Pengaruh Pemberian Produk Fermentasi dari Bacillus Subtilis Terhadap Kadar Nitrogen, Asam Urat dan Amonia dalam Feses Broiler (original) (raw)
Related papers
Sains dan Terapan Kimia, 2011
Poli-γ-asam glutamat (PGA) dan hasil degradasinya aman bagi manusia sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengental, pelembab, pelepas berjangka atau sebagai pembawa obat. Meskipun banyak digunakan pada berbagai bidang industri, bahan ini masih diimpor dari luar negeri. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu proses untuk memproduksi PGA secara efektif dan efisien. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi optimum amonium sulfat sebagai sumber nitrogen untuk menghasilkan PGA dalam jumlah yang banyak. Produksi PGA dilakukan dengan fermentasi menggunakan bakteri Bacillus subtilis B112. Analisis yang dilakukan selama proses fermentasi meliputi pengukuran pH, derajat kekeruhan, berat kering sel dan viskositas media. Isolasi PGA dilakukan dengan tahapan sentrifugasi, pengendapan dengan metanol, dialisis dan liofilisasi. PGA yang telah diisolasi kemudian ditentukan berat molekulnya dengan meggunakan SDS-PAGE, sedangkan komposisi asam amino PGA ditentukan dengan menggunakan metode KLT. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi ammonium sulfat yang optimum untuk menghasilkan PGA adalah 0,75% b/v. PGA yang diperoleh dengan variasi 0,75% amonium sulfat sebanyak 61,6 mg. Penentuan berat molekul dengan menggunakan SDS-PAGE menunjukan bahwa PGA yang diproduksi oleh B. Subtilis B112 memiliki berat molekul sekitar 205 kDa.
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum mengandung bungkil inti sawit fermentasi (BISF) dengan Bacillus cereus V9 terhadap kualitas fisik daging ayam broiler. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2020 sampai dengan tanggal 30 September 2020 di Laboratorium pusat dan terpadu, Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Jambi dan kandang Farm Fakultas Peternakan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan. Susunan perlakuan yang diterapkan adalah R0 = 0% BISF, R1= 10% BISF, R2= 15% BISF, R3= 20% BISF, R4= 25% BISF, R5= 30% BISF. Peubah yang diamati dalam penilitian ini adalah pH, susut masak, dan daya ikat daging ayam broiler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pemberian ransum yang mengandung bungkil inti sawit fermentasi dengan Bacillus cereus V9 tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pH, susut masak, dan daya ikat air daging ayam broiler. Dari hasil penelitian dapat disi...
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science), 2018
Penelitian ini bertujuan bakteri Bacillus amyloliquefaciens dapat mengurangi pencemaran amonia pada kandang ayam broiler. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 3x 3 dengan 3 ulangan dan 2 faktor. Faktor A level energi (H1 3000 kkal/kg), (H2 2900 kkal/kg), (H3 2800 kkal/kg). Faktor B level protein (R1 22 %), (R2 20 %) dan (R3 18%). Parameter yang diukur adalah Kadar ammonia, kadar air ammonia dan pH ammonia. Hasil penelitian menunjukan kombinasi level energi dan level protein serta interaksi kedua faktor signifikan (P< 0,05) terhadap kadar ammonia, kadar air dan pH ammonia. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi energi protein yaitu 2800 kkal/kg : 18% dan bakteri Bacillus amyloliquefaciens lebih efektif untuk mengurangi pencemaran amonia pada kandang ayam broiler.
Fluida
ABSTRAK Pada penelitian ini dilakukan produksi asam poliglutamat dari asam L-glutamat dengan fermentasi menggunakan mikroorganisme Bacillus subtilis. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan variasi konsentrasi asam sitrat optimum dalam media fermentasi yang dapat menghasilkan asam poliglutamat dengan jumlah paling banyak. Konsentrasi asam sitrat dalam media fermentasi divariasikan pada rentang 20–50 g/L. Analisis hasil fermentasi meliputi perhitungan berat kering sel, berat asam poliglutamat, dan nilai yield. Isolasi asam poliglutamat dilakukan melalui tahapan sentrifugasi, pengendapan dengan metanol, dialisis dan liofilisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi terbaik dalam memproduksi asam poliglutamat dari asam L-glutamat yaitu pada konsentrasi asam sitrat 20 g/L dengan hasil asam poliglutamat sebesar 12 mg dan yield 0,6%. ABSTRACT In this study, the production of polyglutamic acid from L-glutamic acid was carried out by fermentation using the microorganism Baci...
