Manifestasi Kehadiran Tuhan di dalam Teologi Kristen: Dari Tabernakel Musa ke Bait Allah yang Hidup (original) (raw)
Related papers
Teologi Kehadiran Dalam Tabernakel
2020
This writing is about the presence of God that continuous for His people by His grace and His sovereign will especially in the Old Testament that also shown that God wants to have fellowship with His people’s. Old Testament has shown the Old Testament as a unity in continuation with New Testament in salvation history that has not final yet till the coming of the Messiah for the second time at the last day – the unity of OT and NT could be seen in the center theme of both testaments that is Immanuel. God manifested His presence’s in Tabernacle and the temple, the presence that brings everything before Him, so everything is uncovered before Him – He is the Judge to whom we must give account. We live for Him, and all the glory only to God alone.
Makalah Filsafat Agama: Bukti Adanya Tuhan
Pembahasan mengenai agama merupakan hal yang tak pernah kering untuk dibicarakan hingga saat ini. Masalah-masalah mengenai agama sering kali membawa seseorang cenderung semakin menjauhi kehidupan kebersamaan, seolah-olah agama bukan sebagai pencegah terjadinya masalah, namun justru agama adalah sebagai akar timbulnya masalah. Betapa tidak. Dalam perjalanan sejarah, beberapa abad setelah renaisans, revolusi sains, diikuti revolusi industri dan revolusi informasi, pengetahuan ilmiah kita tentang diri dan alam lingkungan berubah secara tajam, sayangnya sebagian besar orang menegasikan gambaran yang diberikan oleh teologi agama-agama. Sehingga terdapat dua kebenaran, kebenaran menurut sains dan kebenaran menurut teologi agama. Celakanya, kebanyakan orang saat ini lebih memilih kebenaran secara ilmiah karena bisa dibuktikan dengan ukuran yang jelas. Jika kita melihat lebih jeli, hal ini sebenarnya hanya terjadi pada tataran permukaan saja. Padahal jika kita melihat lebih jauh, sebenarnya teologi hanyalah konstruksi intelektual manusia yang mencoba memahami pesan-pesan religius dari para nabi terdahulu. Dengan demikian, kita harus berani menghadapkan teologi dengan sains dan membuat keduanya berkembang secara dialektis dan komplementer untuk memecahkan permasalahan umat manusia yang ditimbulkan oleh penerapan sains yang semakin maju. Pada dasarnya setiap manusia memiliki keyakinan bahwa ada suatu zat yang maha kuasa yang disebut Tuhan. Pada mulanya Tuhan adalah satu zat yang menciptakan segala sesuatu dan penguasa langit dan bumi. Dia tidak terwakili oleh gambaran apapun dan tidak memiliki kuil atau pendeta yang mengabdi kepadanya. Dia terlalu luhur untuk ibadah manusia yang tak memadai. Perlahan-Bukti Adanya Tuhan 2 lahan dia memudar dari kesadaran umatnya. Dia telah menjadi begitu jauh sehingga mereka memutuskan bahwa mereka tidak lagi menginginkannya. Pada akhirnya dia dikatakan telah menghilang. Begitulah, setidaknya, menurut satu teori, yang dipopulerkan oleh Wilhelm Schmidt dalam The Origin of The Idea of God, yang pertama kali terbit pada 1912. Hanya prespektif terhadap Tuhan yang berbeda menjadikan setiap agama dan kepercayaan memiliki gambaran Tuhan yang bermacam-macam. Dalam makalah ini kami akan membahas bukti-bukti akan adanya Tuhan. Beberapa teori pendekatan akan kami bahas secara ringkas dan lugas. Bukti-bukti adanya Tuhan juga akan kami sajikan dalam sains yang dikandung dalam beberapa ayat suci. Bukti Adanya Tuhan 3 B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana teori tentang bukti adanya Tuhan? 2. Bagaimana perkembangan sejarah tentang adanya Tuhan? 3. Bagaimana pendekatan adanya Tuhan melalui uraian ilmiah? 4. Bagaimana contoh bukti adanya tuhan dalam kitab suci? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui teori tentang bukti adanya Tuhan. 2. Untuk mengetahui sejarah tentang adanya Tuhan. 3. Untuk mengetahui pendekatan adanya Tuhan melalui uraian ilmiah. 4. Untuk mengetahui contoh bukti adanya tuhan dalam kitab suci. Bukti Adanya Tuhan 4 BAB II PEMBAHASAN A. TEORI PENDEKATAN TENTANG ADANYA TUHAN Semantika Allah Kemunculan semantik sebagai bagian dari linguistik modern 1 yang dipelopori oleh Braille 2 di akhir abad 19 masih menjadi perdebatan. Tesisnya yang berjudul Essai de Semantique merupakan suatu perkembangan terhadap keperluan makna terhadap simbol-simbol teks yang berlandaskan teks itu sendiri. Dalam al-Qur'an, Allah merupakan kata fokus tertinggi yang menguasai sistem dan kata yang melingkari seluruh teks al-Qur'an. Pada proses ini Allah dalam aspek linguistik menjadi rujukan terhadap perkembangan makna al-Qur'an. Sebagian struktur konsep Allah di transformasikan dalam sistem yang dinamakan -Asmaul Husna‖. Tentu saja konsep ini dapat menggambarkan setiap pemahaman makna Allah dalam teks al-Qur'an dari satu ayat kepada ayat yang lain, atau dalam bahasa yang lebih umum adalah kesinambungan ayat untuk memberikan kejelasan makna ayat al-Qur'an yang secara tematik tidak sistematis. Kajian selanjutnya adalah pada istilah nama-nama konsep ketuhanan Allah dan sifat yang ada pada Allah. Hubungan Allah dan manusia adalah permasalahan teologi 3 yang diperdebatkan ulama kalam. Ini terjadi karena perbedaan pandangan tentang Kita akan mendiskusikan dua sumber lain. Lima Kitab Kerajaan Israel dan Yehuda 722-586 SM Musa-tradisi Deuteronomis (D) dan Para Imam (P) tentang sejarah Israel kuno. Kita akan melihat bahwa dalam banyak hal, baik J dan E mempunyai perspektif keagamaan yang mirip dengan tetangga mereka di Timur Tengah, tetapi kisah-kisah mereka memang memperlihatkan bahwa pada abad kedelapan SM, orang Israel mulai mengembangkan visi mereka sendiri yang khas. J, misalnya, memulai sejarah Tuhannya dengan kisah tentang penciptaan dunia, yang, jika dibandingkan dengan Enuma Elish, sangat tidak antusias: Ketika TUHAN [Yahweh] Allah menjadikan bumi dan langit-belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; tetapi, ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu-ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia (adam) itu dari debu tanah (adamah) dan mengembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. C. PENDEKATAN ADANYA TUHAN MELALUI URAIAN ILMIAH 12 Sains dan Tuhan seolah sangat sulit sekali jika harus di bahas bersamaan. Agama yang irasional dan tidak terjangkau akal memang hal yang menakutkan jika dibarengi dengan kajian ilmiah. Karena dalam banyak hal, kebenaran agama adalah hal yang bertolak belakang dengan kebenaran secara ilmiah. Namun di sini kami akan menguji kebenaran tersebut melalui beberapa teori yang semuanya notabene menolak campur tangan Tuhan dalam hukumhukum alam. Tidak satupun dari teori tersebut memberikan celah untuk diisi kebenaran agama didalamnya. Peranan Tuhan berbeda dengan peranan penyebabpenyebab alamiah. Dalam masing-masing kasus, ciri-ciri teori ilmiah masa kini diambil sebagai model dari tindakan Tuhan dan alam. Kelompok yang meyakini statemen ini mengusulkan versi baru teologi natural (natural theology), yang memanfaatkan bukti sains sebagai sebuah argumen untuk mendukung teisme, 12 Ian. G. Barbour. Nature, Human Nature, and God (Menemukan Tuhan dalam Sains Kontemporer dan Agama). 