Respon Perbungaan Tanaman Globba leucantha var. bicolor Holttum Dengan Pemberian Berbagai Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh dan Media Tanam (original) (raw)

Respon Antera Anthurium andreanum Linden ex André cv. Carnaval pada Medium dengan Berbagai Kombinasi Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh

Jurnal Agronomi Indonesia, 2009

Anther culture is one of technological breakthrough in producing homozygous lines, which is an important genetic resource in plant breeding programs. Response of anther in various regeneration media is one of important basic information in developing anther culture method. The objective of this research was to investigate callus formation and evaluate the potential of using this cultivar in developing anther culture of anthurium. Anthers, yellow and reddish callus derived from anther culture of A. andreanum cv. Carnaval were used in the study. Eight regeneration media i.e. MMS

Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh dan Bagian Asal Bibit Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Pembibitan Tebu

2021

This study was conducted on Pujodadi Village, Trimurjo, Central Lampung from September to December 2020. The study used a factorial randomized block design with two factors and three replications. The first factor is concentration of plant growth substances which consists of 5 levels; Z0 (0 ml.lt-1), Z1 (3.5 ml.lt-1), Z2 (7 ml.lt-1), Z3 (10.5 ml.lt-1) and Z4 (14 ml.lt-1). The second factor is the origin of the seed consists of three parts; P1 (top), P2 (middle), and P3 (bottom). The research objective was to study the effect of plant growth substances concentration and part of seed origin in sugarcane seedlings. The results showed that the plant growth substances concentration significantly increased the percentage of growth and the time 50% of the seeds sprouted. The seed origin of the top part showed the best growth compared to the middle and bottom. There was no interaction between plant growth substances concentration and seed origin on sugarcane seed growth.

Respon stek pucuk Camelia japonica terhadap pemberian Zat Pengatur Tumbuh organik

Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 2015

Kepiting (Brachyura) merupakan salah satu spesies kunci (keystone species) yang memegang peranan penting di alam. Terdapat ± 150.000 Crustacea yang belum diidentifikasi termasuk kepiting (Brachyura). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sebaran kepiting (Brachyura) di Pulau Tikus Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu dengan menggunakan metode transek kuadrat. Transek kuadrat mewakili bagian barat, utara, timur dan selatan Pulau Tikus. Hasil penelitan menunjukkan terdapat 34 jenis dengan total 11 famili kepiting (Brachyura) dari Pulau Tikus yaitu Portunidae, Majidae, Galenidae, Dromiidae, Calappidae, Ocypodidae, Grapsidae, Porcellanidae, Macrophthalmidae, Xanthidae dan Pilumnidae. Keseluruhan jenis kepiting memiliki sebaran pada berbagai habitat dengan substrat yang berbeda sesuai dengan jenis kepiting dan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan. Sebaran kepiting bergantung dari keberadaan substrat dan ekosistem sekitar perairan yang mendukung perolehan makanan kepiting.

Respon Perkecambahan dan Pertumbuhan Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Terhadap Asal Benih dan Berbagai Perlakuan Pematahan Dormansi

Peningkatan Produktivitas Pertanian Era Society 5.0 Pasca Pandemi, 2021

Bunga telang (Clitoria ternatea L.) merupakan salah satu tumbuhan leguminosae yang memiliki berbagai potensi farmakologis, namun tumbuhan ini belum dibudidayakan secara luas dan sebagian besar pemanenannya masih berasal dari alam. Perbanyakan bunga telang menggunakan biji memiliki masa dormansi, sehingga diperlukan upaya untuk pematahan dormansi benih bunga telang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhasal benih dan berbagai perlakuan pematahan dormansi terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bunga telang. Penelitian ini dilakukan di screen house Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret pada bulan April - Mei 2021. Metode penelitian menggunakan RAK faktorial yang terdiri dari faktor pertama asal benih (K) yaitu asal benih dari dataran rendah (K1) dan dataran tinggi (K2), faktor kedua perlakuan (P) yaitu perlakuan kontrol (P1), suhu perendaman 45° C (P2) dan larutan GA3 konsentrasi 30 ppm (P3). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) da...

