Evaluasi Kesesuaian Lahan Bekas Tambang Kerikil Berpasir Alami (sirtu) di Desa Panggang, Kec. Kemalang, Kab. Klaten, Jawa Tengah (original) (raw)
Related papers
2021
Tambang tanpa izin seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan, karena tidak melakukan kaidahpertambangan yang baik. Salah satu area penambangan pasir dan batu (sirtu) terletak di Dusun Nurum Lor.Berdasarkan RTRW Kabupaten Klaten wilayah penambangan pasir dan batu tersebut diperuntukan sebagai lahanperkebunan sengon. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui evaluasi kesesuaian lahan penambangan pasirdan batu untuk dijadikan lahan perkebunan. Metode yang digunakan adalah metode survey dan pemetaan,metode pengambilan sampel dengan purposive sampling, metode analisis laboratorium, metode evaluasi weightfactor matching. Parameter yang digunakan dalam evaluasi kesesuaian lahan adalah temperatur rerata, lamabulan kering, curah hujan tahunan, drainase tanah, tekstur tanah, kedalaman efektif tanah, pH tanah, batuan dipermukaan, singkapan batuan, bahaya erosi, kemiringan lereng, dan bahaya banjir. Hasil evaluasi kesesuaianlahan penambangan menunjukkan bahwa klasifikasi kesesuaian lahan untu...
Peranan Fitoremediasi Pada Lahan Bekas Tambang Emas DI Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Amonium thiosulfat dan Sodium thiosulfat sebagai bahan pengkhelat pada proses Fitoremediasi dengan menggunakan tanaman Paspalum conjugatum (Rumput Paitan). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yang dilakukan di lapangan pada bulan Mei sampai Juli 2017. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI
Kegiatan penambangan di Dusun Kaligondang, Kalurahan Temon Wetan sudah berlangsung sejak tahun 2017lalu, hingga saat ini berhenti beroperasi dengan tanpa adanya upaya reklamasi yang dilakukan. Akibat darikegiatan penambangan tersebut terjadi perubahan bentuk lahan dan mengakibatkan lahan tersebut menjadi tidakproduktif. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi lahan area bekas tambang sebagai pertanianlahan kering dan menentukan arahan teknis reklamasi. Metode yang diterapkan dalam penelitian adalahkuantitatif deskriptif yang meliputi observasi dan pemetaan lapangan, analisis laboratorium, dan evaluasi denganmetode pencocokan (matching). Analisis laboratorium yang dilakukan berupa uji kimia tanah. Hasil evaluasilahan didapatkan bahwa area bekas tambang dapat ditanami tanaman pertanian lahan kering yaitu ubi kayu, ubijalar, dan kacang tanah. Upaya pengelolaan lahan dilakukan dengan pembuatan jenjang dengan tinggi 6 meterdan kemiringan 45° dengan backslope 2° dan pembuatan s...
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI
Kegiatan Pertambangan di Dusun Girigondo, Kalurahan Kaligintung, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ditinggalkan tanpa melakukan pengelolaan sehingga memunculkan kerusakan lingkungan dan tidak produktifnya suatu lahan. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui dan mengevaluasi kesesuaian lahan peruntukan tanaman jati pada lahan bekas pertambangan. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (1) metode survei dan pemetaan, (2) metode purposive sampling berdasarkan satuan medan, (3) analisis laboratorium, (4) metode matching. Parameter yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan yaitu : Temperatur (t), Lama bulan kering (bk), Curah Hujan/Tahun (ch), Drainase/Permeabilitas (d), Tekstur (tt), Kedalaman Tanah (kt), pH Tanah (ph), Salinitas (s), Batuan di permukaan (bd), Singkapan Batuan (sb), Bahaya Erosi (be), Kemiringan Lereng (kl), Bahaya Banjir (bb). Hasil evaluasi kesesuaian lahan bekas tambang untuk tanaman jati menunjukkan bahwa semua satuan meda...
Jurnal Sains Pertanian Equator
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit di wilayah Desa Panggi Ruguk Kecamatan Ketungau Tengah Kabupaten Sintang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode grid dengan jarak 200 x 250 meter dengan jumlah titik sampel sebanyak 12 titik. Penelitian ini dilaksanakan dengan Melakukan pengambilan sampel tanah di lapangan, jumlah sampel tanah yang diambil ada dua sampel tanah, pengambilan dilakukan perkedalaman yaitu pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm, dengan satu SPT, kemudian dilanjutkan dengan analisis di Laboratorium, Kegiatan yang dilakukan meliput empat tahapan yaitu : Persiapan, Kegiatan lapangan, Analisis Laboratorium dan Pengolahan data pembuatan peta dan penyusunan laporan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit di daerah lokasi penelitian masuk kedalam Kelas N1(tidak sesuai) dengan luas 100 ha. Rekomendasi pengelolaan terdiri dari pemupukan dan pengapuran. Tanah pada ...
