Penerapan Teknik Mulsa Vertikal Pada Lahan Terdegradasi Dicarita, Provinsi Jawa Barat (original) (raw)

APLIKASI “ROTARY KILN” SEBAGAI TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH B3 DI TELUK JAKARTA

Indonesia memiliki luas lautan mencapai 3,5 juta km2 dan luas daratan mencapai 1,9 juta km2. Ekosistem laut di Indonesia dihuni oleh ribuan spesies ikan dan terumbu karang yang sangat berpotensi untuk menambah devisa negara di bidang pariwisata. Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga akan menerapkan konsep Blue Economy untuk mengoptimalkan eksplorasi laut Indonesia.Persoalan penting yang harus diperhatikan adalah terjaminnya pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang berlangsung secara berkelanjutan. Sebagaimana kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro (Brazilia) tahun 1992.Perkembangan industri di daerah DKI Jakarta dan sekitarnya telah berkembang cukup pesat. Peningkatan jumlah industri ini akan selalu diikuti oleh pertambahan jumlah limbah, baik berupa limbah padat, cair maupun gas. Limbah tersebut mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya (B3) dan masuk ke Teluk Jakarta melalui 13 DAS yang bermuara ke perairan ini. Pada saat ini, terdapat sekitar lima juta jenis bahan kimia yang telah diidentifikasi dan dikenal, 60.000 jenis diantaranya sudah dipergunakan dan ribuan jenis bahan kimia lain, setiap tahun diperdagangkan secara bebas. Dampak tersebut berlawanan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu adanya langkah strategis untuk mengolah limbah B3 agar tidak lagi mencemari perairan Teluk Jakarta dan membahayakan kesehatan manusia. Menyikapi permasalahan di atas, kami menggagas adanya aplikasi “Rotary Kiln” sebagai teknologi pengolaha

Potensi Rumput-Rumputan Untuk Fitoremediasi Lahan Terdegradasi Penambangan Emas

2003

Phytoremediation is defined as a clean up of pollutants primarily mediated by pliotosynthetic plants so its could be used as an alternative technique to overcome contaminated soil and water such an mining ecosystems. These plants have several beneficial characteristics; they have ability to accumulate metals in their shoots and especially high tolerance to heavy metals.Since Indonesia has abundant plant diversity, it is believed that some of them are potential to be used as phytoremediator.This research was carried out to study the potential of three species of grasses in accumulating Pb and Cn. The treatments were arranged on Randomized Complete Block Design (factorial design). The first treatment are species of grass: 1) Cynodon dactylon Pers., 2)Cyperus sp. and 3) Ischaemum timorense Kith.; the second treatment is planting media i.e. 1) tailing soil, 2) soil from wildmining (mining activities run by unexpected miners) and 3) top soil and the third is organic fertilizer: 1) manure...

Mitigasi Lahan Terdegradasi Akibat Penambangan Melalui Revegetasi

Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, 2019

Salah satu dampak negatif dari aktifitas penambangan adalah terjadinya degradasi lahan. Degradasi lahan ditandai dengan menurunnya kondisi fisik, kimia dan biologi. Mitigasi atau upaya pencegahan harus dilakukan agar tidak berlanjut ke kondisi yang lebih parah. Revegetasi adalah langkah yang dapat dilakukan untuk mitigasi lahan terdegradasi tersebut. Keberhasilan revegetasi tergantung pada pemilihan vegetasi yang adaptif dan cepat tumbuh sesuai dengan karakteristik tanah, iklim dan kegiatan pasca penambangan. Selain itu perbaikan kondisi fisik, kimia dan biologi lahan juga ikut menentukan keberhasilan revegetasi. Beberapa jenis tanaman cepat tumbuh (Fast Growing Plant) yang umum digunakan untuk revegetasi adalah sengon laut (Paraserianthes falcataria), akasia (Acasia mangium, Acasia crassicarpa), Lamtoro (Leucaena glauca), turi (Sesbania grandiflora), gamal (Gliricidia sepium). Selain tanaman cepat tumbuh, tanaman lokal juga menjadi pilihan untuk revegetasi. Keberhasilan revegetasi...

