Kapasitas Tampung Hijauan Pakan Dalam Areal Perkebunan Kopi Dan Padang Rumput Alam DI Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur (original) (raw)

Daya Dukung Hijauan Rumput Alam Sebagai Pakan Ternak Sapi Potong DI BKPH Kebasen, Banyumas

2018

Ketersediaan dan produksi hijauan pakan merupakan kebutuhan utama pakan ternak sapi potong di pedesaan seperti didaerah sekitar kawasan kehutanan . Penelitian telah dilaksanakan di lahan BKPH. Kebasen, Banyumas bertujuan untuk mengetahui daya dukung hijauan rumput alam sebagai pakan ternak sapi potong. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sebagai perlakuan yaitu empat wilayah RPH. (Kalirajut, Mandirancan, Kebasen dan Sidamulih) Setiap perlakuan diambil sampel secara komposit sebanyak 10 (sepuluh ) unit. Parameter yang dicatat adalah produksi segar dan bahan kering serta kadar nutrisi hijauan rumput alam. Hasil penelitian ternyata belum menunjukan adanya perbedaan yang nyata P > 0.05 terhadap produksi hijauan segar dan bahan kering serta kadar nutrisinya.

Potensi Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak DI Perkebunan Kelapa Sawit

2014

Perluasan lahan untuk pemukiman penduduk dan tanaman pangan dan industri semakin mempersempit lahan untuk produksi hijuan pakan temak (HPT), sehingga perlu dicari potensi sumber daya alam alternatif sebagai penyedia HPT. Di Indonesia perkebunan kelapa ru*it t.luh diusahakan dalam jumlah besar. Legume cover crop (LCC) sengaja ditanam di antara tanaman kelapa sawit guna perbaikan kesuburan tanahnya, namun potensinya sebagai sumber HpT ruminansia belum diteliti. Ternyata ternak ruminansia juga mempunyai potensi untuk diusahakan secara bersama-sama pada perkebunan kelapa sawit (Kehoe dan Chan, 19g7). Penelitial ini bertujuan untuk mengetahui potensi ketersediaan rumput dan legum di antara tanaman kelapa sawit, mengetahui umur tanaman utama (kelapa sawit) terhadap pioduksi bahan kering HPT, mengetahui pengaruh umur /frekuensi pemotongan terhadap proautsi bahan kering HPT, serta mengetahui komposisi botani dari hijauan yang tersedia.

Potensi Hijauan Pakan Dan Kapasitas Tampung Ternak Sapi DI Bawah Pohon Kelapa DI Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe

2018

Tujuan penelitian ini untuk (1) mengetahui potensi hijauan pakan dan kapasitas tampung ternak sapi yang terdapat di area pohon kelapa, (2) mengetahui komposisi botanis dan produksi hijauan diareal perkebunan kelapa, dan (3) Mengetahui berapa satuan ternak (ST) yang digembalakan dalam luasan tertentu secara efisien tanpa mengabaikan kelestarian padang rumput diareal perkebunan kelapa. Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan Agustus – September 2015. Lokasi Penelitian di 6 Kampung di Kecamatan Tabukan Utara yaitu Beha, Raku, Naha Mala, Kalurae dan Moade. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey. Penentuan desa sampel dilakukan dengan cara “Purpose Sampling”dengan pengambilan sampel luas setiap ubinan 1 m² dengan jarak antara ubinan yang kedua yakni 10 meter, dan mengidentifikasi jenis jenis hijauan pakan ternak di areal perkebunan kelapa umur di bawah 20 tahun dan di atas 20 tahun. Berdasarkan hasil penelitian maka padang rumput alam di areal perkebu...

Produksi Hijauan Dan Kapasitas Tampung Ternak DI Rawa Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals)

This study aimed to determine forage production and carrying capacity in the swamp Menggala District, Tulang Bawang Regency, Lampung Province. This research was conducted in August - October 2017 at the swamp, Menggala District, Tulang Bawang Regency, Lampung Province and the Laboratory of Nutrients and Feed technology Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, Lampung University. This study used survey method, with sampling taken using purposive sampling. The data used from this study consisted of primary and secondary data. The results showed that forage production in the district of Menggala in a year produced as much as 83.839.260 kg / year and 14.792.992 kg / year in dry matter. based ofn forage production as much as 14.792.992 kg / year can accommodate 4503 AU / year. Key word: Carrying capacity, Forage, Production, Swamp

Evaluasi Potensi Keragaman Hijauan Penutup Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh

2021

Kabupaten Aceh Timur memiliki area perkebunan kelapa sawit rakyat mencapai 25,997 ha. Namun, analisis terhadap keragaman dan potensi produksi hijauan yang di area perkebunan kelapa sawit belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi keragaman hijauan yang tumbuh di area perkebunan kelapa sawit rakyat Kabupaten Aceh Timur. Penentuan titik plot pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, berdasarkan kriteria umur tanaman sawit yaitu TBM (0-3 Tahun), Muda (4-8 tahun), Remaja (9-14 tahun), Dewasa (15-20 tahun) dan Tua (20-25 tahun). Parameter yang diamati meliputi keragaman, produksi hijauan segar, produksi bahan kering dan kandungan nutrisi hijauan. Spesies yang mendominasi pada area TBM yaitu Asystasia gangetica L, Imperata cylindrica, Oplismenus compositus, Panicum repens dan Paspalum conjugatum dengan INP 14,29. Spesies yang mendominasi pada area tanaman muda yaitu Axonopus compressus, Clidemia hirta dan Drymaria corda...

Kemampuan Pola Agroforestri Empat Lapis Dalam Pengadaan Hijauan Pakan Ternak DI Daerah Kering: Sebuah Studi DI Desa Pajarakan, Bali

PROSIDING SEMINAR TEKNOLOGI AGRIBISNIS PETERNAKAN (STAP) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN, 2017

Pengeraman sapi adalah salah satu cara pemeliharaan ternak sapi. Hijauan pakan ternak diambil dari lahan pertanian yang dikelola oleh petani tersebut. Pola Agroforestri daerah kering selain menyediakan bahan pangan untuk keluarga petani, tanaman tahunan, kayu bakar juga menyediakan hijauan pakan ternak sapi dan limbah pemeliharaan ternak sapi berupa pupuk kandang. Penerapan pola agroforestri empat lapis pada lahan seluas 2300 m 2 di desa Pajarakan, kecamatan Grokgak, kabupaten Buleleng, Bali, hanya mampu mensuplai hijauan pakan ternak untuk pemeliharaan 1 ekor sapi ketika sapi itu berumur antara 1,5-2,0 tahun. Hijauan pakan ternak terdiri dari rumput gajah, hijauan turi, lamtoro dan gamal. Apabila pemeliharaan ternak sapi lebih dari 1 ekor maka hijauan pakan ternak perlu disuplai dari luar lahan agroforestri. Kata Kunci: Agroforestri empat lapis, Pakan ternak, Pajarakan, Bali PENDAHULUAN POLA AGROFORESTRI Agroforestri adalah sebuah teknologi pengelolaan lahan secara terpadu melalui penanaman pohon-pohon yang berumur panjang dengan tanaman lain yang berumur pendek pada satu unit lahan dengan memperhatikan pengaturan tata ruang dan waktu sehingga produktivitas lahan meningkat (De Foresta & Michon, 2000). Pola pembudidayaan yang terintegrasi antara tanaman semusim dan jenis-jenis pohon pada satu areal lahan sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan sebutan wanatani atau sistim agroforestri (Wawo, dkk, 2016). Tumbuhan semusim atau tanaman berumur pendek dapat berupa tanaman pangan, rumput untuk pakan ternak, tanaman hias, tanaman obat-obatan (herbal). Jenis tumbuhan berumur panjang dalam bentuk pohon antara lain tanaman buah-buahan, tumbuhan penghasil hijauan pakan ternak, tanaman perkebunan, dan jenis tumbuhan penghasil kayu. Bagi daerah kering yang musim kemaraunya panjang, curah hujan rendah, dan tanahnya kurang subur maka integrasi pembudidayaan antara tanaman semusim yang memiliki perakaran dangkal dan jenis-jenis pohon yang sistim perakarannya dalam dan tersebar luas sangat cocok untuk mengatasi kegagalan panen pada tanaman semusim (Reijntjes, dkk, 1999). Pola agroforestri empat lapis terdiri dari lapisan inti (core layer), lapisan peralihan (transition layer), lapisan pendukung /selimut (blanket layer) dan lapisan tepi (border layer) (Wawo, dkk, 2016). Pola Agroforestri empat lapis ini dikembangkan di desa Pajarakan, Bali dengan tujuan agar kecukupan bahan pangan (5 orang anggota keluarga) dan kecukupan hijauan pakan ternak terutama untuk ternak sapi yang dipelihara secara keraman. Tulisan ini akan melaporkan produksi hijauan pakan ternak yang ada dalam pola agroforestri empat lapis selama 12 bulan. Sekilas Desa Pajarakan Desa Pajarakan adalah desa yang letaknya bersinggungan dengan Taman Nasional Bali Barat, termasuk kecamatan Groggak, kabupaten Buleleng, Bali. Penduduk di desa ini sebagian besar petani. Lahan pertaniannya sempit berkisar antara 1000 m 2-3500 m 2, Malahan ada penduduk yang tidak memiliki lahan untuk bertani sehingga bekerja sebagai buruh tani. Kondisi tanah desa Pajarakan kurang subur, bahan organiknya rendah, tanahnya

