Budaya Visual Wayang Kulit Batara Kala Gaya Yogyakarta:Kajian Tata Visual dan Estetika Sublim (original) (raw)
Related papers
Kajian Visual Mengenai Tokoh Wayang Kulit Purwa Antareja Gaya Yogyakarta
DIVAGATRA - Jurnal Penelitian Mahasiswa Desain, 2021
Antareja merupakan salah satu tokoh dalam dunia perwayangan di Indonesia. Dikisahkan Antareja adalah keturunan dari Sang Hyang Anantaboga (dewa ular dalam kepercayaan Jawa) dan anak dari pernikahan Raden Bima (tokoh Pandawa) dengan Dewi Nagagini. Walaupun berlatar belakang kisah Mahabharata, akan tetapi Antareja merupakan tokoh orisinal Jawa dan tidak ada dalam kisah Mahabharata versi Hindu. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif untuk mengetahui bagaimana tokoh Antareja diciptakan dan penggambaran tokoh Antareja berdasarkan visual yang ditunjukkan. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa tokoh Antareja memiliki makna visual disetiap bentuk anatomi wayang, baik itu dari bentuk kepala, bentuk badan, bentuk kaki, warna dan busana.
Kajian Visual Tokoh Wayang Golek Lupit Dan Slenteng Dalam Konteks Budaya Tegal
Eduarts: Jurnal Pendidikan Seni, 2020
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk visual, simbol, dan karakteristik cultural pada tokoh wayang golek Lupit dan Slenteng. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan secara kasuistik di Sanggar Satria Laras Desa Bengle Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Penelitian difokuskan pada kajian visual terhadap karya wayang golek Lupit dan Slenteng serta didukung dokumen - dokumen visual dan audio visual pementasan wayang. Pengamatan langsung terhadap aktivitas dalang dan masyarakat sekitar yang merepresentasikan budaya Tegal juga dilakukan untuk memperoleh gambaran persoalan secara menyeluruh. Prosedur analisis yang digunakan ialah model alir yang meliputi reduksi, sajian, dan verifikasi, sedangkan model kajian yang digunakan meliputi kajian bentuk dan simbol dalam perspektif kebudayaan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan empiric sebagai berikut. Pertama, bentuk visual wayang golek Lupit mengacu pada bentuk Bagong dan Slenteng mengacu pada...
Analisis Wayang Kekayon Khalifah Yogyakarta
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis nilai estetis dan fungsi Wayang Kekayon Khalifah Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai, data-data dikumpulkan dengan cara dicatat, direkam ataupun difoto. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengambilan data dilakukan melalui proses observasi, wawancara terstruktur, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Validasi/keabsahan data diperoleh melalui ketekunan pengamatan, triangulasi, menggunakan bahan referensi, dan perpanjangan pengamatan. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi untuk menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Wayang Kekayon Khalifah memiliki dua bagian yang dapat dianalisis yaitu ornamen tepi Wayang Kekayon Khalifah dan...
Estetika Bentuk Busana Pada Lukisan Wayang Kamasan
2021
Di balik keberagaman bentuk busana dalam lukisan Wayang Kamasan, terdapat pakem dan kreativitas bagi pelukis gaya Kamasan, mengingat bahwa kesenian ini merupakan kesenian klasik dan komunal di Bali. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan estetika bentuk dari Thomas Munro yang menyatakan bahwa satu benda seni memiliki pengorganisasian unsur dan detail yang ditujukan untuk menyampaikan imajinasi dan pesan dari sebuah objek, adegan, situasi dalam benda seni tersebut. Hasil studi menunjukkan bahwa motif busana figur dalam seni lukis Wayang Kamasan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: (1) Bagian kepala (utama), terdiri atas motif yang menggambarkan identitas utama dari figur yang ingin disampaikan, contohnya: motif buana lukar pada figur Bima. (2) Bagian badan (madya), terdiri dari motif pendukung identitas figur, contohnya: motif gelang kana pada figur Tualen. (3) Bagian kaki (nista), terdiri atas motif kain yang mendukung identitas figur, seperti motif poleng pada...
Komodifikasi Budaya Dalam Seni Pertunjukan Wayang Kulit
2020
Wayang kulit merupakan pertunjukan tradisional yang memiliki makna spiritual. Pengaruh perkembangan zaman dan budaya modern telah berdampak pada kesenian ini. Pertunjukan dikemas supaya memiliki nilai jual tinggi sehingga pertunjukan terkomoditaskan dan memberikan keuntungan pada pemilik. Hal ini menjadikan fungsi pertunjukan mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk komoditas budaya dan menjelaskan proses komodifikasi budaya dalam pertunjukan wayang kulit. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Analisis data menggunakan perspektif fenomenologi. Komodifikasi budaya dalam pertunjukan wayang kulit dikaji dengan Teori Industri Budaya pemikiran Theodore Adorno. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komodifikasi budaya dalam pertunjukan dilakukan dengan cara mengadopsi wayang kulit baku da...
