Pengaruh Penggunaan Puree Labu Kuning Terhadap Kualitas Kulit Dimsum (original) (raw)
Related papers
Abstarct: Bread is food made from main ingredient of flour, yeast, salt and water and other additives such as sugar, margarine, eggs, milk and other. Sweet bread is one type of bread that has a sweet taste that stands out and textured padded with or without stuffing. Sweet bread making through several stages starting from the selection of raw materials, weighing ingredients, stiring, while a rest, cutting / division and weighing, rounding, resting while having rounded, forming, molding the dough in the pan, the final fermentation, oven, expenditure from the pan , process cooling, packaging. Oven is the most important process in making bread. The temperature and time required in the oven varies according to the type of bread, big dough, and baking pan in the oven used. To determine the temperature and how long it will take in order to produce good-quality bread needed research. Object of this research is the use of sweet bread with temperatures below 200 o cc fire of the oven and fire on 150 o cc; 180 o cc; 210 o cc for 30 minutes. The data collection methods with a subjective assessment by the sensory test and test preferences. The data collection tools are somewhat trained panelists for sensory testing and panelists are not trained for hedonic test. Data analysis method used is a one-way analysis of variance to determine differences in the quality and percentage descriptive analysis for hedonic test. Results showed that has effect using temperature for the quality of sweet bread oven. Suggestions from this research should be conducted further studies on the length of time spent in the oven. Abstak: Roti adalah makanan yang terbuat dari bahan utama tepung terigu, yeast, garam dan air serta bahan tambahan lain seperti gula, margarin, telur, susu dan lainnya. Roti manis merupakan salah satu jenis roti yang mempunyai cita rasa manis yang menonjol serta bertekstur empuk dengan atau tanpa isian. Pembuatan roti manis melalui beberapa tahapan yaitu di mulai dari pemilihan bahan baku, penimbangan bahan, pangadukan, istirahat sementara, pemotongan/pembagian dan penimbangan, pembulatan, istirahat sementara setelah dibulatkan, pembentukan, pencetakan adonan dalam loyang, fermentasi akhir, pengovenan, pengeluaran dari loyang, proses pendinginan, pengemasan. Pengovenan merupakan proses terpenting dalam pembuatan roti. Suhu dan waktu yang dibutuhkan dalam pengovenan bervariasi sesuai dengan jenis roti, besar adonan, dan loyang yang dipergunakan dalam pengovenan. Untuk menentukan suhu dan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar bisa menghasilkan roti yang berkualitas baik diperlukan penelitian. Obyek penelitian ini adalah roti manis dengan penggunaan suhu pengovenaan api bawah 200 o cc dan api atas 150 o cc; 180 o cc; 210 o cc selama 30 menit. Metode pengumpulan data dengan penilaian subyektif dengan uji inderawi dan uji kesukaan. Alat pengumpulan data yaitu panelis agak terlatih untuk uji inderawi dan panelis tidak terlatih untuk uji kesukaan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisa varian satu arah untuk mengetahui perbedaan kualitas dan analisis deskriptif persentasi untuk uji kesukaan. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penggunaan suhu pengovenan terhadap kualitas roti manis. Saran dari penelitian ini perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai lamanya waktu yang digunakan dalam pengovenan.
2014
Pumpkin (Cucurbita moschata) is a food commodity that utilize and level of consumption is still low at less than 5 kg per year. Pumpkin donuts is one alternative to increase the consumption of pumpkin. Pumpkin donuts with substitution has not been studied previously. The purpose of this study was to determine the effect of substitution of pumpkin puree to the received power, nutrition facts and shelf life of donuts mingled with grilled method. This research is purely experimental. Acceptabel test does by organoleptic using 30 semi-trained panelists. The tests of nutrition facts was conducted by the proximate analysis and testing of beta-carotene using HPLC method. Analysis of the received power of statistical tests performed by One Way Anova followed by bonferoni. The best acceptance obtained donuts with pumpkin puree substitution of 20%. Based on the results of proximate donut substitute pumpkin puree containing 20% water content of 14.9%, 0.82% ash, 9.50% protein, 15.5% fat, 59.3%...
