ANALISA UNDER VOLTAGE LOAD SHEDDING PADA SAAT TERJADI GANGGUAN BEBAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV PT. PLN UPJ GEDANGAN MENGGUNAKAN PSO ALGORITHM (original) (raw)

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT. PLN UPJ SLAWI

Power distribution network is the part of electrical power system close to the customer or load side than the transmission network. To be better the electrical power system giving the electrical power supply to the customer, load balance must be achieved in each load points. Keseimbangan beban dapat tercapai jika tegangan yang dihasilkan dapat mensuplai beban secara penuh dari masing-masing titik beban maka sistem juga menjadi lebih baik dalam pemenuhan kebutuhan listrik. The load balance is important issue to decrease the voltage drop or power losses that can be occured in distribution line, so the information about load characteristics in each phases (R, S, and T) in some network area must be observed certain time.

ANALISIS SISTEM JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kV DI KAWASAN INDUSTRI KELAPA SAWIT PT. BUMITAMA GUNAJAYA AGRO

Jurnal Darma Agung

Penelitian ini menganalisis perbaikan jaringan distribusi listrik PT. BGA, dikarenakan terjadi jatuh tegangan pada jaringan listrik existing sampai -20 % dan rencana peningkatan beban listik dari 118,6 kW menjadi 334,35 kW dalam bentuk model dan simulasi. Metode perbaikan yaitu membuat konspigurasi sistem jaringan distribusi listrik baru dan menganalisis aliran daya dengan ETAP . Hasil perbaikan dengan mengupgrading sistem tegangan distribusi menjadi 20 kV, pendistribusian beban listrik di buat menjadi empat kluster yaitu, cluster A, B, C dan D, upgrading transformator step up menjadi 500 kVA, transformator step down cluster A 200 kVA, cluster B dan C 125 kVA, cluster D 160 kVA, jaringan kabel distribusi primer menggunakan jenis AAAC (3x70 mm)2, jaringan distribusi sekunder masing-masing cluster menggunakan jenis NFA2X-T (3x70+1x50 mm)2 dan Saluran sambungan rumah menggunakan kabel jenis NFA2X (4x10 mm2 , 4x16 mm2 dan 4x25 mm)2. Hasil analisis aliran daya dengan ETAP, setelah di...

TRAFO DISTRIBUSI PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20kV di PT PLN (Persero) UPJ SEMARANG SELATAN

Sistem distribusi dibedakan atas jaringan distribusi primer dan sekunder. Jaringan distribusi primer adalah jaringan dari trafo gardu induk (GI) ke gardu distribusi, sedangkan sekunder adalah jaringan saluran dari trafo gardu ditribusi hingga konsumen atau beban. Jaringan distribusi primer lebih dikenal dengan jaringan tegangan menengah (JTM 20kV) sedangkan distribusi sekunder adalah jaringan tegangan rendah ( JTR 220/380V ). Jaringan distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang terdekat dengan pelanggan atau beban dibanding dengan jaringan transmisi.

PENGENDALIAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM SCADA

In Indonesia, especially at PT PLN (Persero), SCADA has been known and started to be implemented in the control of electric power systems since the early 1980s in many other countries that are more advanced, SCADA application is growing in line with the development of computer technology and telecommunications. By the time the development is not as sophisticated SCADA now, there are thought to facilitate maneuvers on a system that is simple to use SCADA network we can supply additional power or power outage easily do so overloaded that did not happen. After implementing a SCADA system occurred saving time for 2906 minutes or 48.44 hours, and the frequency of outages 4 times less than that before implementing the SCADA system. This means that the reliability index SAIDI and SAIFI much better at the moment after the implementation of the SCADA system. Abstrak : Di Indonesia khususnya di PT.PLN (Persero), SCADA telah dikenal dan mulai diimplementasikan dalam pengendalian sistem tenaga listrik sejak awal tahun 1980. Di berbagai negara lain yang sudah lebih maju, penerapan SCADA semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi. Pada saat perkembangan SCADA belum secanggih sekarang, ada pemikiran untuk mempermudah manuver yaitu pada sistem jaringan sederhana dengan menggunakan SCADA kita dapat menyuplai daya tambahan atau melakukan pemadaman listrik dengan mudah agar kelebihan beban tersebut tidak terjadi. Setelah mengimplementasikan sistem SCADA terjadi penghematan waktu sebesar 2906 menit atau 48,44 jam, dan frekuensi padamnya 4 kali lebih sedikit dibandingkan dengan sebelum mengimplementasikan sistem SCADA. Ini artinya indeks keandalan SAIDI dan SAIFI jauh lebih baik pada saat setelah mengimplementasikan sistem SCADA.

