Linguistik Struktural: Analisis Proses Morfofonemik dalam Karya Tulis Ilmiah Siswa Kelas IX SMP Al-Zahra Indonesia (original) (raw)

Morfofonemik Dalam Tulisan Artikel Karya Siswa Kelas XII SMK Multimedia Tumpang

Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

ABSTRAK: Kompetensi menulis artikel pada kelas XII jenjang SMK sesuai dengan kurikulum 2013 KI 3.47 dan KD 4.47. Penelitian ini difokuskan pada morfofonemik dalam artikel karangan siswa kelas XII SMK Multimedia Tumpang yaitu pada proses penambahan fonem, pelesapan fonem, peluluhan fonem, perubahan fonem dan pergeseran fonem. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan termasuk jenis penelitian analisis teks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa morfofonemik dalam artikel karangan siswa kelas XII SMK Multimedia Tumpang, 1). Hanya terdapat penambahan fonem, pelesapan fonem, peluluhan fonem, perubahan fonem serta tidak ditemukan pergeseran fonem. 2). Tidak semua proses afiksasi mengakibatkan perubahan , diantara proses afiksasi yang menyebabkan perubahan adalah prefiksasi /ber-/, prefiksasi /me-/ dan klofiksasi /me-kan/, /me-i/. Prefiksasi /pe-/ dan konfiksasi /pe-an/ ,prefiksasi /per-/ dan konfiksasi /per-an/, prefiksasi /ter-/ . 3). Kerancuan morfofonemik seba...

PENEKANAN ILMU MORFOLOGI DALAM BUKU TEKS BAHASA ARAB KURIKULUM BARU SEKOLAH MENENGAH

Abstrak: Kajian ini cuba mengenengahkan salah satu permasalahan berkaitan dengan kandungan pembelajaran subjek morfologi Arab, dalam buku teks Bahasa Arab Kurikulum Baru Sekolah Menengah (KBSM) kegunaan pelajar Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) di Malaysia. Buku teks merupakan faktor penting bagi menentukan keberkesanan aktiviti pembelajaran dan pengajaran dan seterusnya memastikan kejayaan sesuatu matlamat pendidikan. Dalam kajian ini penulis akan menganalisis kandungan ilmu morfologi yang ditulis di dalam buku teks bahasa Arab pelajar Sekolah Menengah Kebangsaan Agama bermula dari buku teks kegunaan pelajar tingkatan satu hingga tingkatan lima bagi Kurikulum Baru Sekolah Menengah (KBSM). Penilaian akan dibuat berdasarkan tiga kriteria sahaja iaitu kandungan persembahan dan latihan. Pengumpulan data-data tersebut dilakukan bagi mengetahui dan menilai kesesuaian isi kandungan ilmu morfologi yang ditulis untuk kegunaan pelajar. Adalah diharapkan agar dapatan kajian ini akan memberikan gambaran yang menyeluruh bagaimana ilmu morfologi ini didedahkan kepada pelajar dan berdasarkan analisis yang akan dibuat, penulis berhasrat untuk mencadangkan pendekatan yang sesuai berdasarkan ciri-ciri bahasa Arab yang berbeza daripada bahasa Melayu, dan mengikut tahap umur serta keperluan pembelajaran itu sendiri. Dapatan ini akan membantu pihak yang berkepentingan iaitu Kementerian Pelajaran, penulis buku teks, guru-guru dan para pelajar sendiri dalam usaha meningkatkan pencapaian penguasaan dalam bahasa Arab di Malaysia secara amnya.

STRUKTUR BAHASA; Pembentukan Kata dan Morfem sebagai Proses Morfemis dan Morfofonemik dalam Bahasa Indonesia

Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia

Pembentukan kata dan morfem dalam bahasa Indonesia merupakan fokus artikel ini. Bahasa merupakan sebuah sistem tanda dan bunyi, berarti bahwa bahasa itu sistemis sekaligus sistematis. Dengan demikian, untuk memahami suatu bahasa terlebih dahulu kita harus memahami proses pembentukan kata dan morfem sebagai bagian terkecil dari bahasa itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dengan maksud untuk mengungkapkan proses pembentukan bahasa secara objektif dan apa adanya, yaitu dengan teknik menganalisa contoh kata dan morfem dalam bahasa Indonesia, selanjutnya menganalisa proses pembentukan tiap kata dan morfem tersebut. Proses pembentukan bahasa sejatinya melalui proses morfemis (a) derivasi zero, (b) afiksasi, (c) reduplikasi, (d) komposisi, (e) abrevasi, (f) derivasi balik, (g) metanalisis, (h) analogi dan (i) kombinasi proses sekaligus proses morfofonemik (a) �pemunculan �fonem; �(b) �pelesapan �fonem; �(c) peluluhan �fonem; �(d) perubahan �fonem...