Teknik Pengendalian Erosi di Sub-Sub DAS Solo Hulu, Desa Wonoharjo dan Desa Kedungrejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah

2021

Adanya sedimentasi yang terjadi di Waduk Gajah Mungkur membuat kegunaan atau fungsi dari waduk tersebut tidak berjalan optimal. Sedimen di Waduk Gajah Mungkur salah satunya berasal dari sungai yang ada di Sub-Sub DAS Solo Hulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar laju erosi yang diperbolehkan (soil loss tolerance) guna mengetahui metode konservasi apa yang tepat untuk wilayah tersebut agar laju erosi dan sedimentasi dapat diminimalisir. Metode penelitian yang digunakan untuk pendugaan erosi adalah dengan metode tongkat. Metode analisis deskriptif menggunakan data pengukuran lapangan berdasarkan parameter-parameter yang ada pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 47/Permentan/OT.140/10/2006 dan Pedoman penetapan nilai T untuk tanah-tanah di Indonesia metode Thompson (1957). Hasil penelitian, menunjukkan bahwa empat dari lima titik pengamatan erosi memiliki nilai erosi aktual yang jauh diatas nilai erosi yang masih dapat diperbolehkan (lokasi pengamatan 1, 2, 4, dan 5). E...

Pemodelan Bawah Permukaan Bantar Karet, Jawa Barat Menggunakan Metode Gravitasi

JURNAL GEOCELEBES

Gravity method is one of the geophysical methods that is often used to obtain information about the subsurface through differences density of the rocks around it. Gravity anomaly data used in this study is primary data that has been processed data. Data processing is obtained by reducing gravity observation data until complete bouguer anomaly values. The results of the interpretation of the gravity anomaly show that the types of rocks in subsurface of the study area are peridotite, tuff, riolite and basalt. The rock with the highest density is peridotite with a density value of 3.15 gr/cm3. This is due to the intrusion process to forming peridotite and there are two zones boundaries which have very significant density differences.

Rancang Bangun Dan Uji Kinerja Penerapan Teknik Irigasi Tetes Pada Lahan Kering

Jurnal Agrotek Ummat, 2020

Tujuan penelitian ini adalah merancang dan melakukan uji kinerja teknik irigasi tetes pada lahan kering. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan yaitu kemiringan keran 15 0 , 45 0 , dan 90 0 dengan 4 kali ulangan. Sehingga diperoleh 12 unit sampel percobaan. Selanjutnya hasil perancangan dilakukan pengujian debit tetesan, koefisien keseragaman, luasan tanah terbasahi, serta jumlah kebutuhan air selama pertumbuhan vegetatif tanaman tomat. Hasil pengujian berdasarkan nilai debit dan keseragaman tetes menunjukkan bahwa perancangan teknik irigasi tetes sudah sangat baik untuk diterapkan pada lahan kering. Berdasarkan nilai debit diperoleh areal terbasahi dengan lebar pembasahan 25 cm dan kedalaman mencapai 35 cm. Sehingga selama pertumbuhan vegetatif tanaman tomat pada perlakuan 15 0 membutuhkan air sebanyak 10200 ml/hari, 12200 ml/hari pada perlakuan 45 0 , dan 30800 ml/hari pada perlakuan 90 0. Melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman tomat maka dapat disimpulkan bahwa 15 0 merupakan perlakuan terbaik untuk diterapkan pada lahan kering.

Pemetaan Area Prioritas Restorasi Lahan Gambut Terdegradasi Memanfaatkan Database Satelit Sebagai Upaya Minimalisasi Anomali Cuaca dan Iklim

Scientific Paper, 2023

Tren anomali cuaca dan iklim saat ini menunjukkan peningkatan intensitas dan frekuensi kejadian fenomena cuaca ekstrem. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi anomali cuaca dan iklim, di antaranya adalah perubahan iklim global yang disebabkan oleh aktivitas manusia, termasuk emisi gas rumah kaca. Adapun peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada area gambut berperan vital dalam pelepasan emisi karbon secara masif. Lahan gambut yang pada awalnya berperan penting dalam pengikatan karbon, perlahan bertransisi layaknya pisau bermata dua. Fenomena karhutla pada umumnya disebabkan oleh mengeringnya lahan gambut dan surutnya Ground Water Level (GWL) di sepanjang musim kemarau. Perubahan kondisi lahan gambut yang semakin terdegradasi sudah selayaknya menjadi perhatian lebih, guna meminimalisasi pelepasan karbon yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca serta anomali cuaca dan iklim. Oleh karena itu, tim penulis berinisiatif memberikan sebuah solusi dengan pendekatan spasial menggunakan teknologi satelit dengan metode studi literatur, pengolahan data primer, dan penghimpunan data sekunder. Studi literatur yang menjadi dasar tim penulis adalah jurnal-jurnal dan penelitian sebelumnya yang membahas isu terkait. Pengolahan data primer dilakukan dengan mengolah citra pemodelan iklim secara multitemporal untuk menghasilkan analisis tingkat degradasi lahan gambut. Selain itu, digunakan juga data sekunder dari sumber kredibel berupa data batas administrasi Indonesia dan data Kawasan Hidrologis Gambut (KHG). Selanjutnya keseluruhan data diolah dengan memanfaatkan teknologi remote sensing (satelit) dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Keluaran akhir yang dihasilkan berupa Peta Prioritas Restorasi Lahan Gambut di Indonesia. Diharapkan solusi ini dapat berperan sebagai decision support system untuk bahan pertimbangan kebijakan pemerintah dalam penentuan prioritas lokasi rehabilitasi lahan gambut serta sebagai early warning system bagi masyarakat yang bersangkutan agar lebih siap dalam penjagaan dan pelestarian lahan gambut di sekitarnya.

