jurnal cluster dengan studi kasus tempat wisata Kraton Yogyakarta (original) (raw)
Related papers
2009
Secara umum terdapat satu mata rantai kesinambungan tipologis tata ruang Keraton Yogyakarta dengan keraton-keraton di Jawa yang mewarisi tradisi Hindu tentang Jagat Purana berpusat pada benua bundar Jambudwipa dikelilingi tujuh lapisan daratan dan samudera. Pada pusat benua terdapat meru tempat para dewa bersemayam. Tipologi ini menjadi dasar tata lingkungan binaan, dengan kedudukan titik pusat yang menjaga kestabilan seluruh tatanan. Pada skala negara, tatanan terpusat pada kuthagara yang dikelilingi negara, nagaragung, dan mancanegara. Sistem pemerintahan tersebut menunjukkan Keraton Yogyakarta sebagai pusat sentris, termasuk dalam pengembangan dan pembangunan arsitektur di luar keraton. Keraton Yogyakarta menjadi mazhab arsitektur yang layak diteliti, sehingga hasil penelitian diharapkan dapat menjadi landasan ilmiah bagi pengembangan perancangan arsitektur berbasis tradisi adiluhung. Tulisan ini menguraikan berbagai fakta historis, nilai arsitektural Keraton Yogyakarta berikut n...
Studi Eksploratif Mengenai Yogyakarta sebagai Pengirim Wisatawan Keluarga
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2017
Family recreation is becoming more popular among families in Yogyakarta. This phenomenon is associated with an increased understanding of the importance of family togetherness, strengthen family ties and family memories. The practice of family recreation is affected by geographic, demographic changes, and understanding of the importance of tourism for the family. The purpose of this study is to explain the tendency of families's understanding of family recreation and trend of family recreation. The findings suggest that family recreation associated with increased understanding and mobility of families. This study contributes to an understanding of the social changes in Yogyakarta families and its meaning for the tourism industry in the future.
Profil dan Karakteristik Wisatawan Nusantara (studi kasus di Yogyakarta)
Jurnal Pariwisata Pesona
Domestic tourists are the backbone of a number of tourism destinations in Indonesia including Yogyakarta, but not many researchs have studied their characteristics. This research aims to provide an overview of the profile of domestic tourists. Yogyakarta is one of the favorite destinations for tourists in Indonesia. The research method used is a direct survey to domestic tourists (N = 600) using a questionnaire. The research findings are : in general domestic tourists are short stay (only 1-2 days), very few use accommodation facilities but live in friend's and colleague's home, the majority segment is the closest neighbor and the proximate principle is The main factor. In terms of age, is mostly productive age (26-40 years), the main motivation is just walking, preferring to use private vehicles and organizing their own travel or not using travel agent services, dominated by repeaters. The considerations of accessibility, facilities and prices are most influential on the motivation of travel. As for the interest in the type of destination is nature tourism
STRATEGI PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATA DI KERATON YOGYAKARTA
2 KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh, Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan lancar. Shalawat beriring salam kepada junjungan rasul besar kita Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya sampai akhir zaman. Makalah yang berjudul "STRATEGI PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATA DI KERATON YOGYAKARTA "ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia. Ucapan terima kasih kepada bapak ZEIN MUTTAQIN,SEI.MSI.selaku dosen pengampu, keluarga dan sahabat yang telah membimbing,mengarahkan dan membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan pahala-Nya.Amiin. Tentu dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan ataupun kelemahan.Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan agar makalah ini menjadi lebih baik.
Analisis Infrastruktur Pariwisata: Kasus di Yogyakarta
2019
Banyaknya objek wisata yang memiliki daya tarik telah menarik wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara berkunjung ke DIY. Yogyakarta mempunyai wisata alam dan wisata budaya, dan situs sejarah yang beragam. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis kecukupan infrastruktur pendukung aktivitas pariwisata di DIY. Data dikumpulkan langsung dengan menggunakan kuisioner yang ditujukan kepada para tour guide, wisatawan mancanegara, dan wisatawan domestik yang pelaksanaannya di lakukan pada tahun 2018. Instrumen yang diadopsi adalah dari American Society of Civil Engineers. Hasil studi dengan 45 responden ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan infrastruktur yang pendukung kegiatan pariwisata di DIY memperoleh rating 84% dengan grade “Baik”. Detail rating dan grading mengenai dua belas jenis infrastruktur juga disajikan. Komparasi juga dilakuan dengan studi yang dilakukan di Manggarai Barat dengan obyek Pulau Komodo
Perancangan Buku Tentang Tradisi Patehan Di Kraton Jogjakarta
2016
Setiap negara atau golongan memiliki kebiasaan tersendiri dalam meminum teh, begitu juga dengan Indonesia. Salah satu kota yang masih mempertahankan tradisi ini adalah Jogja. Kebiasaan minum teh di Jogja terbagi menjadi 2, yaitu di golongan masyarakat dan di lingkungan Kraton. Tradisi minum teh yang ada di Kraton disebut Patehan. Patehan adalah upacara menyajikan minuman (teh) untuk sultan. Upacara ini memiliki tata cara penyajian dan makna tertentu, tidak kalah dengan tradisi minum teh milik negara lain. Sayangnya tradisi ini masih kurang dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu, perancangan buku ini bertujuan agar tradisi ini dapat dikenalkan dan dilestarikan oleh masyarakat.
Perancangan Buku Panduan Perjalanan Wisata Candi Di Klaten
2019
Ada banyak candi yang terdapat di Indonesia, khususnya di daerah Klaten Jawa Tengah. Dari sekian banyak candi di Klaten ada tiga candi yang secara jalur destinasi sangat memungkinkan unuk dikembangkan yaitu candi Sojiwan, candi Plaosan, dan candi Sewu. Pengembangan tersebut berupa pemberian informasi mengenai lokasi, jalur destinasi, dan informasi-informasi lainya yang dibutuhkan oleh wisatawan. Pengembangan tersebut diwujudkan menjadi sebuah media informasi melalui perancangan buku panduan wisata yang berisi tentang informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para wisatawan selain itu didalam buku ini terdapat denah lokasi candi dan peta jalur tiga candi tersebut,denga memadukan dengan ilustrasi yang mempunyai kesan sakral dan lawas diharapkan dapat menarik para wisatawan dan calon wisatawan untuk membacanya . Studi mengenai dasar teori yang terkait dalam perancangan ini meliputi tentang perancangan ilustrasi, fotografi, typografi, warna, dan komposisi. Selain itu juga tentang sejarah...