2002. Copyright Augsburg Fortress: Fortress Press; 2005. Bandung: Mizan Pustaka. Hal. 77. tentang ilmu janin tersebut sangat cocok dengan penemuan-penemuan modern di bidang ilmu janin dan bagaimanapun juga mereka tidak bertentangan. Ia menambahkan bahwa ada beberapa ayat dengan ketelitian ilmiah, ia tidak bisa berkomentar, karena ia sendiri tidak mengetahui informasi yang ada disana. Pada 1981, selama kongres kesehatan ketujuh di Dammam, Saudi Arabia, Dr. Moore mengatakan, -adalah hal yang menyenangkan bagi saya untuk membantu memperjelas pernyataan-pernyataan dalam al-Qur'an tentang pertumbuhan manusia. Hal itu jelas bagi saya bahwa pernyataan-pernyataan itu datang kepada Muhammad dari Allah, karena hampir semua pengetahuan ini tidak ditemukan sampai berabad-abad kemudian. Ini membuktikan kepada saya bahwa Muhammad mempunyai seorang pengantar wahyu dari Allah‖. Bukti Adanya Tuhan 22 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Hubungan Allah dan manusia adalah permasalahan teologi yang diperdebatkan ulama kalam. Ini terjadi karena perbedaan pandangan tentang kehendak Allah dan perbuatan manusia. Apakah hasil dari manusia itu sendiri atau merupakan kehendak mutlak dari Allah sebagai zat yang mahakuasa. Pengakuan ketuhanan adalah manifestasi dari perimbangan pikir dan emosional untuk betul-betul berani mengatakan Allah adalah Tuhan. Ketika satu ide keagamaan tidak lagi efektif, maka ia segera akan diganti, seperti ide tentang Tuhan Langit, tanpa menimbulkan banyak kegaduhan. Dalam era kita sekarang ini, banyak orang akan mengatakan bahwa Tuhan yang telah disembah berabad-abad oleh umat Yahudi, Kristen, dan Islam telah menjadi sejauh Tuhan Langit. Sebagian lainnya bahkan dengan terang-terangan mengklaim bahwa Tuhan telah mati. Yang jelas dia tampak telah sirna dari kehidupan semakin banyak orang, terutama di Eropa Barat. Sains dan Tuhan seolah sangat sulit sekali jika harus di bahas bersamaan.
Skenoo : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Penyataan Tabernakel yang cukup mendominasi dalam Alkitab menunjukkan pentingnya studi perihal Tabernakel. Pembahasan akademis literatur bahasa Indonesia tentang Tabernakel masih sangat sedikit dibandingkan dengan pembahasan secara praktika khotbah. Penyataan Allah ini perlu dipahami gereja dalam menghidupi kehendak Tuhan. Tabernakel memberikan suatu gambaran keselamatan Allah dalam Yesus Kristus. Karena itu, artikel ini bertujuan untuk membahas perabotan dan perkakas Tabernakel dari perspektif Kristosentris sebagai pembelajaran rohani bagi orang percaya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan kajian pustaka teologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Allah melalui Tabernakel menyatakan diri-Nya dan diam di tengah-tengah umat-Nya. Pelayanan dalam Tabernakel merupakan gambar bayang keselamatan yang dikerjakan-Nya dalam Yesus Kristus. Ketiga belas perabotan dan perkakas yang ada di dalam Tabernakel memiliki makna rohani masing-masin...
Kontiunitas Eksistensi Kerajaan Allah dalam Misi Eklesiologi ditinjau berdasarkan Injil Matius
Jurnal Salvation, 2024
This research aims to explore the continuity of the existence of the Kingdom of God in the ecclesiological mission, especially a review based on the Gospel of Matthew, using Qualitative & Inductive Hermeneutic methods. Through analysis of the Biblical text, this research will highlight the Kingdom of God in the teachings and ministry of Jesus, as well as its correlation with the concept of the church. Apart from that, this research will also examine the use of the term "kingdom of heaven" in the Gospel of Matthew, as well as provisions regarding Messianic hope and covenants in the Old Testament. Thus, it is hoped that this research can provide a deeper understanding of the continuity and connection between the Kingdom of God and the church in an ecclesiological context, as well as its relevance for contemporary Christian understanding.