EVALUASI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kV PADA FEEDER 7 PERANAP PT. PLN PERSERO RAYON TALUK KUANTAN

Prosiding Seminar Nasional Pakar, 2020

Dalam penyaluran tenaga listrik dari sumber tenaga listrik ke konsumen yang letaknya berjauhan, selalu terdapat kerugian. Kerugian tersebut dapat berupa rugi-rugi daya dan susut tegangan. Mayoritas dari rugi-rugi daya dan susut tegangan pada sistem distribusi merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan konsumen. Sebagian konsumen menggunakan tenaga listrik untuk beban-beban yang bersifat induktif. Hal ini berakibat kebutuhan daya reaktif meningkat. Selain itu akan menyebabkan membesarnya rugi-rugi daya dan penyulang (feeder) yang memilikil tegangan dibawah standar yang diijinkan. Untuk itu diperlukan analisis aliran daya. Penelitian ini menggunakan metode Gauss-Seidel dan program aplikasi ETAP 12.6, pada saluran distribusi 20 kV Penyulang 7 Peranap PT. PLN (Persero) Rayon Taluk Kuantan. Untuk mengurangi susut tegangan dan rugi daya pada saluran distribusi, dilakukan penambahan kapasitor. Penambahan dua unit kapasitor Bank dengan kapasitas 1.200 kVAr, menghasilkan kenaikan tegangan di ujung saluran utama transformator dari tegangan awal 15,5 kV menjadi 20,357 kV.

Analisis Jatuh Tegangan Jaringan Distribusi 20 KV Pada Penyulang CPK (Cigereleng Palasari Kuning) Pt. PLN (Persero) UP3 Bandung

2019

Analisis jatuh tegangan dan penanganan jaringan distribusi 20 kV pada PT. PLN (Persero) UP3 Bandung melewati berbagai tahap penelitian. Tahap penelitian tersebut antara lain: 1. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teorema-teorema yang mendukung dalam pemecahan masalah yang diteliti. Teorema-teorema tersebut didapat baik dari jurnal ilmiah, hasil penelitian sebelumnya, maupun dari buku-buku referensi yang mendukung penelitian ini. Selain itu, studi literatur pun dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diinginkan. 2. Observasi, yaitu mengumpulkan data-data yang yang diperlukan untuk penelitian yang didapatkan dari lapangan. Datadata tersebut didapat dari hasil survey yang dilakukan di PT. PLN (Persero) Area Bandung. 3. Diskusi, yaitu melakukan konsultasi dan bimbingan dengan dosen, pembimbing di PT. PLN (Persero) Area Bandung dan pihak-pihak lain yang dapat membantu terlaksananya penelitian ini. 4. Melakukan simulasi menggunakan ETAP 12.6 dan melakukan perhitungan manual sebagai perbandingan. 5. Analisa Hasil, bertujuan untuk mengamati hasil simulasi apakah sistem itu berjalan atau tidak. Selain itu juga untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi jatuh tegangan sehingga dapat diminimalisir dan didapatkan solusi untuk meningkatkan keandalan pada sistem distribusi tenaga listrik. 1.2 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian Tugas Akhir ini berlangsung selama 4 (empat) bulan, yaitu dari Februari 2019 s/d Mei 2019. Lokasi penelitian ini pada jaringan distribusi 20 kV Penyulang CPK yang merupakan wilayah kerja PT. PLN (Persero) UP3 brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