Media Kontak Tani Ternak
Peranan ayam lokal (ayam bukan ras) sangat penting sebagai salah satu penyedia sumber pangan daging dan telur. Kendala sistem pemeliharaan tradisional-ekstensif adalah terbatasnya lahan serta angka kematian yang tinggi sehingga menyebabkan produktivitasnya rendah. Oleh sebab itu, perlu diupayakan pemeliharaan ayam lokal secara intensif melalui penyediaan pakan murah dan ramah lingkungan yang memenuhi keperluan nutrisi ternak. Masyarakat Desa Margaasih Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung belum menjadikan usaha bidang peternakan khususnya ayam lokal menjadi sektor utama untuk menghasilkan pendapatan. Hal ini disebabkan karena terkendala oleh kurangnya pengetahuan mengenai penggunaan bahan pakan alternatif produk fermentasi dalam menyusun formula pakan. Sementara itu, hasil palawija di lingkungan desa berupa singkong, dedak padi, dan jagung, belum dimanfaatkan secara optimal untuk diolah menjadi bahan pakan berkualitas. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan dihadiri oleh petani (kelompok tani "Sugih Mukti"), peternak ayam, aparat dan tokoh masyarakat. Materi yang disajikan adalah teknologi fermentasi limbah pertanian menggunakan mikroba Bacillus licheniformis, Lactobacillus sp., dan Saccharomyces cerevisiae, formula pakan, dan intensifikasi ayam lokal. Hasil kegiatan adalah respons yang cukup baik (direspons positif) dari peserta penyuluhan dan pelatihan dalam mengadopsi teknik fermentasi limbah pertanian (sebelum 23%, sesudah 77%), teknik formula dan membuat ransum (sebelum 32%, sesudah 82%), dan intensifikasi budidaya ayam buras (sebelum 54%, sesudah 83%). Perlu adanya tindak lanjut kegiatan pengabdian pada masyarakat untuk pembinaan kelompok peternak ayam buras ke arah efisiensi usaha. Kata kunci: ayam lokal, fermentasi, formula pakan, intensifikasi, limbah pertanian.
SEMINAR NASIONAL PERTANIAN PETERNAKAN TERPADU, 2020
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian pakan fermentasi onggok dan daun kelor (Moringa oleifera L.) menggunakan Chrysonilia crassa terhadap panjang vili dan kedalaman crypt serta jumlah bakteri asam laktat dan Coliform dalam ileum ayam broiler. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap. Materi yang digunakan yaitu DOC ayam broiler berjumlah 200 ekor dengan bobot rata-rata 46,28 ± 0,86 g, yang terbagi menjadi empat Perlakuan dan lima Ulangan. Perlakuan yang diberikan meliputi T1 (pakan basal), T2 (pakan basal ditambah 0,1% Bacitracin), T3 (pakan fermentasi) dan T4 (pakan fermentasi ditambah 0,1% Bacillus subtilis). Pemberian perlakuan mulai dari umur 8-35 hari. Data diolah menggunakan analisis ragam dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukan tidak ada pengaruh nyata setiap perlakuan yang diberikan terhadap panjang vili, kedalaman crypt dan jumlah bakteri asam laktat namun berbeda nyata terhadap penurunan jumlah bakteri Coliform di dalam ileum ayam broiler. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pemberian pakan fermentasi onggok dan daun kelor (Moringa oleifera L.) menggunakan Chrysonilia crassa tidak meningkatkan panjang vili, kedalaman crypt dan jumlah bakteri asam laktat di dalam saluran pencernaan ayam broiler namun dapat menurunkan jumlah bakteri Coliform di dalam ileum ayam broiler.