Al-Ma’Rifah Ibnu Thufail (Sebuah Kerangka Dalam Memahami Eksistensi Tuhan)
2020
ABSTRAK AL-MA’RIFAH IBNU THUFAIL (SEBUAH KERANGKA DALAM MEMAHAMI EKSISTENSI TUHAN) Email: suratimron01@gmail.com Abstrak: penelitian ini membahas tentang Al-ma’rifah Ibnu Thufail (sebuah kerangka dalam memahami eksistensi Tuhan), dikarenakan Filsafat yang mula nya adalah induk ilmu pengetahuan kini telah bergeser menjadi sistem-disipliner atau penghubung antara ilmu lainnya, begitupun dengan tahap pandangan orang awam terhadap sistem pembelajaran filsafat yang hanya sekedar mencari kebenaran dalam artian kasar. Al-Ma’rifah Ibnu Thufail adalah sebuah langkah dasar dalam belajar memaknai dan memahami bagaimana pelajaran filsafat atau ilmu filsafat dapat seharusnya di nilai dan dimaknai dengan benar, serta pengandaian yang cukup mudah dimengerti, karya-karya serta pemikiran filsafat Ibnu Thufail juga mengajarkan kita bagaimana cara memahami eksistensi tuhan dalam kehidupan nyata dengan menggunakan metode Al-ma’rifah yang di rangkum dalam penyusunan secara sistematis dan menarik sehingg...
Makna Ketetapan Tuhan dalam Kitab Yunus dan Implikasi dalam Pelayanan Kristiani
SUNDERMANN, 2020
Kitab Yunus adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Lama. Kitab ini memberikan banyak ajaran teologis tentang tindakan Tuhan terhadap manusia dan secara pribadi kepada sosok Yunus. Pesan teologis dan kisah nyata nabi Yunus mengajarkan partisipasi sempurna Tuhan dan memberikan keselamatan bagi bangsa-bangsa lain. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode studi literatur dan dokumen penelitian yang berkaitan dengan penulisan judul. Metode analisis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil yang ditemukan, Allah dalam Kitab Yunus adalah 1) Allah yang mengutus Yunus dengan membawa pesan peringatan, 2) Allah memberi kesempatan kepada Niniwe, dan 3) Allah mengubah hati Yunus untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Implikasi dan kesimpulan yang dapat diambil dari kitab ini, yaitu tekad Tuhan dalam kitab Yunus, menggambarkan Tuhan sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, bahwa Ia memiliki kuasa atas alam, bahkan dalam kehidupan manusia. Kisah nabi Yunus memberi pelajaran bagi kita orang percaya untuk taat dan setia serta mengikuti panggilan Tuhan.
Argumen Logis Tentang Eksistensi Tuhan dalam Wacana Filsafat Ketuhanan
Sanjiwani: Jurnal Filsafat, 2021
Membicarakan tentang Tuhan memang tidak akan menemui akhir, karena sesungguhnya bagaimanapun juga manusia mempunyai kecenderungan untuk mengakui adanya yang transenden. Kecenderungan ini, tidak lepas dari berbagai kelemahan yang melekat pada diri manusia. Pertanyaan menarik dari filsafat ketuhanan adalah apakah Tuhan memang ada atau hanya sekadar ilusi atau proyeksi manusia. Artikel ini berupaya untuk menelusuri serta mencatat bukti-bukti terkait dengan adanya Tuhan. Hasil dari tulisan ini adalah (1) argumen ontologis yang menunjukkan Tuhan ada berdasarkan definisi tentang Tuhan, (2) argumen kosmologis yang menjelaskan bahwa penciptaan alam semesta ini serta gerak alam yang sangat teratur, (3) argumen desain, didasarkan pada Tuhan adalah pendesain yang cerdas, (4) argumen moral dijelaskan bahwa Tuhan merupakan hasil pemikiran yaitu tidak masuk akal adanya perintah moral, kalau tidak Tuhan yang mengatur perintah moral tersebut, (5) argumen teleologis yang didasarkan pada tujuan kebai...
Argumen Adanya Tuhan: Wacana Historis dan Estetis
Jurnal Pemikiran Islam
Historically, humans are creatures who need God. Due to the limitations of human reason to reach the existence of God, humans perceive God in various images and different forms. Humans have built the argument for the existence of God with a historical and aesthetic approach. History proves human recognition of the existence of God as the Absolute, who creates and maintains nature and its contents. To get closer to God, humans build places of worship of God and even create God who is worshiped in the form of works of art.