Kemadirian Pakan Berbasis Hijauan Lokal Untuk Kerbau DI Provinsi Banten

Pastura: Journal of Tropical Forage Science, 2019

Hijauan merupakan pakan utama ternak kerbau di peternakan rakyat. Kebutuhan hijauan pakan akan meningkat seiring tuntutan peningkatan populasi kerbau. Kerbau dipelihara secara semi intensif di padang penggembalaan alam, pekarangan dan terintegrasi dengan lahan pertanian. Ketersediaan hijauan untuk kerbau rendah pada musim kemarau. Tujuan penelitian adalah mengukur potensi hijauan pakan dan strateginya untuk kemandirian pakan hijauan bagi kerbau di Provinsi Banten. Penelitian dilaksanakan di padang penggembalaan kerbau (padang alam dan terintegrasi pertanian) yang dikelola oleh peternak rakyat di Kabupaten Lebak dan Serang Provinsi Banten. Parameter yang diukur meliputi: (1) komposisi botani hijauan pakan, (2) kapasitas tampung hijauan pakan, (3) jenis-jenis tanaman pakan di padang penggembalaan kerbau, (4) kualitas produk silase dan hay dari hijauan pakan asal padang penggembalaan kerbau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi botani yang bervariasi dengan dominasi vegerasi utama adalah jenis rumput (56,55-95,94%), nilai kapasitas tampung rendah dan bervariasi (0.29 ± 0.17-0.98 ±0.39 UT/ha). Diperoleh 24 jenis tanaman pakan yang berpotensi sebagai hijauan pakan bagi kerbau. Dihasilkan produk hijauan hasil penyimpanan berupa silase dan hay yang berpotensi sebagai sumber pakan pada musim kemarau.

Kandungan Mineral Hijauan Rumput Rawa Sebagai Pakan Kerbau Pampangan di Sumatera Selatan

Seminar Nasional Lahan Suboptimal, 2019

This study aimed to analyze the mineral content of swamp forage vegetation as feed for pampangan buffalo. This research was carried out in Rambutan Village and Pulau Layang Village. This research is a descriptive study to describe the mineral content of swamp forage vegetation as feed for pampangan buffalo. Parameters observed were content of Calcium (Ca), Phosphorus (P), Sodium (Na), Iron (Fe), Aluminum (Al), Cobalt (Co) and Selenium (Se). Mineral content of swamp forage vegetation varies. The content of Ca with a range of 0.041-1.170%, with the lowest Ca of kumpai tembaga (Hymenachne acutigluma) and the highest of Are Bolong (Polygonum barbatum L). P content ranged from 0.020-0.181%, the lowest content of kerak maling grass and the highest kumpai minyak (Hymenachne amplexicaulis). Na content ranges from 0.005-0.362%, the lowest content of kumpai tembaga (Hymenachne acutigluma) and the highest kumpai minyak (Hymenachne amplexicaulis). Fe content ranges from 0.003-0.005%, the lowest content of kumpai tembaga grass (Hymenachne acutigluma) and the highest kerak maling grass. Al content ranges from 1,815-182,29 ppm, with the lowest content of kumpai tembaga grass. The best mineral content of forage swamp vegetation is kumpai tembaga, are bolong, kerak maling and telepuk gajah.

Luas Lahan Minimal Dan Daya Dukung Pertanian Tanaman Pangan DI Kabupaten Lombok Tengah

AGROTEKSOS

Kabupaten Lombok Tengah merupakan sentra produksi pangan kedua di NTB namun mengalami penyusutan lahan pertanian yang cukup tinggi akibat aktivitas pembangunan dan pengembangan kawasan pemukiman. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui jumlah produksi tanaman pangan dan luas lahan minimal per kapita untuk sejahtera di Kabupaten Lombok Tengah, menganalisis daya dukung lahan pertanian tanaman pangan serta kontribusinya terhadap kesejahteraan keluarga petani. Hasil penelitian menunjukkan jumlah produksi tanaman pangan Kabupaten Lombok Tengah setara beras 613.558,70 kg atau setara kalori 2,20881133 x 1012 Kkal dan luas lahan minimal per kapita untuk sejahtera sebesar 0,057 ha/kapita/tahun. Kemampuan daya dukung lahan pertanian tanaman pangan sebesar 2,67 (tergolong tinggi) dan memberi kontribusi terhadap kesejahteraan petani sebesar 3,8 kali nilai Kebutuhan Fisik Minimum.