Model Perubahan Penggunaan Lahan DI Wilayah Peri Urban Kota Malang (original) (raw)

Perubahan Pengunaan Lahan Dan Pengaruhnya Terhadap Perubahan Iklim Kota Malang

JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi), 2019

Perkembangan kota dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk akan meningkatkan kebutuhan terhadap lahan. Perubahan lahan terbuka menjadi lahan tertutup akan meningkatkan suhu udara di wilayah perkotaan. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan dan pengaruhnya terhadap perubahan suhu udara di Kota Malang pada 25 tahun terakhir. Hal ini berkaitan dengan banyaknya perubahan lahan terbuka menjadi lahan tertutup di Kota Malang. Tahapan penelitian yang dilakukan yakni; 1) mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian; 2) Melakukan analisis kepadatan penduduk Kota Malang, 3) Melakukan analisis suhu udara di Kota Malang yang kemudian dihitung rata-rata tahunan dan rata-rata bulanannya; 4) Melakukan analisis regresi linier sederhana untuk menghitung pengaruh antar variabel; 5) Melakukan survey lapangan untuk mengetahui kecocokan antara hasil analisis yang telah didapatkan dengan kondisi di lapangan. Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas diperoleh ...

Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dan Prediksinya dengan Menggunakan Markov – Cellular Automata Di Wilayah Peri Urban Kota Malang

TATALOKA, 2021

Peri Urban Area is a unique region with spatial dynamics that continues to experience changes that have an important role to play in the urban life in the future. There are 8 sub-districts in Malang Regency which are directly adjacent to Malang City and have a significant influence on the development of the city. Objectives of this research are to determine the dynamics of land use change from 2008 - 2018 and to predict land use in 2030. The method used is the analysis of land use changes from landsat TM 8 images in 2008 and 2013 to predict land use in 2018 which then tested the validity to get a level of accuracy. The results showed the development of built-up area has increased by 12% while agricultural land has experienced a declining trend. Significant changes occurred in Singosari, Pakisaji and Karangploso sub-district. Validation of land use between the predictions of 2018 and actual land use in 2018 showed that the value of kappa was quite high, at 87%. The trend of land use ...

Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesuaiannya terhadap RDTR di Wilayah Peri-Urban Studi Kasus: Kecamatan Mlati

Jurnal Pembangunan Wilayah Kota, 2012

The disproportion of supply and demand of land often extends cities to their peri-urban areas reducing their agricultural areas. This is observable in Yogyakarta's Mlati sub-district which was classified as a zobidekot (a region dominated by agricultural areas) but lost 301,9 acres of its agricultural areas during the 1996-2010 period. The study reviews both the change in land use during that period; and the mismatches between the actual developments from the Detailed Land Use Plan. The study analyzes aerial photos and satellite images through overlays and input-output analysis, together with SWOT analysis of the land use implementation policies. Result shows that 10,32% of Mlati's land use changed during the 1996-2010 period resulting in the loss of 290,67 acres of agriculture areas with as much as 13,12% converted into housing areas. However, 65,9% of its land use still conforms to the Planning Document. The area lacks legal aspect in its land-use plan policy implementation since the Planning Document has not been legalized. Institutional aspect shows consistency and availability of adequate resources, but weak implementation in terms of control and law enforcement. Investments, tax policy and illegal changes of land use threatening the policy's implementation.

Pemodelan Perubahan Penggunaan Lahan Berbasis Cellular Automata pada Wilayah Peri Urban Kota Surabaya di Kabupaten Sidoarjo

