Zonasi Kerentanan Kekeringan dan Rekomendasi Perlindungan Daerah Imbuhan dan Mataair Lotong lotong, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (original) (raw)
Related papers
Prosiding SATU BUMI, 2021
salah satu daerah yang memanfaatkan mata air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kelurahan Banjarharjo tidak menerima bantuan air bersih dari pemerintah, tetapi lebih memanfaatkan sumber daya air yang berada di desa tersebut. Mata air di daerah penelitian perlu dilakukan konservasi agar dapat dimanfaatkan untuk jangka panjang. Upaya konservasi Mata Air salah satunya dapat dilakukan dengan mengetahui daerah imbuhan (recharge area) mata air terlebih dahulu. Daerah imbuhan yang tidak dikelola dapat menyebabkan penurunan kuantitas (debit) mata air. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui letak daerah imbuhan mata air serta arahan konservasinya. Analisis letak daerah imbuhan mata air berdasarkan Permen PU No. 02 Tahun 2013. Metode yang digunakan adalah metode survei dan pemetaan untuk kondisi daerah penelitian dan analisis deskriptif untuk menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh adalah zonasi daerah imbuhan mata air dan arahan konservasi daerah imbuhan. Arahan konservasi yang dilakukan, yaitu konservasi secara mekanis dan agronomis, Pengendalian pengolahan tanah, Pembuatan sumur resapan, dan Pengaturan daerah sempadan sumber air.
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, 2019
Dampak perubahan iklim mempengaruhi sumber penghasilan penduduk desa-desa sekitar TNKS. Penurunan produktivitas pertanian menyebabkan penduduk melakukan upaya ektensifikasi, sehingga lahan hutan menjadi alternatif perubahan lahan untuk perladangan dan pertambangan. Penelitian ini bertujuan :1) mengetahui tingkat kerentanan desa-desa sekitar TNKS terhadap perubahan iklim, 2) mengetahui pemetaan tingkat kerentanan tersebut dan 3) mengetahui upaya adaptasi terhadap perubahan iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa yang termasuk kategori sangat rentan terhadap perubahan iklim adalah Desa Ketenong I dan Desa Ketenong II (28,60%), Desa yang rentan adalah Desa Ketenong Jaya (14,20%), Desa yang agak rentan adalah Desa Air Kopras dan Desa Sebelet Ulu (28,60%) serta Desa yang tidak rentan yaitu Desa Bioa Putiak dan Desa Tambang Saweak (28,60%). Upaya adaptasi terhadap perubahan iklim dapat dilakukan dengan memperbaiki saluran irigasi dari sederhana dan tadah hujan menjadi irigasi tekn...
Kajian Daerah Rawan Gempa DI Bulukumba, Sulawesi Selatan
JURNAL GEOCELEBES, 2017
AbstrakKajian terhadap daerah rawan bencana kegempaan dan tsunami di Kabupaten Bulukumba dilatarbelakangi oleh kondisi struktur geologi dan geomorfologi di daerah tersebut. Keberadaan satuan batuan yang menyusun geomorfologi Bulukumba mempunyai dimensi yang berbeda-beda. Batuan tertua berumur Miosen tengah (Bedrock) berada pada pemekaran dasar laut Teluk Bone sementara batuan termuda berumur Plistosen berada pada sesar Walanae di daratan Bulukumba (Formasi Lompobattang). Hal ini menandakan sistem tektonik yang bekerja tidak selalu sama. Struktur geologi di daerah ini menyebabkan kondisi yang tidak stabil. Ketidakstabilan ini mengancam keberadaan daerah dan masyarakat Bulukumba. Metoda analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah deduksi probabilistik dengan pendekatan dedukto-hipotetiko-verifikatif..Data primer diperoleh melalui survei lapangan, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran literatur kepustakaan. Analisis data menggunakan analisis statistik sederh...
Al-sihah: The Public Health Science Journal, 2018
Penilaian risiko sanitasi lingkungan atau yang juga dikenal dengan Environmental Health Risk Assessment (EHRA) adalah studi untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang berisiko pada kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran analisis risiko sanitasi lingkungan di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan analitik. Responden dalam penelitian ini sebanyak 65 ruman yang diambil dengan simple random sampling. Data diolah dengan menggunakan SPSS 17.0 dan disajikan dalam bentuk tabel sederhana atau tabel frekuensi untuk analisis univariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa bahaya-bahaya sanitasi lingkungan di Pulau Balang Lompo meliputi bahaya terkait kepemilikan tempat sampah (58,5%) dan air limbah domestik (37,4%). Adapun beberapa perilaku tidak sehat yang memberikan peluang keterpaparan bahaya, yaitu perilaku tidak Cuci Tangan Pakai Sabun (47,7%), Buang Air Besar Sembarangan (29,2%), tidak memilah sampah (83,1%), serta perilaku tidak melakukan penanganan sampah (84,6%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat risiko sanitasi lingkungan di Pulau Balang Lompo menunjukkan bahwa RW 1 berada pada kategori Risiko sangat tinggi dengan nilai indeks risiko 191, RW 2 dengan kategori Risiko rendah dengan nilai indeks risiko 124, RW 3 dengan kategori Risiko rendah dengan nilai indeks risiko125 dan untuk RW 4 dengan kategori Risiko rendah dengan nilai indeks risiko 135. Beberapa faktor yang menjadi penyebab risiko sangat tinggi di RW 1 adalah penduduk yang menyimpang dari perilaku hidup sehat, tingkat pendidikan, kurangnya kepemilikan tempat sampah, kepemilikan SPAL dan kepemilikan jamban, serta tingginya tingkat kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan. Dalam hal ini, diperlukan risk communication agar masyarakat mengetahui dan memahami besaran risiko sanitasi lingkungan tempat tinggalnya, sehingga ada upaya pencegahan dalam bentuk peningkatan cakupan rumah tangga dan individu berperilaku bersih dan sehat.
