Hubungan Dukungan Psikososial Keluarga Dengan Tingkat Stres Pasien Hiv/Aids (original) (raw)

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi Pasien HIV/AIDS

Jurnal Ners dan Kebidanan, 2015

AIDS is a collection of specific clinical conditions that are the end result of infection by HIV. This raises the issue of psychiatric illness, namely depression. Depression is what causes the quality of life of patients with HIV / AIDS become less well. To handle this condition needed social support from family. The purposes of this study were to identify family support and levels of depression, and analyzed the correlation between the two variables. This study used correlative as research design. Purposive sampling is used to get samples. The total of study subjects were 34 people who registered in the registration book in January to October 2013, and visited hospitals in Cendana Polyclinic Ngudi Waluyo Hospital Wlingi and included the inclusion criteria. Family support data was obtained base of questionnaire and depression levels was obtained by The Zung Self-Rating Depression Scale questionnaire. Data showed that 94,1% respondents got family support well and 97,1% respondent have not depression symptoms. The correlation between family support with depression levels analyzed using Spearman's rho test with a significance level of p = 0.000, showed that the correlation between family support for the patient's level of depression of HIV / AIDS significantly. From this study can be concluded that the respondents with good family support did not experience symptoms of depression. Families need to provide support for its members who suffer from HIV / AIDS in order to prevent depression.

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Stres Pada Ibu Rumah Tangga (Irt) Berstatus Hiv-Aids DI Klinik Animha Rsud Merauke

Sentani Nursing Journal, 2021

Pendahuluan: Klinik Animha Merupakan salah Satu pusat rujukan pasien HIV-AIDS di papua dan sejak beberapa tahun terakhir dan terus meningkat. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah cukup tingginya kasus HIV-AIDS ini terjadi pada ibu rumah tangga (IRT) yang memerlukan dukungan keluarga. IRT dengan HIV-AIDS yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarga, disebabkan oleh tingginya stigma terkait penyakit HIV-AIDS sehingga anggota keluarga yang menderita penyakit ini sering dianggap telah melanggar normanorma dalam keluarga dan memalukan keluarga. Pada akhirnya mereka sering dikucilkan, ditelantarkan bahkan diisolasi dari lingkungan sehingga membuat IRT berstatus HIV-AIDS menjadi stres. Oleh sebab itu peneliti merasa perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan penurunan stres pada IRT berstatus HIV-AIDS. Metode: Deskriptif kuantitatif dengan analisa uji spearman rho menggunakan koesioner yang di lakukan pada 30 responden IRT berstatus HIV-AIDS pada klinik Animha. Hasil: Dukungan keluarga kategori tinggi sebanyak 25 orang (83,3%), kategori sedang 4 orang (18,3%) dan kategori rendah 1 orang (3,3%). Tingkatan stres terdapat pada kategori sedang sebanyak 25 orang (83,3%) dan kategori rendah sebanyak 5 orang (16,7%). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang rendah antara hubungan keluarga dengan penurunan stres sangat kuat antara dukungan keluarga dengan penurunan stress (r = 0,199) berpola negatif yang berarti bahwa semakin tinggi rendahnya dukungan keluarga tidak mempengaruhi peningkatan atau penurunan stres IRT HIV-AIDS. Bagi klinik Animha RSUD Merauke untuk tetap mempertahankan bahkan meningkatkan mutu pelayanan dan pengobatan yang sudah berjalan dengan baik. Hal ini sangat berdampak pada kualitas hidup bagi IRT berstatus HIV-AIDS tersebut.

Hubungan Dukungan Psikososial dengan Stres Pada Keluarga Orang dengan Gangguan Jiwa

Jurnal Kesehatan

Keluarga memainkan peran penting dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Perawatan jangka panjang dapat menyebabkan stres pada keluarga yang merawat orang dengan gangguan jiwa. Keluarga yang tidak mempunyai dukungan psikososial rentan mengalami stress yang dapat berdampak tidak hanya pada dirinya sendiri tapi juga anggota keluarga yang dirawat. Dukungan psikososial diantaranya penggunaan strategi koping yaitu problem focused coping dan emotion focused coping dapat membantu keluarga mengurangi stress yang dialami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan korelasi antara dukungan psikososial dan tingkat stres pada keluarga yang merawat orang dengan gangguan jiwa. Desain penelitian menggunakan rancangan korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah keluarga yang merawat orang dengan gangguan jiwa di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Hulu, Puskesmas Saigon dan Puskesmas Kampung Dalam. Teknik sampling dalam penelitian ini ...