Jurnal Teknik ITS, 2020

Kota Surabaya sebagai kota kedua terbesar setelah Jakarta, memiliki wilayah peri urban. Salah satu wilayah peri urban Kota Surabaya adalah Kabupaten Sidoarjo. Tidak semua wilayah Kabupaten Sidoarjo sebagai peri urban Kota Surabaya. Kecamatan Waru, Kecamatan Sedati, Kecamatan Taman, Kecamata Gedangan dan Kecamatan Sukodono sebagai wilayah peri urban kota Surabaya. Wilayah peri urban Kota Surabaya mengalami perubahan dari tahun 2009-2018, dengan penggunaan lahan yang bertumbuh cepat adalah permukiman, perdagangan jasa dan industri. Penggunaan lahan industri mengalami pertambahan 1298,05 Ha, perdagangan jasa bertambah 375,90 Ha dan permukiman bertambah 6696,79 Ha dari tahun 2009-2018. Salah satu teknik yang digunakan untuk mengatahui perubahan lahan adalah Cellular Automata pada software LanduseSim versi 2.3.1. Adanya perubahan tersebut belum diketahui secara pasti mempengaruhi perkembangan lahan dimasa mendatang. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan menyusun model pe...

Pengaruh Konversi Lahan terhadap Kondisi Lingkungan di Wilayah Peri-urban Kota Semarang (Studi Kasus: Area Berkembang Kecamatan Gunungpati)

JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA

Keterbatasan fisik alam yang berbukit dan rawan bencana longsor membuat konversi lahan di areaberkembang Kecamatan Gunungpati menjadi perihal yang penting untuk ditinjau pengaruhnyaterhadap kondisi lingkungan. Padahal fungsi dari Kecamatan Gunungpati itu sendiri adalah sebagaikawasan konservasi dan daerah resapan air. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji bagaimanapengaruh perubahan guna lahan atau konversi lahan tersebut terhadap kondisi lingkungan (lahan, air,dan udara) di sana. Berdasarkan hasil penelitian, area berkembang Kecamatan Gunungpati mengalamikonversi lahan menjadi lahan terbangun sebesar 28,02 Ha, atau bertambah 39,5% dalam 11 tahunterakhir. Pengaruhnya terhadap lahan yaitu terjadinya longsor di permukiman warga. Berdasarkanhasil overlay peta kesesuaian lahan dengan lahan terbangun, sekitar 129 ha (24%) lahan permukimanberada di kawasan penyangga. Konversi lahan tersebut juga berpengaruh pada berkurangnya daerahresapan air yang berakibat pada berkurangnya debit air baw...

Dinamika dan Proyeksi Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Peri-Urban Kota Makassar (Kawasan Mamminasata)

2015

Penetapan wilayah peri-urban pengembangan Kota Makassar yang merupakan bagian dari kawasan metropolitan Mamminasata dalam rencana tata ruang nasional dan kebijakan turunannya mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan di kawasan tersebut. Selain itu, mengingat sebagian wilayah pengembangan Kawasan Maminasata merupakan Daerah Irigasi Bili-Bili sehingga perkembangan kawasan tersebut akan menyebabkan terjadinya konversi lahan sawah. Oleh karena itu, proyeksi perubahan penggunaan lahan merupakan hal yang penting dilakukan untuk mengantisipasi dampak yang terjadi akibat implementasi kebijakan alokasi ruang kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada periode tahun 2004- 2014 dan memprediksi perubahan penggunaan lahan di tahun 2024. Teknologi penginderaan jauh digunakan untuk menganalisa data penggunaan lahan multi waktu (multi-temporal) berupa data citra satelit Landsat (akuisisi tahun 2014, 2009, dan 2004) di wilayah Maminasata yang dianalisis menggunakan metode klasifikasi terbimbing (supervised classification). Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk melakukan proses analisis data keruangan melalui model analisis CA-Marcov (Cellular Automata-Marcov Chain) yang diintegrasikan dengan model Regresi Logistik Biner diaplikasikan untuk memprediksi perubahan penggunaan lahan hingga 10 tahun mendatang (2024). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian menjadi lahan terbangun yang semakin mengarah ke arah timur Kota Makassar dalam periode tahun 2004-2014. Prediksi perubahan penggunaan lahan dengan menggunakan model CA-Marcov dan Regresi Logistik Biner mampu memprediksi perubahan yang terjadi pada tahun 2014 dengan sangat baik yang dapat dilihat dengan nilai indeks Kappa 0.9402. Prediksi dan proyeksi perubahan pada tahun 2024 dengan metode yang sama telah dilakukan dan memperlihatkan bahwa peningkatan luasan lahan terbangun secara kontinyu dimasa mendatang memiliki hubungan terbalik dengan menurunnya luasan lahan pertanian tanpa adanya pengendalian ruang

