PERILAKU LATAH COPROLALIA PADA LAKI-LAKI BERPERILAKU LATAHDI KABUPATEN JOMBANG JAWA TIMUR (Ancangan Psikolonguistik Terhadap Perilaku Berbahasa yang Menyimpang) (original) (raw)

PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM MEMBENTUK KESADARANANTI-PERUNDUNGAN PADA ANAK JALANAN

Indah Kumala Sari Roroa,, 2023

Anak jalanan memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi terkait tindakan perundungan. Oleh karenanya terdapat komunitas-komunitas sosial peduli anak jalanan, salah satunya yakni Save Street Child (SSC). Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan objek penelitian yakni kelompok belajar komunitas SSC Surabaya. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa (a) pola komunikasi yang terjalin selama proses pembelajaran adalah pola komunikasi kelompok, (b) Penyampaian materi anti-perundungan diberikan oleh pengajar dalam bentuk permainan pada akhir waktu pembelajaran dan pemberian contoh cerita permasalahan atau metode problem based learning, (c) Komunikasi kelompok memiliki peran dalam meningkatkan pemahaman mengenai literasi anti-perundungan, antara lain : (1) memberikan pelatihan kerja sama tim pada anak jalanan, (2) sebagai tempat berdiskusi dalam menyelesaikan permasalahan, (3) sebagai tempat untuk saling mempersuasi antar anggota agar menjadi pribadi yang lebih baik, (4) merehabilitasi setiap anggotanya untuk meninggalkan kebiasaan lama yang buruk.

PERAN KOMUNITAS KELOMPOK DALAM MEMBENTUK KESADARAN ANTI-PERUNDUNGAN PADA ANAK JALANANA

Artikel Anti Perundungan, 2023

Street children have a higher level of vulnerability related to the harassment. Therefore there are social communities' alertness for street children, one of them is Save Street Child (SSC). This study uses a qualitative methodology with SSC Surabaya as research object. The method used is observing, depth interviews and documantation. The results of the study show that (a) communication patterns that are interwoven during the learning process are group communication patterns, (b) Submission of anti-harassing material is given by the teacher in the form of a game at the end of learning time and giving examples of problem stories or problem based learning methods, (c) Group communication has a role in increasing understanding of anti-harassment literacy, including: (1) providing teamwork training to street children, (2) as a place for discussion in solving problems , (3) as a place to mutually persuade members to become better individuals, (4) rehabilitating each member to leave old bad habits.

PENGARUH PENERAPAN PERMAINAN BENGKEL KATA TERHADAP KECERDASAN LINGUISTIK-VERBAL PADA ANAK KELOMPOK B di TK ISTANA BALITA SURABAYA

Paud Teratai, 2013

Membaca dan menulis sudah menjadi pembelajaran di pendidikan anak usia dini, yaitu mengenal huruf awal, menyusun kalimat secara sederhana, menuliskan nama sendiri, menuliskan kata baru, membacakan cerita secara sederhana. Beberapa aspek tersebut termasuk dalam kecerdasan linguistik-verbal yang dikemukakan oleh Gardner. Dan pada saat ini di sekolah dasar, terdapat persyaratan, bahwa anak sudah dapat membaca, khususnya anak kelompok B. Sehingga membuat orangtua cemas, dan sering kali pendidik mengadopsi pembelajaran di sekolah dasar pada anak didiknya. Dan untuk menjawab permasalahan tersebut, perlu adanya metode pembelajaran yang dapat melatih anak membaca dan menulis, tetapi tidak hanya sekedar membaca dan menulis saja, namun melatih anak, menulis, mendengar, membaca dan mengerti yaitu melalui metode permainan bengkel kata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan bengkel kata terhadap kecerdasan linguistik-verbal pada anak kelompok B di TK Istana Balita Surabaya. Penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian eksperimen dengan jenis pre-eksperimental yang menggunakan desain one-group prettest-posttest design. Subyek penelitian ini yaitu seluruh anak pada kelompok B di TK Istana Balita Surabaya yang berjumlah 22 anak. Teknik pengumpulan datanya, yaitu observasi, dan analisis datanya menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian dalam perhitungan analisis data, menunjukkan hasil T hitung < T tabel , yaitu 0 < 66, maka H o ditolak dan dapat disimpulkan disimpulkan bahwa permainan bengkel kata dapat mempengaruhi kecerdasan linguistik-verbal anak. Sehingga permainan bengkel kata dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan linguistik-verbal anak.

KORESPONDENSI BUNYI BAHASA LAMPUNG DIALEK TULANGBAWANG

Jurnal Madah, 2015

This research discusses the differences of vowel correspondences, vowel, and consonant variations of Tulangbawang dialect of Lampung language in six research areas. The data collecting technique was conducted by applying dialectology method. Moreover, this research used the list of questions that listed in Swadesh's basic vocabularies. The result showed that there are differences in the linguistic elements in Lampung language which include the differences in phonology, morphology, and lexicon. In the phonological differences, it was found that there are one vowel correspondence, eleven vowel variations, and twenty three consonant variations. In general, vowel correspondence lies in the end of words, and the tendency of occurring is found in the research area 1, 3, 4, and 5. All research areas always have similarities but there are various changes for each correspondence in research area number six. In the morphological differences, there are differences in the form of suffixes namely correspondences. Besides, there are some lexical differences found in the six research areas. Abstrak Penelitian ini membahas perbedaan korespondensi vokal, variasi vokal, dan variasi konsonan dalam bahasa Lampung dialek Tulangbawang di 6 titik pengamatan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode dialektologi. Selain itu, penelitian ini menggunakan daftar pertanyaan yang digunakan pada 200 kosakata dasar swadesh. Ditemukan perbedaan unsur-unsur kebahasaan dalam bahasa Lampung yang meliputi perbedaan; fonologi, morfologi, dan leksikon. Perbedaan fonologi ditemukan satu korespondensi vokal, sebelas variasi vokal, dan dua puluh tiga variasi konsonan. Umumnya korespondensi vokal posisi akhir kata, ada kecendrungan pada daerah titik pengamatan 1, 3, 4, dan 5. Kesemua itu selalu memiliki kesamaan walaupun pada enam daerah titik pengamatan memiliki perubahan yang berbeda-beda untuk setiap korespondensi yang ditemukan. Dalam perbedaan morfologi terdapat perbedaan bentuk sufiks yang berupa korespondensi. Selain itu, perbedaan leksikon cukup banyak ditemukan pada enam titik daerah pengamatan. Kata kunci: korespondensi vokal, variasi vokal, dan variasi konsonan naskah masuk : 17 Januari 2015 naskah diterima : 10 Maret 2015