Respons Labu Madu (Cucurbita moschata Dusrch) terhadap Zat Pengatur Tumbuh Alami berbagai Dosis

Journal of Agronomy Research, 2018

The purpose of the research was to studied the response of honey pumpkin (Cucurbita moschata Durch) to the kind of natural PGRs substances in various dosages.The research was conducted at the Greenhouse of griculture Faculty Siliwangi University since April 2017 until September 2017, by ecperiment method using Randomized Block Design, 9 treatments, i.e., b0: control, b1: onion bulb 200 ml, b2: onion bulb 300 ml, b3: bamboo shoots 200 ml, b4: bamboo shoots 300 ml, b5: banana 200 ml, banana b6: banana 300 ml, b7: mix (onion bulb + bamboo shoots + banana) 200 ml, b8: mix (onion bulb + bamboo shoots + banana) 300 ml. Each of treatmnent replicated three times. The parameters analyzed were plant height, number of leaves, leaf area, plant dry weight, fruit weight per plant, fruits weight per pieces, fruit length, and fruit diameter. The results showed that honey pumpkin gave the same response to the natural PGRs with various dosages on plant height, number of leaves, plant dry weight, fruit weight, fruit length, and fruit diameter. But, honey pumpkin gave the different response on the leaves area and fruit weight per plant. The largest leaves was found by giving extract of banana bulb of 300 ml (7119.8 cm 2) and the mixture extract (onion bulb + bamboo shoots + banana bulb) of 300 ml (6978.5 cm 2). The highest of fruit weight per plant is in extract of bamboo shoots 300 ml (388.6 g), and extract of banana bulb 300 ml (347.6 g).

Pengolahan Sampah Bunga Menjadi Kompos dengan Pemberian Bioaktivator yang Berbeda

Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Sampah bunga merupakan salah satu sampah yang secara spesifik dihasilkan dari kegiatan seremoni agama Hindu. Sampah ini dapat dimanfaatkan sebagai kompos karena mengandung bahan organik yang mudah didegradasi. Untuk mempercepat proses degradasi dibutuhkan bioaktivator. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian biaktivator berbeda terhadap proses pembuatan kompos sampah bunga. Sampel sampah bunga yang digunakan terdiri dari gemitir (Tagates erecta L.), pacar air (Impatiens balsamina L.), bunga hortensia (Hydrangea), dan kamboja (Plumeria). Reaktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan reaktor aerobik yang dilengkapi dengan lubang untuk sirkulasi udara. Suhu dan pH dalam reaktor komposting mengalami perubahan dari 25-26oC ke suhu sekitar 35-36oC sedangkan pH menjadi ke pH normal. Hal ini menunjukkan adanya proses metabolisme dalam reaktor. Kada air alam sampah mengalami penurunan dari sekitar 80% menjadi dibawah 50% selama waktu detensi 30 hari. C/N ...

Respon Stek Pucuk Tanaman Miana (Coleus Atropurpureus (L.) Benth) Terhadap Pemberian Zat Pengatur Tumbuh

Jurnal Biologi Tropis, 2019

Abstrak : Tanaman miana saat ini dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Perbanyakan Tanaman miana dapat dilakukan dengan cara generatif maupun vegetatif. Stek pucuk merupakan cara perbanyakan vegetatif tanaman miana yang relatif mudah dilakukan. Pembibitan dengan cara ini merupakan salah satu cara cepat dalam memenuhi kebutuhan bahan tanaman skala besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Zat Pengatur Tumbuh terhadap stek pucuk tanaman miana (Coleus atropurpureus (L.) Benth. Penelitian dilaksanakan di di laboratorium agroekologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtyasa. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan pada bulan Maret sampai Mei 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang yang terdiri dari empat perlakuan dan diulang tiga kali. Perlakuan yang diuji dalam percobaan ini adalah: kontrol (Tanpa ZPT), IAA 750 ppm, Growtone 500 ppm, dan air kelapa 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh berpe...

Respons Pertumbuhan Berbagai Ukuran Diameter Batang Stek Bugenvil (Bougainvillea spectabilisWilld.) Terhadap Pemberian Zat Pengatur Tumbuh

Agroekoteknologi, 2014

Successive percentage of bugenvil plant propagation by cutting method is low enough since bugenvil is difficult to rooting plant. The availability of carbohydrate source and plant growth regulator in the stem cutting are factors that influencing the successive of cutting. Solution to solve this problem is selection of the size of stem and giving the exsogen plant growth regulator. The research was done in Screen House at Agricultural Faculty, University of North Sumatra, Medan in January until August 2013 to study the growth of sizes of diameter stem cutting with application of the growth regulators. The design of the research used randomized block design of factorial with two factors of treatment and three replications. The first factor was diameters of stem cutting which 6, 12 and 18 mm. The second factor was application of the plant growth regulator IBA + BAP which control, 400+ 400 ppm, 600 + 600 ppm and 800 + 800 ppm. Parameters were shoot height, shoot diameter, root fresh weight of sample, root dry weight of sample, shoot fresh weight of sample, and shoot dry weight of sample. The results showed that diameter 18 mm and giving of plant growth regulator 800 + 800 ppm gave the great influence in cutting growth.