliant: Jurnal Riset dan Konseptual

Dayak Ngaju memiliki keterikatan yang sangat kuat dengan lingkungan alam disekitarnya. Termasuk pembelaanya kulturalnya terhadap persoalan eksploitasi dan perampasan tanah. Kajian ini menginvestigasi aspek-aspek Bahasa Dayak Ngaju yang berkaitan dengan hukum tanah dan digunakan oleh masyarakat secara turun temurun, sekaligus upaya kritik terhadap hukum tanah yang ada di Indonesia. Data diperoleh melalui kajian pustaka, observasi dan interview. Hasil penelitian menunjukkan keberpihakan Bahasa Dayak Ngaju terhadap konservasi tanah dan kesesuainya dengan tujuan reformasi agraria, antara lain: (1) Hutan sebagai tempat berharga bagi masyarakat Dayak Ngaju; (2) Nilai sosial dan kultural dalam budaya, seremoni peribadatan Ranying Hatalla dan Maniring Hinting dan implikasinya dalam pengelolaan tanah; (3) Penggunaan berbagai terminologi seperti Tajahan, Kaleka, Sapan Pahewan, dan Pukung Himba sebagai warisan konsep konservasi masyarakat. Tiga hal tersebut menjadi basis kultural dan empirik, keyakinan masyarakat dalam mengelola tanah dengan baik tanpa melakukan kerusakan terhadapnya.

EKSISTENSI BAHASA NAMBLONG DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERGESERAN DI KABUPATEN JAYAPURA

Hasta Wiyata, 2023

The Namblong language is one of the endangered languages. The language is located in Jayapura Regency and has been in contact with speakers of other languages for a long time. Many speakers are not fluent in the language. Many of the older and younger generations have switched to using Papuan Malay in their daily speech. This study aims to describe the existence of the Namblong language and the factors that influence language shift. The approach of this research is sociolinguistic. Data collection methods used observation, interviews and questionnaires. Data analysis method is inductive method. The location of this research is in eleven villages, namely Sermai Atas, Samaikrang, Imsetum, Sermai Bawah, Imeno, Kaitemung, Benyom, Kuimeno, Meyu, Yakotim, and Genyem Besar. The causes of the Namblong language shift are divided into two, namely linguistic and non-linguistic factors. Linguistic factors, namely the namblong language is a spoken language, the duration of the use of Indonesian/Malay is more than the namblong language, the namblong language has become a passive language, and the narrative of namblong is accustomed to the structure of Indonesian/Malay so that it interferes with language, translating code, and mix code. Non-linguistic factors are socio-cultural factors, geography, politics, economy, religion, and education.

Afiksasi Bahasa Dayak Hibun dalam Cerita Rakyat di Desa Hibun Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau

Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra

The Dayak Hibun Language Affixation in Hibun Village Folklore Parindu District, Sanggau Regency ABSTRAKTujuan penelitian yaitu mengetahui afiksasi Bahasa Dayak Hibun dalam Cerita Rakyat di Desa Hibun Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau. Pendekatan penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah rekaman cerita rakyat bahasa Dayak Hibun dengan sumber data dari dua orang informan. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan aplikasi Elan dan Toolbox, selanjutnya hasil eksport dari Toolbox dianalisis manual menyesuaikan materi yang ada dalam kaidah morfologi untuk menemukan afiksasi yang ada dalam cerita rakyat bahasa Dayak Hibun. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1)hanya terdapat satu jenis afiksasi yaitu prefik. (2) prefik yang didapatkan dalam penelitian ini ada 9 jenis yaitu: prefik be-, ke-, ko-, n-, ng-, ngo-, ny-, se-, te-. (3) total ka...

MBADAK-NYADEK : SEBAGAI UPAYA PEMEROLEHAN, PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA SASAK

Mbadak -nyadek is a language acquisition and technical efforts that emphasize cultural understanding , mastery of the language and culture society of the west Sasak south island. Sasak community generally use the term " mbadak -nyadek " in the acquisition, preservation of language and local culture . This technique is generally used in the family or in society . This article will explain the concept , design , function and meaning ' mbadak -nyadek ' on the island of Lombok Sasak community in South West. The implication of this study is to establish conservation efforts back technique 'mbadak-nyadek' for empowering the local language , cultural preservation and strengthening of local cultural identity .

Alkisah Mangkus Dan Sangkil: Tergerusnya Bahasa Indonesia Oleh Pengaruh Bahasa Asing

2017

In this international seminar on Language Maintenance and Shift 7 (LAMAS 7 for short), we try to do the new paradigm, that is publishing the proceeding after the seminar was held. The positive aspect of the paradigm is that the presenters of the seminar have opportunity to revise their paper based on the responses of the audience. However, it takes longer time to process the proceeding until it is ready to distribute. Therefore, we apologize for being late.