Gambaran Interaksi Obat Antidiabetik Oral Pada Peresepan Pasien Dewasa Diabetes Mellitus Rawat Jalan DI Rumah Sakit Aqidah Kota Tangerang (original) (raw)
Related papers
Potensi Terjadinya Interaksi Obat Antidiabetik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Usia Lanjut
SRIWIJAYA JOURNAL OF MEDICINE
Seiring bertambahnya usia, seseorang akan mengalami penuaan dan berakibat pada rentannya tubuh terhadap berbagai macam penyakit sehingga menyebabkan peresepan obat dalam jumlah banyak sekaligus. Hal tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi obat. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya keadaan hiperglikemik yang disebabkan adanya defek pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. DM biasanya disertai dengan komorbiditas lain seperti hipertensi, hiperlipidemia, depresi, penyakit stroke, dan lain-lain yang mana dari tiap penyakit tersebut memerlukan kombinasi dari dua hingga lebih macam obat atau bahkan lebih sehingga hal tersebut dapat mengarah terhadap kejadian interaksi obat. Penelitian ini adalah studi observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional. Sampel adalah rekam medik pasien DM tipe 2 usia lanjut di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 2016-2017. Sampel penelitian berjumlah 101 pasien. Pad...
2021
Background: Diabetes Mellitus is a chronic condition, which occurs because the body cannot produce insulin, normally or insulin cannot work effectively. Objective: To determine the effectiveness of the rational administration of antidiabetic, oral treatment of diabetes mellitus patients at the age of 30-50 years type 2 in Deli Serdang Hospital, lubuk pakam in 2020. Method: This study is a non-experimental type of research using descriptive methods. Results: Shows that from 72 samples of Type II Diabetes Mellitus patients at Deli Serdang General Hospital, April-July Period 2020. With the number (52.8%) of male sex patients and the number (47.2%) of type patients female genitalia and antidiabetic drugs most widely used by patients, in the period of April-July 2020, namely (20.8%) glycionion + metformin and (20.8%) insulin drugs. the use of DM drugs with the right rational indication (65.3%), Rational with the right medicine (100%), rational with the right dosage (100%), the right rati...
Profil Penggunaan Obat Antidiabetik Oral Pada Pasien Rawat Jalan Penderita Diabetes Mellitus Tipe II
Jurnal Kesehatan, 2020
Peningkatan kasus serta tingkat kematian pada pasien Diabetes Mellitus disebabkan oleh perkembangan teknologi yang mempengaruhi pola hidup masyarakat. Pola hidup ini dapat memberikan dampak negatif berupa meningkatnya prevalensi berbagai penyakit degeneratif salah satunya Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus Tipe II merupakan salah satu penyakit dengan angka kejadian yang cukup tinggi di RSUD 45 Kuningan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, data diambil dengan metode retrospektif dengan melihat rekam medis pasien rawat jalan yang berobat pada periode bulan Juli-Desember 2013 di RSUD 45 Kuningan. Sampel yang diambil menggunakan metode random sebanyak 60 sampel dari 130 pasien rawat jalan penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD 45 Kuningan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 pasien, 45% menggunakan obat antidiabetik oral tunggal yaitu metformin dan sisanya merupakan kombinasi dengan obat lain. Penggunaan kombinasi yang paling banyak adalah metformin+glikuidon s...
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia
Diabetes mellitus is a chronic disease with long-term and routine treatment therapy. Combined or single oral antidiabetic therapy is given to be able to get normal and controlled blood sugar levels every month. The purpose of this study was to determine the treatment patterns in patients with type 2 diabetes mellitus outpatient at Kajen Regional Hospital in Pekalongan Regency. This study used an observational cross sectional approach which was conducted retrospectively. A total of 97 samples were taken from the medical records of type 2 diabetes mellitus patients who received oral antidiabetic drug therapy, who had routine medical treatment for 3 consecutive months in the Outpatient Installation of Kajen Regional Hospital in Pekalongan Regency for the period January-December 2017. Data analysis was conducted descriptively. The results of this study that patients with uncomplicated diabetes mellitus receive the most oral antidiabetic drugs with metformin, patients with diabetes melli...
ORAL ANTIDIABETIC PRESCRIBING PROFILES IN SOME PHARMACIES LOCATED IN WEST REGION OF SURABAYA Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic disorders characterized by hyperglycemia. It is associated with abnormalities in carbohydrate, fat, and protein metabolism and results in chronic complications including microvascular, macrovascular, and neuropathic disorders. The primary goals of DM management are to reduce the risk for microvascular and macrovascular disease complications, to minimize symptoms, to reduce mortality, and to improve quality of life. The aim of this research was to study oral antidiabetic drug (OAD) prescribing profile in west region of Surabaya city. It was a retrospective study during period of six months from July 1st to December 31st 2013 that have been conducted in four pharmacies. Data was obtained by checking on drug classes, names, strengths, quantities, directions for the patient's use, dosage, and other drugs prescribed together with OAD. Total population of 4.248 prescriptions were collected containing of 82 prescriptions of OAD (1,93%). The results showed that the most frequently prescribed was biguanid (40,74%). Metformin 500 mg was the most frequently prescribed (34,57%). The direction for metformin two times daily (8,64%) was highly prescribed. The single used dosage for metformin that mostly prescribed was 500 mg (34,56%). Physicians often prescribed OAD for 30 days (39,51%). The other drugs prescribed together with OAD mostly from cardiovascular class (47,17%). In conlusion, the change of diabetes therapy guideline with the increase of variety of OAD potentially impact the oral antidiabetic prescribing profile. Thus, the record of OAD prescribing profile including drug class, name, strength, quantity, direction, dosage, and other drugs prescribed together with OAD in some pharmacies need to be conducted periodically.
