The Emergence of The Idea of Islam And The Problem (original) (raw)

Gagasan Islam Nusantara Sebagai Kearifan Lokal di Indonesia

Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat, 2020

This study employs a philosophical approach to ideas and thoughts of Nahdlatul Ulama (NU), one of largest Islamic mass organisation in Indonesia, in regards to the way this organisation responds to globalization, providing reference especially to their adherence and Muslim society in general. As many other Muslim organisations, NU has been struggling in to deal with globalization issues, along with its challenges, opportunities, and threats. Initiatives and efforts have been initiated by NU leaders to avoid negative impacts of globalisation for the society. In this regards, NU leaders with their discourse of Islam Nusantara are known for their thoughts and approach in maintaining religious harmony, not only among Muslims but also for Indonesian society in general. The Research focuses on three research questions; firstly, what is the main idea behind the discourse of Islam Nusantara?; secondly, what are the approach employed by NU leaders to promote the discourse of Islam Nusantara?...

Tradisi Islam dalam prasasti dan naskah Ulu di wilayah Pasemah, Sumatera Selatan, Indonesia

2021

Aksara Ulu merupakan aksara yang berkembang di daerah Sumatra Bagian Selatan. Asal kata ulu berarti hulu sungai atau dataran tinggi. Aksara Ulu sudah tidak digunakan lagi pada masa sekarang. Meski demikian, tulisan ini mengkaji tradisi Islam di wilayah Pasemah berdasarkan isi prasasti dan naskah beraksara Ulu. Tujuan penelitian yakni mengetahui tradisi Islam di dalam isi prasasti dan naskah. Sasaran penelitian yakni mengidentifikasi seberapa besar peranan tradisi Islam dalam mempengaruhi isi dari prasasti dan naskah. Metode penelitian meliputi pengolahan data (penelusuran sumber, wawancara, studi pustaka), deskripsi ukuran, asal, pemilik, keadaaan atau kondisi, bahasa, variasi aksara, transliterasi, terjemahan, penafsiran, sintesis, dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi prasasti dan naskah Ulu secara kuat dipengaruhi oleh tradisi Islam. Pengaruh agama Islam dalam naskah atau prasasti beraksara Ulu juga dapat dilihat dari pandangan masyarakat terhadap naskah dan ...

Kelemahan Akta Pendaftaran Pengangkatan 1952 (Akta 253) dan Enakmen Pentadbiran Undang-Undang Keluarga Islam Negeri dalam Menangani Keperluan Pengangkatan

Jurnal Islam Dan Masyarakat Kontemporari, 2014

Akta Pendaftaran Pengangkatan 1952 adalah satu-satunya mekanisme yang boleh digunakan oleh orang Islam untuk memberi pengiktirafan undangundang kepada pengangkatan yang dilakukan. Persoalannya, adakah akta tersebut dapat menangani keperluan-keperluan khusus yang dituntut dalam proses pengangkatan anak menurut perspektif Islam? Kajian ini menjawab persoalan ini dan mengenalpasti keperluan orang Islam terhadap satu peraturan khusus berkaitan pengangkatan anak. Analisis yang dilakukan terhadap Akta Pendaftaran Pengangkatan 1952 dan Enakmen-enakmen Pentadbiran Keluarga Islam di setiap negeri di Malaysia mendapati bahawa Akta Pendaftaran Pengangkatan 1952 dan Enakmen-enakmen Pentadbiran Keluarga Islam belum mencukupi untuk menangani keperluan ini. Akta tersebut lebih menjurus kepada tatacara bagaimana pendaftaran pengangkatan dilakukan. Ada syarat-syarat pendaftaran pengangkatan yang diperuntukkannya mengelirukan jika dilihat dari perspektif Islam. Enakmen-enakmen Pentadbiran Keluarga Islam pula hanya memfokuskan terhadap kewajipan memberi nafkah kepada anak angkat, sedangkan konsep pengangkatan anak adalah lebih luas. Walaupun akta dan enakmen-enakmen ini boleh digunakan untuk penjagaan kebajikan anak angkat, namun ia tidak berupaya untuk memberikan panduan kepada orang Islam tentang tatacara pengangkatan Islam. Oleh kerana umat Islam adalah golongan yang paling ramai memohon untuk mengambil anak angkat, adalah wajar sekiranya satu usaha diinisiatifkan untuk menggubal enakmen atau peraturan-peraturan khusus yang boleh dikuatkuasakan sebagai panduan yang mesti dipatuhi oleh setiap keluarga angkat Islam.

