Analisa Kelayakan Capital Budgeting Jaringan Backbone Kabel Serat Optik Palapa Ring (Studi Kasus: Palapa Ring Barat (original) (raw)

Analisis Redaman Serat Optik Terhadap Performansi Skso Menggunakan Metode Link Power Budget (Studi Kasus Pada Link Padang-Bukittinggi DI Pt. Telkom Padang)

Voteknika, 2014

Based on the survey data of optical fiber service, the communication network uses optical fiber transmission medium is not maximal yet, because there are some errors in the network, such as the percentage of Network Post Dialing Delay in system is 97.5%, that means there is 2.5% of error a delay occurs in the network when making a call. This research was conducted by analyzing the fiber attenuation of fiber-optic communication systems performance on the link Padang-Bukittinggi in PT. Telkom Padang, SKSO division which uses single mode fiber optic cable types G655. Instrument in this study is the Power Meter and OTDR JDSU MTS-6000 type. Link Power Budget method is used to determine the performance of optical fiber communication systems caused by attenuation based on the value of the received power output. Obtained results on the link Padang-Bukittinggi highest attenuation occurs in core 5 with 26.7226 dB attenuation value and cable length 115 016 km, and in core 7 with 26.1812 dB and cable length 94 462 km. This value is still below of PT. Telkom standard with 28.10352 dB for core 5. While the attenuation value at 7 cores exceeds standard attenuation values, with 24.18186 dB, so the performance of the core is declared bad and needs to be evaluated. From optical fiber attenuation value, result of the link power budget analysis is obtained from the calculation of the value of Rx is smaller when compared with-27 dBm the value of Rx sensitivity, it can be said the performance of optical fiber communication systems on the link in the normal state and can be used to operate because the power output can be accepted by the receiver in the device.

ANALISIS KINERJA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE POWER LINK BUDGET DAN RISE TIME BUDGET PADA PT.TELKOM ( Studi Kasus Link Batusangkar – Lintau )

Voteteknika (Vocational Teknik Elektronika dan Informatika), 2018

This study aims to analyze the performance of a fiber optic communication system to link Batusanggkar – Lintau PT.Telkom. The tools used are the OTDR and optical power meter. Type of optical fiber used is an optical fiber with G.655. Core optical fiber studied as much as 8 cores. The average attenuation of each core generated based on the OTDR is 0.22139 dB/km, while the average attenuation measurements of each core based power meter that is 0.236075 dB/km. Average attenuation OTDR and power meter still below the values ​​calculated in reference to the ITU-T standard is 0.285448 dB/km. Results of power link budget calculations on each core with a cable length of 34,665 km with total average attenuation of each core 9.84019 dB and output power received is -8.51019 dBm receiver, then the value of the link power budget calculations compared with Rx transmitting device sensitivity (-27 dBm = 0.002 mW), where the value of the calculation is smaller than the Rx sensitivity. It can be conc...

Analisis Kelayakan Investasi dengan Capital Budgeting pada proyek Tarakan-Tanjung Selor (Studi kasus pada PT. Telkom, Tbk Bandung)”Analisis Kelayakan Investasi Payback Period Nominal NPV Nominal