Jurnal Peternakan, 2021
ABSTRAK. Campuran darah sapi dan limbah dapat dimanfaatkan sebagai pakan hal ini di karenakan kadar protein yang tinggi pada darah sapi dan ketersediaan yang melimpah sehingga sangat potensial untuk digunakan sebagai pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari perbandingan campuran terbaik antara darah sapi dan limbah industry pertanian (ampas kelapa, bungkil inti sawit dan bungkil kelapa), waktu fermentasi (24, 72 dan 120 jam) yang difermentasi oleh Bacillus amyloliquefaciens. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor 1 yaitu perbandingan level darah dan limbah pertanian terdiri dari : A1 = 0,8:1; A2 = 1:1, A3 = 1:1,2 (v/v), faktor 2 yaitu jenis limbah (adsorben) terdiri dari: B1 = ampas kelapa, B2 = bungkil inti sawit, B3 = bungkil kelapa, dan faktor 3 yaitu lama fermentasi terdiri dari: C1 = 24 jam, C2 = 72 jam, C3 = 120 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan level darah 1:1,2, ampas kelapa, dan lama fermentasi 120 jam memiliki kandungan protein, serat kasar, retensi nitrogen, kecernaan serat kasar dan energi metabolisme terbaik dibandingkan dengan campuran yang lain. Kesimpulan penelitian ini yaitu campuran darah sapi dengan ampas kelapa (1:1,2) yang difermentasi oleh Bacillus amyloliquefaciens selama 120 jam menghasilkan kualitas nutrisi, retensi nitrogen, kecernaan serat kasar, dan metabolisme energi terbaik dibandingkan dengan campuran darah dengan limbah pertanian lainnya. Kata kunci: Darah sapi, limbah pertanian, fermentasi, bacillus amyloliquefaciens ABSTRACT. A mixture of bovine blood and agricultural waste that can be used as animal feed, this is due to the high protein content in cow blood and its abundant availability so it is potential to be used as animal feed. The first stage is to find out the best combination between blood and agricultural waste (coconut pulp, palm kernel cake and coconut cake), and fermentation time (24, 72 and 120 hours) which is fermented by Bacillus amyloliquefaciens. This study used a 3x3x3 factorial completely randomized design (CRD) with 3 replications. Factor 1 is the ratio of blood levels and agricultural waste consisting of: A1 = 0.8:1, A2 = 1:1, A3 = 1:1.2 (v / v), factor 2 is the type of waste (adsorbent) consisting of: B1 = coconut dregs, B2 = palm kernel meal, B3 = coconut cake, and factor 3, namely the fermentation time consisting of: C1 = 24 hours, C2 = 72 hours, C3 = 120 hours. The results of this study showed a blood level of 1:1.2, coconut pulp, and fermentation time of 120 hours had the best protein, crude fiber, nitrogen retention, crude fiber digestibility and metabolic energy compared to other mixtures. The conclusion of this study is that the mixture of bovine blood with coconut pulp (1: 1.2) fermented by Bacillus amyloliquefaciens for 120 hours resulted in the best nutritional quality, nitrogen retention, crude fiber digestibility, and energy metabolism compared to blood mixtures with other agricultural wastes.
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedelai fermentasi dalam ransum ayam broiler terhadap persentase karkas dan bobot organ dalam. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Lebak Jati, Desa Cileles, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, 45363 pada bulan Februari-Maret 2023. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 ekor ayam broiler dengan strain Cobb yang berusia 1 hari. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri atas perlakuan yaitu P0 (ransum tanpa penggunaan kedelai fermentasi), P1 (penggunaan kedelai fermentasi 10% dalam ransum), P2 (penggunaan kedelai fermentasi 20%), dan P3 (penggunaan Kedelai fermentasi 30% dalam ransum). Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan kedelai fermentasi tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase karkas dan bobot organ dalam (jantung, hati, gizzard dan usus halus). Hasil penelitian disimpulkan bahwa pe...
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian kultur Bacillus subtilis (KBS) selama periode refeeding setelah periode pembatasan pakan terhadap penampilan dan komposisi kimia karkas broiler betina. Sebanyak 18 ekor broiler betina umur 13 hari didistribusikan ke dalam 3 kelompok perlakuan dan dipelihara pada kandang kawat secara individu. Kelompok 1 adalah kontrol dan diberi pakan ad libitum. Kelompok 2 adalah broiler yang diberi pakan sebatas kebutuhan energi untuk hidup pokok selama 6 hari. Kelompok 3 sama dengan kelompok 2, hanya selama refeeding diberi pakan yang mengandung 1% KBS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pemberian KBS mampu meningkatkan pertambahan berat badan pada broiler yang dibatasi pakannya (P<0,05); (2) Pembatasan pakan secara nyata menaikkan efisiensi pakan (P<0,05); dan (3) Pemberian KBS secara nyata menurunkan lemak perut (P<0,05). Pemberian KBS tidak berpengaruh secara nyata terhadap komposisi kimia karkas. Dapat disimpulkan bahwa pemberian KBS selama refeeding mampu menstimulasi "catch-up growth" dan menurunkan lemak perut pada broiler betina.