Eksistensi Kesenian Wayang Kulit Di Jorong Suka Bakti Solok Selatan
Jurnal Sendratasik
The purpose of this study was to describe the existence of Wayang Kulit art in Jorong Suka Bakti, South Solok Regency seen from the function and use of Wayang Kulit art in Javanese society in Jorong Suka Bakti. This type of research is qualitative research with a descriptive analysis method. The main instrument in this research is the researcher himself and is assisted by supporting instruments such as stationery and camera. Data collection techniques were carried out by literature study, observation, interviews, and documentation. The steps to analyze the data are collecting data, describing the data, and making conclusions. Puppet art in Jorong Suka Bakti is a traditional Javanese art that developed outside the area of origin of the Javanese people. The results and discussion in this article contain the use of Wayang Kulit art in the Javanese people of Jorong Suka Bakti in; village cleansing rituals; circumcision events; and wedding ceremonies. Wayang Kulit also functions as a veh...
Wayang Kulit Melayu Tradisional Kelantan (Wkmtk): Kajian Archetypal Reka Bentuk Gambalan
2014
Dimensi yang berbeza wujud antara penonton dan pemuzik serta dalang. Hal ini berkaitan dengan unsur-unsur spiritual yang timbul antara pemuzik, dalang dan watak yang dimainkan dalam persembahan. Terdapat perkaitan antara unsur spiritual ini dengan teori psikoanalisis yang mewujudkan ikatan antara penonton dengan pemuzik dan dalang. Watak dalam persembahan Wayang Kulit Kelantan merupakan medium ikatan dua dimensi ini. Hubungan dinamik dapat dilihat apabila penonton akan lebih teruja untuk melihat persembahan apabila watak raja iaitu Seri Rama (protagonis) keluar di belakang kelir berbanding watak antagonis. Hal ini adalah kerana setiap watak mempunyai identiti dan keperibadiannya tersendiri. Ikatan dinamik ini akan lebih kukuh melalui pembawakan dalang yang berjaya memanipulasi watak dengan menarik yang diselangi oleh ucapan ringkas, jelas dan kreatif. Selain itu, komunikasi berlaku antara penonton dan dalang melalui penggunaan warna, bunyi dan pergerakan dalam Wayang Kulit Kelantan....
Perancangan Komunikasi Visual Promosi Kesenian Wayang Kulit Palembang
Besaung : Jurnal Seni Desain dan Budaya
Wayang didaftarkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2002, salah satunya yakni Wayang Kulit Palembang yang pada saat itu terancam akan hilang. Hingga saat ini Kesenian Wayang Kulit Palembang masih diperjuangkan keberadaanya agar tidak hilang terbawa oleh zaman, karena banyak generasi muda yang tidak mengetahui bahwa terdapat kesenian pewayangan di Kota Palembang. Dalam prespektif desain komunikasi visual terdapat faktor yang mempengaruhi yakni belum adanya media promosi yang di khususkan untuk menjangkau target sasaran remaja, dalam hal ini media berbentuk Motion Graphics maupun media yang mengikuti trend terkini. Adapun tujuan untuk memberikan informasi terkait Wayang Kulit Palembang kepada generasi muda di Kota Palembang. Metode perancangan yang digunakan yakni Design Thinking yang terdiri dari 5 tahapan yakni: Empathize (Pengumpulan Data), Define (Analisis Data), Ideate (Konsep), Prototype (Perancangan), serta Test (Uji Coba kepada masyarakat). Perancangan Komunikasi Vi...
Pertunjukan Wayang Kulit dan Ritual Keagamaan (Studi Tentang Eksistensi Wayang Kulit di Bali Utara)
JñÄnasiddhânta : Jurnal Teologi Hindu, 2021
Balinese shadow puppet shows always go hand in hand with religious ritual activities. In religious ritual activities in North Bali, it always involves wayang performances as an important part of completing ceremonies in Niskala and Sekala. In Niskala, Tirta Pewayangan is believed to be Pangruwatan, while Sekala, Krama or people who watch puppets are entertained and Kelangen (fascinated). However, since the golden age of wayang in the 80s until the early 2000s, wayang as a show made Kelangen less and less. Although in the order of religious rituals in North Bali, all Yadnya ceremonies use wayang kulit, but often puppets are present without the audience, or only watched by parents. This study wants to see the existence of Wayang Kulit performances in religious rituals in North Bali. To explain the existence of shadow puppet shows in religious rituals in North Bali, a phenomenological approach is used which encourages researchers to empty themselves from previous knowledge. Data were collected by participatory observation and in-depth interviews to obtain accurate data. The results show that the existence of religious ritual puppet shows in North Bali is presented in a simple way with a conventional North Balinese style show pattern. Wayang Kulit performances in North Bali are related to religious rituals, such as ceremonies for death, marriage, birth (otonan, three months) and the ceremony of the god yadnya. This is supported by the belief inherited by the senior officials in each family who have a ceremony.