Pengaruh Penambahan Labu Kuning Dan Karagenan Terhadap Hasil Jadi Fruit Leather Nanas
2016
Abstrak Fruit Leather nanas merupakan produk makanan ringan hasil olahan puree buah nanas. Fruit leather berbentuk lembaran tipis dengan ketebalan 2-3 mm, menyerupai kulit, lentur dan dapat digulung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi penambahan labu kuning dan karagenan terhadap hasil jadi fruit leather nanas dan mengetahui kandungan air, β-karoten, dan serat yang terdapat pada fruit leather nanas terbaik. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan pola faktorial 3x3. Variabel bebasnya yaitu labu kuning (20, 30, 40%) dan karagenan (0,4, 0,6, 0,8%), sedangkan variabel terikatnya mutu organoleptik fruit leather nanas yang meliputi warna, aroma, rasa, tekstur, kelenturan, dan tingkat kesukaan panelis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi melalui uji organoleptik oleh 15 panelis terlatih dan 15 panelis semi terlatih dengan lembar observasi berbentuk kuesioner. Analisis data hasil uji organoleptik menggunakan metode analisis varians ganda (two wa...
NUTRIRE DIAITA, 2014
Pumpkin (Cucurbita moschata) is a food commodity that utilize and level of consumption is still low at less than 5 kg per year. Pumpkin donuts is one alternative to increase the consumption of pumpkin. Pumpkin donuts with substitution has not been studied previously. The purpose of this study was to determine the effect of substitution of pumpkin puree to the received power, nutrition facts and shelf life of donuts mingled with grilled method. This research is purely experimental. Acceptabel test does by organoleptic using 30 semi-trained panelists. The tests of nutrition facts was conducted by the proximate analysis and testing of beta-carotene using HPLC method. Analysis of the received power of statistical tests performed by One Way Anova followed by bonferoni. The best acceptance obtained donuts with pumpkin puree substitution of 20%. Based on the results of proximate donut substitute pumpkin puree containing 20% water content of 14.9%, 0.82% ash, 9.50% protein, 15.5% fat, 59.3% carbohydrate. The content of beta-carotene was higher in donuts substituted with pumpkin puree (48.6 mg) compared to donuts that no substitution of 15 mg. The shelf life of donuts substitute pumpkin can last 6 days and a donut with no substitution can last 10 days. Baked donuts with pumpkin puree substitution with higher levels of beta-carotene can be a healthy food that is intended for a group of adults who have coronary heart disease problems and KVA.
Pengaruh Perbandingan Sari Buah dan Gula Terhadap Mutu Minuman Fungsional Labu Kuning
Jurnal Litbang Industri, 2015
Minuman fungsional dihasilkan dari pengolahan buah untuk dikonsumsi secara langsung. Minuman ini diperoleh melalui proses pencucian, penghancuran, penjernihan (jika dibutuhkan), pasteurisasi, fermentasi, dan pengemasan. Minuman fungsional labu kuning bisa digunakan sebagai pemuas rasa dan berfungsi khusus untuk menambah asupan vitamin dan mineral tertentu, meningkatkan stamina tubuh, dan mengurangi resiko penyakit tertentu (seperti antioksidan untuk mengurangi resiko kanker). Tujuan penelitian ini adalah menentukan konsentrasi juice labu kuning dan konsentrasi gula yang optimal dalam pembuatan minuman fungsional labu kuning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan rasio sari labu kuning dengan air 1:1 dan penambahan gula pasir 20% (A1B3) memberikan hasil terbaik terhadap nilai pH, kadar gula, total asam, total padatan terlarut, cemaran logam dan jumlah bakteri asam laktat. Untuk semua perlakuan, cemaran mikroba hasilnya bagus, baik bakteri koliform <2 APM/100 ml (negatif) maupun salmonella (negatif) serta memiliki ketahanan simpan pada suhu 0 4 C (refrigerator) selama 3 (tiga) minggu.
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Antioksidan berperan penting dalam melindungi tubuh akibat efek radikal bebas yang menyebabkan menurunnya sistem imun, kanker, dan penyakit degeneratif seperti diabetes dan jantung. Salah satu sumber antioksidan alami adalah kulit Labu (Cucurbita moschata Durch) namun pemanfaatannya belum optimal dan masih sering dianggap limbah. Daerah yang banyak membudidayakan tanaman Labu adalah Desa Negeri Katon Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemanfaatan limbah kulit Labu belum optimal dikarenakan masyarakat tersebut belum memahami kandungan serta manfaat yang bisa diperoleh dari kulit Labu. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan kulit Labu sebagai sumber antioksidan adalah dengan memanfaatkannya menjadi produk sediaan teh. Melalui Pengabdian Kepada Masyarakat Desa Binaan (PKMDB) ini masyarakat dibimbing untuk meningkatkan pemanfaatan kulit Labu berupa pengetahuan dasar mengenai manfaat kulit labu sebagai...
