Arahan Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo (original) (raw)

Pengembangan Objek Wisata Kedung Banteng DI Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo Diy

Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat

Desa Wisata Jatimulyo mulai dikembangkan pada Juli 2008. Meskipun arealnya relatif terbatas, namundesa wisata ini cukup digemari oleh wisatawan. Namun, semenjak pandemi, aktivitas Jatimulyo sebagaidesa wisata terhenti. Meskipun dengan dimulainya era new normal pemerintah memungkinkan dibukanyakembai desa wisata ini, namun syarat yang ditetapkan pemerintah cukup ketat sehingga desa wisata inibelum bisa beroperasi kembali. Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan di salahsatu objek wisata di Desa Jatimulyo yaitu objek wisata Kedung Banteng. Permasalahan utama yangdihadapi mitra adalah belum terpenuhinya sarana protokol kesehatan covid-19, sehingga tempat wisatabelum bisa dibuka. Tujuan pelaksanaan PkM adalah memberikan penyuluhan pemasaran objek wisata danmemberikan dukungan penyiapan sarana pemenuhan protokol kesehatan agar Desa Wisata Kedungbanteng dapat beroperasi kembali. Kegiatan pengabdian dilakukan dalam bentuk pemberian penyuluhanpemasaran desa wisata dan pe...

SSD PPM Pengembangan Wisata Desa DI Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang

Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR)

Sumber Mulyo merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Jogoroto Jombang. Desa Sumber Mulyo memiliki potensi di bidang wisata desa, karena desa ini terletak di daerah yang memiliki sejarah wisata kuliner”PECEL” di Kabupaten Jombang sejak tahun 1980 an. Potensi wisata desa yang terdapat di desa ini belum terkelola dengan baik. Mitra Program Pengabdian Masyarakat ini adalah BUMDes “Murni Jaya”, yang mengelola berbagai unit usaha, salah satunya adalah unit usaha wisata kolam pancing. Selama masa pandemi Covid-19, wisata ini sangat diminati oleh masyarakat di desa tersebut, bahkan masyarakat di luar desa tersebut. Tujuan program ini adalah pertama, untuk meningkatkan kemampuan managerial Mitra dalam mengelola unit usaha wisata desa; kedua, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Mitra dalam mengelola keuangan. Metode yang digunakan adalah pelatihan, pendampingan dan monitoring. Hasil program pengabdian kepada masyarakat ini antara lain: pertama, Mitra memiliki perencanaan usaha wisat...

Perencanaan Pengembangan Kawasan Wisata Banyuurip Desa Jatimulyo, Kecamatan Dlinggo, Kabupaten Bantul

Sustainable, Planning and Culture (SPACE) : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020

Two objectives of this study are the development of tourism potentials and the environmental conservation in Banyuurip tourism area, Jatimulyo Village, Dlinggo District, Bantul Regency, Special region of Yogyakarta. Our goal is to improve the physical quality of the site for competitive capacity. The issue concerning comprehensive spatial planning, tourist attractions, and optimization of human resources should be address more seriously. The spatial planning development concept applies in Banyuurip area should covered 4 planning approaches (4A) : Attraction, Accessibility, Amenity, and Ancillary.

Potensi Birdwatching Sebagai Salah Satu Daya Tarik Wisata Di Desa Wisata Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo,Kabupaten Kulon Progo

