KRITIKAN IBN AL-JAWZI TERHADAP TASAWWUF, SATU KAJIAN LITERATUR (original) (raw)
Related papers
REAKTUALISASI PEMIKIRAN IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM PENGEMBANGAN TASAWUF
Sufism is considered as the cause of the destruction and bankruptcy of civilization. The presumption is based on the allegation that Sufism teaches thoughts of pantheism (doctrine that equates God with the forces and laws of the universe), cult (worship) on the human individual (including the trustee), drunkenness and insanity (ekstatisme/syaṭāḥāt), the story of suprarasional abilities, experiences that do not make sense and heresy, as well as other misguided thinking. In the thought of Sufism, Ibn Qayyim called ijtihad implementation of Sufism by referring back to the al-Quran and al-Hadith, prioritize science than Sunnah worship, perform ijtihad that Sufism is not blind following to the masyāyikh, do contextualization of Sufism appropriate time and place (Zaman wa eat) so understood Muslims all the time, do not isolate themselves from social life and make a series of Salik on the way to God (sair ilallah) not required sequence (tartib Gair mustaḥiqq), but optional (mustaḥsan). Ibn Qayyim see Islam builds the concept of life departed from the faith, Islam and charity. Ibn Qayyim thinking about the meaning of the ascetic, more encouraging as the efforts for the improvement of human life, instill a positive attitude to the world and dare to face the reality of life and the challenges of advancement of age. In solitude, Ibn Qayyim requires a deep appreciation of esoteric religious but did not retreat from social life, but still actively involved in the community. The principles of balance (tawazun) are the laws for the entire universe. Therefore, Ibn Qayyim considers that violate the principle of balance is a cosmic sin, for breaking the law of Allah which controls the universe. Through remembrance, Ibn Qayyim explained that dhikr in complete sentences and meaningful then one more assured in terms of their faith because of a similar phrase that is active, confirmed the meaning and certain
RELEVANSI AJARAN TASAWUF PADA MASA MODERN REVIEW JURNAL
Para ulama tasawuf memberikan formulasi bahwa kehidupan Rasul bisa dilihat dari pandangan tasawuf. Hal itu merupakan pengejawantahan dari pengamalan tasawuf sebagaimana yang telah diformulasikan oleh para sufi, dan harus ditekankan bahwa Rasul tidak pernah menyatakan bahwa apa yang diamalkan itu merupakan pengamalan tasawuf, sebab istilah tasawuf saja lahir jauh setelah Rasul wafat. Namun, orang belakanganlah yang memformulasikan keilmuan dan istilah tasawuf. Bila ditelaah kehidupan Rasulullah SAW., Nabi Muhammad SAW. adalah sosok manusia yang patut dicontoh,2 karena ia dinyatakan sebagai manusia yang berakhlak mulia.3 Seluruh perilakunya selalu menjadi pelajaran bagi umatnya dulu, kini dan yang akan datang, baik dalam bidang agama, politik, ekonomi maupun sosial budaya.
ISTILAH ISTILAH TASAWWUF MENURUT SHAYKH ABDUL QADIR AL FATANI (TRANSLITERASI DAN ANOTASI)
Kitab jawi merupakan bukti ketamadunan Masyarakat Melayu. Ia telah merekodkan perkembangan sosiobudaya, intelektual dan pemikiran mereka sejak dahulu lagi. Namun generasi baru kini mulai melupakan kitab jawi kerana lemahnya penguasaan jawi. Malah ada pihak bersikap prejudis terhadap kandungannya dengan mendakwa ia tidak mempunyai sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini kerana mereka meninggalkan tradisi keilmuan yang diwariskan. Kajian kualitatif ini adalah tentang Lujjayn al-Dani, sebuah karya terjemahan Shaykh al-Fa.ani berkenaan biografi Shaykh `Abd al-Qadir al-Jaylani yang semakin dilupakan oleh masyarakat. Tujuan kajian ini dijalankan adalah untuk menperkenalkan dan mengangkat kembali nama Shaykh al-Fa.ani serta kitab ini melalui pentransliterasian dan penganotasian. Selain bertujuan untuk menganalisis penggunaan istilah-istilah ta.awwuf tentang pangkat-pangkat kewalian yang dinukilkan sebagai catatan pinggir oleh beliau. Bagi tujuan ini pengkaji menggunakan metod dokumentasi, pensejarahan dan analisis kandungan dalam pengumpulan maklumat. Setelah itu bagi menganalisis data, metod induktif, deduktif serta komparatif telah digunakan. Metod transliterasi daripada Tulisan Arab dan Jawi kepada Tulisan Rumi dilakukan pada teks selain metod anotasi dilakukan pada perkataan tertentu, nama tempat serta tokoh. Didapati beliau merupakan seorang tokoh yang berkaliber pada zamannya. Beliau sangat berjasa kepada perkembangan tamadun Masyarakat Melayu. Penterjemahan kitab ini dan catatan pinggir yang dilakukan oleh beliau menunjukkan tahap ketinggian penguasaan ilmu masyarakat pada zaman tersebut. Mereka mempunyai daya pemikiran yang tersendiri yang terhasil daripada penelitian terhadap sumber-sumber yang muktabar. Kajian ini sangat berguna untuk mengenalpasti potensi keilmuan Masyarakat Melayu khususnya dalam bidang ta.awwuf disamping dapat memperkenalkan kembali tokoh silam serta kehidupan mereka serta legasi keilmuan yang ditinggalkan untuk generasi sekarang dan akan datang. .
AJARAN TASAWUF DALAM NASKAH SIRR AL-LATHIF
The manuscript of Sirr al-Lathīf was Sufi sm text at early XX century, that proven the existence and dynamic of Sufi sm thought at Kalimantan, and Nusantara in general. The analysetrhe content of the text, this use Gadamer's semiphilological hermeneutics analysis. The result of the researchs are: fi rstly, the way verses of the Fatiha are believed in the text to be located in the body organs in human being, has been part of human being, explains that the text is not an interpretation but mystical the Fatiha. Secondly, the elaboration of the prayer (sembahyang) in the Sirral-Lathīf isunique and couldnpt be found in fi qh schools. He tried to relate the sembahyang as an union of God and slave. And thirdly, elaboration of insānkāmil (the perfect man) as representation of the perfect man, not different from concepts of mainstreamsufi .The script tend to use symbolization toovercomethe limitations ofverbalwordstoreveala veryintimaterelationship.