PT. Telkom as the largest telecommunication company in Indonesia, continues to make investments to develop the company and serve the growing needs of customers and aim to benefit. This study aims to determine the feasibility of an investment plan that will be implemented by PT. Telkom. The investment plan is in the form of development projects in -Cape counselor is expanding network. With a total investment of Rp. 111 669 183 000 from their own capital with an interest rate of 18%. In 2011. capital budgeting is a process where a company analyzing projects and deciding which projects will be incorporated into the capital budget. Type of research is descriptive research and the research will be conducted qualitative analysis to analyze the problem. While the data in the form of quantitative data (numbers). Investment appraisal to project-Tanjung Selor Tarakan using capital budgeting techniques that use to determine whether it is feasible or not a proposed investment. With the analysis tools payback period, net present value, and internal rate of return. Three analysis tools are also used by PT. Telkom to measure whether or not the project. From the analysis and project plan Tarakan -Cape Selor. Retrieved payback period for 3 years and 7 months of the target PT. Telkom is 10 years, the net present value of Rp. 38,620,912,000 of targets specified PT. Telkom a positive result, the internal rate of return of 27.24% from 18% in the target by PT. Telkom. This indicated that the project financially Tarakan investment plans -Cape Selor feasible. Keywords: Investment Feasibility Analysis, Capital Budgeting, payback period, net present value, and internal rate of return Abstrak PT. Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, terus menerus melakukan investasi untuk mengembangkan perusahaannya dan melayani kebutuhan pelanggan yang semakin berkembang dan bertujuan mendapatkan keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari rencana investasi yang akan dilaksanakan PT. Telkom. Rencana investasi ini berupa pembangunan proyek di Tarakan -Tanjung selor yaitu memperluas jaringan network. Dengan total investasi sebesar Rp. 111.669.183.000 yang berasal dari modal sendiri dengan tingkat bunga sebesar 18%. Pada tahun 2011. capital budgeting adalah suatu proses dimana perusahaan menganalisis proyek dan memutuskan proyek mana yang akan dimasukan ke dalam anggaran modalnya. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dan penelitian ini akan dilakukan analisis secara kualitatif untuk menganalisis permasalahan yang terjadi. Sedangkan datanya berbentuk data kuantitatif (angka). Penilaian kelayakan investasi pada proyek Tarakan -Tanjung Selor ini menggunakan teknik capital budgeting yang penggunaannya untuk mengetahui apakah layak atau tidak suatu Kas bersih tahun 1 Rp. 30,295,195 Rp. 81,373,988 Kas bersih tahun 2 Rp. 31,334,727 Rp. 50,039,261 Kas bersih tahun 3 Rp. 31,829,618 Rp. 18,209,643

Analisis Redamanterhadap Performancedense Wavelength Division Multiplexing (DWDM)Pada Sistem Komunikasi Serat Optikdengan Metode Link Power Budget DI Pt. Telkom Padang (Studi Kasus Link Padang – Lubuk Basung)

Voteteknika (Vocational Teknik Elektronika dan Informatika), 2015

The research was conducted by analyzing the optical fiber attenuation of the DWDM performance in terms of power received on optical fiber communication systems link Padang-Lubuk cone in PT. Telkom Padang. Optical fiber has a very small damping. Therefore optical fibers become the primary choice in telecommunications networks. To improve the transmission quality is better then the use of DWDM technology, DWDM technology is a method to insert a number of channels were transmitted in a single optical fiber. Instruments in this study is the Power Meter and OTDR JDSU MTS-2000 type, the type of cable used G.655 Single Mode type. Link Power Budget method is used to determine the performance of DWDM caused by attenuation based on the value of the received power output receiver. On the link Padang - Lubuk cone highest attenuation occurs in core 1 of 29.742dB with 100.035 km cable lengths, and the core 10 of 31.8 dB with 119.998 km cablelengths. Based on the large fault or attenuation/km core...

Analisa Pengembangan Bisnis Dengan Memanfaatkan Jaringan Palapa Ring Studi Kasus PT Moratelindo

Untuk bisa memiliki infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia yang menyeluruh dan bisa dinikmati oleh seluruh warga negara Indonesia dibutuhkan bantuan dari Pemerintah Pusat untuk bisa memberikan trigger pembangunan skala nasional yang kini dikenal dengan sebutan Palapa Ring. PT. Moratelindo dalam hal ini sebagai salah satu perusahaan infrastruktur telekomunikasi yang ada di Indonesia dan juga sebagai salah satu yang mensupport pengerjaan dari Palapa Ring khususnya area Barat dan Timur harusnya bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan bisnis dari PT. Moaretlindo itu sendiri juga. Salah satunya dengan menggunakan analisa SWOT harusnya bisa dilihat dan menjadi dasar strategi-strategi yang akan dijalankan oleh PT. Moratelindo untuk bisa memanfaatkan jaringan Palapa Ring khususnya Barat dan Timur untuk bisa menjadikan PT. Moratelindo menjadi salah satu perusahaan infrastruktur telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan cakupan layanan yang luas.. Keywords: Palapa, Ring, BAKTI, Kominfo, PRB, PTT, Moratelindo