Pasir-Batu (sirtu), Klaten, Jawa Tengah
Adi , 2019
Sirtu adalah singkatan dari pasir batu, karena komposisi ukuran butir yang tidak seragam. Sirtu terjadi karena akumulasi pasir dan batuan yang terendapkandi daerah-daerah relatif rendah atau lembah. Sirtu yang terdapat di beberapa wilayah umumnya berasal dari pasir dan batuan gunung api. Sirtu biasanya merupakan bahan yang belum terpadukan dan biasanya tersebar di daerah aliran sungai. Sirtu juga bisa diambil dari satuan konglomerat atau breksi yang tersebar di daerah daratan (daerah yang tinggi). Sirtu berasal dari dua bagian yang yang berukuran besar merupakan material dari batuan beku, metamorf dan sedimen. Sedangkan berukuran halus terdiri pasir dan lempung. Seluruh material tersebut tererosi dari batuan induknya bercampur menjadi satu dengan material halus. Kuatnya proses ubahan atau pelapukan batuan dan jauhnya transportasi sehingga material batuan berbentuk elip atau bulat dengan ukuran mulai kerikil sampai bongkah. biasanya sirtu diendapkan pada lingkungan air seperti sungai, danaumaupun laut dikenal dengan sebutan aluvium. Kenampakan sirtu saat ini adalahsesuatu yang tidak padu antara meterial batuan dengan halusnya. bila endapanaluvium ini sudah terbentuk dengan ketebalan dan penyebaran yang sangat luas, bersamaan dengan berjalannya waktu dan proses geologi yang berkerja sehinggakenampakan batuan ini sudah berada pada daerah ketinggian atau bukit. Nama sirtu pun beralih menjadi konglomerat karena batuan tersebut sudah padu menjadi satu antara material batuan dengan material halusnya. &umus kimia SiO2 Fe2, O3 CaO MgO.
Juristenzeitung, 2021
There are many mining sites found around Kampar watershed, specifically in Tambang subdistrict. These mining site are scattered in villages, such as Palung Raya village. This research is conducted to analyze the influence of mining to water quality, rate of land erosion, pollutant load, assimilation capacity, social condition and community economy and mining area management. Survey method and quantitative descriptive approach are chosen to collect data from represented population, which are water, soil and the community around mining site. Insitu parameters are temperature, pH, DHL, DO, and exsitu parameters are TDS, TTS, Fe, texture, soil permeability and plankton. Mining activities have yet to influence water quality, but there’s a fluctuation in physical and chemical parameters, and the average of measurement is under the quality standard of PP Number 82 Year 2001, analog with plankton biology parameter, moderate diversity, no show of dominant type and balanced uniformity. The ra...
Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Karet, di Desa Tamaila
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, 2023
Tanaman karet memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan namun kurang diminati di Gorontalo. Hal ini dikarenakan adanya anggapan petani bahwa tanah di Gorontalo tidak cocok untuk budidaya tanaman karet. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian lahan tanaman karet di Desa Tamaila, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo. Pendekatan penilaian kesesuaian lahan dalam penelitian ini adalah metode matching antara karakteristik lahan dan syarat tumbuh tanaman karet. Teknik pengumpulan data yaitu merupakan integrasi antara survey lapangan dan analisis laboratorium. Kesesuaian lahan tanaman karet pada daerah penelitian meliputi cukup sesuai (S2) dengan luas 155,62 Ha, sesuai marginal (S3) seluas 244,18 Ha dan tidak sesuai (N) dengan luas 132,04 Ha. Faktor penghambat kesesuaian lahan bervariasi meliputi media perakaran, ketersediaan oksigen, bahaya erosi, dan ketersediaan air. Penelitian selanjutnya sebaiknya menganalisis seluruh syarat tumbuh tanaman karet dan menambah jumlah sampel agar hasil penelitian lebih detil. Peneliti selanjutnya juga direkomendasikan melakukan analisis kesesuaian lahan untuk komoditas lain di Desa Tamaila sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
AQUATIC (Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa), 2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat pencemaran perairan di bekas lahan tambang intan Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan yang telah ditinggalkan selama 2 tahun (stasiun 1), 7 tahun (stasiun 2) dan 10 tahun (stasiun 3). Parameter yang diukur yaitu: suhu, kecerahan, total suspended solid (TSS), daya hantar listrik (DHL), dissolved oxygen (DO), derajat keasaman (pH), besi (Fe) dan mangan (Mn). Data yang dihasilkan dari pengukuran disajikan dalam bentuk tabulasi dan diagram sehingga akan terlihat adanya perbedaan pada setiap stasiun pengamatan. Analisis data menggunakan metode indeks pencemaran (IP) menurut KepMen LH nomor 115 tahun 2003 dan baku mutu menurut PP 82 tahun 2001. Hasil pengukuran menunjukkan adanya perbedaan nyata bagi parameter TSS, Kecerahan dan Fe antar stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3 yang dilihat berdasarkan standar deviasi. Analisis perhitungan indeks pencemaran (IP) menunjukkan pada stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3 masih dalam kategori tercemar ringan bagi peruntukan kelas I, sedangkan bagi peruntukan kelas II,III dan IV termasuk dalam kategori kondisi baik Kata Kunci : tambang intan, indeks pencemaran, analisis.
2018
Di Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur banyak sekali terdapat perusahaan pertambangan yang menggali dan memanfaatkan batubara sebagai salah satu komoditas ekspor. Salah satu perusahaan tambang yang berusaha memanfaatkan batubara tersebut adalah PT. Kitadin, site Embalut. Adapun Aktivitas penambangan yang dilaksanakan oleh PT. Kitadin, site Embalut, adalah tambang batubara yang menggunakan sistem tambang terbuka. Dari hasil perhitungan data curah hujan yang terjadi pada tahun 2007-2016 diperoleh curah hujan rencana sebesar 77,07 mm/hari, dan intensitas curah hujannya sebesar 12,18 mm/jam untuk periode 10 tahun. Penentuan luas catchment area Pit S12GN menggunakan software Minescape 4.1.1.8. Pada area penelitian dalam hal ini Pit S12GN diketahui memiliki luas sekitar 114,34 Ha (1,11434 Km2). Debit limpasan yang dihasilkan oleh hujan rencana dalam suatu area tangkapan hujan yang akan masuk dalam sarana penyaliran yang akan dibuat adalah 2,86 m3/detik. Volume sumuran yang diperlukan...