Pengaruh Ukuran Kerang Mutiara (Pinctada maxima) Terhadap Insersi Inti Mutiara Pada Perairan Kecamatan Kupang Barat (original) (raw)

Pengaruh Kepadatan Spat Kerang Mutiara (Pinctada Maxima) Dengan Metode Longline Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup

Jurnal Biologi Tropis, 2019

Abstrak : Penelitian kepadatan spat kerang mutiara yang dipelihara di alam perlu terus dilakukan karena belum ada patokan tingkat kepadatan yang sesuai untuk usaha komersial. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui pengaruh kepadatan terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup spat kerang mutiara (Pinctada maxima). Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan, yakni perlakuan A (60 ind/poket), B (75 ind/poket), C (90 ind/poket), D (105 ind/poket), dan perlakuan E (120 ind/poket). Ukuran spat yang digunakan rata-rata 1 cm pada poket (keranjang pemeliharaan) 45x60 cm2. Hasil penelitian selama 45 hari menunjukan bahwa pertumbuhan pada semua perlakuan tidak berbeda nyata, namun pertumbuhan terbaik dengan nilai 0,70 cm untuk pertumbuhan mutlak dan 0,69% untuk laju pertumbuhan harian dimiliki oleh kepadatan yang rendah yakni 60 ind/poket, disusul oleh perlakuan lainnya seperti perlakuan B,C,D, dan E. Hasil...

Perkembangan Mutiara Mabé Pada Pinctada Margaritifera DI Perairan Arakan, Sulawesi Utara

JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS

Pinctada margaritifera adalah spesies kerang mutiara yang umumnya menghasilkan mutiara berwarna hitam sehingga dikenal sebagai mutiara hitam. Di Sulawesi Utara, spesies ini banyak menempati daerah laguna di perairan Arakan, Kabupaten Minahasa Selatan. Salah satu jenis mutiara yang bisa diproduksi dari spesies kerang ini adalah mutiara jenis mabé. Namun, kajian ilmiah tentang struktur dan senyawa mutiara yang dihasilkan dari kerang P. margaritifera yang berasal dari perairan Arakan belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketebalan lapisan mutiara jenis mabé berdasarkan pertambahan waktu dan mendeskripsikan bentuk struktur pada lapisan mutiara jenis mabé berdasarkan pertambahan waktu. Penelitian ini dilakukan selama tujuh bulan dengan tiga kali masa sampling yaitu pada bulan kedua, keenam dan ketujuh. Pada bulan awal dilakukan penyisipan/penempelan inti mutiara setengah bulat berbahan plastik pada dinding bagian dalam dari cangkang kerang P. ...

Pembenihan Tiram Mutiara Pinctada maxima Metode Donor Sperma dan Thermal shock Di Balai Budidaya Laut Lombok, Nusa Tenggara Barat

2009

Balai Budidaya Laut Lombok merupakan yang menjadikan pembenihan tiram mutiara sebagai salah satu kegiatan pokok. Hal inilah yang menjadi dasar dilakukannya praktek lapangan pembenihan tiram mutiara di lokasi tersebut. Kegiatan bertujuan agar mahasiswa mampu memperoleh pengetahuan teknis maupun non teknis pembenihan tiram mutiara serta melatih kemampuan memecahkan permasalahan yang ada saat itu. Praktek lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 03 Juli-20 Agustus 2008. Kegiatan meliputi 3 pendekatan yaitu mengikuti secara langsung, wawancara dan studi literatur mengenai kegiatan pembenihan tiram mutiara. Hasil pengamatan menunjukan bahwa pada 13 ekor induk dengan ukuran panjang engsel berkisar antara 12-15,1 cm dengan tinggi normal antara 15,7-21,3 cm menghasilkan larva dengan Survival Rate (SR) yang terus menurun di setiap perkembangan fase larvanya yaitu dari D-Shape dengan SR 95,8% sebanyak 19.542.000 ekor hingga spat 1,74% sebanyak 354.375 ekor. Data diolah secara deskriptif melalui metode sampling. Dengan demikian praktek lapangan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan baik teknis maupun non teknis mengenai pembenihan tiram mutiara.

