Sampling audit untuk pengujian substantif (original) (raw)
Related papers
Sampling Audit Dalam Uji Substantif
Auditor melakukan pemilihan sampel dengan maksud untuk memperoleh sampel yang representative. Sampel yang representative adalah sampel yang mempunyai karakteristik populasi. Sebagai contoh auditor menemukan 2% kesalahan atas faktur penjualan , seandainya ia melakukan inspeksi atas seluruh faktur penjualan. Misalkan, auditor ada 100 buah jumlah faktur penjualan sebagai sampel dari suatu populasi. Sampel tersebut dapat dikatakan sebagai sampel yang representative apabila auditor menemukan dua buah faktur yang mengandung kesalahan.
Sampling Audit dalam Pengujian Substanti
Sampling audit adalah penerapan prosedur pengauditan atas unsur2 dlm suatu populasi kurang dari 100%, seperti saldo rekening atau kelompok transaksi, dengan tujuan u/ mengevaluasi sejumlah karakteristik populasi.
AUDIT SIKLUS PENDAPATAN - PENGUJIAN SUBSTANTIF
Piutang meliputu jumlah yang harus dibayar pelangga, karyawan, dan afiliasi atas akun terbuka seperti wesel, serta pinjaman dan bunga akrual atas saldo semacam itu. Pertimbangan yang akan berikan dalam hal ini adalah piutang kotor dari para pelanggan atas transaksi penjualan kredit dan yang berhubungan dengan akun kontra, yaitu penyisihan untuk piutang tak tertagih. Merupakan hal yang penting untuk mengingat kembali bahwa dengan mengaudit piutang usaha auditor dapat mengaudit penjualan berkaitan. Penjualan yang paling mungkin menghadirkan potensi salah saji adalah penjualan yang tidak dapat ditagih. Untuk merancang pengujian substantif atas akun – akun ini, auditor pertama – tama harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima oleh setiap asersi signifikan yang berkaitan.
AUDIT SIKLSU PENGELUARAN - PENGUJIAN SUBSTANTIF
Utang usaha termasuk sebagai unsur utang lancer. Utang lancer meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan) dengan cara mengurangi aktiva yang dikelompokkan dalam aktiva lancar atau dengan cara menimbulkan utang lancar yang lain.
AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN Pengujian Subtantif Terhadap Saldo Utang Usaha
Utang usaha termasuk sebagai unsur utang lancar. Utang lancar meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan) dengan cara mengurangi aktiva yang dikelompokkan dalam aktiva lancaratau dengan cara menimbulkan utang lancar yang lain. Utang lancar digolongkan menjadi 6 kelompok berikut ini: a. Utang usaha yang timbul dari transaksi pembelian bahan baku dan bahan penolong, suku cadang, dan bahan habis pakai pabrik (factory supplies) Utang usaha dapat digolongkan menjadi 2 golongan : (1) utang yang tidak disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban (disebut dengan utang usaha atau account payable) dan (2) utang yang disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban (disebut dengan utang wesel atau notes payable).
mendefinisikan sampling audit sebagai : " penerapan prosedur audit terhadap unsure-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. " Sampling audit dapat diterapkan baik untuk melakukan pengujian pengendalian maupun pengujian substantive. Sampling audit banyak diterapkan auditor dalam prosedur pengujian yang berupa vouching, tracing, dan konfirmasi. Sampling audit, jika diterapkan dengan semestinya akan dapat menghasilkan bukti audit yang cukup, sesuai dengan yang diinginkan standar pekerjaan lapangan yang ketiga. Semakin banyak sampel yang diambil, semakin banyak waktu dan biaya yang diperlukan. Auditor juga mengakui adanya konsekuensi negative dari kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang didasarkan atas kesimpulan hasil audit terhadap data sampel semata. Hal ini akan memperbesar kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang didasarkan atas kesimpulan hasil audit terhadap data sampel tersebut. Ketidakpastian meliputi: a. Ketidakpastian yang disebabkan langsung oleh penggunaan sampling (resiko sampling), b. Ketidakpastian yang disebabkan faktor selain sampling (resiko non sampling). Sampel representative (Representative sample) adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki populasi. Ini berarti, item-item yang dijadikan sampel serupa dengan item-item yang tidak dijadikan sampe. Dalam praktiknya, auditor tidak pernah mengetahui apakah suatu sampe bersifat representative bahkan setelah semua pengujianselesai dilakukan. (satu-satunya cara untuk mengetahui apakah suatu sampel bersifat representative adalah dengan melakukan audit lebih lanjut atas populasi secara keseluruhan). Akan tetapi, auditor dapat meningkatkan kemungkinan sampel dianggap representative dengan menggunakannya secara cermat ketika merancang proses sampling, Pemilihan sampel, dan evaluasi hasil sampel. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling. Resiko dari kedua jenis kesalahan
risiko deteksi dan rancangan uji substantif
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak akan menemukan salah satu material yang ada dalam sebuah asersi. Rencana risiko deteksi adalah dasar untuk menetapkan rencana tingkat pengujian substantif yang ditentukan oleh auditor sebagai komponen keempat atau terakhir dalam penetapan strategi audit awal untuk suatu pernyataan/asersi. Rencana risiko deteksi ditentukan berdasarkan hubungan yang dinyatakan dengan model sebagai berikut: (Mulyadi, 1998:225) RD = RA / RB x RP Keterangan : RA = Risiko Audit RB = Risiko Bawaan RP = Risiko Pengendalian RD = Risiko Deteksi Rumus perhitungan risiko deteksi dapat diuraikan sebagai berikut: Untuk tingkat risiko audit tertentu (RA) yang diteteapkan oleh auditor, risiko deteksi berbanding terbalik dengan taksiran bawaan (RB) dan risiko pengendalian (RP). Hubungan antara strategi, risiko deteksi yang direncanakan, audit pendahuluan, dan tingkat pengujian substantif: (Boynton, 2003:502) Strategi Audit