PROSES MORFOFONEMIK DALAM BAHASA JEPANG

Research about process of morphophonemics in Japanese language. Research used qualitative method where data is collected, filtered and display with conclusions. Research used morphophonemics theory by Koizumi. Research was conducted as supplementary materials for Japanese language learner in conducting studies. Morphophonemics is a process order between morphology and phonology of a language. Japanese languages encountered morphophonemics.

Proses Morfofonemik dan Makna Pembentukan Kata pada Kata Berprefiks me- dalam Hikayat Si Miskin

Menurut Wijk (1985: XVIII) bahasa Melayu adalah bahasa yang dituturkan oleh penduduk Sumatera Tengah dari Pantai Timur ke Pantai Barat, jazirah (semenanjung) Malaka (Malaya) dengan dua kepulan yang terletak di sebelah selatana dan di pemukimanpemukiman Melayu di pantai Barat Kalimantan. Bahasa Melayu mengalami penyerbaran ke seluruh penjuru Indonesia sehingga memberikan dampak bagi penggunaan bahasa Indonesia. Bahasa Melayu dianggap berkaitan dengan bahasa Indonesia jika dilihat dari segi historis, sosial, dan regional. Penyebarluasan bahasa Melayu menjadi cikal bakal adanya persamaan bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia. Bahasa Melayu Klasik mengalami perubahan setiap waktunya. Perkembangan tersebut telah dipetakan berdasarkan periodesasi tahun yang membagi bahasa Melayu Klasik menjadi empat periode. Kridalaksana (1991: 5) membagi empat periodesasi terebut menjadi (1) bahasa Melayu Kuna (abad ke-7 sampai abad ke-14); (2) bahasa Melayu Tengahan (abad ke-14 sampai abad ke-18); (3) bahasa Melayu Peralihan (abad ke-19); dan (5) bahasa Melayu

PROSES MORFOLOGI NOMINA PADA FI'IL STULASTI DALAM BAHASA ARAB

Pada tata bahasa Arab proses pembentukan kata atau morfologi disebut dengan ilmu shorof. Al-Gholayaini (2009) menjelaskan definisi ilmu al-shorf sebagai ilmu yang mengkaji akar kata untuk mengetahui bentuk-bentuk kata arab dengan segala hal-ihwalnya di luar 'irob dan bina'nya. Selain itu, juga mengenal adanya pola atau yang disebut dengan wazan yang berfungsi sebagai pembentukan kosa kata dengan akar kata. Sedangkan, akar kata dalam bahasa Arab berasal dari kata kerja . Proses pembentukan kata itu ada yang derivasi dan juga infleksi dalam bahasa Arab. Infleksi yaitu perubahan morfemis dengan mempertahankan identitas leksikal dari kata yang bersangkutan (Verhaar, 2012: 143) misalnya : dalam bahasa arab ‫كتب‬ (kataba) artinya telah menulis ‫يكتب‬ (yaktubu) artinya sedang menulis. Sedangkan derivasi yaitu proses morfemis yang menghasilkan kata dengan identitas morfemis yang lain (Verhaar, 2012: 143), misalnya : dalam bahasa arab ‫كتب‬ (kataba) artinya telah menulis ‫كاتب‬ (kaatibun) artinya orang yang menulis. Jadi, pada penelitian ini akan membahas bagaimana proses morfologi nomina pada fi'il stulasti yang mencakup mujarrod dan mazid (mujarrod bi kharfin, mujarrod bi kharfayni dan mujarrod bi stalastati akhrufin dan pola (wazan) untuk membentuk nomina yang khusus pada fa'il (pelaku).