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK), 2021
Diabetes Mellitus suatu keadaan kronik akibat gangguan pada insulin. Hormon insulin diproduksi di pankreas yang berperan pada metabolisme karbohidrat. Gangguan yang terjadi pada penderita Diabetes Mellitus mengakibatkan komplikasi dengan penyakit lainnya, sehingga proses pengobatan harus dilakukan secara rasional untuk menghindari derajat keparahan penyakit. Kerasionalan penggunaan obat untuk penyakit ini dimulai dari diagnosis penyakit, tindakan terapi, pengobatan dan evaluasi pengobatan. Evaluasi teradap pengobatan menjadi jaminan mutu apakah pengobatan yang dilakukan sudah rasional. Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kerasionalan pemberian antidiabetik pengobatan oral pasien Diabetes Mellitus Pada Usia 30-50 Tahun Tipe 2. Kegiatan ini dilaksanakan di Rawat Inap Penyakit Dalam Rsud Deli Serdang Lubuk Pakam pada bulan April – bulan Juli 2020. Hasil dari kegiatan ini menunjukan bahwa dari 72 responden yang pemberian antidiabetic oral tepat indikasi yak...
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika, 2021
Diabetes Mellitus (DM) is a chronic condition because of the body cannot produce insulin normally or insulin cannot work effectively. This damage if chronic occurs will cause complications. In the province of East Java the prevalence of DM sufferers of 2.1% ranks 9th, and prevalence of DM in Sidoarjo is patients with a diagnosis of 3.6% of the total population of East Java. The purpose of this study was to look at the profile of oral antidiabetic therapy in type II diabetes mellitus patients in the outpatient installation of Anwar Medika Hospital. The sampling method used is non random sampling Data retrieval from 17 February to 30 April 2020 with a data collection sheet that has been validated. Management of DM patients consists of 4pillars that is education, nutritional therapy, physical activity and pharmacology. The study was conducted in an outpatient installation of Anwar Medika Hospital with 62 samples that fit the inclusion criteria. The results showed that most patients wit...
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal), 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil peresepan pasien DM dengan hipertensi meliputi jumlah obat yang diresepkan, bentuk sediaan, golongan dan jenis obat serta insidensi terjadinya interaksi obat secara teoritik, berdasarkan mekanisme interaksi obat di instalasi rawat jalan RSUD Undata Palu tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian non-ekperimental dengan rancangan penelitian deskriptif.Pengambilan data pasien dilakukan secara prospektif selama periode Maret-Juni 2014. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien dewasa usia 18-60 tahun serta terdiagnosa DM dengan hipertensi diwawancara untuk mendapat data primer sedangkan data skunder berupa rekam medik dan resep.Diperoleh 61 sampel penelitian. Berdasarkan profil peresepan bentuk sediaan yang paling sering diberikan pada pasien DM dengan hipertensi adalah tablet (94,5%). Golongan obat diabetes yang paling banyak digunakan adalah sulfonilurea (21,1%) dan golongan obat hipertensi Beta bloker (12,2%). Jenis obat diabetes yang paling banyak digunakan adalah Glimepirid (14,9%) dan hipertensi adalah Bisoprolol (9,6%). Persentase hasil interaksi obat secara teoritik adalah 85,2% (52 pasien), jenis interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah interaksi farmakodinamik 72,7%. Pasien diabetes melitus dengan hipertensi di instalasi rawat jalan RSUD Undata Palu tahun 2014 sebagian besar mengalami interaksi obat.
Majority, 2014
Diabetes mellitus is a degenerative disease which are prevalent in Indonesia and continues to increase its population every year. To deal with type 2 diabetes mellitus in Indonesia, a guideline is needed to improve the efficacy and efficiency of therapy, and to prevent complications. Thus, Indonesian Endocrinologist Association (PERKENI) made a guideline by consensus. This study was aimed to determine the appropriatness of prescribing oral hypoglycemic drugs to the patient with diabetes mellitus type 2 according to PERKENI consensus 2011 at endocrinology clinic of Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung 2012. The number of sample is 96 medical record and it choose by proportional random sampling. The method is to know the appropriateness of prescribing based on PERKENI 2011 consensus and description the result. Study to 96 samples of medical record with diabetes mellitus type 2. The appropriate therapeutic based on frequency and doses is 93,7%. The conclusion, in prescribing of oral hypoglycemic drugs in Abdul Moeloek Hospital is appropriate to PERKENI 2011 consensus.