lntegrasi Bangsa dalam Perspektif Islam: Konsep lntegrasi dan Kebangsaan dari Islam di Timur Tengah hingga Indonesia

Himpunan Psikologi Indonesia, 2020

his article deals with nationalism and integration of nation in Islamic perspective and its people. The result shows that the majority of Muslim scholars and Muslim mainstream agree that Islam does not regulate the form of the state, the system of the government and such. Instead, the concern of this religion is to anchor noble ethic moral values ain various aspect of human life, including in the political aspect. On this side, to achieve the ideal goal and develop civilization, the integration of the nation needs to be established in a country where Muslims live. Related to Indonesia, Pancasila as its state basis and the constitution of Unitary State of the Republic of Indonesia reveals that this country is following Islamic values. Thus, all the elements of this nation, especially Indonesia Muslims, are obliged to defend the sovereignty of this the country, strengthen the integration and develop civilization being able to enlighten and prosper the Indonesian Muslim, the nation, and even all of the human being.

Modernization of Islamic education and Islamic thought in Indonesia

Edumaspul : jurnal pendidikan, 2022

Suatu tulisan yang beranjak dari ide-ide dalam menganalisis modernisasi pada konteks pendidikan yang terkhusus pada pendidikan Islam di Indonesia. Penelitian ini dibantu dengan metode penelitian studi kepustakaan (library research). Dalam memperoleh data penelitian, peneliti mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasi, sumber dari artikel. Adapun hasil penelitian terlihat bahwa filsafat Islam berkembang sampai konsep-konsep agama baru muncul di dunia Muslim. Karena bagaimana gagasan itu berkembang, jelaslah bagaimana kehidupan sosial, politik, dan budaya umat Islam secara signifikan dipengaruhi oleh pola gerakan dan pandangan dunia mereka. Pendidikan dan keyakinan agama mempengaruhi cara orang bertindak dan berpikir. Madzhab Syafi'i mendominasi pandangan dunia keagamaan umat Islam yang berkembang di Indonesia. Umat Islam Indonesia pada umumnya masih menganut nash-nash mazhab atau ungkapan mujtahid (mazhab qauli), dan mereka belum mendapatkan pendidikan metodologis (mazhab manhaji), yang berarti mereka mengadvokasi hukum menurut pola pikir mujtahid, yang telah dihasilkan oleh imam mazhab.

Aliran Pemikiran Ekonomi Islam Dunia Melayu

Ulum Islamiyyah, 2014

Makalah ini mempunyai dua tujuan utama. Pertama; meneliti aliran pemikiran ekonomi Islam kontemporari para sarjana di dunia Melayu; dan kedua; menganalisis aliran pemikiran tersebut dalam konteks konstruk teoretikal ekonomi Islam. Sarjana di dunia Melayu di sini merujuk kepada para cendekiawan di Kepulauan Melayu (Semenanjung Malaysia, Sumatera Timur, Kepulauan Indonesia, dan Borneo) dengan tumpuan khusus kepada Malaysia dan Indonesia. Ekonomi Islam yang dimaksudkan di sini pula terhad kepada ekonomi Islam anus perdana kontemporari. Kedua-dua tujuan ini dicapai melalui pendekatan kajian analisis tekstual terhadap penulisan-penulisan ekonomi Islam yang dihasilkan oleh para sarjana terpilih di Malaysia dan Indonesia. Hasil analisis ini kemudian disusun dalam bentuk tiga bahagian. Bahagian pertama membincangkan tentang konstruk teoretikal ekonomi Islam kontemporari. Bahagian kedua membincangkan tentang aliran pemikiran ekonomi Islam para sarjana Malaysia dan Indonesia. Akhir sekali, ba...