Perencanaan Optical Amplifier Pada Jaringan Palapa Ring Untuk Link Ambon (maluku) - Sorong (papua)

2017

Dalam menjadikan seluruh masyarakat Indonesia yang cepat mengetahui segala informasi, pemerintah melakukan kerja sama dengan beberapa perusahaan telekomunikasi menggelar mega-proyek serat optik bawah laut yang dinamakan Palapa Ring. Jaringan inilah yang akan menghubungkan Ambon - Sorong yang dapat terkoneksi dengan jaringan tersebut agar masalah ketinggalan informasi tidak terjadi lagi . Pada penelitian ini dilakukan penempatan optical amplifier dan analisis link power budget dan bit error rate dengan menggunakan beberapa skema. Skema 1 ROA (Raman Optical Amplifier) ditempatkan pada jarak 128 km dari titik labuh di Ambon dan sorong. Sedangkan antar ROA diberi jarak 127 km. Di skema 2 jarak ROA nya menggunakan jarak maksimal sistem tanpa mengunakan penguat yaitu 128 km. Pada skema 3 ini penempatan ROA nya berbeda dengan skema 2. Hal ini bertujuan untuk mengurangi redaman yang dihasilkan oleh splice antar perangkat dengan jarak 100 km antar ROA. Hasil dari penelitian ini pada skema 1 ...

Dampak Proyek Palapa Ring terhadap Penurunan Kadar Kesenjangan Digital di Indonesia

As a country consists of more than 17.000 islands, Indonesia is a huge market of information and communication technology (ICT) industry. On the other hands, this comparative advantage as a consumer of ICT creates a digital divide, in a term of informational society. A divided phenomenon that could grew by the society as one society monopolize the source of information on and the other society received lack of information. This phenomenon in Indonesia mostly a response to the economical gap that technically means, " how peoples accessed and bought ICT devices " as a globalization's irony. " Western Indonesia " and "eastern Indonesia" has long become a common term in dividing the country in the category of community economy. Consequently, there is unbalance reception and dissemination of information between the two regions. Conversely community east region became victims of the gap formed by the monopoly of information by the western region of Indonesia. Therefore, the Government through the Ministry of Communication and Information (Kemenkominfo) develop the Palapa Ring project, which will be built submarine cable network and also on land as the equitable distribution of infrastructure for information exchange. So the impact on the digital divide in Indonesia can be significantly reduced. Then we get that the Palapa Ring project initiated by the government have a positive impact on society, including facilitated access to data and information that is fast, cheap, and easy. Abstrak: Sebagai negara yang terdiri atas lebih dari 17.000 pulau, Indonesia merupakan pasar dari produsen teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Di satu sisi, keunggulan komparatif sebagai konsumen TIK ini terdapat kesenjangan yang mana dalam istilah kajian masyarakat informasi disebut sebagai digital divide, atau kesenjangan digital. Sebuah kesenjangan yang timbul antar masyarakat informasi yang mana ada kelompok yang memonopoli dan sebaliknya ada masyarakat yang justru kekurangan akses informasi. Fenomena kesenjangan digital berawal dari keterbatasan kemampuan masyarakat untuk mengakses dan membeli perangkat TIK adalah sebuah ironi globalisasi. " Kawasan Indonesia barat " dan " kawasan Indonesia timur " sudah lama menjadi istilah umum dalam membagi negara dalam kategori perekonomian masyarakatnya. Akibatnya, terjadi tidak seimbangnya penerimaan dan penyebarluasan informasi antara kedua kawasan. Sebaliknya masyarakat kawasan timur menjadi korban dari kesenjangan yang terbentuk oleh monopoli informasi oleh kawasan barat Indonesia. Oleh karena itu Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) mengembangkan Proyek Palapa Ring, yang mana nantinya akan dibangun jaringan kabel bawah laut dan juga di darat sebagai pemerataan infrastruktur penunjang pertukaran informasi. Sehingga dampak terhadap kesenjangan digital di Indonesia dapat dikurangi secara signifikan. Sehingga didapatkan bahwa proyek Palapa Ring yang digagas oleh pemerintah memiliki dampak positif bagi masyarakat melalui akses data dan informasi yang cepat, murah, dan mudah.