Jurnal Media Wisata , 2018

This study aims to identify the response of tourists in Jatimulyo Tourism Village towards the plan of developing birdwatching tourism. Birds have a strong attractiveness for certain groups of people, such as bird hobbies due to their diverse characteristics which have a high selling value. Jatimulyo Tourism Village is one of the tourism villages known for its bird diversity. Regarding that situation, the Jatimulyo government issued a Village Regulation (so-called Peraturan Desa or PerDes) about prohibition of hunting activities. It was already applied by sanctioning wildlife hunters, including bird hunter. However, the application of PerDes was not strong enough to protect the bird diversity. Thus, there must be alternatives program by utilizing the bird diversity to give economic advantages for the people. Birdwatching tourism is one of the alternatives and there is possibility to develop it in this village, considering this village has already been recognized as tourism village. This research was a quantitative research and employing survey with questionnaire as the instrument. There were 100 questionnaires given to the tourists in Jatimulyo Tourism Village to gather valid data. The term of birdwatching is still a foreign term for the people. The observation results show that most of the tourists had ever heard the term but did not know its meaning. However, most of the tourists were agreed with the alternative of developing this tourism village with birdwatching as one of the attractions but in one condition i.e. the tour package was not more than one day with affordable budget. They also wanted bird observation and photography as the activities of birdwatching. Furthermore, they needed professional guide to guide them along the tour. PENDAHULUAN Tidak dapat dipungkiri salah satu latar belakang yang mendorong terjadinya perburuan dan penangkapan burung di habitat asalnya adalah karena faktor ekonomi. Burung yang hidup bebas di alam dipikat oleh pemikat burung, ditawarkan ke pengepul untuk disalurkan kepada para penghobi dan penghobi memelihara hingga burung tersebut bisa berkicau sehingga bisa dijual dengan harga yang tinggi. Dalam proses yang dimulai dari pemikat sampai penghobi tidak sedikit burung yang mati akibat stress, sakit, dan mengalami cidera pada saat proses pengiriman. Melalui pendekatan avitourism khususnya birdwatching membuat keberadaan burung akan memberikan keuntungan nonmateri dan materi untuk masyarakat sekitar tanpa harus

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata (Studi Kasus Desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri)

Jurnal Pariwisata Terapan, 2021

The village won has tourism potential, namely Petilasan Sri Aji Jaya Baya and star fruit. The purpose of this study was to determine community participation in the development of a tourist village in Menang Village which eventually became one of the sources of economic improvement for the surrounding community. The method used in this research is qualitative because it can provide an overview of community participation in the development of a tourist village. The analysis uses Max Weber's theory of rationality. Max Weber's rationality theory can explain community participation in developing tourist villages. Collecting information by means of interviews, observation, and documentation. Based on the research results, there is community participation in the form of ideas, energy, and creativity. This is done by the community to work together to develop the star fruit tourism village in an effort to improve the community's economy.

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata Serta Dampaknya Terhadap Perekonomian Warga DI Desa Tulungrejo Kota Batu

2018

Research conducted in the village of Tulungrejo which is a tourist village that success and ever reaching the top five of the best tourist villages in Indonesia. The research has a focus that is knowing that there is a tourist attraction in the village of Tulungrejo, analyzing the forms of participation of the villagers Tulungrejo and analyze the negative impact and posistif development of tourism for the economy of the community. The type of research used in this research is descriptive research method using a qualitative approach. The research results showed that tourist attractions in the village of Tulungrejo is very diverse, among other natural attractions, tourist, sightseeing tours, history, agro and religious tourism. Almost the whole village community Tulungrejo has participated in tours and activities have been prepared within the tourism industry. Tulungrejo village community participation in more than one form of participation. Tulungrejo tourism village development crea...

Pengembangan Desa Wisata Sebagai Model Pemberdayaan Masyarakat DI Desa Brayut, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Afuwat Amin Wibowo, 2010

