EVALUASI STRUKTUR SUPPLY CHAIN PENDISTRIBUSIAN BENIH DAN BUDIDAYA IKAN TERHADAP PROFIT SUPPLY CHAIN DENGAN PENDEKATAN SIMULASI SISTEM DINAMIK (Studi kasus: Hatchery Ikan Kerapu di Situbondo) (original) (raw)
Related papers
ABSTRAK Harga komoditi perikanan laut yang meningkat menyebabkan kenaikan tingkat inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Rata-rata inflasi kota Pangkalpinang tahun 2012 sampai Desember 2015 sebesar 6,32% lebih tinggi dari inflasi nasional. Sedangkan rata-rata inflasi kota Tanjungpandan sejak 2014 sampai September 2015 sebesar 10,05% jauh lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 6,83%. Tingginya inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disumbang dari salah satu komiditi yaitu perikanan laut. Penelitian ini menggunakan metode sampling yang merupakan metode non probabilistik yaitu kombinasi antara purposive sampling dan quota sampling. Objek penelitian adalah komoditi ikan laut yang terdiri dari 8 jenis ikan antara lain : Cumi-cumi, Sotong, Udang Basah, Ikan Selar, Kembung, Tenggiri, Bulat dan Kerisi. Total responden sebanyak 60 orang pedagang dan pengecer yang terdapat di Pangkalpinang mewakili Pulau Bangka dan Tanjungpandan mewakili Pulau Belitung. Responden terdiri dari pedagang besar, pedagang grosir, pengecer pasar induk, pengecer tradisional dan pengecer modern. Jumlah pedagang besar di Tanjungpandan Kabupaten Belitung sebanyak 14 pedagang dan di Kota Pangkalpinang sebanyak 5 pedagang (berdasarkan data SKPI DKP Bangka Belitung, 2015) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa struktur pasar perikanan laut di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung lebih mendekati kepasar oligopoli. Berdasarkan hasil survei dan analisis data bahwa penawaran di pasar untuk komoditi perikanan laut dikuasai oleh pengepul/tengkulak/pedagang grosir yang mengacu kepada harga dari pedagang besar, khususnya untuk komoditi ikan yang diekspor yaitu cumi-cumi, sotong dan tenggiri, sedangkan untuk komoditi tidak untuk diekspor harga ikan dikuasai oleh pengepul/tengkulak/pedagang grosir yang mengacu pada harga dipasar induk seperti jenis ikan: selar, kembung, krisi dan bulat Kata kunci: pedagang, inflasi, oligopoli dan struktur pasar
ABSTRAKS Terjadinya overfished perikanan laut dapat menyebabkan menurunnya produksi perikanan mengancam keberlanjutan klaster industri perikanan. Kebijakan menetapkan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) dengan membatasi jumlah upaya penangkapan adalah keharusan pada perikanan laut yang telah lebih tangkap. Terdapat tiga pendekatan untuk menentukan JTB, yaitu MSY (Maximum Sustainable Yield), MEY (Maximum Economic Yield), dan OSY (Optimm Social Yield). Ketiganya menghasilkan nilai sustainable yield yang berbeda dan akan berpengaruh pada ukuran industry, Untuk mengetahui pengaruh JTB terhadap klaster industri dilakukan pengembangan model klaster industri perikanan dengan sistem dinamik dan dilakukan simulasi kebijakan. Model akan diujikan pada klaster industri perikanan, Muncar, Banyuwangi. Simulasi dilakukan dengan empat skenario yaitu kondisi tanpa JTB dan penetapan JTB pada MSY, MEY dan OSY. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada kondisi tanpa JTB terjadi deplesi stok ikan dan berdampak pada kekuangan bahan baku ikan untuk industri. Sedangkan pada kondisi ditetapkan JTB terjadi recovery stok ikan pada level yang menjamin kelestariannya. Keuntungan industri pengolahan ikan tertinggi adalah pada JTB dengan pendekatan MSY dan MEY sebesar 353 milyard per tahun karena keduanya menghasilkan jumlah tangkapan yang cukup untuk 4 industri pengalengan ikan, 4 industri cold storage dan 1 industri tepung dan minyak ikan.
ASPEK FINANSIAL DAN KELEMBAGAAN SISTEM USAHA PERIKANAN (suP) PENANGKAPAN IKAN PATIN DI INDONESIA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 2017
Riset yang bertujuan mengevaluasi aspek finansial dan kelembagaan sistem usaha perikanan penangkapan ikan patin yang ada di masyarakat nelayan termasuk kebrjakan pemerintah dan permasalahannya telah dilakukan pada tahun 2002. Riset dilaksanakan pada beberapa lokasi di Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan Selatan menggunakan metoda survai. Survai dilakukan untuk mengumpulkan data teknologi, ekonomi dan kelembagaan sistem usaha yang dipandu menggunakan daftar topik pertanyaan dan dikumpulkan dengan cara wawancara langsung terhadap responden.