KONFIGURASI ULANG JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV MENGGUNAKAN METODE NEWTON RAPHSON

Jurnal Energi Elektrik

Mengurangi losses akibat beban yang dapat dilakukan dengan peemecahan beban. Pemecahan beban dilakukan dengan mengurangi beban di suatu penyulang yang memiliki beban besar dimanuver atau dialihkan pada penyulang lain yang memiliki beban yang lebih kecil. Mengurangi beban pada penyulang yang memiliki beban yang besar sehingga penyulang tersebut memiliki beban efektif yang lebih handal. Beban yang efektif memiliki nilai losses yang lebih bagus dan nilai drop voltage yang lebih rendah sehingga jaringan tersebut lebih handal apabila terjadi gangguan (mudah dimanuver ke penyulang lain). Penyulang GL.01 GI Glugur memiliki beban yang besar. Untuk melakukan pemecahan beban pada penyulang GL.01 dibutuhkan konfigurasi jaringan. Konfigurasi jaringan dilakukan dengan memindahkan sebagain besar penyulang GL.01 ke penyulang GG.01 dan MA.05 berdasarkan simulasi yang dilakukan nilai losses yang diperoleh sebelum dan sesudah berturut-turut sebesar 9.360,05 Watt dan 2.066,04 Watt., sedangkan nilai drop voltage baik sesudah maupun sebelum yaitu berturut turut

Analisa Keberadaan Gardu Induk Balapulang Terhadap Distribusi 20 KV DI Wilayah Kerja Upj Balapulang Pt. PLN (Persero) Jateng Diy

Transient, 2012

Gardu induk sebagai komponen sistem tenaga listrik memegang peranan penting pada kontinyuitas suplai tenaga listrik kepada konsumen yang terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Apabila beban listrik yang ditanggung oleh gardu induk lebih besar dari kapasitas gardu induk, maka gardu induk akan mengalami overload yang berakibat suplai listrik ke konsumen terhenti. Kondisi ini tentunya harus diantisipasi sedini mungkin oleh PT. PLN (Persero) Distribusi Jateng DIY UPJ Balapulang selaku penyedia energi listrik. Dalam tugas akhir ini, penulis melakukan analisa keberadaan Gardu Induk Balapulang terhadap distribusi 20 KV di UPJ balapulang dengan parameter losses dan drop tegangan menggunakan software ETAP 7.0.0. Feeder-feeder lama yang berada di UPJ Balapulang secara bertahap di ambil sebagian bebannya oleh GI Balapulang. Pengembangan gardu induk ini juga berdasarkan proyeksi kebutuhan energi listrik UPJ Balapulang dengan menggunakan metode peramalan beban DKL 3.2. Hasil proyeksi kebutuhan energi listrik didapatkan rata-rata kebutuhan energi listrik di UPJ Balapulang meningkat 1MVA tiap tahunnya. Pengaruh adanya GI balapulang membuat feeder lama terkurangi beban kerjanya dengan nilai losses dan drop tegangan yang memenuhi kriteria. Dari hasil simulasi dengan menggunakan perangkat lunak ETAP 7.0.0 didapatkan bahwa nilai drop tegangan dan losses feeder-feeder GI Balapulang cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Peningkatan terjadi dikarenakan adanya pertumbuhan beban tiap tahunnya dan juga pengalihan beban dari feeder-feeder lama.

PENGATURAN TEGANGAN SEKUNDER TRANSFORMATOR DAYA II 20 MVA 70/20 kV MENGGUNAKAN ON LOAD TAP CHANGER DI GARDU INDUK SUNGAI JUARO PT. PLN (PERSERO

2015

Dalam sistem transmisi tenaga listrik terdapat keadaan naik turunnya tegangan, seperti halnya tegangan pada transformator tenaga yang selalu naik atau turun tergantung arus beban (A) dan daya terpakai (MW). Ketika tegangan sisi primer transformator mengalami penurunan atau kenaikkan, secara otomatis berdampak pada tegangan sisi sekunder maka, On Load Tap Changer bekerja mengatur tegangan sisi sekunder dengan cara menaikkan atau menurunkan posisi tap (sapadan) untuk mempengaruhi rasio transformator yang kemudian mempengaruhi tegangan sisi sekunder sehingga tegangan pada sisi sekunder dapat distabilkan sesuai dengan ketetapan tegangan yang ada. Di Gardu Induk Sungai Juaro, posisi normal tap pada Transformator Daya II adalah posisi tap 8 dengan nilai rasio 3,5 (Keadaan Normal). Namun, pada saat beroperasi posisi tap tidak pada satu posisi saja, terdapat tiga posisi tap (pos. 11, 12 dan 13) yang pada jam tertentu berubah posisi menyesuaikan penurunan dan kenaikkan tegangan sisi primer. ...