Islam: Kukuhkan Hubungan Malaysia dan Indonesia

Islam telah berkembang dengan meluasnya di Malaysia dan Indonesia sejak berabad yang lalu. Kini, majoriti daripada rakyat di kedua-dua negara ini merupakan penganut beragama Islam iaitu sebanyak 17, 375 juta di Malaysia dan 205 juta di Indonesia. Situasi ini telah memberikan peluang dan ruang kepada Malaysia dan Indonesia untuk menjalinkan hubungan diplomatik yang baik terutamanya di dalam perkara yang melibatkan hal ehwal agama Islam yang seterusnya dapat mengeratkan hubungan di antara keduanya. Tragedi Tsunami yang melanda Aceh, Sumatera Utara Indonesia pada 26 Disember 2004 telah memperlihatkan bagaimana Malaysia dan Indonesia saling bekerjasama dalam membina semula Aceh yang dianggap sebagai Serambi Mekah oleh masyarakat Islam di kedua-dua negara tersebut. Atas dasar kasih sayang dan keperihatinan sesama saudara Islam, Malaysia tanpa ragu-ragu menghulurkan bantuan kepada Aceh bagi meringankan beban yang ditanggung, ibarat ‘cubit paha kanan, paha kiri terasa juga’. Dengan menggunakan konsep ‘Ukhuwah Islamiyah’ iaitu konsep mengenai persaudaraan sesama Islam, penulis ingin melihat bagaimana hubungan yang terjalin di antara Malaysia dan Indonesia yang didasari atas dasar akidah yang sama (Islam), dapat mengukuhkan lagi hubungan di antara kedua-dua negara tersebut. Selain itu, penulis juga ingin melihat bagaimana konsep ‘Ukhuwah Islamiayah’ ini dapat digunakan dalam menangani konflik yang melibatkan Malaysia dan Indonesia.

NEGARA ISLAM (Analisis Hukum Islam Terhadap Pembukaan UUD 1945)

Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, 2011

Islamic Country: Analysis of Islamic Law Against the Opening of The Constitution 1945: The Islamic state aspired by some people in Indonesia is a reflection of yearning to the concept of state that has ever implemented by the prophet Muhammad PBUH. They try to fight for the glory through the famous movement in the history namely DI/TII. The movement was stopped, and then rose again when the faucet of broadest democracy is opened during the Habibie government. However, because the concept of state is not detailed in the Holy Quran, and there is historical evidence that in establishing the state of Medina, the Prophet used The Charter of Medina as a form of social contract among Muslims, Christians and Jews. It proves that the establishment of the Islamic state is truly similar to the process of state formation in another concepts, namely through social contract. Thus, the Islamic state is not actually lies on the formality, but the substance of Islamic values, such as the value of unity (tauhid), justice, and the protection of people's interests. Pendahuluan Setelah merdeka bangsa Indonesia bertekad mewujudkan cita-cita sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Cita-cita luhur ini ternyata belum bisa di-implementasikan secara maksimal, masih ada kesenjangan sosial; Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 10, No. 2, Juli-Desember 2011 309 perbedaan status sosial antara rakyat dan penguasa yang menyebabkan diskriminasi pada semua aspek kehidupan. Di bidang hukum rakyat sering menjadi korban, banyak kasus yang cenderung untuk menindas dan menguntungkan penguasa, hukum sering menjadi alat melegalitaskan perbuatan penguasa yang terkadang sering menimbulkan kesengsaraan masyarakat banyak. Di bidang ekonomi juga begitu, pasal 33 UUD 1945 sebenarnya sangat baik dan sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia namum dalam perjalanan sejarah ternyata melenceng dari cita-cita sebenarnya. Menurut Roeslan Abdul Gani kesalahan tersebut terjadi yang didominasi konglomerat, konsentrasi kekuatan ekonomi di tangan pemegang monopoli 1. Padahal perekonomian kita berprinsip pada perekonomian kerakyatan, orientasinya untuk kesejahteraan seluruh bangsa, bukan hanya segelintir golongan saja. Bidang politik, dalam pemerintahan Soekarno dan Soeharto mempunyai kesamaan dalam usaha memanggungkan kekuasaannya, Soekarno dengan dukungan angkatan darat (AD) dan partai komunis Indonesia (PKI), dan Soeharto dengan dukungan Angkatan Darat (AD) dan Golongan Karya (GOLKAR), kedua-duanya melahirkan rezim yang otoriter 2. Imbasnya terjangkit penyakit kolusi, korupsi dan nepotisme yang sangat berbahaya. Ternyata sikap pemerintah yang tidak adil terhadap segala aspek kehidupan menimbulkan berbagai gerakan-gerakan dari arus bawah (Grassroot). Antara lain gerakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh, dan Sulawesi, mereka menuntut perbaikan di bidang hukum dan pemerintahan dengan menggunakan syariat Islam sebagai dasarnya, antara lain dengan mendirikan Negara Islam, karena bagi mereka Syariat Islam satu-satunya hukum yang bisa menciptakan cita-cita manusia yang sejahtera, bahagia dan berkeadilan sebagaimana yang 1