Stock dalam perikanan merupakan sebuah pengertian kuantitas dalam populasi atau jenis ikan tertentu dimana parameter intrinsiknya (kelahiran, perkembangan, dan kematian) merupakan faktor signifikan yang mempengaruhinya. Naik turun jumlah populasi dapat pula disebut dinamika ketersediaan populasi. Pembelajaran identifikasi kelimpahan biasa menggunakan konsep stock untuk menentukan ketahanan reproduksi terhadap eksploitasi, sebagai alat utama untuk mengidentifikasi populasi (Iles and Sinclair, 1982). Kelimpahan satu populasi ikan bergantung pada posisi populasi dalam rantai makanan, dimana hal tersebut akan menentukan waktu kelimpahan populasi tersebut di suatu tempat.
Pola Saluran Pemasaran Ikan Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Majalah Ilmiah Bahari Jogja
Tujuan penelitian mengetahui pola saluran pemasaran ikan di DIY. Data dikumpulkan dengan purposive sampling, yaitu Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Gunung Kidul 2 dan Kulon Progo 1, Nelayan Gunung Kidul 6 dan Kulon Progo 4, pedagang perantara Gunung Kidul 4 dan Kulon Progo 3 orang. Analisisnya mendiskripsikan pola saluran pemasaran dan menghitung fisherman's share. Hasilnya bahwa ikan yang beredar di DIY 60 % berasal dari Pantai Utara Jawa dan 40 % dari DIY, produksi ikan DIY diekspor 40 % terutama jenis ikan yang bernilai tinggi. Pola saluran pemasaran ada 4. Pola 1 adalah nelayan – TPI – konsumen akhir dengan fisherman's share 95 % untuk semua jenis ikan, saluran pemasaran ini paling efektif. Pola 2 adalah nelayan – TPI – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen akhir dengan fisherman's share bervariasi antara 48 % sampai 71 %. Pola 3 adalah nelayan – TPI – pedagang pengumpul – rumah makan – konsumen akhir, dengan fisherman's share bervariasi antara 39 %...
2022
Nilai daya saing suatu produk merupakan gambaran kemampuan suatu komoditas untuk berkompetisi di pasar. Setiap komoditas yang dijual di pasar, secara natural tentunya harus berdaya saing, baik dibandingkan dengan komoditas sejenis maupun komoditas substitusinya. Ikan lele merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya air tawar. Mengambil keputusan dalam sebuah desain jaringan rantai pasok merupakan hal yang sangat penting karena memerlukan strategi jangka panjang dan biaya yang besar apabila terjadi perubahan yang memerlukan perbaikan dan penyesuaian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui desain jaringan supply chain komoditas ikan lele pada usaha budidaya ikan lele Dewi Catfish farm yang terletak di Desa Telukjambe Timur Karawang dalam rangka mendesain alternatif desain jaringan rantai pasokan yang lebih efektif dan efisien. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan pola desain jaringan rantai pasok komoditas ikan lele pada Dewi catfih farm dimulai dari pembudidaya, BLUPPB,Tangkulak, pengecer, sampai ke konsumen akhir.
ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA IKAN KERAPU DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU DKI JAKARTA
Indonesia dianugerahi laut yang begitu luas dengan berbagai sumber daya ikan di dalamnya. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara yang dikaruniai sumber daya kelautan yang besar termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar. Ikan kerapu (Groupers) merupakan salah satu jenis ikan laut bernilai ekonomis penting yang terdapat di perairan Indonesia. Tujan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis keuangan dari budidaya ikan kerapu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan analisis keuangan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari narasumber yang diperlukan yaitu Suku Dinas Kelautan dan Perikanan Kel. Pulau Tidung Kec. Kep. Seribu Selatan Kab. Adm. Kep. Seribu, Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis keuangan untuk ikan kerapu macan nilai BEP = Rp 41.118.421, B/C = 3.1 dan ROI = 1,74 atau 174 %. Sedangkan untuk kerapu bebek nilai BEP = 75,48 Kg, B/C = 2,8, ROI = 1,50 atau 150 %. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan usaha budidaya kerapu memperlihatkan perolehan keuntungan yang sangat baik.
This research was conducted from 9 until 20 October 2006 at Pelabuhanratu port. The research goal is to know the various fishing gear, trip, production, sustainable yield, utilization level of ribbon fish that were landed at Pelabuhanratu port and to know amount of fishing instrument at Pelabuhanratu. Statistic data were obtained from the port and analyzed by a surplus production models (Schaefer). Fishing gear of ribbon fish were hand line, seine net, and lift net. Maximum sustainable yield (MSY) with three fishing gear are 318.7 tons and maximum effort (fopt) are 1,023,322 trips. Ribbon fish utilization level about 5.75% - 88.46% with average/year is 50.23% (growth). Effort level about 24.61% - 201.48% with average/year is 50.68% .