ANALISIS KESALAHAN PROSES MORFOLOGIS DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV SD : Penelitian Kualitatif Analisis Isi Karangan Narasi Siswa Kelas IV SDN Sukahaji II Kabupaten Bandung

2020

Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi, masih banyak siswa yang kurang memahami penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan belum sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sehingga siswa secara tidak sengaja melakukan kesalahan berbahasa pada bahasa tulis. Tujuan penelitian yaitu menganalisis dan memaparkan bentuk kesalahan proses morfologis ditinjau dari aspek pengimbuhan (Afiksasi), aspek pengulangan (Reduplikasi), aspek pemajemukan (Komposisi), dan aspek pemendekan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode analisis isi. Data dalam penelitian ini adalah data tertulis, berupa kata yang mengandung kesalahan proses morfologis dan sumber data dalam penelitian ini adalah karangan narasi siswa kelas IV SD. Berdasarkan temuan, bentuk kesalahan proses morfologis ditinjau dari aspek pengimbuhan (Afiksasi): kesalahan prefiks, konfiks, sufiks, dan tidak ditemukan kesalahan infiks. Bentuk kesalahan proses morfologis ...

Ketidaktepatan Penerapan Kaidah Morfofonemik Prefiks Meng- Bahasa Indonesia Pada Artikel Jurnal Ilmiah

Sang pencerah, 2022

Kaidah-kaidah morfofonemik prefiks meng-bahasa Indonesia sudah dirumuskan dengan jelas, tetapi masih sering tidak ditepati adalam penulisan artikel jurnal ilmiah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) mengungkap bentuk ketidaktepatan penerapan kaidah morfofonemik prefiks meng-dalam artikel jurnal ilmiah dan (2) mengungkap kendalakendala yang dihadapi dalam penerapan kaidah morfofonemik prefiks meng-pada artikel jurnal ilmiah. Data diambil dari delapan jurnal ilmiah yang bereputasi nasional. Data kalimat yang bergejala ketidaktepatan penerapan kaidah morfofonemik prefiks meng-bahasa Indonesia yang sudah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan pendekatatan tata bahasa struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaktepatan penerapan kaidah morfofonemik prefiks meng-bI pada artikel jurnal ilmiah terjadi pada tiga keadaan, yaitu (1) afiksasi prefiks meng-pada kata dasar yang menyerupai kata kata dasar sekunder, (2) afiksasi prefiks mengpada kata dasar yang berbentuk kata serapan dari bahasa asing, dan (3) afiksasi prefiks meng-pada kata-kata yang sudah lama diberi kekecualian. Ketiga keadaan ini disebabkan oleh tiga faktor, yaitu (1) menyamakan kata dasar primer dengan kata dasar sekunder, dan (2) memberikan kekecualian pada kata-kata serapan dari bahasa asing, dan (3) terbawa oleh kebiasaan berbahasa yang lama.

KATA-KATA SERAPAN BAHASA ACEH DARI BAHASA ARAB: Analisis Morfofonemis

Sosiohumaniora, 2011

Ada sekitar 700 kata Arab yang diserap oleh bahasa Aceh, Proses penyerapan itu tentu saja berpengaruh pada perubahan fonetik dan makna kata yang dihasilkan dalam bahasa Aceh. Penelitian ini membahas tentang proses perubahan ejaan dan perubahaan makna setelah kosakata Arab diserap ke dalam bahasa Aceh. Metode yang digunakan adalah Metode Agih dan Teknik Pilah Unsur Penentu. Jadi, berdasarkan hasil analisis terjadi perubahan ejaan kata serapan bahasa Aceh, perubahan ejaan itu meliputi beberapa proses, seperti disimilasi, metatesis, diftongisasi, monoftongisasi, anaptiksis protesis, epentesis, paragog, aferesis, sinkop dan apokop. Selain perubahan ejaan terjadi juga perubahan makna yang diserap dari bahasa arab tersebut, yaitu: makna tetap, makna menyempit, dan makna meluas. Namun bahasa Aceh cenderung memiliki makna tetap dalam penyerapannya terhadap bahasa Arab. Kata Kunci: kata serapan, ejaan, makna