Dekonstruksi Jacques Derrida Dalam Novel O Karya Eka Kurniawan (original) (raw)

Dekonstruksi Jackques Derrida dalam Novel O Karya Eka Kurniawan

Jurnal Ilmiah FONEMA : Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kritik oposisi biner, logosentrisme, dan differance. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bentuk dekonstruksi Jackques Derrida dalam novel O karya Eka Kurniawan adalah bentuk oposisi biner dengan membandingkan perjalanan monyet berevolusi dan terbantahkan dengan monyet sebagai bentuk tanda atau simbolis. Bentuk logosentrisme yang sebenarnya pada monyet adalah simbolis dari kehidupan manusia yang sesungguhnya mengalami penurunan moral sehingga hewan lebih baik dari manusia. Bentuk Differance yang merupakan kisah monyet sebagai kritik dan nasihat untuk pembaca bahwa semasa hidup harus berbuat kebaikan.

Dekonstruksi - Jacques Derrida

Teori Sosial Kontemporer, 2018

Jacques Derrida dikenal sebagai filsuf yang kontroversial dari Prancis dengan pemikirannya mengenai bahasa dekonstruksi. Dipengaruhi oleh Edmund Husserl dan Ferdinand de Saussure, karya pertamanya adalah melakukan terjemahan pada karya Husserl “The Origin of Geometry”. Lahir di Aljazair pada tanggal 15 Juli 1930 dan pindah ke Prancis pada tahun 1949 hingga mengakhiri hidupnya di Prancis pada tahun 2004. Dengan gelar doctor honoris causa di Universitas Cambridge, pemikirnnya mengenai bahasa dekonstruksi berpengaruh besar terhadap perkembangan era sekarang ini. K

Kajian Dekonstruksi Derrida dalam cerpen

Dekonstruksi merupakan suatu kajian yang kontroversial, terutama bagi masyarakat dunia yang tidak beridealisme komunis. Padahal kajian ini sangat berpengaruh pada segi humaniora terutama pada kajian sastra. Dekonstruksi ialah pengembangan dari observasi yang dilakukan oleh Ferdinand de Saussure tentang hubungan antara penanda dan petanda (kata dan makna) yang bersifat arbitrer (Derrida dalam Sim, 2002: 59). Derrida kemudian menyusun puing-puing yang tertinggal dari bangunan teks, menghancurkannya kembali, menatanya lalu merombaknya kembali (Derrida dalam Al-Fayadl, 2005: 79). Pendapat dari Derrida tersebut memiliki arti bahwa dekonstruksi bukan hanya suatu hal yang hanya menghancurkan sesuatu seperti yang selama ini kita maknai tentang dekonstruksi, akan tetapi dekonstruksi juga berupaya untuk menata kembali apa yang telah dihancurkan.

Jacques Derrida, Teks dan Strategi Dekonstruksi

Dalam tradisi filsafat Barat modern, Nietzsche (1844-1900 menempati posisi yang khas, karena kritiknya terhadap metafisika Barat. Nietzsche dikenal berfilsafat dengan palu; ia menghantam dengan keras segala keyakinan, kepercayaan, dogma dan pengetahuan yang mendasarkan dirinya pada suatu fondasi yang tak tergoyahkan. Ia menggugat metafisika yang membicarakan palungpalung kenyataan, dan hakikat di balik seluruh realitas, dan dengan tanpa ampun ia mempreteli apa yang disebut "kebenaran". Nietzsche, sekali lagi, mengingatkan bahwa ambisi filsafat untuk menemukan hakikat kebenaran adalah racun yang membunuh dirinya sendiri.

Konstruksi Kecantikan Perempuan Pada Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan

Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia, 2021

Sastra merupakan sebuah pengungkapan kehidupan yang bersumber dari lingkungan, kehidupan yang dialami, disaksikan, didengar bahkan dibaca oleh pengarang, kemudian disampaikan oleh pengarang kepada pembaca dengan menggunakan bahasa sebagai media untuk menghubungkan keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsik an konstruksi kecantikan perempuan pada novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Dalam penelitian ini, menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam novel Cantik Itu Luka terdapat konstruksi kecantikan perempuan pada tokoh Dewi Ayu, Alamanda, Adinda, Maya Dewi, dan Cantik dengan sudut pandang yang berbeda dalam mengartikan kecantikan yang dimiliki tokoh perempuan tersebut

Representasi Femme Fatale Dalam Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan

Jurnal POETIKA

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memaparkan karakteristik-karakteristik femme Fatale yang terdapat dalam novel Cantik Itu Luka. Melalui tokoh-tokoh perempuan yang berbeda, ciri-ciri tersebut dapat ditemukan. Dengan menggunakan konsep femme fatale dari Yvonne Tasker dan Edwards, lima tokoh perempuan, yaitu Dewi Ayu, Alamanda, Adinda, Maya Dewi, dan Si Cantik dapat dikategorikan sebagai femme fatale. Citra ini diperkuat juga dengan membandingkan ciri-ciri tersebut pada citra tokoh perempuan yang berbudi luhur. Simpulan akhir mengungkapkan bahwa pada diri tokoh-tokoh perempuan tersebut terdapat ambiguitas antara protagonis dan antagonis, femme fatale dan perempuan berbudi luhur. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada citra baru perempuan yang dibangun oleh dekonstruksi seksualitas pada novel ini.Kata kunci : femme fatale, perempuan, seksualitasABSTRACTThis study aims to describe the characteristics of femme Fatale contained in the novel Cantik Itu Luka. Through different femal...

Dekonstruksi Femininitas dalam Novel-novel Karya Eka Kurniawan: Dari Pekerjaan Sampai Kecantikan

Poetika, 2018

One of the stereotypes of gender is femininity in which it is closely related to women. Femininity with passive characteristic is constructed to limit their moves. In Eka Kurniawan’s novels, the femininity is unstable. It brings an assumption that he is conducting the femininity deconstruction. This research is aimed to find out and to explain the femininity deconstruction in Eka Kurniawan’s novels. Three Eka Kurniawan’s novels were chosen as the data source of this research, they were Cantik Itu Luka, Lelaki Harimau, and Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. This research used critical discourse analysis method with post-modern feminism approach. There are seven forms of femininity deconstructions in Eka Kurniawan’s novels such as feminine jobs, feminine images, feminine habits, feminine symbols, feminine principles, feminine desire, and beauty. Femininity deconstruction shows that femininity has strengths and weaknesses. Femininity is conveyed and practiced either by men an...

Arsitektur Dekonstruktif Menurut Jacques Derrida

2018

Dekonstruksi sebagai genre filosofis memiliki rentang bias makna yang lebar. Apalagi pengungkapannya dalam arsitektur, wacana dekonstruksi perlu mempertimbangkan kompleksitas teori dan praktik yang melatarbelakanginya. Diperlukan sebuah pendekatan filosofis atas arsitektur dekonstruktif untuk mengartikulasikan dan menguraikan kompleksitas tersebut. Artikel ini melacak hulu gerakan arsitektur dekonstruktif melalui penelitian kepustakaan terhadap karya-karya tulis Jacques Derrida dan sumber-sumber lain yang mendukung, termasuk preseden desain dari arsitek Peter Eisenman dan Bernard Tschumi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akar-akar arsitektur dekonstruktif dapat ditemukan dalam kata-kata kunci pemikiran Jacques Derrida seperti trace, logosentrisme, undecidability, oposisi biner, dan iterability.