Uncertainty (Ketidakpastian) dan Antisipasinya Dalam Perspektif Keuangan Islam (original) (raw)
Related papers
Menuju Konsep “Maximum Likelihood”: Islam Menjawab Volatilitas Ekspektasi dalam Perekonomian
Iqtisad, 2009
In terms of the extent of its currency depreciation, many countries in Asia 1 get serious casualty of this financial crisis. It is paradoxical, given the soundness of Asia's economic position in 1996 and the economy's good performance during the first half of 1997, which was supported by tight fiscal policies, prudent monetary policies, and an adequate exchange rate policy. The end result is that the crisis that has afflicted Asia since mid-1997 has radically changed Asia's economic position, with the exchange rate suffering a severe depreciation of around 30 %-80% percent (for some Asian countries observed) between July 1997 and January 1998. One of the most important things behind the screen of this crisis is a term called: expectation. Expectation has destroyed stability of many variables: Exchange rate, capital flow, the value of debt, trade balance, and inflation that simultaneously break down the stability of economic condition. Expectation based on condition that in Islamic's perspective: God has cover our heart to think as wise as possible, something non-linear, and-the most dangerous-to act without sense of humanities to other people, or country that suffered by crisis. In more familiar explanation, expectation occured when individual predicts the next condition given by the assumption, value, and rational thinking. Based on this fact, it must be seen that some space has opened to show Islamic view to solve this crisis. With the very limited ability, this study tried to, explore how Islam manage the expectation and give the obligation that this management will converge in economic stability overtime. Khotamallohu 'ala quluu bihim wa'alaa sam'ihim wa'ala abshoorihim ghisyaawatun walahum 'adzabun adzim (QS. Al-Baqarah: 7).
Motif Spekulasi terhadap Permintaan Uang Perspektif Ekonomi Islam
2020
Pada mulanya kehidupan manusia adalah sangat simpel. Dalam artian, untuk memenuhi kebutuhannya, manusia cukup menangkap ikan, berburu hewan ataupun memetik buah-buahan yang sudah terdapat di hutan. Dengan semakin bertambahnya populasi manusia, makin lama kebutuhan menjadi semakin kompleks jenisnya dan jumlahnya semakin besar. Sehingga tidak mungkin seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Setiap orang merasa membutuhkan barang-barang hasil usaha orang lain, karena fitrah manusia sebagai makhluk sosial sudah merupakan sunnatullah di dunia ini. 1 Dalam Islam semua tindakan termasuk melakukan pertukaran barang dan jasa harus mempertimbangkan kemanfaatan sosial (masalih) dan kerugiannya (mafasid) terhadap kehidupan sosial. Aspek-aspek yang harus dipertimbangkan adalah:
Pelajaran Yang Dipetik Dari Krisis Keuangan Berulang: Perspektif Ekonomi Islam
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2010
Financial crises have been repeated again and again over a long period of time since the demise of gold regime in 1915, have been temporarily subsided in the period under Bretton Woods Agreement with gold standard in 1950-1972, and have been reemerged after the collapse of Bretton Woods Agreement with higher frequency and magnitude. The recent subprime mortgage crisis in the US has spread out throughout the world threatening global meltdown. It seems that the conventional world have not really learned the lessons and have handled the crisis only partially in the symptoms without touching the root cause of the crisis. This study tries to determine the anatomy and root causes of the crisis and layout strategies to cure it using analytic descriptive and quantitative approaches under Islamic perspectives.The study concludes that the root causes of the crisis from Islamic economic perspective can be human error and natural phenomenon uncontrollable by human. Human error can be divided in...
Kebijakan Moneter Perspektif Islam dalam Mengatasi Inflasi
Salah satu tolak ukur stabilitas moneter adalah laju inflasi pada tingkat yang cukup rendah. Dengan terpeliharanya stabilitas moneter maka akan berpengaruh luas terhadap kegiatan perekonomian, termasuk di antaranya kegiatan di sektor perbankan. Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan suku bunga riil menjadi menurun sehingga dapat mengganggu upaya perbankan dalam mengerahkan dana masyarakat. Hal itu karena hasrat masyarakat untuk menabung berkurang sehingga pertumbuhan dana perbankan yang bersumber dari masyarakat akan menurun. Akibat dari tidak stabilnya tingkat inflasi adalah terciptanya biaya-biaya ekonomi, seperti biaya peminjaman yang lebih tinggi (domestik dan internasional) dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain yang mengalami tingkat inflasi antara 3% sampai 5% pada periode 2005-2014, Indonesia memiliki rata-rata tingkat inflasi yang lebih tinggi yaitu sekitar 8,5% dalam periode yang sama.
KESEJAHTERAAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Abstrak: Ajaran Islam dengan gagasan ekonominya telah memberikan prinsip-prinsip kehidupan dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Didalamnya berisi arahan dan sekaligus tuntutan agar pengikut-pengikutnya berbuat sebaik-baiknya dan menjauhi tindakan yang dianggap dosa. Oleh karenanya ekonomi Islam yang menjadi bagian dari keseluruhan ajaran Islam tidak sekedar berisi tentang kumpulan peraturan tetapi memberikan jaminan untuk terwujudnya kesejahteraan. Pada artikel ini, penulis bermaksud mengungkap kejelasan konsep kesejahteraan dalam perpektif ekonomi Islam. Ekonomi Islam memandang bahwa kesejahteraan bukan semata-mata hanya permasalahan distribusi ekonomi secara materi semata-mata tetapi juga menyangkut unsur non materi dan bidang-bidang yang lainnya. Oleh karenanya kesejahteraan dalam bidang ekonomi akan dapat ditegakkan bersamaan pula dengan tegaknya kesejahteraan dalam bidang-bidang lainnya yang berfungsi menopang dan saling menguatkan. Ekonomi Islam menuntut para pengikutnya untuk menjalankan keseluruhan ajaran Islam dalam semua aspek kehidupannya. Konsekuensi dari konsep ini adalah kesejahteraan harus dipandang sebagai perwujudan perintah Tuhan kepada hamba-hambanya. Sehingga kesejahteraan merupakan upaya terus menerus dari umat manusia untuk berbuat sebaik-baiknya, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama manusia berdasarkan petunjuk ajaran Islam.
Abstrak: Dalam Islam mengambil resiko apapun adalah suatu yang dibolehkan bahkan dipuji. Hal ini dikarenakan tindakan yang seperti ini akan mendorong pertumbuhan dan pengembangan ekonomi. Resiko akan menciptakan nilai tambah untuk menciptakan usaha-usaha yang kreatif. Di sisi lain, ketidakpastian adalah suatu hal yang intrinsik dalam semua aktivitas ekonomi. Dalam hal resiko yang dapat dikontrol, hasil yang tidak pasti dari bentuk resiko ini sebenarnya digerakkan oleh sebab-sebab yang pasti yang dapat mempengaruhi atau mengontrol kemungkinan hasilnya. Jika seorang agen ekonomi ingin mendapatkan hasil dari suatu usaha yang bersifat tidak pasti, maka ia harus melakukan usaha-usaha yang nantinya bisa mendatangkan keuntungan. Artinya, hasil dari ketidakpastian tersebut sangat ditentukan oleh usaha yang dilakukan.
Ketidakpastian Kebijakan Ekonomi Amerika Serikat, Cina, dan Jepang Terhadap Jakarta Islamic Index
2020
This research aims to analyse the influence of USEPU, ChinaEPU, and JapanEPU against Jakarta Islamic Index. The data used in this study were data time series during the period from January 2001 to December 2019 using the dynamic model of the fault Correction model (ECM) to analyze the short-term influence and long-term uncertainty of economic policy of US, China and Japan towards the Jakarta Islamic Index. The results showed that in the short term Japan EPU influential to the Jakarta Islamic Index. Variables that have no effect in the short term are USEPU and ChinaEPU. While in the long term the unaffected is the USEPU, ChinaEPU, and JapanEPU. Based on the variable control used in the short term significantly variable world oil price, the world gold price has an effect on the Jakarta Islamic Index. While in the long-term variable world oil price affects the Jakarta Islamic Index.
KEMISKINAN DALAM PRESPEKTIF ISLAM
sedikit yang hanya dapat merealisasikannya. Sedangkan kemiskinan yang sekarang ini menjadi problematika kehidupan. Yang selalu digambarkan dengan segala bentuk kekurangan, baik kekurangan secara spiritual maupun kekurangan secara material. Kemiskinan secara spiritual menggambarkan situasi dimana seseorang merasa kurang puas dengan apa yang telah dimilikinya, kurang mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT, sedangkan kemiskinan secara material menggambarkan kegiatan ekonomis dimana seseorang memiliki pendapatan yang rendah dan susah untuk mencukupi kebutuhan. Masalah kemiskinan menjadi aspek penting dan memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan individu dan masyarakat, dan sangat mempengaruhi bagi perkembangan perekonomian dalam sebuah negara.Kemiskinan sudah menjadi momok sejak dahulu dalam kehidupan masyarakat. Problematika kemiskinan yang terjadi, dan yang dialami individualisme maupun sosialisme.