Nira merupakan bahan baku gula kelapa yang mudah mengalami kerusakan karena aktivitas mikroba. Kerusakan ini dapat dicegah dengan menggunakan bahan pengawet yang disebut dengan laru. Laru terbagi menjadi dua yaitu laru alami dan laru sintetis. Penelitian ini menggunakan laru alami yaitu campuran ekstrak sirih hijau dan ekstrak kulit buah manggis dengan larutan kapur. Tujuan penelitian ini untuk menentukan persentase campuran ekstrak sirih hijau dan ekstrak kulit buah manggis terhadap total laru alami, menentukan jumlah penambahan laru alami, dan menentukan pengaruh kombinasi antara persentase campuran ekstrak sirih hijau dan ekstrak kulit buah manggis terhadap total laru alami dengan jumlah penambahan laru alami yang menghasilkan gula kelapa terbaik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 8 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan. Faktor yang dicoba meliputi persentase campuran ekstrak sirih hijau dan ekstrak kulit buah manggis (1:1) terhadap total laru alami (v/v) (A) yaitu 0% (A1); 10% (A2); 30% (A3); dan 50% (A4); dan jumlah penambahan laru alami dalam ± 1 liter nira (M) yaitu 5 ml (M1) dan 10 ml (M2). Variabel yang diamati meliputi variabel fisik kimia (gula reduksi, kadar air, sukrosa, tekstur, kadar abu, dan total padatan tidak terlarut) dan variabel sensori (warna, rasa getir, kesukaan, dan rasa manis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan persentase campuran ekstrak sirih hijau dan kulit buah manggis terhadap total laru alami dengan jumlah penambahan laru alami yang menghasilkan gula kelapa terbaik adalah 30% (A3) dengan 5 ml/liter nira (M1) atau perlakuan A3M1. Gula kelapa tersebut memiliki kadar gula reduksi 4,09% bk; sukrosa 87,50% bk; kadar air 9,97% bb; tekstur 0,12 mm.dt/g; total padatan tidak terlarut 1,16%; kadar abu 2,65% bk; skor warna 2,73 (coklat), skor rasa manis 2,68 (manis); skor rasa getir 3,42 (agak terasa); dan skor kesukaan 3,07 (suka).
Pengujian Kemampuan Daya Samak Cube Black dan Limbah Cair Gambir Terhadap Mutu Kulit Tersamak
Jurnal Litbang Industri
tarik kulit kambing 730,37 kg/cm , ikan tuna 353,33 kg/cm diperoleh dari penyamak limbah cair. 2 2 Nilai kekuatan sobek kulit kambing adalah 353,33 kg/cm , kulit ikan tuna 29,96 kg/ cm dan nilai kemuluran kulit ikan tuna 202,0% diperoleh dari Cube black gambir. Hasil penelitian menunjukkan bahan penyamak gambir memiliki sifat penyamak yang dapat menggantikan penyamak krom.
Penggunaan Tepung Limbah Labu Kuning Dalam Ransum Terhadap Penampilan Produksi Ayam Ras Petelur
ZOOTEC
THE EFFECT OF PUMPKIN WASTE MEAL IN LAYING HEN FEED ON PERFORMANS PRODUCTION. This research was to find out the use of pumpkin waste meal on performance in the production of laying hens. The purpose of this research was to observe the effect of the use of pumpkin waste meal performance in the production of feed for laying hens. A total of 100 MB 402 laying hens from 42 week of age were randomly alloted to four dietary treatments with 5 replication groups of 4 hens. Dietary treatment were; basal diet (R0), basal diet 98% + 2% WCP (R1), basal diet 96% + 4% WCP (R2), basal diet 94% + 6% WCP (R3), basal diet 92% + 8% WCP (R4). The variable were the feed Consumption, hen day production, feed conversion. Data was analyzed with completely randomized Design ( CRD ). The addition of in the feed was not influenced significantly (P > 0,05) to the feed consumption, hen day production, feed conversion. Based on the research that is done it can be concluted that the use of waste carrot pumpkin...