Analisis Perubahan Penggunaan Lahan DI Kabupaten Cianjur

Jurnal Spatial Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi

Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang rentan terhadap bencana karena dilewati sesar Cimandiri. Disisi lain, berdasarkan data BPS tahun 2013-2021 populasi penduduk di kabupaten Cianjur mengalami peningkatan sekitar 12,64%. Peningkatan populasi penduduk ini dapat menimbulkan berbagai permasalahan, salah satunya adalah masalah keruangan terkait penggunaan lahan. Disisi lain, ada keterhubungan antara penggunaan lahan dengan kerawanan bencana alam, sehingga dibutuhkan suatu penelitian terkait penggunaan lahan di kabupaten Cianjur. Penelitian ini melakukan analisis penggunaan lahan menggunakan citra satelit landsat 8 tahun 2013 dan 2022 di 6 kecamatan pada kabupaten Cianjur. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data penggunaan lahan dari citra landsat adalah metode tidak terbimbing (unsupervised classification) dengan algoritma Iso class dan menghasilkan 3 kelas penggunaan lahan yaitu lahan terbangun, vegetasi tinggi dan vegetasi rendah. Hasil dar...

Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Mijen Kota Semarang Tahun 2011 dan 2021

Ecolab

Dinamika perubahan penggunaan lahan di tengah pesatnya perkembangan sebuah kota sulit dihindari. Kota Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah terus mengalami perkembangan cukup pesat dari masa ke masa. Salah satu wilayah yang mengalami imbas perkembangan Kota Semarang adalah Kecamatan Mijen. Kecamatan Mijen merupakan wilayah dengan luasan terbesar dan laju pertumbuhan penduduk tertinggi, yakni sebesar 3,68%. Secara topografi, memiliki peran dan fungsi sangat penting karena berada pada kawasan Semarang bagian atas berfungsi sebagai kawasan penyangga. Perkembangan di wilayah tersebut menyebabkan terjadinya berbagai perubahan penggunaan lahan yang ada. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi akan sangat berpengaruh terhadap kestabilan ekosistem pada daerah sekitarnya. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan tersebut pada tahun 2011 dan 2021. Analisis data dilakukan menggunakan pengindraan jarak jauh dan SIG citra landsat 8 dengan teknik overlay (tumpang susun) pada peta tutupan lahan pada tahun 2011 dan 2021. Hasil analisis menggambarkan terjadi perubahan penggunaan lahan yang cukup dinamis. Perubahan penggunaan lahan terbesar pada hutan terjadi penurunan area sebesar 55,84%. Perubahan lahan terbesar kedua pada perkebunan, terjadi peningkatan sebesar 47,58%. Selanjutnya jalan/area terbuka yang tumbuh sebesar 3,8% dan pemukiman yang meningkat sebesar 3,68%. Ladang/ sawah mengalami kenaikan sebesar 0,78%. Luasan area hutan yang hanya tersisa sebesar 0,83% di wilayah tersebut harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Hutan merupakan ekosistem kompleks yang berperan penting pada seluruh aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, budaya maupun lingkungan. Sesuai Perda Kota Semarang Nomor 5/2021 tentang rencana tata ruang wilayah, Kecamatan Mijen memiliki fungsi pengembangan utama sebagai paru-paru kota. Hilangnya area hutan sebesar 55,84% patut menjadi perhatian. Perubahan penggunaan lahan, khususnya yang terjadi pada area hutan harus dikendalikan dan diarahkan sesuai dengan perencanan, agar lahan dapat berfungsi secara optimal, efisien dan berkelanjutan. Kata kunci: Lahan, perubahan lahan, penggunaan lahan, dinamika lahan.