Komunikasi Antarbudaya: Berbagi Budaya Berbagi Makna (original) (raw)

Komunikasi Antarbudaya Dalam Masyarakat Multikultur

Jurnal Kajian Komunikasi, 2013

Tulisan ini bermaksud untuk mengetahui "Bagaimana komunikasi antarbudaya etnis Sunda dalam masyarakat multikultur?". Untuk mengungkap fenomena tersebut penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan model interaksionisme simbolik untuk melihat perilaku dan interaksi manusia yang dapat diperbedakan karena ditampilkan melalui melalui simbol dan maknanya. Untuk mendapatkan data, penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumentasi. Hasil penelitian ini menemukan telah terjadi adaptasi timbal balik antara etnis Sunda sebagai pendatang dengan etnis Rejang sebagai pribumi. Adanya sikap saling menghargai dan menghormati antara etnis pendatang dan pribumi memungkinkan setiap kelompok etnis tersebut untuk menjalankan kebudayaannya masing-masing. Masyarakat dari etnis Sunda dengan Rejang saat berdialog dapat menggunakan bahasa Sunda, bahasa Rejang atau bahasa melayu dialek Bengkulu. Hubungan antara kedua etnis tersebut sejauh ini telah berlangsung tanpa hambatan yang berarti karena masing-masing etnis telah saling menerima apa adanya.

Komunikasi Antarbudaya (Di Era Budaya Siber)

Jurnal Sosioteknologi, 2014

Issues of humanitarian crisis experienced by ethnic Rohingya back public interest. They have to leave the country and identified him as of asylum seekers. The search the asylum finally get them to the evacuation of hotel the rainbow of the city of Medan that is under the supervision of home detention immigration Medan. Research methodology used in this research is the method descriptive qualitative. The results of the study shows that in social intercourse that took place on ethnic Rohingya in the city of Medan, has resulted in the social process associative namely accommodation. Accommodation is the process of adjusting social occurring in a interaction. Communication and culture like two sides of the coin that cannot be separated. Communication individual influenced by the culture she had been learning as a kid. Therefore, ethnic Rohingya have to do adaptation to can keep existence her during years be in Medan. Forms example of an adaptation done by ethnic Rohingya in the city of Medan of language, food, clothing, way serve, and the state of the geographical.

Pengantar Komunikasi Antar Budaya

Buku Pengantar Komunikasi Antar Budaya ini dapat digunakan sebagai pengantar bagi mahasiswa atau pembaca yang tertarik dan menekuni kajian komunikasi antar budaya. Isi buku ini mencakup tujuh bab, yaitu Komunikasi Antar Budaya, Identitas Individu, Identitas Budaya, Persepsi dan Nilai Budaya, Komunikasi Verbal dalam Konteks Komunikasi Antar Budaya, Komunikasi Non-Verbal dalam Konteks Komunikasi Antar Budaya, & Multikultural dan Media Massa. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan sub-bab evaluasi bagi pembaca berupa bahan diskusi kelompok dan beberapa pertanyaan terkait dengan materi pada setiap bab-nya. [Bab 1, Komunikasi Antar Budaya memberikan penjelasan mengenai pengertian komunikasi dan budaya, peranan komunikasi dan budaya dalam menghadapi tantangan di era globalisasi, serta dilengkapi dengan contoh-contoh yang relevan dan menarik untuk memperkaya pengetahuan antar budaya.]

Komunikasi Antarbudaya Dalam Tradisi Agama Jawa

Pustaka Ilmu Yogyakarta, 2017

Komunikasi ada di mana-mana dan kapan saja, baik tatap muka ataupun bermedia, baik dari budaya yang sama maupun berbeda. Komunikasi antarbudaya (intercultural communication) sendiri merujuk pada komunikasi antara individu-individu yang latar belakang budayanya berbeda. Individu-individu ini tidak harus selalu berasal dari Negara yang berbeda, bukan pada rumpun, ras atau suku budaya, melainkan pada realitasnya bahwa setiap individu sudah berbeda budaya. Agama sebagai word view sendiri adalah salah satu unsure budaya tidak pernah kering menjadi kajian. Akan lebih menarik lagi bila persinggungan komunikasi dan agama yang berbeda (komunikasi antarbudaya) dalam sebuah bahtera rumah tangga dibahas secara tuntas yang tidak lain manifestasikan dalam adegium agama ageming aji. Gambaran besar besar itulah yang tertuang dalam buku ini. Buku alih rupa disertasi ini menarik untuk dimiliki dan dibaca sebagai referensi rujukan bagi mahasiswa maupun umum. Kupas tuntas teoritis dan fakta lapangan melalui penulisan yang mengalir tentu menjadi tawaran dari buku sejenisnya. (Mukti Ali, Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa, Pustaka Ilmu, Yogyakarta, 2017)

Komunikasi Antar Etnik di Tengah Keberagaman Budaya di Kota Kendari

Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi antar etnis di tengah keberagaman budaya di Kecamatan Kadia, serta bentuk-bentuk komunikasi antar etnis. Teori pokok yang digunakan adalah komunikasi antar budaya dan konsep komunikasi antar etnis. Pengumpulan datanya menggunakan metode wawancara (interview) dan observasi mendalam pada informan penelitian yang dipilih secara Purposive Sampling berdasarkan tujuan penelitian. Hasil penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pola komunikasi antar etnis pada masyarakat Kecamatan Kadia Kota Kendari yang meliputi; bahasa sebagai simbol, pengalaman lintas budaya, komunikasi antar pribadi, dan pengalaman komunikasi antar etnis dengan bentuk komunikasi yang ditandai dengan berbagai hal yang lazim terjadi dalam komunikasi antar budaya seperti; komunikasi persuasif, adaptasi budaya dalam komunikasi, serta didukung oleh situasi atau lingkungan tempat mereka berinteraksi yang relatif membaur

Komunikasi antar budaya dalam masyarakat multikultural

2008

The purpose of this study was to analyze intercultural communication between Japanese and Indonesian employees at PT. Tokyu Land Indonesia. This research was also to analyze barriers which occurred in intercultural communication between them, and how to overcome these barriers. The method used in this study was a qualitative research method with a case study approach. Data collection was carried out by using an in-depth interview with 3 Japanese and 3 Indonesian employees, observation, and relevant previous research articles, and researchrelated documents. This research used the intercultural communication model of William B. Gudykunst and Young Yun Kim, intercultural communication concepts from Edward T. Hall, such as proxemics (the concept of distance), chronemics (the concept of time), high context and low context communication, individualism and collectivism, stereotypes. The results of the study showed that intercultural communication between Japanese and Indonesian employees at PT. Tokyu Land Indonesia is relatively good. Obstacles that occurred in intercultural communication are due to problems of differences and understanding of language, habits, respect for time (Japanese monochronic while Indonesia is polychronic), and the existence of stereotypes from each nation. To overcome these obstacles, they have to learn more about Japanese culture for Indonesian employees, and Indonesian culture for Japanese employees, openness to confirm understanding of the message delivered, mutual respect, and forgiveness each other if a misunderstanding occurs.