Analisis Penyambungan Kabel Fiber Optik Akses dengan Kabel Fiber Optik Backbone pada Indosat Area Jabodetabek

MULTINETICS, 2017

Abstrak-Fiber optik (FO) adalah kabel berbahan serat optik yang menggunakan cahaya sebagai media transmisinya untuk mengirim data. FO terkenal akan kecepatannya dalam mentransmisikan data. S elain itu, FO memiliki bandwidth yang besar dan redaman yang kecil. Sehingga tidak heran ji ka FO sering menjadi unggulan oleh banyak provider, salah satunya Indosat. Dari semua kuntungan yang didapat dari FO terdapat beberapa kendala dan juga kekurangan dalam penggunaan FO. S alah satunya adalah kabel FO lebih rapuh dari jenis media transmisi yang lain, sehingga membuat redaman FO menjadi tinggi. Banyak faktor yang menyebabkan kabel FO memiliki redaman tinggi. Dan masalah yang sering ditemui diantaranya adalah kabel tertekuk (bending), disusul port dan konektor yang kurang bagus atau kotor, lalu sambungan FO yang kurang bagus. Untuk masalah sambungan yang kurang bagus, hal ini biasa terjadi pada proses pembuatan jalur baru atau penyambungan kabel FO backbone. Maka dari itu, untuk mencegah hal tersebut ada beberapa cara yang perlu dilakukan. Kata Kunci: fiber optik, penyambungan fo backbone, pengukuran redaman kabel fo.

PERANCANGAN JARINGAN BACKBONE DENGAN VLAN DAN PROTOKOL ROUTING EIGRP PADA PLN CABANG PALEMBANG SKRIPSI

PERANCANGAN JARINGAN BACKBONE DENGAN VLAN DAN PROTOKOL ROUTING EIGRP PADA PLN CABANG PALEMBANG ABSTRAK Perkembangan teknologi telekomunikasi menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan fasilitas komunikasi. Sekarang ini manusia telah mampu melakukan komunikasi tanpa harus tergantung pada waktu dan tempat. Hal ini bisa terwujud berkat ditemukannya teknologi komunikasi. Sebuah perusahaan membutuhkan sebuah jaringan untuk dapat menghubungkan beberapa kantor yang mereka miliki. Untuk dapat berhubungan antar kantor tersebut maka dibutuhkan jaringan sesuai dengan kebutuhan layanan yang akan dibuat pada jaringan tersebut. Adapun pada penulisan skripsi kali ini, yang dirancang merupakan jaringan yang akan mengakomodir 4 buah layanan yaitu layanan video conferencing, IP VPN, IP telepon, serta internet. Sedangkan yang dijadikan backbone adalah layanan IP VPN. Layanan ini akan diwakili dengan perancangan backbone itu sendiri yang dibagikan menjadi 2 buah layanan pada tingkatan yang ada pada OSI layer. Layanan yang diwakili oleh layer 2 dibuat dengan backbone yang tersusun atas beberapa switch, sedangkan layer 3 disusun oleh router. Untuk membuat sebuah jaringan maka dibutuhkan beberapa metode, yaitu PDIOO, yaitu singkatan dari Plan-Design-Implementation-Operation-Optimization. Langkah-langkah ini merupakan rekomendasi dari Cisco. Langkahlangkah inilah yang nantinya yang menjadi dasar untuk perancangan jaringan. Adapun perancangan ini dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Packet Tracer. Perangkat lunak ini akan mensimulasikan VLAN dan EIGRP tersebut dan untuk kemudian dapat diuji. ABSTRACT Development of telecommunication technology shows the big increasement and along with the increasement of human need to communicate between each other. Rigth now, people can communicate each other without limitation of place and time. This term can be done by invention of communication technology.