Istimewa Yogyakarta adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat di desa tersebut. Dalam proses pengembangan Desa Wisata Brayut diadakan pelatihan-pelatihan pada masyarakat agar bisa memanfaatkan keberadaan Desa Wisata untuk peningkatan kesejahteraan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori aksi yang membahas tindakan individu dilakukan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu obyek stimulus tertentu. Selain itu penelitian ini juga menggunakan teori sosiologi perilaku yang memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara akibat dari tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku aktor, dimana masyarakat menanggapi perubahan lingkungan dengan suatu kegiatan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bermaksud untuk menggambarkan dan memberi uraian dengan cermat mengenai pengembangan Desa Wisata Brayut yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat serta dampak dari pengembangan Desa Wisata tersebut. Lokasi penelitian ini adalah Desa Brayut, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel maximum variation sampling. Data primer didapat dari wawancara langsung dengan informan yaitu Ketua Desa Wisata, masyarakat Desa Wisata Brayut, dan Pimpinan bidang pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Data sekunder didapat dari dokumen dari pengelola Desa Wisata Brayut. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi non partisipan, wawancara dan dokumentasi. Validitasi data menggunakan triangulasi data (sumber). Teknik analisis data dengan reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan Desa Wisata Brayut berdampak sacara tidak langsung terhadap keberdayaan masyarakat Desa Brayut. Dengan adanya Desa Wisata, masyarakat mengikuti pelatihan-pelatihan dan mereka terapkan pada saat ada kunjungan wisata ke desa mereka. Dari kegiatan tersebut masyarakat bisa memperoleh penghasilan tambahan. Selain mereka memperoleh penghasilan tambahan, masyarakat Desa Brayut juga mengalami proses perubahan perilaku dan pengorganisasian masyarakat. Perubahan perilaku ke arah yang lebih positif dan pengorganisasian masyarakat sebagai wadah untuk pegembangan diri.

Kerjasama Pemerintah Kabupaten Purworejo dan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo

Journal of Politic and Government Studies, 2018

The success of the development of the national tourism sector is strongly supported by the role of regional tourism development potential. Since the policy on tourism, tourism village development in Indonesia began to emerge one of them is Kaligono Tourism Village. The development of a tourist village demands coordination and cooperation and a balanced role between the government, the private sector and the community. This study aims to describe the cooperation implemented by the Government of Purworejo Regency and the community in the development of Kaligono Tourism Village. This research is a descriptive research with qualitative approach. Sources / subjects of this research include Head of Promotion and Cooperation of Tourism and Culture Office of Purworejo Regency, Kaligono Village Government, Pokdarwis Dewi Kano manager, Pokdarwis Nuansa Alam, Pokdarwis Joko Kendhil , visitors and community. The data were collected using observation, interview, and documentation study. The resu...

Optimalisasi Potensi Seni Menuju Desa Wisata di Desa Jatimulyo Dlingo Bantul Yogyakarta Indonesia

Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Nilai seni dalam pengembangan masyarakat desa saat ini semakin diakui sebagai salah satu strategi pengembangan desa. Program pengabdian masyarakat dengan tema optimalisasi potensi seni ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan desa dalam pengembangan desa wisata, yakni dengan menjadikan nilai-nilai seni lokal di desa Jatimulyo Dlingo Bantul Yogyakarta sebagai modal perancangan program pengabdian masyarakat yang berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam mengatasi persoalan tersebut adalah memberikan pendampingan terkait kesiapan dalam mewujudkan desa wisata terutama bagi Pokdarwis (kelompok sadar wisata). Langkah-langkahnya meliputi (1) ceramah; (2) workshop seni pertunjukan; (3) unjuk kerja pembuatan karya seni tari dan musik. Pertemuan pertama sosialisasi program pada tokoh masyarakat. Kedua, workshop dan pelatihan musik kentongan dan tari, sebagai embrio konsep pertunjukan tari kolosal Jatimulyo. Peserta pelatihan 40 orang dengan melibatkan enam mahasiswa yang bertugas menyelesaikan...

Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata DI Desa Rawabogo Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat

Visioner, 2020

The method used by the writer is descriptive method with qualitative approach, technical data collection by observation, interview, and literature review analysis using SWOT analysis to look for strategies to be used. The results of the study, there are alternative strategies that can be implemented and recommended to the Regional Government of Bandung Regency and the Government of Rawabogo Village, namely: natural beauty, the appearance of arts and culture of the Rawabogo Village community. With the hope that the Bandung Regency Government will provide support for the empowerment of the people of Rawabogo Village and immediately issue a Decree of the Regent of Bandung regarding the designation of the Rawabogo Village as a Tourism Village. The bene it of strenghtening human resources is by taking part in continuing education and training for the people of Rawabogo Village so that community empowerment is more optimal and community welfare is improved.