Hubungan Keterpaparan Kekeringan dengan Peternakan Sapi Perah di Lereng/Kaki Gunung Merbabu
2017
Wilayah lereng/kaki Gunung Merbabu merupakan salah satu sentra peternakan sapi perah di Jawa Tengah yang secara klimatologis memiliki perbedaan curah hujan yang berdampak pada kekeringan yang terjadi. Penelitian ini menganalisis tingkat keterpaparan kekeringan dalam kaitannya dengan peternakan sapi perah. Keterpaparan kekeringan diperoleh dengan metode skoring dan overlay peta dari indikator durasi, intensitas, dan frekuensi penyimpangan kekeringan yang diolah dari data curah hujan harian dengan metode de Boer. Produktivitas sapi perah dan pengeluaran peternak diperoleh dari hasil wawancara pada 44 lokasi yang penentuannya mengikuti metode stratified proportional random sampling. Hasil analisis dari overlay peta dan komparasi ruang diperkuat dengan analisis uji T bahwa wilayah keterpaparan kekeringan tinggi cenderung terdapat di daerah yang membelakangi arah angin monsun barat. Pada wilayah yang keterpaparan kekeringan tinggi penurunan produktivitas sapinya rendah dan peningkatan pe...
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Menapouse merupakan perdarahan terakhir dari uterus yang masih dipengaruhi oleh hormon – hormon reproduksi biasanya terjadi antara usia 45-55 tahun. Premenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause. Menopause yang merupakan penghentian menstruasi pada wanita biasanya terjadi sekitar umur 50 tahun. Proses terjadinya osteoporosis sudah di mulai sejak usia 40 tahun dan pada wanita proses ini akan semakin cepat pada masa menopause. Sekitar 80% penderita penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi. Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Penyakit osteoporosis yang kerap disebut penyakit keropos tulang ini ternyata menyerang wanita sejak masih muda. Osteoporosis yang terjadi pada wanita yang menopause dapat meningkatkan resiko jatuh. Tujuan dari kegiatan ini meningkatkan pemahaman lansia menopouse tentang penyakit osteoporosis dan resiko jatuh akibat dari osteoporosis dikelurahan...
Identifikasi Tingkat Resiko Kekumuhan DI Kawasan Lekok Kabupaten Lombok Utara
SAINTEKES: Jurnal Sains, Teknologi Dan Kesehatan
Berdasarkan penjelasan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011, penyelenggaraan kawasan permukiman dilaksanakan dengan maksud untuk mewujudkan wilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang. Perkembangan wilayah sangat dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penduduknya. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk ini maka semakin tinggi pula kebutuhan lahan di wilayah tersebut. Sebagai daerah yang sedang berkembang Kabupaten Lombok Utara akan menghadapi permasalahan yang umum dijumpai oleh wilayah kota/perkotaan yaitu munculnya kawasan permukiman kumuh, seperti halnya di Kawasan Lekok yang berada di Kecamatan Gangga yang merupakan Kawasan Penunjang Ibukota Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan Identifikasi Risiko pada deliniasi kawasan yang memiliki potensi kumuh atau menjadi kumuh baru. Berdasarkan h...
LAPORAN EVALUASI KINERJA LALU LINTAS PADA JALAN TLOGO INDAH, KEC. LOWOKWARU, KOTA MALANG
2020
Kota Malang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, dan kota terbesar ke-12 di Indonesia. Menyandang predikat sebagai kota ketiga dengan tingkat kemacetan tertinggi di Indonesia, Kota Malang sudah seharusnya berbenah dan mencari rumusan untuk menghadirkan solusi guna mengurai kemacetan yang ada. Hasil penelitian lembaga analisis lalu lintas di seluruh dunia yang bermarkas di Inggris, Inrix, menyebutkan bahwa berdasarkan Traffic Score Board 2017, Kota Malang menempati posisi ketiga sebagai kota termacet di Indonesia, di bawah Jakarta, dan Bandung. Analisis didasarkan pada pengamatan di lapangan dan perhitungan dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Analisis yang dihasilkan menyimpulkan bahwa kinerja lalu lintas pada Jalan Panglima Sudirman masih tergolong baik, dengan derajat kejenuhan (DS) 1,3 dan kapasitas jalan sebesar 4868,64 smp/jam, juga dengan volume kendaraan per jam mencapai nilai tertinggi di angka 6896 smp/jam dengan kecepatan rata-rata 20 Km/jam dan diketahui hasil Level Of Service di kelas jalan F.
Tingkat Kerentanan Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim DI Kecamatan XIII Koto Kampar, Provinsi Riau
2020
This research was conducted to determine the exposure, sensitivity and adaptation of the community in mitigating climate change and to obtain a map of the level of vulnerability of the community in mitigating climate change. This study uses secondary data and primary data with the survey method using a questionnaire of 75 respondents by purposive sampling which is a community in 3 (three) villages in District XIII Koto Kampar. In addition, in-depth interviews were conducted with village heads, farmer groups, community leaders and focus group discussions. Data processing is done by Excel, software Arc Gis 9.3 to obtain a map of the level of vulnerability of the community. Data analysis was carried out descriptively. The level of exposure and sensitivity of Pulau Gadang Village, Koto Mesjid and Tanjung Alai are included in the criteria of moderate. For the level of adaptation measured by the criteria of health, education, electricity and road infrastructure of Pulau Gadang Village and...