Pemetaan Lahan Berpotensi Untuk Mendukung Usulan Perencanaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Studi Kasus: Provinsi Jawa Barat)

Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 2012

The passing of Law 41, 2009 on the Protection of Sustainable Food based Agricultural Land (PSFAL) is expected to control the pace of agricultural landuse change inparticular fields. This law is still new so that many of its implementation have not been realized, including the planning and establishment of regions, prime land and reserve land. West Java Province is the provinces second-largest contributor to the national rice with large area of rice paddy field. Spatial analysis can be used to determine the potential of sustainable food based agricultural in province based on data and supporting information. The purposes of this study were (1) to collect data and information for identifying potential sustainable food farming land, (2) to identify potential food based agricultural land at the provincial and district levels, and (3) to develop data and information of potential sites to be proposed as the sustainable food agricultural region, prime food agricultural land and reserve food agricultural land at the provincial and district levels. The results showed that the main factor indeciding of sustainable food agricultural area is the availability of land. Attheprovincial level, the results show that more general planning area proposed, including assemblage of some small regions, and indication of prime and reserve land. The proposed planning at the provincial level is a reference in the preparation of the proposed planning district, with more detail data for regions, prime and reserve land along with prediction size of area. At district level, the implementation of the PSFAL should be integrated with community participation.

Pendugaan Erosi DI Lahan Kering Dengan Metode Usle DI Sub Sub Das Dengkeng Kecamatan Bulu Dan Weru Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah

JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal), 2021

Erosi tanah merupakan proses penghancuran, pengikisan, pengangkutan, atau penyimpanan tanah dari materi eksternal, yaitu hujan. Erosi mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan hilangnya top soil sebagai lapisan tanah yang subur untuk media tumbuh tanaman dan berkembangnya akar. Budidaya tanaman di daerah yang berbukit-bukit memiliki beberapa masalah seperti lereng yang relatif curam, kepekaan tanah terhadap erosi dan curah hujan yang tinggi. Pada daerah aliran sungai, erosi dapat mengakibatkan pendangkalan badan sungai karena sedimen tanah yang menumpuk. Tujuan penelitian ini untuk menetapkan besarnya potensi erosi yang ada dan peta penyebaran erosi. Penelitian dilaksanakan di sub-sub DAS Dengkeng Kecamatan Bulu dan Weru, Kabupaten Sukoharjo seluas 288 ha. Titik sampel ditentukan dengan metode purposive sampling dari hasil tumpangsusun peta kemiringan lereng dan tataguna lahan. Parameter penelitian ini adalah nilai erosivitas hujan, bahan organik, tekstur, struktur, permeabilitas ...

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI KESUBURAN TANAH

Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman atau keadaan tanah yang mengandung berbagai unsur hara yang efisiensi bagi pertumbuhan tanaman.Unsur hara yang diperlukan tanaman tidak seluruhnya dapat dipenuhi dari dalam tanah. Oleh karena itu perlu penambahan dari luar biasanya dalam bentuk pupuk yaitu digunakan untuk mendorong pertumbuhan sel-sel baru dalam pembentukan daun, akar, batang serta dalam pembentukan polong (biji). Perlakuan pupuk pada tanaman 1) : tanpa perlakuan, 2): NPK, 3): N dan 4): K. Tujuannya untuk mempelajari pertumbuhan tanaman dengan pemberian pupuk, peran air terhadap pertumbuhan dan perbandingan dengan tanaman lainnya.