A Model of the Federal Funds Rate Target (original) (raw)

Inflation Targeting Regime

Kebijakan Moneter telah menjadi bagian tugas Bank Sentral. Melalui kebijakan tersebut jumlah uang yang beredar dan daya beli uang diatur sedemikian rupa agar berada pada kondisi terbaik bagi perkembangan perekonomian negara. Stabilitas perekonomian menjadi target utama dalam pelaksanaan tugas Bank Sentral. Stabilitas perekonomian diyakini sebagai kondisi dimana pertumbuhan perekonomian dapat terwujud. Bagi masyarakat secara umum, kestabilan harga merupakan sesuatu yang sangat penting khususnya bagi golongan masyarakat berpendapatan tetap. Inflasi yang tinggi seringkali dikategorikan sebagai musuh masyarakat nomor satu karena dapat menggerogoti daya beli dari pendapatan yang diperoleh masyarakat (Olfa, 2014). Bagi kalangan dunia usaha, inflasi yang tinggi akan sangat menyulitkan kalkulasi perencanaan bisnis dan dengan demikian akan berdampak buruk bagi aktivitas perekonomian dalam jangka panjang. Bagi banyak ekonom, telah terbentuk semacam kesepakatan bahwa inflasi yang tinggi akan berdampak buruk bagi proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Inflation Targeting

Inflasi adalah fenomena ekonomi yang tak pernah basi dalam sejarah panjang ekonomi. Inflasi menjadi pembahasan yang krusial karena mempunyai dampak yang amat luas dalam perekonomian makro. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan memburuknya distribusi pendapatan, menambah angka kemiskinan, mengurangi tabungan domestik, menyebabkan defisit neraca perdagangan, menggelembungkan besaran utang luar negeri serta menimbulkan ketidakstabilan politik. Mengingat begitu krusialnya inflasi ini, Bank Sentral dalam tugasnya menjaga stabilitas ekonomi menetapkannya sebagai tujuan utama dalam pelaksanaan kebijakan moneternya. Dalam melaksanakan tugasnya, Bank Indonesia telah menyusun berbagai kerangka kebijakan moneter yang akan menjadi pedoman dalam langkah usaha stabilisasi ini. Kebijakan ini tentunya selalu disesuaikan dengan perkembangan dinamika ekonomi nasional dari tahun ke tahun. Perkembangan ekonomi nasioanl dan global beberapa tahun terakhir ini telah memfokuskan perhatian BI kepada masalah pengendalian inflasi. Hal ini juga didukung oleh perkembangan teori ekonomi dalam literatur dan temuan empiris di beberapa negara bahwa kebijakan moneter dalam jangka menengah panjang hanya berpengaruh pada inflasi, bukan pada pertumbuhan ekonomi (Perry Warjiyo dan Solikin, 2004). Rancangan rencana strategis dalam pengendalian inflasi yang telah dirancang oleh bank Indonesia ini lebih popular disebut dengan Inflation Targetting Framework (ITF). Sebagai implementasi dari kerangka kerja ITF tersebut, sejak tahun 2000 Bank Sentral telah menetapkan dan mengumumkan sasaran inflasi yang akan dicapai melalui kebijakan moneternya. Kebijakan ini dituangkan dalam kerangka kebijakan yang dilakukan dengan menggunakan uang primer sebagai sasaran antaranya. Kebijakan semacam ini popular disebut kerangka kebijakan dengan pendekatan kuantitas (quantity based approach).

Model Implied Forward Rate of Interest Untuk Keputusan Investasi

2000

Abstraksi Para investor yang mempunyai kelebihan uang atau memiliki uang menganggur, dapat menginvestasikannya di pasar uang. Dia tentunya akan memilih jangka waktu dan tingkat bunga atau tingkat diskonto yang paling menguntungkan bagi dirinya. Pada sisi lain pihak-pihak yang memerlukan likuiditas seperti konglomerat atau lembaga-lembaga keuangan juga dapat memilih menawarkan sekuritas jangka pendek, seperti Commercial paper, sebagai sumber dana untuk memenuhi

Reaksi Pasar Modal Atas Kenaikan The Federal Funds Rate Pada Tanggal 26 September 2018

European Journal of Anaesthesiology, 2019

In the modern economic system, the role of the capital market is very important as a place where emiten and investors meet. Internal information and external information are needed by investors as a basis for consideration in investment decision making. By looking at the presence or absence of average abnormal returns and average trading volume activity around the event period, this study aims to examine the market reaction to the Federal Funds Rate increase on September 26, 2018. LQ45 is a stock index used as a sample in this study using a purposive sampling technique as a method in sample selection. This study uses one sample t-test, paired sample t-test, and Wilcoxon signed rank test as data analysis techniques. The finding of the significance of average trading volume activity around the event period indicates that the market reacted to the FFR increase on September 26, 2018. However, the results of the study showed no significance of average abnormal return around the event per...