Tingkat Stres Keluarga Dalam Melakukan Rujukan Pasien Dengan Gangguan Jiwa

2017

Stress erat kaitannya dengan tekanan hidup yang semakin hari semakin tinggi. Masyarakat urban biasanya menjadi objek yang rentan terhadap stres.Stres juga sering dialami keluarga karena masalah yang muncul dalam keluarga. Salah satu penyebab stres adalah adanya masalah gangguan jiwa didalam keluarga. Masalah gangguan jiwa tersebut dapat mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres keluarga dalam melakukan rujukan pasien dengan gangguan jiwa diwilayah kerja Puskesmas Lampulo Banda Aceh. Jenis penelitian descriptive e x plorative dengan desain penelitian cross sectional study. Penelitian dilakukan selama 8 hari.Responden dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa sebanyak 33 keluarga yang dipilih dengan metode purposive sampling . Kuesioner dalam penelitian adalah kuesioner modifikasi yang dikembangkan dari kuesioner baku DASS . Data dianalisis dengan menggunakan statist...

Dukungan Keluarga Dan Depresi Pada Penderita Hiv/Aids Di Yogyakarta

Psikologika : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 2012

The aim of this study is to find out the relationship between family effect on the intention of depression on HIV/AIDS victim. The hypothesis of this research is there is a negative relationship between family support and of depression on HIV/AIDS victim. The subject of this research is 50 ODHA in Yogyakarta, 2 men and 48 woman. The scale for this research conducted by the reseacher based on the House aspect of family support (Smet, 1994), and adaptation of Beck scale is used to measure the depression aspect (1987), which is BDI II (Beck Depression Inventory II). Data analysist method on this research is using Spearman's non parametic corelation. The analysist shows r =-0.434 and p= 0.001 (p<0.05). The data shows the higher the family support, the lower of depression on the HIV/AIDS victim. And in reverse, the lower the family support, the higher of depression on the HIV/AIDS victim. Based on this research, we can see that family support contribute 18.9% in reducing the intention of depression on HIV/AIDS victim.

Dukungan Peer dan Keluarga Dalam Penurunan Stigma pada ODHA

Jurnal Keperawatan Silampari

This study aims to determine the effectiveness of peer and family support in reducing stigma in ODHA. The research method used was a literature review using the Pub Med, Scopus, Science Direct, Sage Journal, Embase, and Proquest databases. The results showed that of the seven articles obtained, there were articles explaining the role of peers in reducing stigma in ODHA, namely in the form of mentoring and providing information about treatment and antiretroviral therapy (ART). The success of treatment carried out by peer ODHA also reduced internal and acquired stigma. An article explains the role of family support in reducing the stigma against ODHA by accepting ODHA HIV status, assistance with ART treatment, and willingness to care for ODHA. In conclusion, peer and family support are equally important contributors to efforts to reduce the stigma of ODHA. Keywords: Family Support, PLHIV Peer Support, Reducing Stigma

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Stres Pada Penderita Obesitas

Kesehatan dan penampilan merupakan aspek yang sering dikaitkan dengan berat badan seseorang. Badan yang sehat dengan penampilan yang menarik akan menjadikan seseorang menjadi lebih yakin bila berhadapan dengan orang lain. Menurut undang-undang pokok kesehatan nomor 9 tahun 1960, dalam pasal 2 dikatakan bahwa yang dimaksud kesehatan adalah yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan

Stadium Hiv/Aids Dan Tingkat Stres: Korelasi Keduanya

JURNAL MUTIARA NERS, 2021

Background: Infectious diseases that are still of concern to many circles, namely HIV / AIDS. This is confirmed by the reason that there is still an increase in the number of cases. In addition, this disease makes sufferers or people who are often known as people living with HIV / AIDS (PLWHA) experience both physical and psychological problems. The physical problems experienced by PLWHA, of course, depend on the stage of the patient's disease. PLWHA who experience physical problems may experience stress due to their illness. The purpose of this study was to determine the relationship between HIV stage and stress levels. Method: This type of research is a quantitative observational study with a correlation analytic design with consecutive sampling technique. Data collection was carried out by using a questionnaire with the number of respondents as many as 38 people. The data obtained were processed statistically using the Spearmen Rho statistical test. Results: based on the data...

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Orang Dengan Hiv/Aids (Odha) Minum Obat Arv

Journal of Applied Nursing (Jurnal Keperawatan Terapan), 2020

Pengobatan ARV dapat menurunkan jumlah virus HIV hingga pada jumlah terendah, sehingga dapat mencegah resiko infeksi oportunistik atau penyakit penyerta seperti TBC. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ODHA minum ARV. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi melibatkan 113 responden. Berdasarkan uji univariat diperoleh hasil bahwa reponden berusia 22-40 tahun sebanyak 89,4% jenis kelamin laki-laki 91,2%, jenis pekerjaan sebagai karyawan swasta sebanyak 74,3%, responden dengan sisa 3-12 dosis obat dalam 30 hari sebanyak 57,5 %, untuk responden yang kurang mendapat dukungan keluarga sebanyak 61,3%, dan responden yang tidak patuh dengan dukungan keluarga baik sebanyak 50%. Hasil uji bivariate diperoleh nilai p value= 0,363(P>0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan ODHA minum obat ARV.