Pertumbuhan Tiram Mutiara (Pinctada maxima)pasta Kepadatan Berbeda

Tiram mutiara (Pinctada maxima) merupakan salah satu sumber daya laut yang berpotensi ekonomi tinggi tetapi persediaannya dari alam tidak sebanding dengan pesatnya kebutuhan pasar untuk produk ini, sehingga populasi tiram mutiara makin menipis dan harganya pun terus meningkat. Permasalahan tersebut dapat ditanggulangi dengan usaha budidaya dan padat penebaran adalah satu faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan usaha budidaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan tiram mutiara pada kepadatan yang berbeda serta lokasi budidaya yang paling baik. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus-Oktober

Pengaruh Laju Pergantian Air Terhadap Perkembangan dan Kelangsungan Hidup Larva Kerang Mutiara (Pinctada maxima) pada Skala Laboratorium

Media akuatika : jurnal ilmiah jurusan budidaya perairan, 2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pergantian air yang optimal pada sistem sirkulasi air terhadap perkembangan dan kelangsungan hidup larva kerang mutiara (P. maxima) yang dipelihara pada skala laboratorium. Penelitian didesain dengan metode rancangan acak lengkap yang terdiri atas empat perlakuan dengan tiga ulangan, yaitu : K (kontrol), A (200 ml/menit), B (400 ml/menit), dan C (600 ml/menit). Hewan uji larva P. maxima stadia D-veliger ukuran 90 µm×70 µm, yang dipelihara selama 45 hari dengan kepadatan 2000 larva per wadah pemeliharaan. Parameter yang diukur antara lain: tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, kecepatan metamorfosis stadia, dan parameter kualitas air. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan 600 ml/menit yaitu 11,83%±0,20. Pertumbuhan mutlak AP dan DV tertinggi pada perlakuan 600 ml/menit dengan perolehan masing-masing hasil yaitu 1565µm±23,35 dan 1199µm±28,10. Hasil laju pertumbuhan spesifik AP dan DV tertinggi diperoleh perlakuan 600 ml/menit yaitu 6,93%±0,03 dan 6,90%±0,05. Kecepatan perkembangan stadia dari stadia D-veliger-Pediveliger tercepat, diperoleh perlakuan 200 ml/menit, dengan perolehan waktu metamorfosis 24 hari 21 jam. Hasil ANOVA menunjukan bahwa tidak ada pengaruh nyata untuk setiap parameter yang diukur. Penelitian ini menyimpulkan bahwa laju pergantian air sebesar 200-600 ml/menit dapat meningkatkan perkembangan dan kelangsungan hidup larva kerang mutiara (P. maxima) yang dipelihara pada skala laboratorium.

Kajian Komposisi Fitoplankton Dan Hubungannya Dengan Lokasi Budidaya Kerang Mutiara (Pinctada Maxima) Di Perairan Sekotong, Nusa Tenggara Barat

Jurnal Sains Dan Seni Its, 2014

Abstrak-Salah satu potensi perairan Indonesia adalah usaha budidaya tiram mutiara khususnya di wilayah perairan NTB. Jenis tiram mutiara yang umum dibudidayakan dari spesies Pinctada maxima. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha budidaya tiram mutiara salah satunya adalah pemilihan lokasi yang tepat. Lokasi yang baik harus memiliki kesuburan perairan yang baik dan didukung parameter fisik yang sesuai baku mutu untuk biota laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis komposisi fitoplankton (parameter biologi) dan melihat hubungannya dengan kualitas perairan di Sekotong, NTB serta mengkaitkannya dengan kondisi perairan Sekotong, NTB apakah baik dijadikan sebagai lokasi budidaya tiram mutiara dengan melihat tingkat produktifitas hasil panen kerang mutiara dari budidaya yang dilakukan di perairan Sekotong. Hasil penelitian menunjukkan perairan Sekotong, NTB memenuhi syarat sebagai lokasi yang baik untuk budidaya tiram mutiara dilihat dari parameter fisik-kimia perairan dan kesuburan perairan. Semua faktor acuan yang digunakan berada pada kisaran baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tiram mutiara.