Analisis Praktek Hibah Pengganti Warisan di Kalangan Umat Islam Indonesia

Al-Ulum, 2023

Penelitian ini bertujuan untuk menggali pola praktik hibah sebagai pengganti warisan dalam masyarakat Indonesia dan alasan mereka melakukannya. Lokasi penelitian meliputi Gayo, Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Madiun, Kediri dan Surabaya. Dalam penelitian kualitatif ini, data dikumpulkan melalui wawancara. Peserta terdiri dari ulama, akademisi, dan masyarakat yang mempraktekkan hibah sebagai pengganti harta warisan. Wawancara ditranskrip dan dianalisis melalui analisis isi. Kajian ini menunjukkan tiga pola praktik hibah sebagai pengganti warisan. Pertama, hibah diberikan di awal dengan porsi 2:1, yang juga dianggap sebagai warisan ketika orang tua meninggal. Kedua, Hibah dibagi rata dan orang tua yang masih hidup mendapat bagian. Ketika seseorang meninggal, harta yang dimiliki oleh orang tua dibagi rata. Ketiga, Hibah dibagi secara tidak merata, dan setelah orang tua meninggal, harta tersebut menjadi bagian dari perhitungan warisan. Kajian ini menyimpulkan bahwa praktik Hibah semakin populer di kalangan masyarakat dalam pembagian warisan, sedangkan warisan Islam semakin tidak signifikan. Kedudukan hukum Agama yang begitu penting dalam masyarakat Muslim Indonesia menjadi terancam.

Proses Produksi dan Penjualan Batako dalam Perspektif Hukum Islam dan Konsumen: Sebuah Kajian Hukum

SERAMBI: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis Islam, 2019

This article aims to examine how to review Islamic business ethics and consumer protection laws on the brick production process and how to review Islamic business ethics and consumer protection laws on the brick-making process in Nguneng Village, Wonogiri. This research is a type of field research with a qualitative approach, data collection techniques using observation and interviews related to the production process and sales of these brick blocks. Then draw conclusions using Islamic business ethics theories and consumer protection laws. Based on the results of the study, it can be concluded that 1) The production process of concrete blocks in Nguneng Village, Puhpelem District, Wonogiri Regency is not following Islamic business ethics because it does not meet the principles of Islamic business ethics because it does not pay attention to honesty, balance, free will, responsibility, and virtue in making Concrete brick. Abstrak Artikel ini bertujuan mengkaji bagaimana tinjauan etika bisnis Islam dan undang-undang perlindungan konsumen terhadap proses produksi batako dan bagaimana tinjauan etika bisnis Islam dan undang-undang perlindungan konsumen terhadap proses penjualan batako di Desa Nguneng, Wonogiri. Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan interview terkait proses produksi dan penjualan batako tersebut. Kemudian menarik kesimpulkan dengan menggunakan teori-teori etika bisnis Islam dan Undang-undang perlindungan konsumen. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) Proses produksi batako di Desa Nguneng Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri belum sesuai dengan etika bisnis Islam karena tidak memenuhi prinsip prinsip etika bisnis Islam, karena kurang memperhatikan kejujuran, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, dan kebajikan dalam pembuatan batako.