Dampak Pariwisata Bahari Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida, Bali

Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan, 2019

Wilayah Perairan Nusa Penida memiliki luas 20.057 ha dengan tingkat keanekaragaman hayati pesisir dan laut yang tinggi serta merupakan sumber mata pencaharian masyarakat setempat terutama dari perikanan dan pariwisata bahari. Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang cukup potensial serta memiliki keindahan alam yang unik sehingga menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung. Namun sekarang menghadapi beberapa ancaman yang cukup serius. Selain kerusakan alami, kerusakan ekosistem terumbu karang juga disebabkan akibat adanya aktivitas manusia. Pengambilan data telah dilakukan pada bulan November 2017. Penelitian bertujuan untuk mengkaji dampak pariwisata bahari terhadap keberadaan ekosistem terumbu karang: menganalisis luasan tutupan terumbu karang, kelimpahan dan biomas ikan. Metode penelitian observasi lapangan dilanjutkan wawancara dengan responden melalui Focus Group Discussion. Data lain yang dikumpulkan diperoleh dengan studi pustaka, dan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) kawasan konservasi, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisi dan Laut (BPSPL). Pariwisata bahari di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida berdampak pada penurunan luasan tutupan karang keras sebesar 4,0%. Demikian juga persentase penutupan karang hidup relatif mengalami penurunan sebesar 2,7%. Namun kepadatan rata-rata ikan karang per hektar mengalami peningkatan dari 1253,6 menjadi 2813,7 individu.ha-1 , demikian juga biomasnya rata-rata mengalami peningkatan dari 347,2 kg.ha-1 menjadi 468,1 kg.ha-1 .

Kondisi Arus Musim Barat di Perairan Pantai Kijing Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat

Jurnal Laut Khatulistiwa

Model Hidrodinamika Resources Management Associates- 2 (RMA-2) diaplikasikan untuk mempelajari kondisi arus di perairan pantai Kijing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana kondisi arus pada kondisi puncak musim barat. Masukan model adalah data elevasi pasang surut yang diberikan pada bagian batas model, data batimetri perairan serta data angin. Verifikasi model dilakukan dengan membandingkan hasil model terhadap pengukuran di lapangan yang diperoleh nilai Root Mean Square Error (RMSE) elevasi 0,192 dan arus 0,019. Nilai RMSE untuk elevasi menunjukkan perkiraan yang sesuai dengan data pengukuran, sedangkan pada kecepatan arus hasil model memiliki perkiraan yang lebih kecil dari data pengukuran. Berdasarkan hasil simulasi model, elevasi muka air laut terendah dan tertinggi pada musim barat sebesar -0,7105 dibawah tinggi muka air laut rata-rata dan 0,9306 m diatas tinggi muka air laut rata-rata. Kecepatan dan arah arus saat surut menuju pasang berkisar antara 0,004 s.d...

Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Mutiara (Pinctada Maxima) Sebagai Sumber Hidroksiapatit

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi

Pearl shells (pinctada maxima) are the superior commodities in West Nusa Tenggara Province. The shellfish is utilized as a producer of pearls while the waste of pearl shells has not been widely used by the community. Main composition of fhe pearl shells is calcium. CaO content was tested using AAS and obtained CaO in shells as much as 52.23%. CaO is used as a source of hydroxyapatite (HAp). Shellfish powder is synthesized with H3PO4 compound. Synthesis is conducted by precipitation method. Synthesis results were analyzed utilizing XRD and FTIR. From the examination, HAp compounds were identified. Group of PO43, CO32, and OH are constituent groups of HAp compounds. Moreover, another calcium phosphate is formed namely TCP. This HAp compound has a maximum crystallinity of 78.33% at an angle of 77.18 °. The smallest HAp particle size at an angle of 31.92 ° is 1.4 μm. The degree of high crystallinity is influenced by high intensity and a wide FWHM. Meanwhile, the small molecule size is ...